NAMA :
KELOMPOK : A+B
PROGRAM STUDI : D-IV TEKNOKIMIA NUKLIR
ACARA : KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
KIMIA
II. TUJUAN
1. Memahami keselamatan kerja di laboratorium kimia
2. Memahami cara pembersihan laboratorium kimia
3. Mengetahui cara penanganan bahan kimia
4. Mengenal dan mengetahui cara penggunaan alat pelindung diri dalam
bekerja di laboratorium kimia
Kaca mata keselamatan. Mata merupakan bagian tubuh yang cukup vital dan
sangat bergharga. Jumlah kecelakaan yang menimpa mata cukup banyak. Akan
tetapi fenomena di lapangan, banyak pekerja yang tidak nyaman menggunakan
kacamata. Sehingga disiplin terhadap aturan untuk mengenakan APD di industri
harus diperhatikan.
Pelindung Muka. Pelindung muka atau face shield digunakan untuk melindungi
wajah dari panas, api, dan percikan material panas. Alat ini biasa digunakan saat
mengambil alat laboratorium yang dipanaskan di tanur, dan mengambil alat yang
dipanaskan dengan autoclave.
3. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
5. Biasakanlah mencuci tangan dengan sabun dan air bersih terutama setelah
melakukan praktikum.
6. Bila kulit terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
7. Bila terjadi kecelakaan yang berkaitan dengan bahan Kimia, laporkan segera pada
asisten atau pemimpin praktikum. Segera pergi ke dokter untuk mendapat
pertolongan secepatnya.
8. Berdiskusi adalaah hal yang baik dilakukan untuk memahami lebih lanjut
percobaan yang dilakukan.
Bahan
1. Air bersih
2. Sabun
3. HCl
4. NaOH
5. Kertas Lakmus
6. Universal
7. NaHCO3
8. K2Cr2O7
9. KCN
10. Alkohol/eter
11. H2SO4
12. FeSO4.7H2O
13. HNO3
14. NH4OH
15. Logam
Alat
1. Sapu
2. Sulak/kemoceng
3. Lap
4. Ember
5. Masker
7. Buku MSDS
8. Tabung Reaksi
9. Pembakar Spiritus
V. LANGKAH KERJA
1. MSDS
c) Catatlah.
c) Bila benda yang akan dibersihkan sangat kotor, bersihkan terlebih dahulu
dengan menggunakan alat seperti sapu atau sulak (kemoceng) sesuai
dengan benda yang akan dibersihkan.
d) Siapkan lap dan air sabun dalam ember, gunakan sarung tangan karet.
ii. Gerakan mengelap dilakukan dengan cara satu arah (tidak bolak-
balik).
iii. Jika lap telah kotor, cuci dengan air sabun dan dikucek, kemudian
diperas.
iv. Jika air sabun telah kotor, gantilah dengan air sabun yang baru.
f) Setelah selesai, bersihkan semua alat yang telah digunakan dan simpan
dengan rapi.
a) Tutup botol dibuka dan dipegang dengan jari tangan sekaligus telapak
tangan memegang botol tersebut.
b) Tutup botol jangan diletakkan di atas meja karena isi botol dapat terkotori.
d) Arahkan mulut tabung reaksi pada tempat aman agar percikannya tidak
melukai orang lain atau diri sendiri.
a) Gunakan kaki tiga dan kawat kasa untuk menopang gelas kimia tersebut.
b) Letakkan batang gelas atau batu didih dalam gelas kimia untuk mencegah
pemanasan mendadak.
c) Jika gelas kimia digunakan sebagai penangas air, isilah dengan air,
maksimum seperempatnya.
iii. Untuk KCN : basakan dengan NaOH padat, serap dengan tisu,
masukkan ke dalam gelas piala, dan tambahkan FeSO4.7H2O
sampai terbentuk endapan hijau, diamkan 1 jam, dan buanglah.
d) Mereaksikan uap HCl dengan NH4OH : kedua botol yang berisi HCl
pekat dan NH4OH pekat didekatkan dan kedua tutupnya dibuka.
Penetralan tumpahan asam dengan basa dan tumpahan basa dengan asam.
1. Disiapkan Larutan Asam Oksalat 1M, Larutan NaOH 2 M, Pipet tetes, Universal,
dan tisu
6. Diteteskan 10 kali di larutan NaOH yang sudah ada di meja porselin sebanyak 10
tetes
7. Dicek pH
9. Diteteskan 2 kali
10. Dicek pH
VII. PEMBAHASAN
Keselamatan kerja merupakan kondisi aman dan kondusif dalam lingkungan pekerjaan.
Aspek keselamatan kerja meliputi perlindungan terhadap resiko kerusakan, penderitaan, hingga
kerugian di tempat kerja. Terwujudnya keselamatan kerja akibat penggunaan alat kerja yang
sesuai dengan SOP atau Standard Operational Procedure sehingga potensi bahaya yang ada di
tempat tersebut menjadi minim. Keselamatan kerja di laboratorium kimia sangat penting bagi
seluruh civitas akademika karena berpengaruh dengan kinerja. Laboratorium kimia berisi alat-
alat yang sensitif serta bahan-bahan yang peka terhadap reaksi kimia sehingga diperlukan
kewaspadaan karena potensi bahaya yang tinggi. Apabila ketersediaan alat yang sesuai dengan
SOP dan mencukupi serta bahan dan fasilitas keselamatan yang menunjang akan menyebabkan
potensi bahaya di laboratorium menjadi minim. Kecelakaan yang diakibatkan kelalaian manusia
bisa menjadi cerminan kepada seluruh pengguna laboratorium kimia agar lebih waspada saat
beraktivitas.
Kerusakan alat dan bahan bisa terjadi karena beberapa faktor, salah satunya akibat
kelalaian manusia. Alat dan bahan tersebut apabila tidak pernah dirawat maka akan cepat
mengalami kerusakan. Salah satu cara perawatan, yaitu dengan cara pembersihan secara rutin
setelah penggunaan. Apabila kebersihan alat dan bahan terjaga, maka faktor kontaminasi yang
menyebabkan kerusakan dapat hilang. Tidak hanya kebersihan alat dan bahan saja yang
diperhatikan, namun ruangan juga penting. Apabila ruangan bersih dan rapi, maka para
pengguna laboratorium tidak akan terganggu dengan kotoran-kotoran yang ada, sehingga bisa
meningkatkan kinerjanya. Cara menjaga kebersihan laboratorium kimia ada beberapa tahap.
Yang pertama menggunakan APD yang diperlukan, seperti sarung tangan karet untuk mencegah
tangan menjadi kotor serta masker untuk mencegah terhirupnya debu yang ada, tidak lupa
dengan menggunakan jas lab agar mencegah potensi kontaminasi bahan kimia pada pakaian saat
melakukan pembersihan. Kemudian, benda-benda yang sudah tidak digunakan dikeluarkan dan
dibuang, seperti bahan kimia yang sudah kadaluarsa maka dapat dibuat ke pembuangan limbah
sesuai dengan karakteristik zat tersebut. Alat-alat yang sudah rusak maupun yang tidak
digunakan lagi segera disingkirkan dengan cara dibawa keluar dari laboratorium agar tidak
terjadi penumpukkan barang yang dapat mengganggu nilai estetika dari suatu ruang laboratorium
dan potensi kecelakaan akibat benda tersebut. Selanjutnya, apabila benda yang akan dibersihkan
sangat kotor, dapat dibersihkan terlebih dahulu menggunakan kemoceng, sapu sesuai dengan
benda yang dibersihkan agar tidak terjadi penumpukkan debu yang dapat terhirup dan
menyebabkan penyakit pernafasan. Tidak langsung digunakan lap agar debu berkurang terlebih
dahulu. Kemudian, disiapkan lap dan air sabun dalam ember, gunakan sarung tangan karet agar
tidak mengotori tangan. Lalu, bersihkan benda dengan prinsip dimulai dari yang atas kemudian
yang bawah agar kotoran-kotoran yang berada di atas benda dapat terkumpul di bawah dan jatuh
ke lantai, Gerakan mengelap dilakukan dengan satu arah (tidak bolak-balik) agar kotoran tidak
kembali mengotori bagian yang sudah dibersihkan, Jika lap kotor, cuci dengan air sabun dan
dikucek, kemudian diperas agar tidak terjadi penumpukan kotoran dalam lap sehingga lap
menjadi bersih kembali dan siap digunakan untuk pembersihan selanjutnya, Jika air sabun telah
kotor, gantilah dengan air sabun yang baru agar ketika lap dimasukkan ke dalam air sabun lap
tidak menjadi kotor, beberapa benda yang harus dibersihkan, seperti meja lab, rak, kusen,
jendela, dll karena tempat-tempat tersebut sering digunakan agar tidak terjadi penumpukkan
kotoran. Terakhir, setelah selesai, bersihkan semua alat yang telah digunakan dan simpan dengan
rapi agar menciptakan nilai estetika yang membuat laboratorium nyaman digunakan.
Bahan-bahan kimia yang terdapat di dalam laboratorium kimia peka terhadap reaksi
kimia, sehingga dibutuhkan cara-cara dalam penanganan bahan-bahan tersebut. Yang pertama
adalah mengenali MSDS bahan. MSDS dapat ditemukan dalam buku MSDS apabila tidak
terdapat dalam buku MSDS maka juga dapat digunakan searching MSDS di internet. Tahap ini
sangat penting agar saat bekerja dengan bahan tersebut, bisa menjadi lebih waspada akan potensi
bahaya dan cekatan saat terjadi kecelakaan. Kemudian, apabila suatu bahan kimia ingin
dipindahkan maka langkah awal, yaitu membaca label sekurang-kurangnya dua kali untuk
menghindari kesalahan dan lebih yakin saat melakukan pemindahan. Memindahkan sesuai
dengan jumlah yang diperlukan, agar mengurangi resiko kecelakaan berupa tumpahan bahan
kimia di laboratorium, tidak menggunakan bahan kimia secara berlebihan agar tidak terjadi
reaksi yang dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan. Jangan mengembalikan bahan kimia ke
dalam botol semula untuk mencegah kontaminasi, lalu agar bahan kimia yang masih terdapat
dalam wadahnya tidak cepat rusak, serta mencegah terjadinya reaksi kimia yang dapat
menimbulkan kecelakaan. Penggunaan APD juga sangat penting seperti, sarung tangan, serta jas
lab untuk mencegah kontaminasi bahan kimia pada diri sendiri. Kacamata keselamatan serta
masker juga dimungkinkan untuk menghindari kontaminasi oleh percikan bahan kimia serta
debu (apabila bahan kimia berupa serbuk). Saat pemindahan, gunakan wadah yang tahan dari
reaksi kimia, seperti batang pengaduk, serta setelah digunakan bahan kimia tersebut dibuang ke
wadah masing-masing sesuai karakteristik zat. Jangan langsung mencium bahan kimia, karena
terdapat bahan kimia yang berbahaya apabila terhirup. Bila ingin memanaskan suatu larutan,
maksimal diisi sepertiga dari tabung karena dikhawatirkan bahan kimia yang mendidih nanti bisa
menyemburkan larutan tersebut. Saat pemanasan, mulut tabung reaksi diarahkan ke tempat yang
aman agar tidak terkena bahaya percikan.
Kemudian, dilakukan juga proses penetralan tumpahan asam dan basa menggunakan
asam oksalat 2M dan NaOH 1M. Digunakan APD berupa jas lab agar melindungi tubuh dari
kontaminasi bahan kimia dan masker untuk menghindari penyebaran virus COVID-19 serta
kontaminasi debu dan bahan kimia yang dapat terhirup. Sepatu juga digunakan untuk melindungi
bagian kaki dari pengguna terhadap tumpahan bahan kimia. Tidak digunakan sarung tangan
karet, face shield, dan kacamata pengaman karena kelalaian praktikkan. Lalu, alat berupa 2 buah
pipet tetes dan bahan, seperti larutan NaOH 1M dan asam oksalat 2M, tisu, dan indicator
universal disiapkan. Aspek keselamatan yang dilakukan pada tahapan ini yaitu dilakukan
pengecekan alat, dimana terdapat 1 pipet tetes yang kondisinya sudah tidak baik lagi sehingga
disingkirkan. APD sebelumnya, seperti jas lab dan masker, serta sepatu tetap dipakai. Lalu,
diambil larutan NaOH 2M secukupnya dalam pipet tetes dan diteteskan di porselin sebanyak 3
tetesan. Aspek keselamatan yang ada, yaitu mengambil bahan kimia secukupnya serta tetap
menggunakan APD . Kemudian, diukur pH menggunakan indicator universal dan didapatkan
nilai pH sebesar 12. Pada pengukuran pH, praktikkan harus berhati-hati agar tangan tidak terkena
tumpahan yang dapat menyebabkan bahaya bagi kulit. Karena kategori larutan yang tumpah
tersebut adalah basa, maka akan dinetralkan oleh asam. Pada praktikkum kali ini, asam yang
digunakan merupakan asam oksalat yang tergolong asam lemah dengan konsentrasi 2M.
Kemudian, pengambilan larutan asam oksalat secukupnya dan diteteskan sebanyak 10 kali pada
tumpahan NaOH. Aspek keselamatannya, yaitu tetap menggunakan APD dan pengambilan
bahan kimia secukupnya, serta pengerjaan sesuai SOP. Lalu, dites kembali larutan yang tumpah
dengan indicator universal dan memberikan hasil pH sebesar 2. Hal ini disebabkan jumlah asam
yang jauh melebihi jumlah basa sehingga pH yang semula diharapkan bernilai 7, ternyata
menjadi < 7. Penetesan sebanyak 10 kali pada larutan tumpahan NaOH juga bersifat perkiraan
dan belum dihitung secara stoikiometri, sehingga hasil pH belum bisa mendekati 7. Karena pH
berubah menjadi asam, maka dinetralkan kembali dengan pengambilan NaOH secukupnya, lalu
diteteskan sebanyak 2 tetes. Aspek keselamatan yang ada, yaitu tetap menggunakan APD,
menggunakan bahan kimia secukupnya, dan berhati-hati dalam penggunaan alat pipet tetes.
Kemudian, dites dengan indicator universal dan hasil menunjukkan nilai pH sebesar 11 yang
menandakan larutan yang tertumpah kembali bersifat basa karena jumlah basa yang melebihi
jumlah asam sehingga pH > 7. Hal ini dapat disebabkan karena penentuan jumlah tetesan hanya
bersifat perkiraan tanpa melalui metode stoikiometri yang menyebabkan pH menjadi lebih besar
daripada 7. Aspek keselamatan pada pengukuran pH, yaitu dengan berhati-hati saat
menempelkan indicator pada tumpahan agar tidak terkena kulit. pH yang semula adalah 2
menjadi 11 hanya dengan 2 tetes NaOH disebabkan karena NaOH merupakan basa kuat dan
asam oksalat merupakan asam lemah. Maka dari itu, sedikit tetesan dari NaOH bisa membuat pH
> 7. Lalu, tahap pembersihan, dimana tumpahan dibersihkan dengan tisu. Cara
membersihkannya dari luar ke dalam agar tumpahan tidak menyebar ke daerah lain dan
terkumpul di 1 tempat sehingga pembersihan menjadi lebih mudah. Lalu, tisu dibuang ke tempat
sampah biasa karena tidak terdapat tempat sampah khusus pembuangan bahan kimia. Aspek
keselamatan pada tahapan ini yaitu membersihkan tempat sehabis digunakan.
VIII. KESIMPULAN
3. Dalam penanganan bahan kimia, diperlukan APD yang tepat, seperti sarung tangan, jas
lab, kacamata pengaman, dan masker untuk menghindari kontaminasi dari kotoran
maupun bahan kimia. Sebelum berhadapan dengan bahan kimia, perlu untuk mengetahui
MSDSnya agar lebih waspada dan cekatan saat terjadi kecelakaan. Apabila ingin
melakukan pemindahan bahan kimia, dilakukan pembacaan label terlebih dahulu
sebanyak 2 kali agar yakin saat pemindahan, pengambilan bahan seperlunya sehingga
tidak menyebabkan bahaya reaksi akibat penggunaan bahan yang berlebihan. Lalu, tidak
mengembalikan bahan kimia ke wadah semula agar bahan yang di dalam wadah tidak
terkontaminasi, serta pemindahan bahan menggunakan wadah yang tahan reaksi kimia.
Pembuangan zat sesuai dengan karakteristik bahan dan wadah yang tepat, pengisian
tabung reaksi hanya sepertiganya agar tidak terjadi semburan saat bereaksi, pemanasan
dilakukan dengan mulut tabung di arahkan ke tempat aman, serta tidak mencium bahan
kimia secara langsung karena berbahaya.
4. https://lordbroken.wordpress.com/2018/09/08/k3-bekerja-dalam-
laboratorium/, diakses 8 Desember 2021
5. https://synergysolusi.com/artikel-surabaya/7-simbol-bahan-kimia-
berbahaya, diakses 8 Desember 2021
Yogakarta, 12 Desember
2021
Pembimbing, Praktikkan,