Anda di halaman 1dari 38

Vektor dan Skalar

Kelompok 2
Anggota Kelompok 2

01 Afifah Nur Wulandari 04 Lia Maymona


2110306018 2120306048

02 Diana Widiastuti 05 Kurnia Arfanita Sari


2110306025 2120306062

03 Tulus Indah Lestari 06 Laras Meisya Puspitasari


2110306031 2120306064

07 Setya Restu Adhi Harto


2120306065
Cakupan Materi
1. Pengertian Vektor
2. Penjumlahan Vektor
3. Hasil Kali Skalar
4. Hasil Kali Silang
5. Proyeksi Skalar
6. Proyeksi Orthogonal
7. Sudut antara Dua Vektor
01
Pengertian Vektor
Pengertian Vektor
Suatu besaran yang tidak memiliki arah
disebut skalar. jika sebuah besaran
memiliki arah, maka besaran tersebut
disebut vektor.

Suatu vektor dapat diberi simbol dengan


salah satu anggotanya sebagai wakil dari
himpunan ruas garis, kemudian anak
panah yang menyertainya menyatakan
arah, misalnya 𝐴𝐵

Sebuah vektor dengan titik pangkal dan titik ujung sebarang disebut
Vektor Bebas.

Sedangkan vektor yang titik pangkalnya tertentu dari vektor-vektor


lainnya harus bertitik pangkal tertentu itu maka vektor seperti ini disebut
vektor posisi (vektor letak).
02
Penjumlahan Vektor
Penjumlahan Vektor
Misalkan 𝑢 = 𝑥1 , 𝑦1 , 𝑧1 dan 𝑣 = 𝑥2 , 𝑦2 , 𝑧2 adalah dua vektor
pada ruang. Maka hasil penjumlahan dari 𝑢 dan 𝑣
didefinisikan 𝑢 + 𝑣 = 𝑥1 + 𝑥2 , 𝑦1 + 𝑦2 , 𝑧1 + 𝑧2 sedangkan hasil kali
vektor 𝑢 dengan skalar k didefinisikan 𝑢 = 𝑘𝑥1 , 𝑘𝑦1 , 𝑘𝑧1 .

Untuk menentukan jumlah dari vektor 𝑢 dan 𝑣 dapat


dilakukan dengan aturan segitiga yaitu 𝑢 + 𝑣 adalah suatu
vektor yang menghubungkan pangkal 𝑢 ke ujung 𝑣 tanpa
mengubah besaran dan arahnya.
Contoh 1
Jika 𝑢 = 2, −3,5 dan 𝑣 = 4,3, −2 , Maka tentukan 2𝑢 + 𝑣 dan 3𝑢 − 2𝑣

Penyelesaian:

• 2𝑢 + 𝑣 = 2 2, −3,5 + 4,3, −2

= 4, −6,10 + 4,3, −2

= 8, −3,8

• 3𝑢 − 2𝑣 = 3 2, −3,5 − 2 4,3, −2

= 6, −9,15 − 8,6, −4

= −2, −15,19
03
Hasil Kali Skalar (Dot Product )
Hasil Kali Skalar
Dot Product adalah suatu skalar yang besarnya sama dengan hasil
kali panjang vektor-vektor itu dengan cosinus sudut yang
diapitnya. Jika dua buah vektor dengan posisi titik pangkalnya
berimpit, dan sudut apitnya antara u dan v adalah 𝜃, maka hasil
kali scalar dari u dan v dapat didefinisikan sebagai berikut:
𝒖 ∙ 𝒗 = 𝒖 𝒗 𝒄𝒐𝒔 𝜽

Apabila tidak diketahui sudut antara kedua vektor, maka bisa


bergantung pada komponen dari vektor, yaitu:

𝒖. 𝒗 = 𝒖𝟏, 𝒖𝟐 , 𝒖𝟑 . 𝒗𝟏 , 𝒗𝟐 , 𝒗𝟑

= 𝒖𝟏 𝒗𝟏 + 𝒖𝟐 𝒗𝟐 + 𝒖𝟑 𝒗𝟑
Hasil Kali Skalar (Lanjutan)
Sifat-sifat pada dot product, apabila terdapat dua vektor 𝒂 dan 𝒃,
serta 𝑘 skalar, maka berlaku:

1. 𝒂. 𝒃 = 𝒃. 𝒂
2. 𝒂. 𝒃 + 𝒄 = 𝒂. 𝒃 + 𝒂. 𝒄
3. 𝑘 𝒂. 𝒃 = 𝑘𝒂 . 𝒃 = 𝒂. 𝑘𝒃 = 𝒂. 𝒃 𝑘
4. Jika 𝒂 = 𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 = 𝑎1 𝒊 + 𝑎2 𝒋 + 𝑎3 𝒌 dan 𝒃 = 𝑏1 , 𝑏2 , 𝑏3 = 𝑏1 𝒊 + 𝑏2 𝒋 + 𝑏3 𝒌
Maka 𝒂. 𝒃 = 𝑎1 𝑏1 + 𝑎2 𝑏2 + 𝑎3 𝑏3
𝒂. 𝒂 = 𝑎1 2 + 𝑎2 2 + 𝑎3 2 = 𝑎 2
Contoh 2
Diketahui dua vektor 𝒂 dan 𝒃
Penyelesaian:
seperti pada gambar, maka 𝒂. 𝒃
adalah…
𝑎 ∙ 𝑏 = 𝑎 𝑏 cos 𝜃
= 6 5 cos 45°
1
= 30 ∙ 2
2
= 15 2 𝑐𝑚

Jadi, hasil skalar 𝒂. 𝒃 adalah


15 2 𝑐𝑚.
04
Hasil Kali Silang (Cross Product )
Hasil Kali Silang
Diketahui 𝑎 = 𝑎1 𝑖 + 𝑎2 𝑗 + 𝑎3 𝑘 dan 𝑏 = 𝑏1 𝑖 + 𝑏2 𝑗 + 𝑏3 𝑘 serta 𝜃 adalah sudut
yang dibentuk oleh 𝑎 dan 𝑏 dengan 0 < 𝜃 < 𝜋. Hasil kali silang dari 𝑎
dan 𝑏 ditulis 𝑎 × 𝑏 dibaca "𝑎 silang 𝑏" didefinisikan sebagai berikut:

𝒂 × 𝒃 = 𝒂 𝒃 𝒔𝒊𝒏𝜽𝒖
Hasil Kali Silang (Lanjutan)
Dengan 𝑢 adalah vektor satuan yang tegak lurus dengan 𝑎 dan 𝑏 dan
mengikuti aturan pada sistem tangan kanan.
Memperhatikan definisi tersebut, karena 𝑢 adalah vektor satuan, maka:
𝑎 × 𝑏 = 𝑎 𝑏 sin 𝜃
Karena arah 𝑢 ditentukan dengan aturan pada sistem aturan tangan kanan,
maka dapat disimpulkan bahwa:
𝑏 × 𝑎 = 𝑏 𝑎 sin 𝜃. −𝑢

= − 𝑎 𝑏 sin 𝜃. 𝑢

=− 𝑎 ×𝑏
Sehingga diperoleh hubungan bahwa:
𝑏 × 𝑎 = − 𝑎 × 𝑏 (sifat anti komutatif)
Hasil Kali Silang (Lanjutan)
Dari definisi diatas jika 𝑎 dan 𝑏 sejajar, yaitu 𝜃 = 0, maka:
𝑎 × 𝑏 = 𝑎 𝑏 sin 𝜃. 𝑢
𝑎×𝑏=0
Dapat disimpulkan bahwa dua vektor yang tidak nol adalah sejajar jika dan
hanya jika hasil silangannya sama dengan nol.
Hasil kali silang vektor – vektor bersifat distributif terhadap penjumlahan
vektor, yaitu:
𝑎× 𝑏 ×𝑐 = 𝑎×𝑏 + 𝑎×𝑐

(𝑎 × 𝑏) × 𝑐 = 𝑎 × 𝑐 + (𝑏 × 𝑐)
Hasil Kali Silang (Lanjutan)
Selanjutnya akan diperoleh hasil kali silang untuk vektor – vektor satuan
𝑖, 𝑗, 𝑑𝑎𝑛 𝑘, dengan menerapkan definisi hasil kali silang di atas sebagai berikut.

𝜋
𝑖 × 𝑗 = 𝑖 𝑗 sin . 𝑘
2
𝑖×𝑗 =𝑘

Dengan cara yang sama diperoleh,


𝑗×𝑘 =𝑖 𝑗 × 𝑖 = −𝑘 𝑖×𝑖 =0

𝑘×𝑖 =𝑗 𝑘 × 𝑗 = −𝑖 𝑗×𝑗 =0

𝑖 × 𝑘 = −𝑗 𝑘×𝑘 =0
Hasil Kali Silang (Lanjutan)
Sekarang akan dicari hasil kali silang dari
𝑎 = 𝑎1 𝑖 + 𝑎2 𝑗 + 𝑎3 𝑘 dan 𝑏 = 𝑏1 𝑖 + 𝑏2 𝑗 + 𝑏3 𝑘
𝑎 × 𝑏 = 𝑎1 𝑖 + 𝑎2 𝑗 + 𝑎3 𝑘 × 𝑏1 𝑖 + 𝑏2 𝑗 + 𝑏3 𝑘

= 𝑎1 𝑖 + 𝑎2 𝑗 + 𝑎3 𝑘 × 𝑏1 𝑖 + 𝑎1 𝑖 + 𝑎2 𝑗 + 𝑎3 𝑘 × 𝑏2 𝑗 + 𝑎1 𝑖 + 𝑎2 𝑗 + 𝑎3 𝑘 × 𝑏3 𝑘
= 0 − 𝑎2 𝑏1 𝑘 + 𝑎3 𝑏1 𝑗 + 𝑎1 𝑏2 𝑘 + 0 − 𝑎3 𝑏2 𝑖 − 𝑎1 𝑏3 𝑗 + 𝑎2 𝑏3 𝑖 + 0

= 𝑖 𝑎2 𝑏3 − 𝑎3 𝑏2 − 𝑗 𝑎1 𝑏3 − 𝑎3 𝑏1 + 𝑘 𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 𝑏1

𝑎2 𝑎3 𝑎1 𝑎3 𝑎1 𝑎2
𝑎×𝑏=𝑖 𝑏 𝑏3 − 𝑗 𝑏1 𝑏3 + 𝑘 𝑏1 𝑏2
2

𝑖 𝑗 𝑘
𝑎 × 𝑏 = 𝑎1 𝑎2 𝑎3
𝑏1 𝑏2 𝑏3
Hasil Kali Silang (Lanjutan)

Dengan mengingat kembali cara menghitung determinan dengan


menggunakan kofaktor – kofaktor baris pertama

Selanjutnya dengan mengingat sifat determinan bahwa apabila dua baris


suatu determinan ditukarkan, maka determinan yang lainnya negatif dari
nilai determinan semula.

𝑖 𝑗 𝑘 𝑖 𝑗 𝑘
𝑎 × 𝑏 = 𝑏1 𝑏2 𝑏3 = − 𝑎1 𝑎2 𝑎3 = − 𝑎 × 𝑏 (bukti sifat anti komutatif)
𝑎1 𝑎2 𝑎3 𝑏1 𝑏2 𝑏3
Contoh 3
Diketahui 𝑎 = 1, −2, −1 , 𝑏 = −2, 4, 1 . Hitunglah 𝑎 × 𝑏; 𝑎 × 𝑏 . 𝑎; 𝑏. 𝑎 × 𝑏
Penyelesaian :

𝑖 𝑗 𝑘
−2 −1 1 −1 1 −2
𝑎 × 𝑏 = 1 −2 −1 = 𝑖 −𝑗 +𝑘
4 1 −2 1 −2 4
−2 4 1

= 2𝑖 + 𝑗 + 0𝑘 = 2𝑖 + 𝑗

𝑎 × 𝑏 . 𝑎 = 2𝑖 + 𝑗 . 𝑖 − 2𝑗 − 𝑘 = 0

𝑏. 𝑎 × 𝑏 = −2𝑖 + 4𝑗 + 𝑘 . 2𝑖 + 𝑗 = 0

Jadi, nilai dari 𝑎 × 𝑏 = 2𝑖 + 𝑗 + 0𝑘 = 2𝑖 + 𝑗 , kemudian nilai dari 𝑎 × 𝑏 . 𝑎 = 0 dan 𝑏. 𝑎 × 𝑏 = 0


05
Proyeksi Skalar
Proyeksi Skalar
Proyeksi skalar disebut juga
dengan proyeksi panjang
vector. Dengan kata lain, objek
proyeksi berupa panjang vektor
atau hasil dari proyeksi skalar
suatu vektor adalah panjang
vektor. Rumus untuk
menghitung panjang proyeksi
skalar vektor ortogonal
dibentuk dengan melihat apa
vektor mana diproyeksikan dan
pada vektor apa.
Proyeksi Skalar (Lanjutan)

Apabila proyeksi skalar ՜


𝑎 • Proyeksi skalar vektor ՜ pada
𝑎
pada ՜ kita notasikan dengan ՜ ,
𝑏 𝑝 vektor ՜
𝑏
maka
՜ ՜ cos α ՜.՜
𝑎 𝑏
𝑝 = 𝑎 ՜ =
𝑝
՜
՜.՜ 𝑏


𝑎 𝑏
՜ ՜
𝑝 = 𝑎
՜ ՜ Proyeksi skalar vektor ՜ pada
𝑏
𝑎 𝑏
vektor ՜
՜.՜ 𝑎
𝑎 𝑏
՜ =
𝑝
՜ ՜.՜
𝑏 𝑎 𝑏
՜ =
𝑝
՜
𝑎
Karena proyeksi skalar merupakan panjang vektor proyeksi maka nilainya
selalu positif.
Contoh 4
Diketahui ՜ = [3, 2, 4] dan ՜ = [0, 3, −4].
𝑎 𝑏
Tentukan Proyeksi skalar vektor ՜ pada vektor ՜ dan Proyeksi skalar
𝑎 𝑏
vektor ՜ pada vektor ՜.
𝑏 𝑎
Penyelesaian :
՜ = [3, 2, 4] Proyeksi skalar vektor 𝑏
pada
𝑎
՜ = 0, 3, −4 vektor
𝑏 𝑎
• Proyeksi skalar vektor ՜ pada
𝑎
vektor ՜ ՜.՜
𝑎 𝑏
𝑏 ՜
՜.՜ 𝑝 =
՜
𝑎 𝑏
՜ =
𝑎
𝑝
՜
𝑏 [3, 2, 4]. 0, 3, −4
՜
[3, 2, 4]. 0, 3, −4 𝑝 =
32 + 2 2 + 42
՜ =
𝑝 02 + 32 + −4 2
10
10 ՜
՜ = 5 →
՜ = 2
𝑝 =
29
𝑝 𝑝
06
Proyeksi Orthogonal
Proyeksi Orthogonal
Proyeksi Orthogonal adalah proyeksi yang bidang proyeksinya mempunyai sudut
tegak lurus terhadap proyektornya. Proyektor merupakan garis-garis yang
memproyeksikan benda terhadap proyeksi.
Proyeksi Orthogonal (Lanjutan)
Dari hal tersebut, terdapat tiga hal yang dapat ditentukan, diantaranya:

1. Skalarnya yaitu besar dan arah 𝑢 terhadap vektor 𝑣

2. Vektor 𝑢 itu sendiri (vektor hasil proyeksi)


3. Panjang vektor 𝑢 (Panjang vektor hasil proyeksinya)
Proyeksi Orthogonal (Lanjutan)
Perhitungan proyeksi orthogonal
Perkalian titik atau hasil kali skalar dua
𝑢
vektor akan kita pakai untuk menguraikan suatu
vektor menjadi jumlah dua vektor yang saling
𝑤2
tegak lurus. Jika 𝑢 dan 𝑣 adalah vektor-vektor
yang tidak nol di ruang 2 atau ruang 3, maka
selalu memungkinkan untuk menuliskan vektor 𝑢
𝜃 menjadi
𝑤1 𝑣 𝑢 = 𝑤1 + 𝑤2

dengan 𝑤1 kelipatan skalar dari 𝑣, dan 𝑤2 tegak lurus


terhadap 𝑣.
Karena 𝑤1 adalah kelipatan skalar dari 𝑣, maka dapat kita tuliskan 𝑤1 = 𝑘𝑣.
Jadi

𝑢 = 𝑤1 + 𝑤2 = 𝑘𝑣 𝑤2 .......................... (*)
Proyeksi Orthogonal (Lanjutan)
Dengan melakukan perkalian titik pada kedua ruas (*) dengan 𝑣, dan menurut
teorema pertama serta teorema kedua, kita dapatkan
𝑢. 𝑣 = 𝑘𝑣 + 𝑤2 . 𝑣 = 𝑘 𝑣. 𝑣 + 𝑤2 . 𝑣
2
=𝑘𝑣 + 𝑤2 . 𝑣
Karena 𝑤2 tegak lurus terhadap 𝑣, kita dapatkan 𝑤2 . 𝑣 = 0, sehingga persamaan di
atas menghasilkan
𝑢. 𝑣
𝑘= 2
𝑣
Karena 𝑤1 = 𝑘𝑣, maka diperoleh:
𝒖.𝒗
𝒘𝟏 = 𝒑𝒓𝒐𝒚𝒗 𝒖 = (proyeksi orthogonal dari 𝑢 pada 𝑣)
𝒗𝟐

Dengan menyelesaika 𝑢 = 𝑤1 + 𝑤2 untuk 𝑤2 , maka


𝑢.𝑣
𝑤2 = 𝑢 − 𝑤1 = 𝑢 − 𝑝𝑟𝑜𝑦𝑣 𝑢 = 𝑢 − 𝑣 (komponen dari 𝑢 yang orthogonal pada 𝑣)
𝑣2
Contoh 5
1. Diketahui 𝑢 = −𝑖 + 3𝑗 + 4𝑘 dan 𝑣 = 2𝑖 − 𝑗 + 5𝑘. Tentukan proyeksi orthogonal
vektor 𝑢 pada 𝑣.

Penyelesaian :
Proyeksi orthogonal vektor 𝑢 pada 𝑣 15
= 2, −1,5
𝑢. 𝑣 30
𝑝𝑟𝑜𝑦𝑣 𝑢 = 2 𝑣
𝑣
1 5
= 1, − ,
−1,3,4 2, −1,5 2 2
= 2 2, −1,5
2 2 + −1 2 + 5 2 Jadi, proyeksi orthogonalnya
1 5
−2 + −3 + 20 adalah 1, − ,
2 2
= 2 2, −1,5
30
07
Sudut Antara Dua Vektor
Sudut Antara Dua Vektor

Besar sudut antara vektor a dan vektor b tersebut dapat dinyatakan


dalam sebuah persamaan yang menyatakan hubungan antara perkalian titik
(dot product) vektor dengan perkalian panjang vektor.
Konsep perkalian titik antara dua buah vektor dapat dilakukan pada
vektor satuan sejenis. Misalkan diketahui komponen vektor satuan pada

vektor ՜ = 𝑎1 𝑖 + 𝑎2 𝑗 + 𝑎3 𝑘 dan vektor ՜ = 𝑏1 𝑖 + 𝑏2 𝑗 + 𝑏3 𝑘 . Kedua vektor tersebut


𝑎 𝑏
memiliki hasil perkalian titik (dot product) sebagai berikut:

՜ . ՜ = 𝑎1 × 𝑏1 + 𝑎2 × 𝑏2 + 𝑎3 × 𝑏3
𝑎 𝑏
Sudut Antara Dua Vektor (Lanjutan)
Kemudian, untuk panjang vektor dapat dinyatakan dalam huruf vektor
dengan tanda mutlak, contohnya yaitu panjang vektor 𝑎 yang

dilambangkan dengan ՜ . Panjang vektor dapat diperoleh dari rumus


𝑎

sebagai berikut:

Misal diketahui vektor ՜ = 𝑎1 𝑖 + 𝑎2 𝑗 + 𝑎3 𝑘, maka panjang vektor 𝑎 adalah


𝑎

՜ = 𝑎12 + 𝑎22 + 𝑎32


𝑎

Selanjutnya, persamaan dari besar sudut antara dua vektor a dan b dapat

՜.՜
dituliskan dalam bentuk sebagai berikut: ՜ . ՜ = ՜ ՜ cos α atau cos α = 𝑎 𝑏
𝑎 𝑏 𝑎 𝑏 ՜ ՜
𝑎 𝑏
Sudut Antara Dua Vektor (Lanjutan)

Dalam ruang, vektor yang dimaksud adalah vektor dengan komponen tiga

𝑥1 𝑥2
dimensi yaitu 𝑥, 𝑦, 𝑑𝑎𝑛 𝑧 . Misal diketahui vektor ՜ = 𝑦1 dan vektor ՜ = 𝑦2 ,
𝑎 𝑧1 𝑏 𝑧2

maka sudut α dinyatakan dalam bentuk:

𝑥1 . 𝑥2 + 𝑦1 . 𝑦2 +𝑧1 . 𝑧2
cos α =
𝑥12 + 𝑦12 + 𝑧12 𝑥22 + 𝑦22 + 𝑧22
Contoh 6
2 −1
1. Diketahui vektor ՜ = −1 dan ՜ = 1 , tentukan nilai dari sudut antara
𝑎 −3 𝑏 −1
kedua vektor tersebut!

Penyelesaian :
➢՜ . ՜ = 2 −1 + −1 1 + −3 −1 = −2 − 1 + 3 = 0
𝑎 𝑏

➢ ՜
𝑎
= 𝑎12 + 𝑎22 + 𝑎32 = 22 + −1 2 + −3 2 = 4 + 1 + 9 = 14

➢ ՜
𝑏
= 𝑏12 + 𝑏22 + 𝑏32 = −1 2 + 1 2 + −1 2 = 1+1+1 = 3

՜.՜ 0
Maka, cos α = 𝑎 𝑏
= =0
՜ ՜ 14 3
𝑎 𝑏

Diperoleh α = arc cos 0 = 90°

Jadi, nilai sudut antara dua vektor tersebut adalah 𝟗𝟎°


Latihan Soal
6 −8
1. Benarkah jika , 0, adalah hasil proyeksi 𝒖 terhadap 𝒗 dengan 𝒖 =
20 20
2, −7,1 dan 𝒗 = −3, 0, 4 ? Buktikan!
2. Diketahui 𝑎 = 2, −7,3 dan 2𝑎 + 𝑏 = −5,3,8 tentukan nilai dari 𝑏 !
3. Diketahui 𝑎 = 1, −2, −1 , 𝑏 = −2, 4, 1 . Hitunglah 𝑎 × 𝑏; 𝑎 × 𝑏 . 𝑎; 𝑏. 𝑎 × 𝑏
4. Jika vektor 𝑎 = 5𝑖 − 2𝑗 + 7𝑘 dan vektor 𝑏 = 3𝑖 + 𝑚𝑗 − 3𝑘 saling tegak lurus,
maka nilai m adalah…
5. Diketahui Panjang proyeksi 𝑢 = 3, −1,1
dan 𝑣
= ( 2, p, 2) . Jika proyeksi skalar

𝑢
pada arah 𝑣
sama dengan setengah Panjang vektor 𝑣
, maka tentukan
nilai p!
6. Jika vektor 𝒂 dan 𝒃 membentuk sudut 60° , 𝒂 = 4 dan 𝒃 = 3 , maka
𝒂. 𝒂 + 𝒃 = ⋯
Referensi
Astawan, M. (2019, 20 September). Cara mencari besar sudut dua
vektor. Diakses pada tanggal 23 Februari 2023 dari
https://ilmuhitung.com/cara-mencari-besar-sudut-dua-vektor/

Agustyaningrum, N. & Gusmania, Y. (2017). Modul geometri analitik


ruang. Kepulauan Riau: UNRIKAPress.

Karso. 2015. Hasil Kali Titik Dan Proyeksi Ortogonal Suatu Vektor.
Diakses pada tanggal 24 Februari 2023 dari
https://docplayer.info/35745235-Hasil-kali-titik-dan-proyeksi-
ortogonal-suatu-vektor-aljabar-linear-oleh-h-karso-fpmipa-
upi.html
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai