Sap Patuh Obat

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 15

2.

1 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Kepatuhan Minum Obat

Topik

Klien dan keluarga

Sasaran

Waktu

10:00-10:30 WITA.

16 April 2018

Targgal

Poli Jiwa RSJ- Bangli

Tempat

2.1.1 Pokok Materi Penyuluhan

1. Pegertian kepatuhan minum obat

2. Manfaat obat dan tujuan minum obat

3. Akihat dari ketidakpatuhan minum obat

4. Prinsip 6 benar pemberian obat

5. Tanda-tanda kekambuhan

6. Tindakan yang dilakukan saat muncul tanda tanda kekambuhan

7. Peran keluarga dalam mengawasi minum obat

2.1.2 Pelaksanaan Kegiatan

1. Topik: Kepatuhan minum obat

2. Sasaran dan Target

Sasaran: Pengunjung poli RSJ Bangli

Target Keluarga pasien di poli RSJ

Metode:
Ceramah

Tanya jawab

Diskusi

Media dan alat

Leaflet dan poster

3. Waktu dan Tempat

Har/ tanggal

Senin, 16 April 2018

10.00 WIB s.d 10.30 WIB

Waktu

Ruang Tunggu Poli Jiwa RSJ Bangli

Tempat

4. Pengorganisasian

a) Penanggung Jawab

b) Moderator

c) Pemateri

d) Observer

Ns.Balbina A.Wawo, S.Kep.M. Kep.,Sp.KJ

Desiana Brigida Anapah, S.Kep

Yulita Lobo, S.Kep

Vanessa Lede Lusi, S. Kep

Debby H.A.Otta, S.Kep

: Emanuel Watorasak, S.Kep

Amanda Banepah, S.kep

Maria Rada, S.kep


Julen Sina, S. Kep

e) Notulen

f) Fasilitator

5. Tugas Pengorganisasian

a) Penanggung Jawab

Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan

b) Moderator

Membuka acara

Memperkenalkan mahasiswa

Menjelaskan tujuan dan topik

Menjelaskan kontrak waktu, bahasa, tata tertib penyuluhan

Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pematen

Mengarahkan alur diskusi

Memimpin jalannya diskusi

Menutup acara

c) Pemateri

Mempresentasikan materi untuk penyuluhan

d) Notulen

Mencatat pertanyaan dan jawaban dari peserta

e) Fasilitator

Memotivasi pasien untuk berperan aktif dalam jalannya

penyuluhan.

Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari pasien.

Membuat presensi
f Observer

Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai

akhir.

Menyampaikan laporan hasil penyuluhan baik secara verbal

dan non verbal

6. Setting Tempat: terlampir

2.1.3 Langkah-langkah kegiatan:

NO WAKTU

KEGIATAN PENYULUHAN

KEGIATAN

5 menit

Pembukaan:

Menjawab Salam

Mendengarkan dan

Memberi salam

Memperkenalkan anggota penyuluhan

memperhatikan

Mendengarkan dan

dan pembimbing

Menjelaskan kontrak, waktu, bahasa,

mengemukakakn pendapat

topik dan tujuan penyuluhan

Pelaksanaan:

2.

15
menit

Menggali pengetahuan tentang

Mengemukakan pendapat

kepatuhan minum obat

Menjelaskan pengertian kepatuhan

Mendengarkan dan

memperhatikan

Mengemukakan pendapat minum obat

Menggali pengetahuan tentang

manfaat obat

Mendengarkan dan

Menjelaskan tentang manfaat obat

memperhatikan

Mengemukakan pendapat

Menggali pengetahuan tentang akibat

Mendengarkan dan

dari ketidakpatuhan minum obat

Menjelaskan akibat dari

memperhatikan

Mengemukakan pendapat

ketidakpatuhan minum obat

Menggali pengetahuan tentang 6

Mendengarkan dan

benar pemberian obat

Menjelaskan tentang 6 benar


memperhatikan

Mengemukakan pendapat

pemberian obat

Menggali kemampuan tentang tanda-. Mendengarkan dan

tanda kekambuhan

memperhatikan

Menjelaskan tanda- tanda

kekambuhan

menjelaskan peran keluarga dalam

pengawasan minum obat

Sesi Tanya Jawab

10

Mengajukan pertanyaan

Mermpersilahkan audience untuk

menit

bertanya/menanggapi pertanyaan

Menjawab pertanyaan

Mendengarkan dan

memperhatikan

5 menit Penutup

Menjawab pertanyaan

Bersama moderator

Melakukan evaluasi
Bersama audience menyimpulkan

materi penyuluhan

menyimpulkan materi

penyuluhan

Menjawab salam

Menutup penyuluhan dan memberikan

salam

2.1.4 Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur:

a. Diharapkan jumlah peserta yang hadir sesuai dengan perencanaan (t10

peserta)

b. Diharapkan waktu dan tempat sesuai perencanaan

c. Diharapkan tugas dan peran mahasiswa sesuai perencanaan

d. Diharapkan media dan alat penyuluhan sesuai rencana

2. Evaluasi Proses

a. Diharapkan moderator dapat membuka dan menutup acara dengan baik

b. Diharapkan presenter dapat menguasai materi dengan baik

C. Diharapkan fasilitator berperan aktif dalarn berjalan nya penyuluhan

d. Diharapkan peserta berperan aktif selama kegiatan

e. Diharapkan peserta mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir

f. Diharapkan peserta tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan

3. Evaluasi Hasil

Diharapkan 80% Peserta mampu

a. Merjelaskan dan Menyebutkan manfaat obat

b. Menyebutkan akibat dari ketidakpatuhan minum obat


c. Menyebutkan 6 benar pemberi an obat

d. Menyebutkan tanda- tanda kekambuhan

2.2 MATERI

2.2.1 Pengertian kepatuhan Minum Obat

Perilaku pasien yang menaati semua ketentuan dan peraturan dalam

penggunaan obat sesuai dengan petunjuk medis yang telah diberikan

oleh tenaga kesehatan. Hal ini merupakan syarat utarma tercapairya

keberhasilan dalam pengohatan yang dilakukan (Purwanto, 2010).

Orang dengan gangguan jiwa sering tidak teratur minum obat dikarenakan

1. Tidak menyadari kalau sakit

2. Merasa berobat dalam jangka waktu yang lama

3. Adanya efek samping dari pengobatan

4. Tidak nyaman terhadap jumlah dan dosis obat

5. Lupa minum obet

6. Tidak me

2.2.2 Manfaat d dapat dukungan dari keluarga

Tujuan Pemberian Obat

1. Membantu klien menjadi lebih tenang sehingga dapat beristirahat

2. Membantu klien dalam mengendalikan emosi

3. Membantu mengendalikan perilaku klien

Membantu klien dalam berinteraksi dengan orang lain

5. Membantu proses pikir (konsentrasi)

2.2.3 Akibat dari Ketidakpatuhan Minum Obat

1 Bertambah parahnya penyakit yang diderita

2. Penyakit menjadi kronis dan susah disembuhkan


3. Berkurangnya efektivitas obat yang dikonsumsi

4. Penyakit yang diderita sering

sehingga

kambuh kembali

harusrawat inap ulang

5. Terjadi overdosis (untuk penggunaan yang berlebihan)

2.2.4 Prinsip 6 benar Pemberian Obat

Yang dimaksud dengan 6 benar itu yaitu: Benar pasien, benar

Obat,Benar dosis, be nar cara, benar waktu dan benar kedaluwarsa obat.

Benar Pasien

1.

Sebelum obat

diberikan, identitas

diperiksa

pasien

harus

(papan identitas di tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan

langsung kepada

pasien

keluarganya.

Jika

pasien

atau

tidak

sanggup berespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai,


misalnya

pasien mengangguk.

Jika

pasien

tidak

sanggup

mengidentifkasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari

cara identifikasi yang lainseperti

menanyakan

langsung

kepada

keluarganya. Bayi harus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya

Benar Obat

Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan

nama dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa

nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama

generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi abat kepada pasien,

label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat

rak obat

membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari

kedua label botol dibardingka dengan obat yang diminta, ketiga

saat dikemhalikan ke rak obat Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh

dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.Jika pasien meragukan

obatnya, perawat harus memeriks anya lagi.Saat memberi obat perawat


membantu mengingat nama

harus ingat untuk apa obat itu dibe

obat dan kerjanya

3. Benar Dosis

Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya.

Jika ragu. perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis

resep atau apcteker sebelum dilanjutkan ke pasien.

Jika

pasien

memeriksanya

meragukan dosisnya

harus

lagi

Ada

perawat

beberapa obat baik ampul maupun tablet

memiliki

dosis

yang

berbeda tiap ampul atau tabletnya.

4. Benar Cara/Rute

Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute

yang berbeda.

Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan


umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik

obat.serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan

peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.

a) Cral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak

dipakai yaitu melalui rongga mulut (sublingual atau bukal)

seperti tablet ISDN

b) Parenteral, yaitu melalui verna (perset /peritfus)

c) Topikal, yaltu pemberian obat melalui kult atau membran mukosa.

Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes mata.

d) Rektal, yaitu pemberian obat melalui anuse. Inhalasi, yaitu pemberian

obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas

memiliki

epitel

untuk absorpsi yang sangat luas,

dengan demikian berguna

untuk pemberian obat

secara lokal pada salurannya, misalnya

salbotamol (ventolin), combivent, berotek untuk asma, atau dalam

keadaan darurat misalnya terapi oksigen

5. Benar Waktu

Ini sangat penting. khususnya bagi obat yang efektivitasnya

atau mempertahankan

tergantung untuk mencapai

darah

kadar
yangmamadai. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh

kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam

antibiotik yang

tidak boleh

diberikan bersama

pemberian

susu

karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap.

Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghind ari iritasi

yangberlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.

Benar Kedaluvarsa obat

Harus diperhatikan expire date/masa kadaluarsa obat yang akan

diberikan. Biasanya pada label botol obat tertera kapan obat tersebut

kadaluarsa. Perhatikan perubahan warna (dari bening menjadi keruh), tablet

menjadi basah/bentuknya rusak.

2.2.5 Tanda-tanda Kekambuhan

Ada penawaran minum obat (menalak minum obat)

Sulit tidur dan mondar-mandir

Malas berbicara dengan orang lain

Banyak menyendiri dan melamun

Malas melakukan aktifitas harian

Malas perawatan diri

Malas, cemas dan khawatir yang berlebihan

Cepat marah dan mudah tersinggung

Keluyuran/pergi tanpa tujuan


Merusak tanaman dan mengganggu lingkungan

Merusak alat-alat rumah tangga

Memukul atau melukai orang lain

Melukai diri sendiri (mencoba bunuh diri)

Mengatakan keinginan untuk mati/bunuh diri

Mengancam orang lain

Teriak-teriak

Bicara dan tertawa sendiri

2.2.6 Tindakan yang dilakukan saat muncul tanda-tanda kekambuhan

Dalam pemberian obat oleh tenaga medis, ada jangka waktu

yang di perkirakan hingga obat habis. namun jika dalam prosesnya

ternyata obat belum habis dan tanda-tanda kekambuhan muncul, maka

keluarga wajib mengantarkan kembali pasien untuk kontrol sehingg a

dapat dilihat perkembangan dan diproses mana obat tersebut tidak efektif.

2.2.7 Peran keluarga dalam mengawasi minum obat

Keluarga merupakan orang yang paling dekat dengan pasien,

merupakan "perawat utama bagi pasien. Keluarga berperan dalam

memberikan asuhan keperawatan yang diperlukan pasien di rumah

termasuk memotivasi pasien dalam keteraturan minum obat. Keberhasilan

perawatan di rumah sakit dapat sia-sia jika tid ak diteruskan di rumah yang

dapat mengakibatkan klien dirawat kembali.

Tugas keluarga sebagai PMO (pengawas minum obat) bukanlah untuk

menggantikan pasien mengambil obat dari tempat berobat. Tugas PMO

sangat penting untuk meningkatkan angka kesembuhan pasien, antara

lain adalah: Mengawasi pasien gangguan jiwa agar meminum obat secara
teratur sampai selesai pengobatan. Tanpa PMO, pasien rentan kambuh

kembali, sehingga kekebal obat dan waktu pengobatan bisa diulang dan

lebih parjang. Memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat

teratur

DAFTAR PUSTAKA

Akbar.(2008). Hubungan Dukungan Sosial Keluarga terhadap tingkat Kekambuhan

penderita Skizofrenia. Yogyakarta: UI

Arif, I.S. (2006). Memahami Dinamika Keluarga Pasien. Refika Aditama: Bandung.

Hawari, D. (2013). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Fakultas Kedokteran:

Universitas Indonesia

Purwanto. (2010).Manajemen Keperawatan Psikososial dan Kader Kesehatan Jiwa.

Jakarta: EGC.

10

Anda mungkin juga menyukai