Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA BY. NY. ”F” DENGAN


HIPERBILIRUBIN DI
RUANG PERINATALOGI
RSUD
H. ANDI SULTHAN DAENG
RADJA BULUKUMBA
Oleh :
SYAHMAWATI
NIM. 19 07 120
Latar belakang
Hiperbilirubinemia pada umumnya merupakan masalah
fisiologis yang hampir terjadi pada 80% bayi baru lahir
premature dan mencapai 60% pada bayi lahir aterm pada
minggu pertama kehidupannya Gejala yang ditimbulkan
akibat hiperbilirubinemia adalah adanya warna kuning pada
kulit dan sclera bayi. Menurut peneliti tindakan dalam
penanganan hiperbilirubin pada bayi tentunya juga
merupakan sebuah perhatian yang penting bagi tenaga
kesehatan pada pasien hiperbilirubin untuk menstabilkan
kondisi pasien pada keadaan equlibrium fisiologis pasien.
Pengkajian dan intervensi yang tepat dan cepat sangat perlu
diperhatikan sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi
yang dapat membahayakan pasien.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan umum
 untuk mendeskripsikan pelaksanaan asuhan keperawatan pada
By.Ny.”F” dengan hiperbilirubin di ruang perinatalogi RSUD H.
Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba.
Tujuan khusus
 Untuk Mengidentifikasi pengkajian keperawatan pada By.Ny.”F”
dengan hiperbilirubin.
 Untuk Mengidentifikasi diagnosis keperawatan pada By.Ny.”F”
dengan hiperbilirubin.
 Mengidentifikasi intervensi keperawatan pada By.Ny.”F”
dengan hiperbilirubin.
 Mengidentifikasi implementasi atau tindakan keperawatan
yang sudah direncanakan pada By.Ny.”F” dengan hiperbilirubin.
 Mengidentifikasi evaluasi tindakan keperawatan yang telah
diberikan pada By.Ny.”F” dengan hiperbilirubin
HASIL
DAN
PEMBAHaSAN
Pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian seorang pasien anak dengan
inisial By Ny “R” umur 3 hari, jenis kelamin perempuan, pada
saat dilakukan pengkajian pada pada tanggal 21-01-2020
dengan diagnosa medis hiperbilirubiun dirawat di ruang
perinatalogi RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja
Bulukumba, riwayat kesehatan saat ini, kulit bayi nampak
berwarna kuning, berat badan lahir rendah, BB : 2.350 gram.
Sklera nampak kuning.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan secara head to toe
diperoleh hasil kesadaran klien composmentis. Berdasarkan
hasil analisa data didapatkan data obyektif, Kulit bayi
nampak kuning, Sklera nampak kuning, Suhu 36,1 0C, RR 56
x/i, Nadi 138 x/i, Hasil bilirubin 16,5 mg/dl. BBLR 2.350 gram
Pemberian terapi radiasi (foto terapi)
PEMBAHASAN pengkajian

Berdasarkan hasil pengkajian penulis


didapatkan ada kesesuaian antara teori
dengan kasus dimana klien didapatkan gejala
seperti warna kulit kuning, sklera kuning
yang diakibatkan oleh hiperbilirubin,
sehingga berdasarkan data tersebut perlu
dilakukan penanganan dan tindakan dalam
asuhan keperawatan anak untuk menangani
masalah yang dialami oleh klien.
Diagnosa keperawatan
Sesuai dengan hasil pengkajian, peneliti
menemukan 3 diagnosis keperawatan sesuai
kasus tersebut yaitu:
1. Ikterus neonatus berhubungan dengan Usia
kurang 7 hari
2. defisit nutrisi berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan metabolisme
3. Risiko infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
PEMBAHASAN
Dalam penetapan diagnosa keperawatan terdapat
kesenjangan antara teori dan kasus penulis berusaha
memperiotaskan berdasarkan kebutuhan pasien. Pada
tinjauan teoritis ditemukan 7 diagnosa Keperawatan
sedangkan pada tinjauan kasus ditemukan 3 diagnosa
Keperawatan, sedangkan Pada tinjauan pustaka
terdapat dua diagnosa yang tidak muncul pada tinjauan
kasus. Hal ini disebabkan karena diagnosa yang
ditetapkan oleh peneliti disesuaikan dengan data atau
hasil pengkajian yang dialami oleh klien, baik data yang
memenuhi kriteria berdasarkan penentuan diagnosa
menurut buku SDKI (2016), dan diharapkan diagnosa
dapat diatasi sesuai pada teori dan waktu pencapaian
tujuan.
Intervensi keperawatan
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan
diagnosis keperawatan yang ditemukan pada
kasus. Intervensi keperawatan tersebut
terdiri dari perencanaan tindakan
keperawatan pada kasus disusun berdasarkan
masalah keperawatan yang ditemukan
Next PEMBAHASAN INTERVENSI
Pada rencana asuhan keperawatan, peneliti menjelaskan
apa saja rencana intervensi yang tentu sesuai dengan
diagnosa keperawatan yang peneliti tersebut putuskan.
Hal ini di seimbangkan juga dengan tujuan dan kriteria
hasil serta rasional apa tidaknya jika dilakukan intervensi
tersebut. Selain itu proses keperawatan adalah metode
ilmiah yang dipakai dalam memberikan asuhan
keperawatan yang profesional.
Dalam tahap ini peneliti mendaapatkan bahwa tidak ada
kesenjangan antara teori dan fakta. Hal ini terjadi karena
intervensi direncanakan berdasarkan dengan kebutuhan
tubuh dan masalah pasien, sehingga intervensi tersebut
dapat mengatasi masalah yang dialami pasien
Pelaksanaan Keperawatan
Peneliti melaksanakan tindakan
keperawatan sesuai dengan perencanaan
yang telah disusun serta dipilh sesuai
dengan kondisi kesehatannya saat itu.
Implementasi dilakukan selama 3 hari sejak
tanggal 21 Januari 2020 sampai tanggal 23
Januari 2020.
Pembahasan implementasi
Pada tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, implementasi
yang di lakukan pada klien tidak ada kesenjangan karena
peneliti menggunakan implementasi yang sama dengan
tinjauan pustaka, tetapi pelaksanaan pada tinjauan
pustaka belum dapat di realisasikan secara total, hal ini
diakibatkan karena dalam pemberian intervensi harus
menyesuaikan dengan keadaan dan kondisi pasien,
dengan tetap memperhatikan kebutuhan pasien, serta
tetap memaksimalkan prioritas penanganan dalam
mengatasi masalah yang dialami pasien, dan tetap
memperhatikan fasilitas dan penunjang yang ada.
Evaluasi Keperawatan
1. Ikterus neonatus berhubungan dengan Usia
kurang 7 hari
Berdasarkan Evaluasi keperawatan yang telah
dilakukan untuk diagnosa Ikterus neonatus
berhubungan dengan Usia kurang 7 hari yaitu,
dengan Subyektif (S):-. Obyektif (O): Kulit bayi
nampak kemerahan, Sklera nampak membaik.
Assesment (A): Ikterus neonatus teratasi. Plan (P):
pertahankan intervensi;
next
2. defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan nutrisi
Berdasarkan Evaluasi keperawatan yang telah dilakukan
untuk diagnosa defisit nutrisi yaitu, dengan Subyektif (S):-.
Obyektif (O): BBLR 2.350 gram. Assesment (A): defisit
nutrisi belum teratasi. Plan (P): Lanjutkan intervensi;
3. Risiko infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer.
Berdasarkan evaluasi keperawatan yang telah dilakukan
untuk diagnosa risiko infeksi yaitu, dengan Subyektif (S):-.
Obyektif (O): Berat badan lahir rendah. Assesment (A):
resiko infeksi belum teratasi. Plan (P): Lanjutkan
intervensi;
Next...
Pada evaluasi keperawatan, peneliti menjelaskan dan
mengkaji ulang lagi dampak dari implementasi
intervensi keperawatannya. Apakah memberikan
dampak yang baik atau tidak terhadap pasien. Saat itu
memberikan dampak yang baik pada perkembangan
kesehatan pasien. si peneliti kemudian menghentikan
implementasinya karena pasien sudah kembali
kedalam keadaannya yang homeostatis / sehat. Hal ini
menunjukkan bahwa proses keperawatan nya berhasil
dan memberikan asuhan keperawatan yang berhasil
pula
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai