Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN RESMI PRAKTIKKUM K3

NAMA :
KELOMPOK : A+B
PROGRAM STUDI : D-IV TEKNOKIMIA NUKLIR
ACARA : KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
KIMIA

PEMBIMBING : DHITA ARIYANTI, M.Si.


Tanggal Pelaksanaan Praktikkum : 7 Desember 2021
Tanggal Pengumpulan : 21 Desember 2021

POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN RISET dan INOVASI NASIONAL
YOGYAKARTA
2021
I. ACARA : KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM KIMIA

II. TUJUAN
1. Memahami keselamatan kerja di laboratorium kimia
2. Memahami cara pembersihan laboratorium kimia
3. Mengetahui cara penanganan bahan kimia
4. Mengenal dan mengetahui cara penggunaan alat pelindung diri dalam
bekerja di laboratorium kimia

III. DASAR TEORI


Meningkatnya penelitian di bidang peternakan khususnya nutrisi, biokimia, toksikologi,
dan lainnya akan meningkatkan kegiatan di dalam laboratorium yang banyak berhubungan
dengan bahan- bahan kimia yang mungkin berbahaya bagi kesehatan pegawai laboratorium.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) harus diupayakan bagi seluruh bidang kerja
maupun pendidikan salah satunya di laboratorium kimia. Laboratorium kimia merupakan
tempat penelitian dan percobaan yang berpotensi menimbulkan suatu kecelakaan. Untuk
meminimalisir risiko akibat kerja maka diperlukan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) di dalam laboratorium. Laboratorium merupakan salah satu tempat berkembangnya ilmu
pengetahuan melalui berbagai penelitan dan percobaan, dalam kegiatan
penelitian/percobaan tentunya menggunakan bermacam-macam jenis alat dan bahan kimia
untuk menunjang kegitannya dan beberapa fasilitas pendukung lainnya seperti air, gas, listrik
dan almari asam tentunya alat, bahan kimia dan fasilitas laboratorium beserta aktivitasnya
sangat berpotensi dalam menimbulkan terjadinya suatu kecelakaan (Amanah, 2011). Setiap
bahan kimia itu berbahaya, namun tidak perlu merasa takut bekerja dengan bahankimia bila
tahu cara yang tepat untuk menanggulanginya. Yang dimaksud berbahaya ialahdapat
menyebabkan terjadinya kebakaran, mengganggu kesehatan, menyebabkan sakit atauluka,
merusak, menyebabkan korosi dsb. Jenis bahan kimia berbahaya dapat diketahui dari label yang
tertera pada kemasannya.
Simbol bahaya kimia adalah suatu piktogram berlatar belakang orange dengan garis
batas dan gambar berwarna hitam. Gambar yang terdapat dalam piktogram umumnya
menggambarkan sifat bahaya dari bahan yang dilabeli. Sifat bahaya tersebut misalnya risiko
ledakan dan kebakaran, risiko kesehatan dan keracunan, atau kombinasi keduanya. Berikut ini 7
simbol bahan kimia berbahaya:
APD dalam dunia industri dikenal dengan istilah personal protective equipment (PPE)
merupakan peralatan yang digunakan oleh karyawan atau pekerja untuk melindungi diri dari
potensi bahaya kecelakaan kerja. APD merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai dengan bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang sekelilingnya. Beberapa jenis APD yang disarankan untuk dipakai adalah :

 Jas Laboratorium. Jas laboratorium (lab coat) berfungsi sebagai pelindung tubuh


dari percikan bahan kimia berbahaya. Terdapat dua jenis jas laboratorium, yaitu
jas lab sekali pakai dan jas lab berkali-kali pakai. Jas lab sekali pakai umunya
digunakan di laboratorium biologi dan hewan. Sementara jas lab berkali-kali
pakai digunakan di laboratorium kimia.

 Kaca mata keselamatan. Mata merupakan bagian tubuh yang cukup vital dan
sangat bergharga. Jumlah kecelakaan yang menimpa mata cukup banyak. Akan
tetapi fenomena di lapangan, banyak pekerja yang tidak nyaman menggunakan
kacamata. Sehingga disiplin terhadap aturan untuk mengenakan APD di industri
harus diperhatikan.

 Sepatu Pengaman. Sandal atau sepatu sandal dilarang digunakan ketika bekerja di


laboratorium karena tidak dapat melindungi kaki ketika larutan atau bahan kimia
terjatuh mengenai kaki. Sepatu biasa umumnya sudah cukup untuk digunakan
sebagai pelindung. Namun di laboratorium industri, sepatu yang digunakan adalah
sepatu keselamatan yang tahan api dan tekanan tertentu. Selain itu terkadang
disediakan juga plastik alas sepatu untuk menjaga kebersihan laboratorium
apabila digunakan untuk keluar dari laboratorium.

 Pelindung Muka. Pelindung muka atau face shield digunakan untuk melindungi
wajah dari panas, api, dan percikan material panas. Alat ini biasa digunakan saat
mengambil alat laboratorium yang dipanaskan di tanur, dan mengambil alat yang
dipanaskan dengan autoclave.

 Masker. Masker digunakan untuk melindungi pekerja dari udara kotor yang


diakibtakan oleh beberapa hal.
 Sarung Tangan. Sarung tangan harus diberikan pada pekerja yang berpotensi
mengalami beberapa hal, seperti sayatan, tusukan, terkena benda panas, dll.
Sarung tangan (glove) melindungi tangan dari ceceran larutan kimia yang bisa
membuat kulit gatal atau melepuh. Macam-macam sarung tangan yang digunakan
di laboratorium biasanya terbuat dari  karet alam, nitril dan neoprene. Sarung
tangan yang terbuat dari karet alam, ada yang dilengkapi dengan serbuk khusus
dan tanpa serbuk. Serbuk tersebut umumnya terbuat dari tepung kanji yang
berfungsi untuk melumasi sarung tangan supaya mudah digunakan.

 Pelindung Telinga. Pelindung telinga berguna untuk melindungi pekerja dari


loncatan api, percikan logam, atau partikel-partikel yang melayang. Perlindungan
dari kebisingan dilakukan dengan penyumbat telinga. Pelindung telingan (hear
protector) yang lazim digunakan di laboratorium untuk melindungi telinga dari
bising yang dikeluarkan oleh alat tertentu seperti autoclave, crusher, sonikator,
dan pencuci alat gelas yang menggunakan ultrasonik.

Untuk melaksanakan penjaminan keselamatan bekerja di laboratorium, maka


perhatikan beberapa hal berikut ini :

Persiapan kerja di laboratorium

1. Rencanakan percobaan yang akan dilakukan sebelum memulai penelitian,


praktikum,maupun pengujian. Gunakan peralatan kerja seperti kacamata pengaman
untuk melindungi mata, jas laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu
tertutup untuk melindungi kaki.

2. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan Kimia.

3. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.

4. Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.

5. Biasakanlah mencuci tangan dengan sabun dan air bersih terutama setelah
melakukan praktikum.

6. Bila kulit terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.

7. Bila terjadi kecelakaan yang berkaitan dengan bahan Kimia, laporkan segera pada
asisten atau pemimpin praktikum. Segera pergi ke dokter untuk mendapat
pertolongan secepatnya.

Aturan kerja di laboratorium

1. Dilarang bekerja sendirian di laboratorium, minimal ada asisten yang mengawasi.

2. Dilarang bermain-main dengan peralatan laboratorium dan bahan Kimia.


3. Persiapkanlah hal yang perlu sebelum masuk laboratorium seperti buku kerja, jenis
percobaan, jenis bahan, jenis perlatan, dan cara membuang limbah sisa percobaan.

4. Dilarang makan, minum dan merokok di laboratorium.

5. Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktiukm basah segera


keringkan dengan lap basah.

6. Jangan membuat keteledoran antar sesama teman.

7. Pencatatan data dalam setiap percobaan selengkap-lengkapnya. Jawablah


pertanyaan pada penuntun praktikum untuk menilai kesiapan anda dalam memahami
percobaan.

8. Berdiskusi adalaah hal yang baik dilakukan untuk memahami lebih lanjut
percobaan yang dilakukan.

IV. BAHAN dan ALAT

 Bahan

1. Air bersih

2. Sabun

3. HCl

4. NaOH

5. Kertas Lakmus

6. Universal

7. NaHCO3

8. K2Cr2O7

9. KCN

10. Alkohol/eter

11. H2SO4

12. FeSO4.7H2O
13. HNO3

14. NH4OH

15. Logam

 Alat

1. Sapu

2. Sulak/kemoceng

3. Lap

4. Ember

5. Masker

6. Sarung tangan karet

7. Buku MSDS

8. Tabung Reaksi

9. Pembakar Spiritus

10. Gelas Ukur

11. Pipet volume

12. Pipet gondok

13. Gelas piala

14. Alat-alat gelas lainnya

V. LANGKAH KERJA

1. MSDS

a) Catatlah bahan-bahan kimia yang akan anda gunakan.

b) Lihat dalam buku MSDS bagaimana penanganannya.

c) Catatlah.

d) Bekerjalah sesuai prosedur.


2. Kebersihan Laboratorium Kimia

a) Gunakan alat pelindung diri yang diperlukan.

b) Benda-benda yang tidak lagi digunakan dikeluarkan dan dibuang.

c) Bila benda yang akan dibersihkan sangat kotor, bersihkan terlebih dahulu
dengan menggunakan alat seperti sapu atau sulak (kemoceng) sesuai
dengan benda yang akan dibersihkan.

d) Siapkan lap dan air sabun dalam ember, gunakan sarung tangan karet.

e) Bersihkan benda yang akan dibersihkan dengan prinsip sebagai berikut :

i. Dimulai dari yang atas kemudian ke bawah.

ii. Gerakan mengelap dilakukan dengan cara satu arah (tidak bolak-
balik).

iii. Jika lap telah kotor, cuci dengan air sabun dan dikucek, kemudian
diperas.

iv. Jika air sabun telah kotor, gantilah dengan air sabun yang baru.

v. Beberapa benda yang harus dibersihkan : meja lab, rak, kusen,


jendela, dll.

f) Setelah selesai, bersihkan semua alat yang telah digunakan dan simpan
dengan rapi.

3. Memindahkan Bahan Kimia

a) Baca label bahan kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk menghindari


kesalahan.

b) Pindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan.

c) Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan.

d) Jangan mengembalikan bahan kimia ke dalam botol semua untuk


mencegah kontaminasi.

4. Memindahkan Bahan Kimia Cair

a) Tutup botol dibuka dan dipegang dengan jari tangan sekaligus telapak
tangan memegang botol tersebut.
b) Tutup botol jangan diletakkan di atas meja karena isi botol dapat terkotori.

c) Pindahkan cairan melalui batang pengaduk bertujuan mengalirkan agar


tidak memercik.

5. Memindahkan Bahan Kimia Padat

a) Gunakan tutup botol untuk mengatur pengeluaran bahan kimia.

b) Jangan mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan.

c) Pindahkan sesuai keperluan tidak menggunakan alat yang dapat mengotori


bahan tersebut.

6. Teknik Memanaskan Larutan Menggunakan Tabung Reaksi

a) Isi tabung reaksi maksimal sepertiganya.

b) Api pemanas hendaknya terletak pada bagian atas larutan.

c) Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata.

d) Arahkan mulut tabung reaksi pada tempat aman agar percikannya tidak
melukai orang lain atau diri sendiri.

7. Teknik Memanaskan Larutan Menggunakan Gelas Kimia

a) Gunakan kaki tiga dan kawat kasa untuk menopang gelas kimia tersebut.

b) Letakkan batang gelas atau batu didih dalam gelas kimia untuk mencegah
pemanasan mendadak.

c) Jika gelas kimia digunakan sebagai penangas air, isilah dengan air,
maksimum seperempatnya.

8. Penanganan Tumpahan Bahan Kimia

a) Pipetlah sebanyak 3 pemipetan bahan kimia kontaminan (asam, basa,


oksidator, KCN, dan alkohol/eter).

b) Tuangkan ke meja porselin.

c) Lakukan langkah sebagai berikut :


i. Untuk asam/basa : cek pH awal tumpahan dengan kertas pH
universal, netralkan dengan NaHCO3 (untuk asam) dan HCl 2N
(untuk basa), catat pH akhir tumpahan, dan bersihkan dengan tisu.

ii. Untuk bahan oksidator (K2Cr2O7) : beri 3 tetes H2SO4,


Tambahkan FeSO4.7H2O sampai warna hijau, cek pH-nya,
netralkan dengan NaOH, dan cek pH akhirnya, kemudian
bersihkan dengan tisu.

iii. Untuk KCN : basakan dengan NaOH padat, serap dengan tisu,
masukkan ke dalam gelas piala, dan tambahkan FeSO4.7H2O
sampai terbentuk endapan hijau, diamkan 1 jam, dan buanglah.

iv. Untuk alkohol/eter : serap tumpahan dengan tissu, masukkan ke


dalam gelas piala, uapkan dalam almari asam kurang lebih 3 menit,
bakar.

9. Alat Pelindung Diri

Pilihlah alat-alat pelindung diri yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan


sebagai berikut:

a) Memanaskan air dan menuangkannya : masukkan 80 ml air ke dalam


gelas piala 100 ml, tutup dengan kaca arloji, didihkan dengan pembakar
spiritus, buka kaca arloji dan tuangkan air mendidihnya ke dalam gelas
piala 250 ml.

b) Memanaskan cairan dalam tabung reaksi : masukkan sedikit cairan ke


dalam tabung reaksi, panaskan dengan pembakar spiritus.

c) Melarutkan logam dengan asam nitrat : Masukkan sepotong kecil logam


ke dalam gelas piala, tambahkan 5 tetes HNO3, tutup dengan kaca arloji.

d) Mereaksikan uap HCl dengan NH4OH : kedua botol yang berisi HCl
pekat dan NH4OH pekat didekatkan dan kedua tutupnya dibuka.

Penetralan tumpahan asam dengan basa dan tumpahan basa dengan asam.

1. Disiapkan Larutan Asam Oksalat 1M, Larutan NaOH 2 M, Pipet tetes, Universal,
dan tisu

2. Diambil secukupnya larutan NaOH dengan pipet tetes

3. Diteteskan di meja porselin dengan pipet tetes sebanyak 3 tetes

4. Dicek pH dengan indikator universal


5. Diambil secukupnya larutan Asam Oksalat

6. Diteteskan 10 kali di larutan NaOH yang sudah ada di meja porselin sebanyak 10
tetes

7. Dicek pH

8. Karena pH < 7, maka diambil kembali NaOH secukupnya

9. Diteteskan 2 kali

10. Dicek pH

11. Didapat hasil pH

12. Tumpahan dibersihkan dengan tisu

VI. DATA PENGAMATAN

pH awal sebelum dilakukan perocbaan = 11

pH setelah dicampur dengan asam = 2

pH akhir setelah dicampur dengan basa = 11

VII. PEMBAHASAN

Pada praktikkum kali ini, praktikkan diharapkan memahami keselamatan kerja di


laboratorium kimia, memahami cara pembersihan laboratorium kimia, mengetahui cara
penanganan bahan kimia, dan mengenal dan mengetahui cara penggunaan alat pelindung diri
dalam bekerja di laboratorium kimia.

Keselamatan kerja merupakan kondisi aman dan kondusif dalam lingkungan pekerjaan.
Aspek keselamatan kerja meliputi perlindungan terhadap resiko kerusakan, penderitaan, hingga
kerugian di tempat kerja. Terwujudnya keselamatan kerja akibat penggunaan alat kerja yang
sesuai dengan SOP atau Standard Operational Procedure sehingga potensi bahaya yang ada di
tempat tersebut menjadi minim. Keselamatan kerja di laboratorium kimia sangat penting bagi
seluruh civitas akademika karena berpengaruh dengan kinerja. Laboratorium kimia berisi alat-
alat yang sensitif serta bahan-bahan yang peka terhadap reaksi kimia sehingga diperlukan
kewaspadaan karena potensi bahaya yang tinggi. Apabila ketersediaan alat yang sesuai dengan
SOP dan mencukupi serta bahan dan fasilitas keselamatan yang menunjang akan menyebabkan
potensi bahaya di laboratorium menjadi minim. Kecelakaan yang diakibatkan kelalaian manusia
bisa menjadi cerminan kepada seluruh pengguna laboratorium kimia agar lebih waspada saat
beraktivitas.

Kerusakan alat dan bahan bisa terjadi karena beberapa faktor, salah satunya akibat
kelalaian manusia. Alat dan bahan tersebut apabila tidak pernah dirawat maka akan cepat
mengalami kerusakan. Salah satu cara perawatan, yaitu dengan cara pembersihan secara rutin
setelah penggunaan. Apabila kebersihan alat dan bahan terjaga, maka faktor kontaminasi yang
menyebabkan kerusakan dapat hilang. Tidak hanya kebersihan alat dan bahan saja yang
diperhatikan, namun ruangan juga penting. Apabila ruangan bersih dan rapi, maka para
pengguna laboratorium tidak akan terganggu dengan kotoran-kotoran yang ada, sehingga bisa
meningkatkan kinerjanya. Cara menjaga kebersihan laboratorium kimia ada beberapa tahap.
Yang pertama menggunakan APD yang diperlukan, seperti sarung tangan karet untuk mencegah
tangan menjadi kotor serta masker untuk mencegah terhirupnya debu yang ada, tidak lupa
dengan menggunakan jas lab agar mencegah potensi kontaminasi bahan kimia pada pakaian saat
melakukan pembersihan. Kemudian, benda-benda yang sudah tidak digunakan dikeluarkan dan
dibuang, seperti bahan kimia yang sudah kadaluarsa maka dapat dibuat ke pembuangan limbah
sesuai dengan karakteristik zat tersebut. Alat-alat yang sudah rusak maupun yang tidak
digunakan lagi segera disingkirkan dengan cara dibawa keluar dari laboratorium agar tidak
terjadi penumpukkan barang yang dapat mengganggu nilai estetika dari suatu ruang laboratorium
dan potensi kecelakaan akibat benda tersebut. Selanjutnya, apabila benda yang akan dibersihkan
sangat kotor, dapat dibersihkan terlebih dahulu menggunakan kemoceng, sapu sesuai dengan
benda yang dibersihkan agar tidak terjadi penumpukkan debu yang dapat terhirup dan
menyebabkan penyakit pernafasan. Tidak langsung digunakan lap agar debu berkurang terlebih
dahulu. Kemudian, disiapkan lap dan air sabun dalam ember, gunakan sarung tangan karet agar
tidak mengotori tangan. Lalu, bersihkan benda dengan prinsip dimulai dari yang atas kemudian
yang bawah agar kotoran-kotoran yang berada di atas benda dapat terkumpul di bawah dan jatuh
ke lantai, Gerakan mengelap dilakukan dengan satu arah (tidak bolak-balik) agar kotoran tidak
kembali mengotori bagian yang sudah dibersihkan, Jika lap kotor, cuci dengan air sabun dan
dikucek, kemudian diperas agar tidak terjadi penumpukan kotoran dalam lap sehingga lap
menjadi bersih kembali dan siap digunakan untuk pembersihan selanjutnya, Jika air sabun telah
kotor, gantilah dengan air sabun yang baru agar ketika lap dimasukkan ke dalam air sabun lap
tidak menjadi kotor, beberapa benda yang harus dibersihkan, seperti meja lab, rak, kusen,
jendela, dll karena tempat-tempat tersebut sering digunakan agar tidak terjadi penumpukkan
kotoran. Terakhir, setelah selesai, bersihkan semua alat yang telah digunakan dan simpan dengan
rapi agar menciptakan nilai estetika yang membuat laboratorium nyaman digunakan.

Bahan-bahan kimia yang terdapat di dalam laboratorium kimia peka terhadap reaksi
kimia, sehingga dibutuhkan cara-cara dalam penanganan bahan-bahan tersebut. Yang pertama
adalah mengenali MSDS bahan. MSDS dapat ditemukan dalam buku MSDS apabila tidak
terdapat dalam buku MSDS maka juga dapat digunakan searching MSDS di internet. Tahap ini
sangat penting agar saat bekerja dengan bahan tersebut, bisa menjadi lebih waspada akan potensi
bahaya dan cekatan saat terjadi kecelakaan. Kemudian, apabila suatu bahan kimia ingin
dipindahkan maka langkah awal, yaitu membaca label sekurang-kurangnya dua kali untuk
menghindari kesalahan dan lebih yakin saat melakukan pemindahan. Memindahkan sesuai
dengan jumlah yang diperlukan, agar mengurangi resiko kecelakaan berupa tumpahan bahan
kimia di laboratorium, tidak menggunakan bahan kimia secara berlebihan agar tidak terjadi
reaksi yang dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan. Jangan mengembalikan bahan kimia ke
dalam botol semula untuk mencegah kontaminasi, lalu agar bahan kimia yang masih terdapat
dalam wadahnya tidak cepat rusak, serta mencegah terjadinya reaksi kimia yang dapat
menimbulkan kecelakaan. Penggunaan APD juga sangat penting seperti, sarung tangan, serta jas
lab untuk mencegah kontaminasi bahan kimia pada diri sendiri. Kacamata keselamatan serta
masker juga dimungkinkan untuk menghindari kontaminasi oleh percikan bahan kimia serta
debu (apabila bahan kimia berupa serbuk). Saat pemindahan, gunakan wadah yang tahan dari
reaksi kimia, seperti batang pengaduk, serta setelah digunakan bahan kimia tersebut dibuang ke
wadah masing-masing sesuai karakteristik zat. Jangan langsung mencium bahan kimia, karena
terdapat bahan kimia yang berbahaya apabila terhirup. Bila ingin memanaskan suatu larutan,
maksimal diisi sepertiga dari tabung karena dikhawatirkan bahan kimia yang mendidih nanti bisa
menyemburkan larutan tersebut. Saat pemanasan, mulut tabung reaksi diarahkan ke tempat yang
aman agar tidak terkena bahaya percikan.

Penggunaan APD sangat penting dalam meningkatkan keselamatan kerja di laboratorium


kimia. APD berfungsi untuk mencegah kontaminasi bahan kimia yang dapat menyebabkan
potensi bahaya kesehatan. APD sendiri terdiri dari jas lab yang dapat melindungi tubuh dari
tumpahan, percikan, dll yang berkaitan dengan kontaminasi bahan kimia. Penggunaan jas lab
juga disesuaikan ukurannya, apabila terlalu besar dan terlalu sempit dapat mengganggu kinerja
penggunanya. Lalu, terdapat kacamata keselamatan, yang berfungsi melindungi mata dari bahan
kimia yang dapat menyebabkan percikan serta bahan kimia berupa gas yang memiliki potensi
bahaya iritan bagi mata. Kemudian sepatu pengaman untuk melindungi kaki dari tumpahan
bahan kimia. Ukuran sepatu pengaman juga disesuaikan agar tidak mengganggu mobilitas
pengguna. Lalu, pelindung muka atau face shield yang bisa melindungi wajah dari potensi
bahaya panas, api maupun percikan. Selanjutnya, masker yang dapat melindungi saluran
pernapasan dari kontaminasi debu, maupun bahan kimia berupa serbuk ataupun gas. Masker
yang dipilih harus memenuhi ketentuan standar agar debu ataupun bahan kimia serta
mikroorganisme terfiltrasi dengan baik sehingga tidak masuk dalam saluran pernapasan.
Kemudian, sarung tangan yang biasanya berupa sarung tangan lateks untuk melindungi tangan
dari kontaminasi bahan kimia. Selain mempunyai kualitas standar, kondisi sarung tangan juga
harus diperhatikan sebelum digunakan, apabila robek jangan dipakai karena akan memunculkan
bahaya kontaminasi bahan kimia pada tangan. Yang terakhir, pelindung telinga bisa melindungi
telinga dari percikan api, reaksi kimia, serta kebisingan yang ditimbulkan. Pemilihan APD juga
tidak sembarangan, sesuai dengan tingkat bahaya dari zat-zat serta percobaan yang dilakukan.
Apabila APD yang dipilih bersifat APD dengan keamanan tinggi sementara dengan zat dan
percobaan yang tidak menggunakan bahan berbahaya juga akan mengganggu kenyamanan dari
pengguna dimana akan berpengaruh pada kinerja menjadi menurun.

Kemudian, dilakukan juga proses penetralan tumpahan asam dan basa menggunakan
asam oksalat 2M dan NaOH 1M. Digunakan APD berupa jas lab agar melindungi tubuh dari
kontaminasi bahan kimia dan masker untuk menghindari penyebaran virus COVID-19 serta
kontaminasi debu dan bahan kimia yang dapat terhirup. Sepatu juga digunakan untuk melindungi
bagian kaki dari pengguna terhadap tumpahan bahan kimia. Tidak digunakan sarung tangan
karet, face shield, dan kacamata pengaman karena kelalaian praktikkan. Lalu, alat berupa 2 buah
pipet tetes dan bahan, seperti larutan NaOH 1M dan asam oksalat 2M, tisu, dan indicator
universal disiapkan. Aspek keselamatan yang dilakukan pada tahapan ini yaitu dilakukan
pengecekan alat, dimana terdapat 1 pipet tetes yang kondisinya sudah tidak baik lagi sehingga
disingkirkan. APD sebelumnya, seperti jas lab dan masker, serta sepatu tetap dipakai. Lalu,
diambil larutan NaOH 2M secukupnya dalam pipet tetes dan diteteskan di porselin sebanyak 3
tetesan. Aspek keselamatan yang ada, yaitu mengambil bahan kimia secukupnya serta tetap
menggunakan APD . Kemudian, diukur pH menggunakan indicator universal dan didapatkan
nilai pH sebesar 12. Pada pengukuran pH, praktikkan harus berhati-hati agar tangan tidak terkena
tumpahan yang dapat menyebabkan bahaya bagi kulit. Karena kategori larutan yang tumpah
tersebut adalah basa, maka akan dinetralkan oleh asam. Pada praktikkum kali ini, asam yang
digunakan merupakan asam oksalat yang tergolong asam lemah dengan konsentrasi 2M.
Kemudian, pengambilan larutan asam oksalat secukupnya dan diteteskan sebanyak 10 kali pada
tumpahan NaOH. Aspek keselamatannya, yaitu tetap menggunakan APD dan pengambilan
bahan kimia secukupnya, serta pengerjaan sesuai SOP. Lalu, dites kembali larutan yang tumpah
dengan indicator universal dan memberikan hasil pH sebesar 2. Hal ini disebabkan jumlah asam
yang jauh melebihi jumlah basa sehingga pH yang semula diharapkan bernilai 7, ternyata
menjadi < 7. Penetesan sebanyak 10 kali pada larutan tumpahan NaOH juga bersifat perkiraan
dan belum dihitung secara stoikiometri, sehingga hasil pH belum bisa mendekati 7. Karena pH
berubah menjadi asam, maka dinetralkan kembali dengan pengambilan NaOH secukupnya, lalu
diteteskan sebanyak 2 tetes. Aspek keselamatan yang ada, yaitu tetap menggunakan APD,
menggunakan bahan kimia secukupnya, dan berhati-hati dalam penggunaan alat pipet tetes.
Kemudian, dites dengan indicator universal dan hasil menunjukkan nilai pH sebesar 11 yang
menandakan larutan yang tertumpah kembali bersifat basa karena jumlah basa yang melebihi
jumlah asam sehingga pH > 7. Hal ini dapat disebabkan karena penentuan jumlah tetesan hanya
bersifat perkiraan tanpa melalui metode stoikiometri yang menyebabkan pH menjadi lebih besar
daripada 7. Aspek keselamatan pada pengukuran pH, yaitu dengan berhati-hati saat
menempelkan indicator pada tumpahan agar tidak terkena kulit. pH yang semula adalah 2
menjadi 11 hanya dengan 2 tetes NaOH disebabkan karena NaOH merupakan basa kuat dan
asam oksalat merupakan asam lemah. Maka dari itu, sedikit tetesan dari NaOH bisa membuat pH
> 7. Lalu, tahap pembersihan, dimana tumpahan dibersihkan dengan tisu. Cara
membersihkannya dari luar ke dalam agar tumpahan tidak menyebar ke daerah lain dan
terkumpul di 1 tempat sehingga pembersihan menjadi lebih mudah. Lalu, tisu dibuang ke tempat
sampah biasa karena tidak terdapat tempat sampah khusus pembuangan bahan kimia. Aspek
keselamatan pada tahapan ini yaitu membersihkan tempat sehabis digunakan.

VIII. KESIMPULAN

1. Pemahaman keselamatan kerja di laboratorium kimia sangat penting untuk mencegah


terjadinya kecelakaan akibat faktor kelalaian manusia, sehingga diperlukan beberapa
langkah seperti penggunaan alat sesuai SOP, ketersediaan alat, bahan dan fasilitas
keselamatan yang menunjang agar meminimalisasi terjadinya kecelakaan dan
meningkatkan kinerja pengguna laboratorium.
2. Proses pembersihan dilakukan sebanyak 6 tahap, mulai dari penggunaan APD hingga
membersihkan alat yang sudah dipakai dan menyimpannya dengan rapi agar mengurangi
kontaminasi debu, bahan kimia, serta kotoran lain serta pada alat dan tempat
dilakukannya praktikkum.

3. Dalam penanganan bahan kimia, diperlukan APD yang tepat, seperti sarung tangan, jas
lab, kacamata pengaman, dan masker untuk menghindari kontaminasi dari kotoran
maupun bahan kimia. Sebelum berhadapan dengan bahan kimia, perlu untuk mengetahui
MSDSnya agar lebih waspada dan cekatan saat terjadi kecelakaan. Apabila ingin
melakukan pemindahan bahan kimia, dilakukan pembacaan label terlebih dahulu
sebanyak 2 kali agar yakin saat pemindahan, pengambilan bahan seperlunya sehingga
tidak menyebabkan bahaya reaksi akibat penggunaan bahan yang berlebihan. Lalu, tidak
mengembalikan bahan kimia ke wadah semula agar bahan yang di dalam wadah tidak
terkontaminasi, serta pemindahan bahan menggunakan wadah yang tahan reaksi kimia.
Pembuangan zat sesuai dengan karakteristik bahan dan wadah yang tepat, pengisian
tabung reaksi hanya sepertiganya agar tidak terjadi semburan saat bereaksi, pemanasan
dilakukan dengan mulut tabung di arahkan ke tempat aman, serta tidak mencium bahan
kimia secara langsung karena berbahaya.

4. Penggunaan APD sangat penting dalam meningkatkan keselamatan kerja di laboratorium


kimia. APD berfungsi untuk mencegah kontaminasi bahan kimia yang dapat
menyebabkan bahaya kesehatan. APD terdiri dari jas lab, kacamata pengaman, masker,
face shield, sepatu, sarung tangan, dan pelindung telinga. Pemilihan APD harus sesuai
dengan standar yang berlaku, memperhatikan kondisi APD sebelum dipakai, serta
disesuaikan dengan bahaya dari zat dan percobaan yang akan dilakukan.

IX. DAFTAR PUSTAKA

1. Askar, S., 2016. Pengenalan Beberapa Bahan Kimia Berbahaya dan


Cara Penanganannya. Bogor: Balai Penelitian Ternak.

2. Kundari NA., dkk., 2005, Petunjuk Praktikum Kimia Dasar, Sekolah


Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN, Yogyakarta

3. Syakbania, D.N. and Wahyuningsih, A.S., 2017. Program


Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Laboratorium Kimia. HIGEIA
(Journal of Public Health Research and Development), 1(2), pp.49-57.

4. https://lordbroken.wordpress.com/2018/09/08/k3-bekerja-dalam-
laboratorium/, diakses 8 Desember 2021

5. https://synergysolusi.com/artikel-surabaya/7-simbol-bahan-kimia-
berbahaya, diakses 8 Desember 2021
Yogakarta, 12 Desember
2021

Pembimbing, Praktikkan,

Dhita Ariyanti, M.Si. Augie Davin Siagian

Anda mungkin juga menyukai