Semua Alat Ukur Yang Digunakan Pada Proses Pengukuran Tentu Memiliki
Skala Pengukuran Yang Terkecil, Yaitu Skala Terkecil Yang Ditunjukkan Pada Alat
Ukur. Dalam Proses Pengukuran Yang Kita Lakukan, Oleh Karena Keterbatasan Itu,
Akan Menghasilkan Sedikit Kesalahan Dalam Batas Toleransi, Yang Oleh Fisikawan
Dan Matematikawan Dikategorikan Sebagai Ketidakpastian. Itulah Sebabnya Sering
Dianjurkan Agar Mengukur Sesuatu Besaran Harus Dilakukan Berulang Kali Dan
Mengambil Rata-Ratanya Sebagai Hasil Akhir Yang Dilaporkan. Semua Itu Dilakukan
Agar Didapatkan Hasil Yang Lebih Akurat Sehingga Hasil Pengukuran Tersebut Betul-
Betul Menyatakan Keadaan Yang Sebenarnya. Kesalahan Terkecil Yang Mungkin
Dilakukan Pada Setiap Pengukuran Adalah Setengah Kali Dari Besar Skala Terkecil
Alat Ukur Yang Digunakan (Http://Fatichaghevi.Blogspot.Com/2013/12/Ilmu-Fisika-
Kesehatan.Html).
Berikut Bebrapa Contoh Aplikasi Pengukuran Dan Besaran Pada Ilmu Kesehatan:
Menurut Nengah Sandi Juni (2013:40) .Tinggi Badan (Tb) Adalah Tinggi Dari Lantai
Tanpa Alas Kaki Sampai Vertek (Ubun-Ubun) Yang Diukur Pada Sikap Tubuh Bersiap
(Kusumah Dkk, 2015).
Tinggi Badan Manusia Bergantung Pada Faktor Lingkungan Dan Genetik. Tinggi
Badan Manusia Beragam Menurut Pengukuran Antropometri. Kelainan Variasi Tinggi
Menyebabkan Seseorang Mengalami Gigantisme Atau Dwarfisme, Bila Tidak Lebih
Dari Variasi Tersebut Masih Dikatakan Normal (Cahyono, 2018).
Pertumbuhan Rata-Rata Untuk Setiap Jenis Kelamin Dalam Populasi Berbeda Berarti
Di Mana Pria Dewasa Rata-Rata Lebih Tinggi Daripada Wanita Dewasa. Selain Itu,
Tinggi Badan Manusia Juga Berbeda Menurut Kelompok Etnis.
Untuk Mengukur Tinggi Badan Tentunya Digunakan Sebuah Alat Untuk Mengetahui
Seberapa Tinggi Atau Pertambahan Panjang Dari Tubuh Seseorang. Dalam Kesehatan
Alat Yang Sering Digunakan Dalam Mengukur Tinggi Badan Disebut Dengan Stature
Meter.