Anda di halaman 1dari 23

PENERAPAN TEKNIK NAPAS DALAM UNTUK MENURUNKAN

SESAK NAPAS PADA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK


(PPOK) DI IGD RSUD dr.H MARSIDI JUDONO
TAHUN 2023

Nama: Nurfianda
NIM: 201447222
Pembimbing I Pembimbing II
Ns R Ade Sukarna, M.Kep.,Sp.Kep.MB Sri Yani S.Kep.,Ners.,M.M.R
NIP: 197512162001121004
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit Paru Obstruktif Kronik Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK) merupakan penyebab (PPOK) banyak di derita oleh laki-laki
kematian ketiga terbanyak di dengan prevelensi 4,2%, sedangkan
dunia, menyebabkan 3,23 juta pada perempuan 3,3%.
kematian pada tahun 2019. Di Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Indonesia Penyakit Paru (PPOK) adalah penyakit paru-paru
Obstruktif Kronik (PPOK) kronis yang umum, adanya kelainan
diderita oleh 4,8 juta orang. pada saluran udara kecil di paru-paru
Prevelensi Penyakit Paru menyebabkan keterbatasan aliran udara
Obstruktif Kronik (PPOK) di masuk dan keluar dari paru-paru.
Bangka Belitung yaitu 3,6%,
Penyempitan saluran napas menyebabkan pasien dengan penyakit Penyakit
Paru Obstruktif Kronik (PPOK) sebagian besar mengalami hipoksia yang dapat
menyebabkan penurunan kualitas hidup. Sebagian besar kualitas hidup pasien
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dalam kondisi buruk sebesar 34%.
Sebagian besar pasien masih dalam usia produktif namun tidak bisa bekerja
maksimal karena sesak napas yang kronis.

Deep Breathing Exercise/Teknik Napas Dalam adalah latihan pernapasan yang


dilatih bernapas tipe abdominal dan bernapas dengan pursed lips, latihan
pernapasan ini dapat meningkatkan efisiensi pernapasan dengan mengurasi
udara yang terperngkap dan menguragi kerja napas.
Menurut penelitian Mertha at all (2018) dengan Teknik Deep
Breathing Exercise dapat mengurangi obstruksi jalan napas
dan menurunkan sesak napas. Tindakan ini juga dapat
memaksimalkan proses ventilsi/perfusi menjadi adekuat, serta
meningkatkan saturasi oksigen.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang yang telah
diuraikan maka penulis merumuskan
masalah yaitu “Bagaimana Penerapan
Teknik Napas Dalam untuk Menurunkan
Sesak Napas pada Pasien Penyakit Paru
Obstruktif Koronik (PPOK) di IGD RSUD
dr. H. Marsidi Judono Tahun 2023”.
Tujuan Studi Kasus
Tujuan dari penelitian ini yaitu menerapkan Teknik
Napas Dalam untuk Menurunkan Sesak Napas
pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK) di IGD RSUD dr. H. Marsidi Judono
Tahun 2023.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KEBUTUHAN DASAR ANATOMI FISIOLOGIS SISTEM


PENGERTIAN OKSIGENASI RESPIRASI
Oksigen adalah komponen gas yang sangat a. Hidung
berperan dalam proses metabolisme tubuh b. Faring
c. Trakea
untuk mempertahankan kelangsungan
d. Percabangan bronkus
hidup. e. Paru-Paru
Oksigen harus secara adekuat diterima dari
lingkungan ke dalam paru-paru, pembuluh
darah dan jaringan apabila seseorang
mengalami kekurangan oksigen akan
mengalami hipoksia.
FISIOLOGI PERNAPASAN
a. Ventilasi
b. Difusi
c. Trasportasi

FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERNAPASAN
1. Usia
2. Suhu
3. Gaya hidup
4. Status kesehatan
5. Polusi udara
B. KONSEP PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF
KRONIK (PPOK)

DEFINISI PENYAKIT PARU ETIOLOGI


OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) a. Merokok yang
berlangsung lama
Penyakit Paru Obstruktif Kronik b. Polusi udara
(PPOK) adalah suatu keadaaan yang c. Infeksi yang berulang
menyebabkan terganggunya d. Umur
pergerakan udara masuk ke paru-paru. e. Jenis kelamin
Masalah utama yang dialami adalah f. Ras
dispnea (sesak napas) dikarenakan
adanya obstruksi jalan napas.
PATOFISIOLOGIS PENYAKIT PPOK
Hambatan aliran udara yang progresif memburuk merupakan
perubahan fisiologi utama PPOK yang disebabkan perubahan saluran
napas dikarenakan adanya suatu proses peradangan atau inflamasi
yang kronik dan perubahan struktural pada paru. Pajanan terhadap
terhadap faktor pencetus PPOK yaitu partikel Noxius (partikel yang
berbahaya) yang tertiup bersama dengan udara akan memasuki
saluran pernapasan dan mengendap pada lapisan mucus yang
melapisi mukosa bronkus sehingga menghambat silia. Akibatnya
pergerakan cairan yang melapisi mukosa berkurang dan menimbulkan
iritasi pada sel mukosa sehingga merangsang kelenjar mukosa,
kelenjar mukosa akan melebar dan terjadi produksi mucus yang
berlebih.
PENATALAKSANAAN PENYAKIT
Tindakan Farmakologis:
a. Antibiotik
TANDA DAN GEJALA b. Terapi oksigen
a. Batuk c. Bronkodilator
b. Sesak napas
c. Mengi atau wheezing Tindakan Nonfarmakologis:
d. Ekspirasi yang d. Fisioterapi
memanjang e. Latihan pernapasan/Teknik Napas
e. Penggunan otot bantu Dalam
pernapasan f. Vication duidance
g. pathogenesis
C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK
(PPOK)
PENGKAJIAN 3. Pemeriksaan Fisik
1. Pengkjian primer a. Kepala
a. Airway - Kulit kepala
b. Breathing - Mata
c. Circulation - Telinga
d. disability - Hidung
- Wajah
b. Leher
2. Pengkajian Sekunder
c. Dada
a. Riwayat Kesehatan d. Abdomen
1) Riwayat kesehatan dahulu e. Pelvis
2) Riwayat kesehatan sekarang f. Perenium & rectum
3) Riwayat kesehatan keluarga g. Genitalia
H. Ekstermitas
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan
napas
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi
c. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas
(kelemahan otot pernapasan)
D. KONSEP INTERVENSI KEPERAWATAN TEKNIK NAPAS DALAM

Deep breathing exercise (latihan napas dalam) adalah latihan pernapasan


yang dilatih bernapas tipe abdominal dan bernapas dengan pursed lips.
Latihan ini dapat meningkatkan efisiensi pernapasan dengan mengurasi
udara yang terperangkap dan mengurangi kerja napas

Selain itu dapat meningkatkan efisiensi pernapasan Teknik deep breathing


exercise yang dilakukan dengan pernapasan yang dalam dengan
mengembangkan otot difragma, dengan tujuan agar jalan napas terbuka
sehingga ventilasi udara akan optimal. Deep breathing exercise juga
menurukan sesak napas serta meningkatkan saturasi oksigen.
Menurut penelitian Mertha at all (2018) dengan Teknik Deep Breathing
Exercise dapat mengurangi obstruksi jalan napas dan menurunkan sesak napas.
Tindakan ini juga dapat memaksimalkan proses ventilsi/perfusi menjadi
adekuat, serta meningkatkan saturasi oksigen.

Menurut penelitian Astriani at all (2018) menunjukkan bahwa teknik relaksasi


napas dalam memberikan pengaruh yang signifikan terhadap saturasi oksigen
pasien PPOK di Ruang IGD RSUD Kebupaten Buleleng dari (0,000)% menjadi
(0,05)%.
E. KERANGKA TEORI
F. KERANGKA KONSEP

Penyakit Paru Obstruktif Teknik Napas Dalam


Kronik (PPOK) (Deep Breathing Exercise)
- Sesak napas
menurun
Pola Napas Tidak Efektif - Pemanjangan fase
ekspirasi menurun
- Frekuensi napas
membaik
- Kedalaman napas
membaik
BAB III
METODE PENULISAN
A. DESAIN KARYA TULIS ILMIAH

Strategi pendekatan yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan


pendekatan case study research (Studi Kasus) yang mencakup pengkajian,
diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Studi ini dilakukan
untuk menurunkan sesak napas pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK).
B. TEMPAT DAN WAKTU KARYA TULIS ILMIAH

Instalasi Gawat Darurat (IGD) di RSUD dr. H. Marsidi Judono


C. SUBJEK STUDI KASUS/ PARTISIPAN

1. Inkulsi
a. Bersedia menjadi partisipan
b. Pasien dengan diagnose medis penyakit D. FOKUS STUDI
asma, bronchitis kronis, emfisema.
c. Pasien sadar dan kooperatif Penelitian ini berfokus pada
d. Pasien dengan usia >30 tahun penerapan Teknik Napas Dalam/
2. Ekslusi Deep Breathing Exercise yaitu
e. Pasien pulang atas permintaan sendiri pasien dengan Penyakit Paru
(APS) Obstruktif Konik (PPOK). Yang
f. Pasien dengan kelemahna otot mengeluh sesak napas atau
g. Pasien dengan wajah trauma menunjukkan gejala penyakit
h. Pasien mengundurkan diri sebelum PPOK
intervensi selesai dilakukan
E. DEFINISI OPERASIONAL
1. Sesak napas adalah kondisi dimana klien mengalami kesulitan bernapas
yang dikarenakan oleh suatu penyakit. Sesak napas terjadi apabila klien
mengalami adanya gangguan dalam pemenuhan kadar oksigen di dalam
tubuh yang tidak terpenuhi. Dimana tubuh mengalami kekurangan
oksigen sehingga membuat paru-paru bekerja lebih keras untuk
memenuhi oksigen di dalam tubuh sehingga terjadinya sesak napas.

2. Oksigen merupakan komponen gas yang sangat berperan dalam proses


metabolisme tubuh untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh
sel tubuh. Pemenuhan kebutuhan oksigen di tunjukan untuk menjaga
kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidupnya dan
melakukan aktivitas bagi berbagai organ atau sel.
3. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit respirasi kronik
di mana terjadinya keadaan yang menyebabkan terganggunya pergerakan
udara masuk ke paru-paru dan menyebabkan sesak napas serta
hipoksemia yang dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup.

4. Deep Breathing Exercise (laihan napas dalam) adalah latihan pernapasan


yang dilatih bernapas tipe abdominal bernapas dengan pursed lips.
Latihan pernapasan ini mengerakkan dinding dada untuk meningkatkan
bersihan jalan napas, meninggatkan pengembangan paru, menguatkan
otot-otot pernapasan dan meningkatkan relaksasi atau rasa nyaman.
F. METODE PENGUMPULAN DATA
1. Observasi dan Pemeriksaan
2. Wawancara H. METODE ANALISIS DATA
3. Metode Pengukuran
4. Metode Dokumentasi Metode analisis data yang
digunakan yaitu dengan
membandingan antara hasil studi
G. INSTRUMEN STUDI KASUS kasus dengan jurnal penelitian
1. Lembar pengkajian asuhan ataupun sumber-sumber terkait.
keperawtan gawat darurat
2. SOP (Standar Operasional
Prosedur)
I. ETIKA STUDI KASUS
1. Otonomi: Kemampuan individu berpikir logis dan mampu membuat
keputusan sendiri.
2. Beneficiance: Melakukan hal-hal yang baik untuk orang lain.
3. Justice (keadilan): Hak setiap orang untuk diperlakukan sama.
4. Nonmalaficiance: Tidak merugikan orang lain.
5. Freedom: Perilaku tanpa tekanan dari luar.
6. Veraciti: Kejujuran
7. Fidelity: Menepati janji
8. Confidentialiy: Kerahasiaan
9. Accountability: Merupakan standar yang pasti bahwa tindakan
seseorang professional dapat dinilai dalam situasi yang jelas atau tanpa
terkecuali
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai