MATERI KULIAH 8:

TL-402 MEKANIKA FLUIDA II

§ Apabila tipe aliran di saluran berubah dari aliran super kritis
menjadi sub kritis maka akan terjadi loncatan hidrolis.
§ Keadaan ini terjadi misalnya pada kaki bangunan pelimpah. Aliran
di bagian hulu adalah sub kritis sedangkan di bagian hilir adalah
sub kritis. Diantara kedua tipe aliran tersebut terdapat daerah
transisi di mana loncatan hidrolis terjadi.
Gaya-gaya pada aliran yang meliputi hydraulic jump:
Resultan gaya dalam arah x = F1 – F2
Perubahan Momentum = M2 – M1
F1 – F2 = M2 – M1
Pada debit konstan :
F1 + M1 = F2 + M2 = konstan
y1 y2
F1  g y1b F2  g y2b
2 2
M 1  Qv1 M 2  Qv2
Q Q
 Q  Q
y1b y2b
Dari substitusi dapat diperoleh

y2  2  y1  2 
y1   1  8 Fr2  1  atau y 2   1  8 Fr1  1 
2   2  

Penurunan lebih lanjut dapat diperoleh E 

y 2  y1 3
4 y1 y 2
F  q(V2  V1 )
1 1 1 1 q q
gy12  gy 22  q(V2  V1 )  gy12  gy 22  q(  )
2 2 2 2 y 2 y1
2q 2 1 1
y12  y 22  (  )
g y 2 y1
2q 2
y12  y 22  ( y 2  y1 )
gy1 y 2
2q 2 2 2q 2
y 2  y1   y 2  y1 y 2 
gy1 y 2 gy1
2 2q 2
y2  y1 y 2  0
gy1
  y1  y12  4 x 2 q 2 / gy1
y2 
2
1 y12 2 q 2
y 2   y1  
2 4 gy1

1 y12 2 y1V12  1 y 2
2 y V 2 
y 2   y1    y 2  y1    1
 1 1 
2 4 g  2 4 g 
 
y2 1   y1  
  1  8 Fr12  1  y 2  2
 1  8 Fr1  1 
y1 2   2  
  V12   V22 
Es1  Es2   y1    y 2  
 2 g   2 g 
q2 q2
Es1  Es2  y1  y 2   
2 gy12 2 gy 22
2
Es1  Es2  y1  y 2  
q
2 gy12 y 22
y 2
2  y12 
2q 2
y 2  y1 
gy1 y 2

Es  Es1  Es2 

y 2  y1 3
4 y1 y 2
 Tidak ada rumus teoritis yang dapat digunakan
untuk menghitungnya.
 Panjang loncatan air dapat ditentukan dengan
percobaan di laboratorium.
 Untuk saluran segiempat, panjang loncatan air
diambil 5 – 7 kali tinggi loncatan air.
 Smetana (1953): L = {Range(5 - 7)}(y2-y1)
 Woyeski (1931): L = {8 - 0,05(y2-y1)}(y2-y1)
 Saluran segi empat dengan lebar 3 m
mengalirkan air dengan debit 15 m3/det pada
kedalaman 0,6 m sebelum masuk ke loncatan
air. Hitunglah kedalaman kritis dan kedalaman
air di hilir serta panjang loncatan
 Q 15
q   5 m 3 det m
b 3
2 2
q 5
Kedalaman kritis : y c  3 3  1,366 m
g 9 ,81
q 5
Kecepa tan aliran : v1    8 ,33 m det
y1 0 ,6
v1 8 ,33
Bilangan Froude di hulu saluran : Fr1    3 ,435
gy1 9 ,81  0 ,6
Kedalaman aliran di hilir saluran :
y

y 2  1 1  8 Fr1  1
2

y2 
0 ,6
2
 
1  8  3 ,435  1  2 ,63 m
Panjang Loncatan Air :
a. Menurut Smetana (1953) :
panjang loncatan air (L)  {Range 5 - 7}  (y 2 - y1 )
L  5  (2,63 - 0,6)  10 ,15 m
L  7  (2,63 - 0,6)  14 ,21 m
Jadi panjang loncatan yang terjadi : antara 10,15 m s.d. 14,21 m

b. Menurut Woyeski (1931) :

panjang loncatan air (L)  {8 - 0,05(y 2 - y1 )}(y 2 - y1 )
L  {8 - 0,05(2,63 - 0,6)}(2,63 - 0,6)  16 ,034 m