OLEH
AYU WULANDARI
NIM. 30719005
FAKULTAS KESEHATAN
TAHUN 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN
05 MARET 2022
MAHASISWA
AYU WULANDARI
NIM. 30719005
.............................................. ..............................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelahiran prematur atau kurang bulan adalah istilah yang digunakan untuk
mendefinisikan bayi yang lahir terlalu dini, yaitu sebelum usia kehamilan ibu 37
minggu (Cuningham, 2012., Fraser, 2013). Prematur merupakan penyumbang penyebab
angka kematian bayi nomor 2. Bayi prematur beresiko menimbulkan masalah-masalah
medis atau bahkan komplikasi kesehatan.
Di negara berkembang, termasuk di Indonesia, angka kejadian persalinan
prematur dan angka kematian bayi prematur masih cukup tinggi. Sebesar 84% kematian
pada bayi yang baru lahir diakibatkan karena bayi lahir secara prematur. Kematian pada
bayi terjadi pada 28 hari pertama semenjak bayi lahir sebesar 50%. Sedangkan bayi
yang meninggal pada usia 7 hingga 27 hari mencapai 11,4% dan bayi meninggal
kurang dari usia 7 hari sebesar 38,2%. (Kemenkes, 2018)
Pada bayi prematur selain umumnya memiliki berat badan yang rendah beresiko
memiliki masalah-masalah atau gangguan medis akibat belum matangnya fungsi tubuh
bayi tersebut. Gangguan medis terjadi akibat belum matangnya fungsi pernafasan,
jantung, saluran cerna, dan fungsi organ lainnya. Sehingga terkadang bayi prematur
harus memerlukan perawatan di ruang intensif. Permasalahan medis bayi prematur
yang mungkin ditemukan antara lain yaitu hipotermia, sindrom gawat nafas,
hipoglikemia, perdarahan intrakranial dan rentan terhadap infeksi (IDAI, 2013).
Di Rumah Sakit penanganan atau perawatan yang dilakukan pada bayi prematur
adalah dengan menggunakan perawatan di dalam inkubator. Bayi Baru Lahir yang
kecil (BB kurang dari 2500 gram atau umur kehamilan kurang dari 37 minggu), oleh
karena itu bayi baru lahir prematur harus tetap mendapatkan perawatan kehangatan agar
tidak kehilangan suhu tubuh atau hipotermia (Muslihatun, 2010).
Akibat dari bayi yang kehilangan suhu tubuh atau hipotermia yaitu dapat terjadi
cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan hipoksemia atau hipoglikemia dan
mengakibatkan kerusakan otak (Sarwono, 2010). Pada bayi baru lahir keseimbangan
atau mempertahankan kadar glukosa darah adalah hal yang utama yaitu kadar glukosa
harus dipertahankan antara 75- 100 mg/dl sebagai substrat yang adekuat bagi otak.
Kadar glukosa yang rendah akan menyebabkan eksitotoksik asam amino sehingga akan
memperluas infark. Hipoglikemia dapat disebabkan oleh berkurangnya kadar glukosa
karena pelepasan katekolamin atau hiperinsulinisme yang sering dijumpai pada bayi
yang menderita asfiksia (Azlin, 2011).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan
kebidanan bayi baru lahir dengan menggunakan standar manajemen kebidanan serta
melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan yang telah dilakukan dengan metode 7
langkah Varney kepada bayi Ny. S usia 1 hari bayi baru lahir prematur dengan
hipoglikemia di Rumah Sakit Aura Syifa Kediri.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan asuhan
kebidanan dan agar mahasiswa dapat secara nyata dalam memberikan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir dengan pendekatan 7 langkah varney.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian bayi baru lahir premature pada bayi Ny. “S” usia 1 hari
dengan hipoglikemia di Rumah Sakit Aura Syifa Kediri.
b. Menyusun diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas bayi baru lahir premature
pada bayi Ny. “S” usia 1 hari dengan hipoglikemia di Rumah Sakit Aura Syifa
Kediri.
c. Menyusun diagnosa dan masalah potensial kebidanan pada bayi baru lahir
premature pada bayi Ny. “S” usia 1 hari dengan hipoglikemia di Rumah Sakit
Aura Syifa Kediri.
d. Melakukan tindakan segera pada bayi baru lahir premature pada bayi Ny. “S”
usia 1 hari dengan hipoglikemia di Rumah Sakit Aura Syifa Kediri.
e. Merencanakan asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologis pada bayi baru lahir
premature pada bayi Ny. “S” usia 1 hari dengan hipoglikemia di Rumah Sakit
Aura Syifa Kediri.
f. Melaksanakan asuhan kebidanan bayi baru lahir premature pada bayi Ny. “S”
usia 1 hari dengan hipoglikemia di Rumah Sakit Aura Syifa Kediri.
g. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan bayi baru lahir premature pada bayi Ny.
“S” usia 1 hari dengan hipoglikemia di Rumah Sakit Aura Syifa Kediri.
h. Mendokumentasikan asuhan kebidanan bayi baru lahir premature pada bayi Ny.
“S” usia 1 hari dengan hipoglikemia di Rumah Sakit Aura Syifa Kediri.
D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Metode penulisan
D. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Adaptasi Fisiologis
Adaptasi fisiologi pada neonatus perlu diketahui dengan lebih baik oleh
tenaga kesehatan.Saat lahir, bayi harus beradaptasi dengan keadaan yang sangat
bergantung sampai menjadi mandiri. Banyak perubahan yang dialami oleh bayi
yang semula berada dalam lingkungan rahim ke lingkungan luar rahim.
Kemampuan adaptasi fisiologi bayi baru lahir disebut juga homeostasis.
Homeostasis neonatus ditentukan oleh keseimbangan antara maturitas dan status
gizi (Tando, 2016). Adaptasi di luar uterus yang terjadi secara cepat yaitu :
a. Adaptasi sistem pernapasan
Sistem pernapasan adalah sistem yang paling tertentang ketika terjadi perubahan
dari lingkungan di dalam uteri maupun di luar uteri.
b. Adaptasi sistem sirkulasi
Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat diklem. Tindakan ini
meniadakan suplai oksigen plasenta dan menyebabkan terjadinya reaksi dalam
paru sebagai respons terhadap tarikan napas pertama.
c. Adaptasi suhu
Neonatus memiliki kecenderungan cepat stress karena perubahan lingkungan
dan bayi harus beradaptasi dengan suhu lingkungan yang cenderung dingin di
luar (Tando, 2016).
4. Kebutuhan BBL
Kebutuhan BBL menurut Wahyuni (2011) dibagi menjadi beberapa hal,yakni :
a. Kebutuhan Nutrisi
ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. ASI diketahui mengandung zat
gizi yang paling banyak sesuai kualitas dan kuantitasnya untuk pertumbuhan
dan perkembangan bayi. Menyusui secara dini antara lain, bayi harus disusui
sesegera mungkin setelah lahir (terutama dalam 1 jam pertama) dan dilanjutkan
selama 6 bulan pertama kehidupan, colostrum harus diberikan, tidak boleh
dibuang karena untuk menambah kekebalan tubuh bayi, dan bayi harus disusui
kapan saja ia mau (on demand), siang atau malam yang akan merangsang
payudara memproduksi ASI secara adekuat.
b. Kebutuhan Eliminasi
Bayi BAK sebanyak minimal 6 kali sehari.Semakin banyak cairan yang masuk
maka semakin sering bayi miksi. Defekasi pertama berwarna hijau kehitaman.
Pada hari ke 3–5 kotoran berubah warna menjadi kuning kecokelatan. 4–6 hari
kotoran bayi yang biasanya minum susu biasanya cair. Bayi yang mendapat ASI
kotorannya kuning dan agak cair dan berbiji. Bayi yang minum susu botol,
kotorannya cokelat muda, lebih padat dan berbau.
c. Kebutuhan Istirahat
Dalam dua minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur, Neonatus
sampai usia 3 bulan rata–rata tidur sekitar 16 jam sehari. Sediakan selimut dan
ruangan yang hangat pastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin.
Jumlah total tidur bayi akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi
Menurut Saifuddin (2010), penatalaksanaan bayi baru lahir dengan prematur yaitu
antara lain :
1. Keringkan secepatnya dengan handuk hangat
2. Kain yang basah secepatnya diganti dengan yang kering dan hangat
3. Kepala bayi ditutup topi
4. Beri oksigen sesuai kebutuhan
5. Beri infus Dekstrose 10% dan Bicarbonas Natricus 1,5% = 4:1, hari I : 60
cc/kg/hari, hari II : 70 cc/kg/hari dan berikan antibiotik
6. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat dengan dimasukkan ke dalam
inkubator
7. Mencegah infeksi dengan ketat, dengan memperhatikan prinsip-prinsip
pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi dan tali
pusat dalam keadaan bersih
8. Pengawasan nutrisi/ ASI untuk bayi baru lahir sesuai kebutuhan, beri minum
dengan sonde/ tetesi ASI
9. Penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat, karena perubahan berat
badan mencerminkan kondisi gizi/ nutrisi bayi yang berhubungan dengan daya
tahan tubuh Menurut Wiknjosastro (2006), bila bayi dirawat di dalam
inkubator, maka suhunya untuk bayi dengan berat badan kurang dari 2 kg adalah
35°C dan untuk bayi dengan berat badan 2 – 2,5 kg adalah 34°C.
C. Hipoglikemia
1. Definisi Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa dalam darah secara
abnormal rendah yaitu <50 mg/dl atau bahkan <40 mg/dl (Rahardjo, 2012 dan
Maryam, 2009).
2. Etiologi hipoglikemia
Hipoglikemia biasanya terjadi jika seorang bayi pada saat dilahirkan memiliki
cadangan glukosa yang rendah yang disimpan dalam bentuk glikogen (Novyana,
2010). Hipoglikemia disebabkan oleh ketidakseimbangan asupan makanan, insulin,
dan aktivitas (Wong, 2005). Penyebab hipoglikemia pada neonatus berbeda sedikit
dari pada bayi yang lebih tua dan anak-anak. Menurut Judarwanto (2012), etiologi
hipoglikemia pada neonatus meliputi berikut :
I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
a. Bayi
Nama Bayi : Bayi Ny. “S”
Umur : 1 hari
Agama : Islam
Ruangan : Ruang Bayi
Tanggal MRS : 04 Maret 2022
Tanggal KRS :
Dx Medis : BBL prematur dengan hipoglikemia
Tanggal / Jam Lahir : 04 Maret 2022/16.23 WIB
Jenis Kelamin : Laki-laki
b. Ibu
Nama : Ny. “S”
Umur : 21 Tahun
Suku / Bangsa : Jawa /Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : ± 1.500.000
Alamat Kantor :-
Alamat Rumah : Katang RT 4/RW 2, Kec. Ngasem, Kab. Kediri
c. Bapak
Nama : Tn. “T”
Umur : 21 Tahun
Suku / Bangsa : Jawa / WNI
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : ± 2.000.000
Alamat Kantor :-
Alamat Rumah : Katang RT 4/RW 2, Kec. Ngasem, Kab. Kediri
2. Anamnesa
Sumber informasi : ( √ ) Keluarga ( ) Lain – lain
Keluhan utama : Tidak ada
Riw. Penyakit sekarang : Tidak ada
Jenis persalinan : Spontan pervaginam
APGAR SCORE : 1 Menit skor 6 5 Menit skor 8
Berat badan : 2550 Gram
Panjang badan : 46 Cm
Usia kehamilan : 34-35 Minggu
Ketuban :
() Pecah Dini Jam : 06.00 WIB Warna : Jernih
( ) Tidak Pecah Dini
( ) Lain – lain
NATAL : Bayi lahir spontan, tgl 4 Maret 2022 pukul 16.23 WIB.
Jenis kelamin laki-laki, BB : 2550 Kg, TB : 46 cm, LK : 32 cm menangis
kuat, kulit kemerahan.
POST NATAL : Reflek bayi normal, TTV normal (N: 140x/menit, RR:
40x/menit, S: 36,50C) Bayi melakukan IMD, sudah diberikan salep mata,
suntik Vit.K.
Imunisasi : Hb-0 (4 Maret 2022)
DM √ HIPERTENSI √ Lain
–
lain
TB √ HEPATITIS √
C
B. DATA SUBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : cukup / baik / lemah
Suhu : suhu axilar 36,5 0C
Nadi : 140 x/menit
Pernapasan : 40 x/menit
Berat badan : 2550 gram
Panjang badan : 46 cm
Lingkar kepala : 32 cm
Lingkar lengan : Tidak Dikaji
Lingkar perut : Tidak Dikaji
Lingkar dada : Tidak Dikaji
b. Kesadaran
( √ ) Gerak aktif ( √ ) Menangis kuat ( ) Lethargi ( )
Merintih
( ) Coma ( ) Lain – lain
c. Kepala
I. Rambut
Tipis : Ya / Tidak Kering : Ya / Tidak
Kotor : Ya / Tidak Jarang : Ya / Tidak
II. Mata
Konjungtiva anemis : Ya / Tidak
Konjungtiva merah : Ya / Tidak
Sklera icterus : Ya / Tidak
Lain – lain : Ya / Tidak
III. Wajah
Icterus : Ya / Tidak Grimace : Ya / Tidak
Pucat : Ya / Tidak Cyanosis : Ya / Tidak
IV. Telinga
Simetris : Ya / Tidak Radang : Ya / Tidak
Sekret : Ada / Tidak Perdarahan : Ya / Tidak
Tulang rawan : + Lain – lain : Tidak ada
V. Hidung
Pernapasan cuping hidung : Ya / Tidak
Lain – lain : Tidak ada
VI. Mulut
Bibir kering : Ya / Tidak Trismus : Ya / Tidak
Lidah kotor : Ya / Tidak Lain – lain : Tidak Ada
VII. Leher
Pembesaran vena : Ada / Tidak
Kaku kuduk : Ada / Tidak
d. Thorak
Gerak nafas : Relaksasi otot dada : Normal / Tidak
Bentuk : ( √ ) Normal chest ( ) Barel chest
Irama nafas : ( √ ) Reguler ( ) Irreguler ( ) Stidor
Payudara : Ronchi : Ada / Tidak Whezing : Ada / Tidak
Jantung : ( √ ) Reguler ( ) Irreguler
( ) Murmur ( ) Irama galop
e. Abdomen
Inspeksi : Bentuk : Buncit / Tegang / Normal
Acites : Ada / Tidak
Tali pusar : Kering, Belum terputus
Palpasi : Massa : Ada / Tidak
Felacit : Ada / Tidak
Distensi : Ada / Tidak
Pembesaran hepar : Ada / Tidak
Perkusi : ( √ ) Thyampany ( ) Hypertimpany
( ) Dulnes ( ) Lain – lain
Perkusi : Peristaltik usus 6 x/menit
f. Genetalia
Labia : Oedema : Ya / Tidak
Perdarahan : Ya / Tidak
Labia mayor menutup labia minor / Tidak
Scrotum : Oedema : Ya / Tidak
Sudah turun / Belum
g. Anus
Berlubang : Ya/ Tidak
Perdarahan : Ya / Tidak
Lain – lain : Tidak Ada
h. Ekstremitas
Atas : Polidactili : Ya / Tidak
Syndactili : Ya / Tidak
Gerak aktif : Ya / Tidak
Fraktur : Ya / Tidak
Bawah : Polidactili : Ya / Tidak
Syndactili : Ya / Tidak
CTEV : Ya / Tidak
Genovalgus : Ya / Tidak
i. Neurologi
YA TIDAK YA TIDAK
Muntah √ Panas √
j. Reflek Bayi
Moro reflek : Ya / Tidak
Rooting reflek : Ya / Tidak
Sucking reflek : Ya / Tidak
Babynski reflek : Ya / Tidak
Grappe reflek : Ya / Tidak
Swallowwing reflek : Ya / Tidak
k. Pemeriksaan Penunjang
Laborat :
II. INTERPRETASI DATA DASAR (17 November 2021, Pukul 05.40 WIB)
No Diagnosa Implementasi
Bayi Ny. “S”
Usia 1 hari Bayi
Baru Lahir
Prematur
Dengan
Hipoglikemia
1. Melakukan informed consent dengan ibu dan keluarga
merupakan langkah awal bagi bidan dalam melakukan
tindakan, sehingga dapat membuat rasa aman dalam
melakukan tindakan medis pada pasien
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
merupakan langkah untuk menghindari terjadinya
kontaminasi silang antara bidan dan pasien
3. Memberikan bolus IV cairan dextrose. Pemberian cairan
dextrose secara IV pada bayi dapat mengatasi hipoglikemia
atau kondisi kadar gula darah terlalu rendah.
4. Memberikan perawatan dalam inkubator dapat membantu
bayi menstabilkan suhu tubuh serta mencegah terjadinya
kehilagan panas pada tubuh bayi.
5. Mememberikan nutrisi pada bayi bertujuan untuk
pemenuhan kebutuhan nutrisi pada bayi serta mencegah
terjadinya malnutrisi.
6. Menjaga kebersihan bayi dan lingkungan dapat mencegah
terjadinya infeksi yang timbul karena bakteri/virus yang
akan menyerang bayi.
7. Melakukan observasi tanda-tanda vital bayi setiap 4 jam
dapat mendeteksi dini adanya kelainan pada bayi serta tetap
menjaga bayi dalam keadaan normal.
Obyektif :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Suhu : 36,7 oC
RR : 43 x/menit
Nadi : 145 x/menit
Berat badan : 2550 gram
Panjang badan : 46 cm
Lingkar kepala : 32 cm
Penatalaksanaan :
1. Ibu dan keluarga telah menyetujui dan kooperatif
2. Petugas sudah mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3. Petugas telah memasangkan infus dextrose
4. Petugas melakukan perawatan bayi dalam inkubator
5. Petugas memberikan nutrisi pada bayi dengan memberikan susu formula 60
cc sesui dengan kemauan bayi.
6. Petugas telah menjaga kebersihan bayi serta lingkungan
7. Petugas telah melakukan observasi setiap 4 jam sekali yaitu pada pukul 12.00
WIB, 16.00 WIB, 20.00 WIB, dan 24.00 WIB.
8. Petugas telah melakukan observasi eliminasi pada bayi
9. Petugas telah mengganti pakaian/popok bayi setiap basah atau bayi BAB dan
BAK
10. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
Pada data obyektif, Pemeriksaan umum didapatkan hasil keadaan umum baik,
kesadaran composmentis, suhu : 36,5°C, nadi : 140 x/m, respirasi : 40 x/m, BB : 2550
gram, TB : 46 cm, Lingkar kepala : 32 cm, dan pada pemeriksaan fisik didapatkan
hasil bahwa semua normal. Pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan
antara teori dan praktek yang ada dilapangan.
6. Implementasi
Rencana asuhan dilakukan secara menyeluruh seperti yang diuraikan pada
langkah kelima, dilaksanakan secara efisien dan aman. Pada kasus pelaksanaan
dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Pada tahap ini penulis tidak
menemukan kesenjangan antara teori dan praktek yang ada dilapangan.
7. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara sistematis untuk melihat keefektifan dari asuhan
dan tidak ditemukan kesenjangan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada bayi Ny.
“S” Usia 1 hari bayi baru lahir premature dengan hipoglikemia, yang telah dilakukan
pada tanggal 05 Maret 2022 di RS Aura Syifa Kediri, menjelaskan teori dan
membandingan dengan kasus sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pengkajian pada bayi Ny. “S” Usia 1 hari bayi baru lahir premature
dengan hipoglikemia tidak terdapat kesenjangan antara kasus/fakta di lahan
praktik dan teori.
2. Pelaksanaan penyusunan diagnosa kebidanan pada bayi Ny. “S” Usia 1 hari bayi
baru lahir premature dengan hipoglikemia, tidak terdapat kesenjangan antara
kasus/fakta di lahan praktik dan teori.
3. Pada kasus bayi Ny. “S” Usia 1 hari bayi baru lahir premature dengan
hipoglikemia tersebut tidak terdapat diagnosa potensial.
4. Pada kasus bayi Ny. “S” Usia 1 hari bayi baru lahir premature dengan
hipoglikemia, tidak terdapat diagnosa potensial maka tidak diperlukan tindakan
segera.
5. Pelaksanaan intervensi pada bayi Ny. “S” Usia 1 hari bayi baru lahir premature
dengan hipoglikemia, tidak terdapat kesenjangan antara kasus/fakta di lahan
praktik dan teori.
6. Pelaksanaan implementasi pada bayi Ny. “S” Usia 1 hari bayi baru lahir
premature dengan hipoglikemia, tidak terdapat kesenjangan antara kasus/fakta di
lahan praktik dan teori.
7. Pelaksanaan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada bayi Ny. “S”
Usia 1 hari bayi baru lahir premature dengan hipoglikemia, tidak terdapat
kesenjangan antara kasus/fakta di lahan praktik dan teori.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis akan menyampaikan
saran yang diharapkan dapat berguna bagi pembaca antara lain :
1. Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan yang lebih dan keterampilan
dengan perkembangan zaman yang semakin maju serta meningkatkan mutu
asuhan kebidanan yang diberikan kepada pasien langsung dalam asuhan
kebidanan komprehensif.
2. Institusi pelayanan kesehatan
Diharapkan pada institusi pelayanan kesehatan khususnya puskesmas, polindes
dan PMB (Praktek Mandiri Bidan) dapat menyediakan sarana yang memadai
dalam upaya memberikan pelayanan yang bermutu dan berkualitas sesuai dengan
standar.
3. Bagi masyarakat
Diharapkan untuk masyarakat khususnya ibu hamil hendaknya dapat
memeriksakan kehamilannya secara rutin dan sedini mungkin, sehingga dapat
mendeteksi dini kelainan dan komplikasi pada kehamilan yang mungkin dapat
terjadi sehingga dapat segera dilaksanakan tindakan.
DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo, K dan Marmi. 2015. Asuhan Neonatus Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: PustakaPelajar.
Fraser, DM dan Cooper, MA. 2012. Buku Saku Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta :Buku
Kedokteran EGC.
Indrayani, D. 2013. Asuhan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Trans Info Media.
Kemenkes, RI. 2013. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012. Badan Pusat
Statistik, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kemenkes RI.
Jakarta.
Wahyuni,S. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi Dan Balita: Penuntun Belajar Praktik Klinik.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Saleha, S. 2012. Asuhan Kebidanan Neonates, Bayi Dan Balita. Makassar: Alauddin
University Press.
Tando, Naomy Marie. 2016. ASUHAN KEBIDANAN Neonatus, Bayi dan Anak Balita.Jakarta
: EGC.
Wahyuni, Sari. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi & Balita.Jakarta : EGC
Maryunani, Anik. 2014. ASUHAN NEONATUS, BAYI, BALITA dan ANAK PRA–SEKOLAH.
Jakarta : EGC
Armini, N. W., Sriasih, N. G. K., & Marhaeni, G. A. 2017. Asuhan Kebidanan Neonatus,
Bayi, Balita & Anak Prasekolah. Yogyakarta : CV Andi Offset
Sinta, L. E., dkk. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi dan Balita.
Sidoarjo : Indomedia Pustaka