Anda di halaman 1dari 10

PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN (KANUL NASAL DAN MASKER) PADA ANAK

Definisi : memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru-paru melalui


saluran pernapasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan.
Tujuan :
1. Mengoreksi kondisi hipoksia
2. Meminimalkan kerja paru-paru
3. Menurunkan kerja jantung
Indikasi : Pasien hipoksia
Kontra Indikasi :
1. Kanul nasal/kateter binasal/nasal prong: jika ada obstruksi nasal
2. Kateter nasal: jika ada fraktur tengkorak kepala, trauma maksilofasial,
dan obstruksi nasal
3. Sungkup muka dengan kantong rebreathing: pada pasien PaCO2 tinggi
Persiapan Alat :
1. Set oksigen lengkap:
Tabung oksigen
Flow meter
Botol pelembab berisi aquadest
2. Kanul nasal, masker
3. Plester
4. Gunting
5. Baki
6. Perlak alas
7. Sabun cuci tangan
8. Handuk
9. Vaselin
Tahap Pra Interaksi
1) Pengkajian
1. Kaji tanda hipoksia:
Status respiratory : RR, suara napas
Status neurologi : kesadaran, reflek
Status kardiologi : HR, TD
Hasil lab : AGD, Hb dan Ht
2. Kaji riwayat kesehatan: terkait gangguan pernapasan
3. Kaji usia anak, tingkat perkembangan dan kemampuan kooperatif
2) Cuci tangan
3) Siapkan Alat-alat
Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang disenangi

2. Memperkenalkan nama perawat


3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga
4. Menjelaskan tentang kerahasiaan
Tahap Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengatur posisi anak semi fowler atau kepala lebih tinggi


Memeriksa tabung oksigen dengan flowmeter.
Menyambungkan kanul oksigen pada kanul atau face mask
Memberikan oksigen sesuai instruksi
Memfiksasi : face mask dengan mengatur pita elastis di bagian kepala
Menanyakan pada anak apakah sesaknya berkurang atau tidak (bila
memungkinkan)
7. Merapikan alat
2. Cuci tangan
Tahap terminasi
1. Menanyakan pada klien apa yang dirasakan setelah dilakukan kegiatan
2. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
3. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
4. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
Tahap Dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan

Pemberian Oksigen pada BBLR

Pengertian

Suatu tindakan yang dilakukan pada bayi baru lahir yang memiliki
gangguan pernafasan sehingga bayi dapat memenuhi kebutuhan

Tujuan
Kebijakan
Prosedur

oksigennya.
1. Membantu pola nafas bayi
2. Meningkatkan dan menjaga kondisi bayi tetap stabil
3. Menjegah hipoksia
Pedoman cara pemberian oksigen pada bayi baru lahir sehingga dapat
menstabilkan kondiri bayi.
1. Persiapan alat untuk pemberian oksigen
Alat :

Tabung oksigen beserta isinya

Regulator dan flow meter

Botol pelembab

Masker atau nasal prong

Slang penghubung

2. Prosedur pemberian oksigen

Tabung oksigen dibuka dan diperiksa isinya

Cuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan

Hubungkan nasal prong atau masker dengan slang oksigen ke


botol pelembab

Pasang ke penderita

Atur aliran oksigen sesuai dengan kebutuhan

Setelah pemberian tidak dibutuhkan lagi lepas nasal prong atau


masker dari penderita

Tabung oksigen ditutup

Penderita dirapikan kembali

Peralatan dibereskan

3. Tujuan Pemberian oksigen

Diharapkan setelah pemberian penunjang pernafasan bayi dapat


bernafas dengan nyaman

Laju pernafasan bayi mencapai 40-60 kali permenit

Pada pemantauan saturasi oksigen pada bayi mencapai 88%


sampai 92%

4. Cara Penurunan Level Oksigen


Pemberian oksigen pada bayi harus selalu dipantau, dengan
menghitung frekuensi pernafasan pada bayi dan observasi saturasi
oksigen. Bila saturasi oksigen bayi mulai membaik maka level
oksigen mulai diturunkan secara sistematik.
5. Indikasi pemberian terapi oksigen pada BBLR
a.
b.
c.
d.

Distres pernapasan yang menyebabkan hipoksia


Membantu resorpsi pneumotoraks pada bayi cukup bulan
Serangan apnea pada bayi prematur
Hyperoxic test pada tersangka penyakit sianotik

6. Metode pemberian oksigen


a. Nasal prongs.
Nasal prongs adalah pipa pendek yang dimasukkan ke
dalam cuping hidung. Letakkan nasal prongs tepat ke dalam
cuping hidung dan rekatkan dengan plester di kedua pipi
dekat hidung (lihat gambar). Jaga agar cuping hidung anak
bersih dari kotoran hidung/lendir, yang dapat menutup aliran
oksigen.
Pasang aliran oksigen sebanyak 12 liter/menit (0.5
liter/menit pada bayi muda) untuk memberikan kadaroksigen-inspirasi 3035%. Tidak perlu pelembapan.
b. Kateter Nasal.
Kateter berukuran 6 atau 8 FG yang dimasukkan ke dalam
lubang hidung hingga melewati bagian belakang rongga
hidung. Tempatkan kateter dengan jarak dari sisi cuping
hidung hingga ke bagian tepi dalam dari alis anak.
Pasang aliran oksigen 12 liter/menit. Tidak perlu
pelembapan.

c. Kateter Nasofarin

Kateter dengan ukuran 6 atau 8 FG dimasukkan ke dalam


faring tepat di bawah uvula. Letakkan kateter pada jarak dari
sisi cuping hidung hingga ke arah telinga (lihat gambar B di
bawah). Jika alat ini diletakkan terlalu ke bawah, anak dapat
tersedak, muntah dan kadang-kadang dapat timbul distensi
lambung.

Beri aliran sebanyak 12 liter/menit, yang memberikan kadaroksigen inspirasi 45-60%. Perlu diperhatikan kecepatan aliran
tidak berlebih karena dapat menimbulkan risiko distensi
lambung. Perlu dilakukan pelembapan.

FISIOTERAPI DADA
Sanny Rachmawati S, 0906493426

1. Pengertian Tindakan
Fisioterapi dada adalah suatu metode terapi untuk membuka jalan nafas dan mengencerkan
dahak dengan cara penguapan, pemanasan, pemijatan, postural drainage, latihan bernafas dan
suction.
Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan drainase postural,
clapping dan vibrating pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan, misalnya penyakit paru
obstruksi kronis (bronkitis kronis, asma, dan emfisema). Tindakan drainase postural merupakan
tindakan dengan menempatkan pasien dalam berbagai posisi untuk mengalirkan sekret di saluran
pernapasan. Tindakan drainase postural diikuti dengan tindakan clapping (penepukan) dan
vibrasi. Clapping dilakukan dengan menepuk dada posterior dan memberikan getaran (vibrasi)
tangan pada daerah dada. Dalam memberikan fisioterapi pada anak harus diingat keadaan
anatomi dan fisiologi anak seperti pada bayi yang belum memiliki mekanisme batuk yang baik
sehingga mereka tidak dapat membersihkan jalan nafas secara sempurna. Sebagai tambahan
dalam memberikan fisioterapi harus didapat kepercayaan dari anak-anak karena anak-anak sering
tidak kooperatif.
a. Perkusi
Perkusi atau disebut juga clapping adalah pukulan kuat, bukan berarti sekuat-kuatnya, pada
dinding dada dan punggung dengan tangan dibentuk seperti mangkuk. Tujuannya dalah
secara mekanik dapat melepaskan sekret yang melekat pada dinding bronkus.
b. Vibrasi
Vibrasi adalah getaran kuat secara serial yang dihasilan oleh tangan perawat yang diletakkan
datar pada dinding dada klien.Vibrasi ini digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan
turbulensi udara ekskresi danh melepaskan mukus yang kental.
c. Postural drainage

Postural drainage yaitu salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai sekmen
paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi. Waktu yang terbaik untuk melakukannya
adalah sekitar satu jam sebelum sarapan pagi dan sekitar satu jam sebelum tidur malam.

2. Tujuan
a. Untuk mencegah dan mengatasi hipoksis
b. Untuk mengeluarkan secret yang tertampung
c. Untuk mencegah akumulasi secret agar tidak terjadi atelektasis
d. Memperbaiki pergerakan dan aliran sekret
3. Indikasi, kontaindikasi dan komplikasi
Indikasi:
a. Profilaksis untuk mencegah penumpukan sekret yaitu pada :
-

Pasien yang memakai ventilasi

Pasien yang melakukan tirah baring yang lama

Pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis kistik atau
bronkiektasis

Pasien dengan batuk yang tidak efektif .

b. Mobilisasi sekret yang tertahan :


- Pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh sekret
-

Pasien dengan abses paru

Pasien dengan pneumonia

Pasien pre dan post operatif

Pasien neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau batuk

Kontarindikasi:
-

Mutlak
1) kegagalan jantung
2) status asmatikus, renjatan dan perdarahan masif

Relatif

a. infeksi paru berat


b. patah tulang atau luka baru bekas operasi
c. tumor paru dengan kemungkinan adanya keganasan serta adanya kejang rangsang.

4. Alat dan Bahan


a. Stetoskop
b. Selimut
c. Bantal
d.
e.
f.
g.

Segelas air hangat


Sputum pot
Handuk kecil
Tempat duduk atau kursi

5. Protokol dan Prosedur Tindakan


a.
Cuci tangan
b.
Jelaskan prosedur pada anak
c.
Kaji status anak; analisa kelayakan prosedur; modifikasi rencana bila diperlukan
d.
Sediakan bantal, percussion device (pada bayi), nebulizer jika dibutuhkan.
e. Pilih postural drainage yang tepat yaitu dengan melakukan auskultasi bagian paru anak
untuk melihat letak sputum.
Atur posisi anak dengan menempatkan anak pada diatas pangkuan dan letakkan handuk
atau bantal dibawah punggung anak
f. Lakukan teknik perkusi dan clapping dengan cara memposisikan telapak tangan seperti
mangkuk selama kurang lebih selama 1-2 menit
g. Minta anak menarik nafas dan lakukan vibrasi saat mengeluarkan nafas, ulangi sampai
pernapasan 3 kali. Jika anak sudah mengerti perintah berikan pujian.
h. Minta anak untuk tarik nafas dalam dan batuk untuk mengeluarkan secret. Jika dalam
posisi berbaring tidak bisa batuk ganti dalam posisi duduk (untuk anak yang sudah
mengerti perintah).
i. Auskultasi kembali untuk memastikan pembersihan secret
j. Reposisi, perkusi dan vibrasi area dada pada posisi drainage sesuai ketentuan hasil
auskultasi tersebut dimana letak secret.
k. Tindakan dapat diulangi setelah anak istirahat

6. Hal penting yang Harus Diperhatikan


a. Postural drainage yang diberikan disesuaikan dengan letak secret di saluran nafas
b. Untuk bayi teknik perkusi dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu yaitu masker
oksigen kecil

Anda mungkin juga menyukai