Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU PRAKTIK

PROSEDUR MENERIMA LAPORAN TES KRITIS/PEMERIKSAAN


CITO ATAU MENERIMA INSTRUKSI VERBAL PERTELPON

Mata Kuliah : Manajement Patient Safety

Dosen Pengampu : Ns. Pujiarto., M.Kep., Sp.Kep.M.B

Disusun

Oleh :

NYOMAN ARIASTITI

(1926080)

KELAS : 1D

AKADEMI KEPERAWATAN PANCA BHAKTI

BANDAR LAMPUNG

T.P. 2020/2021
PROSEDUR MENERIMA LAPORAN TES KRITIS

A. Pengertian

Proses penyampaian hasil kritis kepada dokter yang merawat pasien. Nilai Hasil
Kritis adalah hasil pemeriksaan diagnostic penunjang yang memerlukan
penanganan segera. Pelaporan Hasil Kritis adalah proses penyampaian nilai hasil
pemeriksaan yang memerlukan penanganan segera dan harus dilaporkan ke DPJP
dalam waktu kurang dari 1 (satu) jam.

B. Tujuan

1. Terlaksananya proses pelaporan nilai-nilai yang perlu di waspadai (alert values


interpretasi laboratorium, kardiologi, dan radiologi untuk tenaga kesehatan).

2. Mencegah keterlambatan penatalaksanaan pasien dengan hasil kritis. 3. Hasil


kritis dapat diterima oleh DPJP yang merawat dan diinformasikan pada pasien
sesuai waktu Kebijakan :

 Peraturan Menteri Kesehatan Rl Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011


tanggal 24 Agustus 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
 SK Direktur Utama Nomor: 19855 /TU.K/34/ XII/2011 tentang Pedoman
Penerapan International Patient Safety Goals (IPSG).
 Semua hasil yang perlu di waspadai dipastikan harus diterima oleh dokter
yang akan mengambil tindakan terhadap hasil kritis tersebut.

C. Prosedur

1. Dokter/ petugas laboratorium, radiologi dan perawatan yang melakukan


perekaman EKG menyampaikan hasil kritis ke DPJP. Bila DPJP tidak bisa
dihubungi, dokter/ petugas laboratorium, radiologi dan perawatan yang
melakukan perekaman EKG langsung menghubungi dokter/ perawat unit
rawat inap, rawat jalan dan unit gawat darurat.
2. Dokter/ petugas yang melaporkan hasil kritis mencatat TANGGAL dan
WAKTU menelpon, NAMA LENGKAP PETUGAS KESEHATAN
YANG DIHUBUNGI dan NAMA LENGKAP YANG MENELEPON.
3. Dokter/ perawat ruangan yang menerima hasil kritis menggunakan teknik
komunikasi verbal Tulis (write back)/ Baca (read back) Konfirmasi
(Confirmation), proses pelaporan ini ditulis di dalam rekam medis (form
catatan perkembangan terintegrasi).
4. Dokter/ perawat ruangan yang menerima laporan hasil kritis langsung
menghubungi DPJP/ PPDS yang merawat pasien.
5. Dokter/ perawat ruangan yang menerima laporan hasil kritis dan
menghubungi DPJP/ PPDS yang merawat pasien harus mencatat tindakan
yang diambil untuk pasien atau informasi lain terkait klinis.
6. Semua nilai kritis/ interpretasi selanjutnya disampaikan melalui formulir
hasil pemeriksaan sesuai dengan SPO Penyerahan Hasil.
7. Untuk pasien rawat jalan, hasil kritis harus dilaporkan kepada dokter yang
meminta pemeriksaan dan harus menyampaikan hasil kritis ke pasien.
8. Dokter/ perawat di ruangan yang menerima hasil kritis menerapkan
mekanisme pelaporan hasil kritis sebagai berikut:
 15 menit pertama: harus segera melaporkan pada DPJP, bila belum
berhasil menghubungi, ke langkah berikut:
 15 menit ke dua: harus melaporkan pada DPJP, bila belum berhasil
menghubungi, ke langkah berikut :
 15 menit ke tiga: Bila hari kerja dapat menghubungi: Divisi
departemen terkait Bila di luar jam kerja/ hari libur menghubungi
konsulen jaga yang bertugas, bila belum berhasil menghubungi ke
langkah berikut:
 15 menit ke empat: menghubungi konsulen jaga yang bertugas, bila
belum berhasil juga maka dapat menghubungi urutan pimpinan
sebagai berikut:
1. Kepala IGD, jika tidak dapat dihubungi,
2. Kepala ICU, jika tidak dapat dihubungi
3. Direktur Medik Keperawatan
9. Dokteryang dilaporkan tentang hasil kritis yang perlu diwaspadai tersebut,
bertanggungjawab terhadap interpretasi hasil dan pengambilan tindakan
terhadap pasien. Dokumen terkait : - Daftar Nilai Kritis (Terlampir) Unit
terkait :
 Ruang Rawat Inap
 Rawatjalan
 IGD
 Departemen Patologi Klinik
 Departemen Patologi Anatomi
 Departemen Radiologi
PROSEDUR MENERIMA INSTRUKSI VERBAL PERTELPON

1. Pengertian

Kimunikasi verbal adalah komunikasi lisan pertelpon /pelaporan hasil kritis atau
serah terima pasien antar petugas kesehatan.

2. Tujuan

Tidak ada kesalahan dalam menerima pesan atau instruksi dan membantu Tenaga
kesehtaan melakukan komunikasi verbal dengan teknik TBaK atau SBAR

3. Prosedur

 Teknik TBAK (Tulis Baca Konfirmasi)


1. Tuliskan pesan secara lengkap disampaikan oleh pengirim di form catatan
perkembangan teringrasi meliputi :
a) Tanggal dan jam pesan diterima
b) Isi pesan secara lengkap
c) Nama pemberi instruksi dalam kotak stempel konfirmasi READ
BACK (penerima pesan membutuhkan stempel konfirmasi READ
BACK disebelah kanan catatan instruksi).
d) Nama dan tanda tangan penerima pesan.
2. Bacakan kembali instruksi lengkap tersebut kepada pemberi pesan
3. Lakukan pengejaan dengan bahasa radio instruksi yang terkait dengan obat
LASA (look alike sound alike)
4. Lakukan konfirmasi instruksi atau hasil kritis yang disebutkan oleh
pemberi pesan dengan jawaban “ya benar” bila sesuai dengan instruksi
pesan yang diberikan sebelumnya.
5. Penerima instruksi kemudian mencatat di dokumen “ READ BACK”
dilakukan sebelum ditandatangani untuk catatan tertulis atau sebelum sesi
selesai untuk tandatangan secara elektronik.
6. Lakukan penandatanganan dan tulis tanggal dan jam penandatangan oleh
DPJP atau pemberi instruksi di kotak stempel KONFIRMASI
READBACK dalam catatan perkembangan terintegrasi sebagai
persetujuan dalam waktu 1x24 jam
7. Kirimkan hasil kritis ke ruangan tempat pasien di rawat oleh petugas unit
penunjang terkait.
8. Semua bagian yang menghasilkan hasil test kritikal akan menyampaikan
kepada dokter/bagian yang memberi instruksi semua hasil test yang jauh
diatas nilai normal yang menunjukkan indikasi yang berbahaya bagi
kondisi pasien sehingga memerlukan perhatian segera dari dokter,hasil test
yang selalu dilaporkan melalui telepon.
9. Semua hasil test yang dilaporkan per telpon akan dinyatakan sebagai hasil
test yang kritikal (termasuk hasil “cyto” test,laporan “nilai kritikal” dan
hasil pemeriksaan diagnostic lainnya yang memerlukan tanggapan segera.
10. Verifikasi pembacaan ulang instruksi yang lngkap dan hasil test yang
kritikal oleh petugas yang menerima instruksi secara pertelpon.
Pembacaan ulang dan pengulangan kembali berbeda.
PROSEDUR MENERIMA LAPORAN PEMERIKSAAN CITO

A. Pengertian

Proses penyamoaian hasil pemeriksaan laboratorium kepada DPJP atau perawata


yang memerlukan telaah dan penanganan sesuai prosedur.

B. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menetapkan parameter dan hasil


pemeriksaan laboratorium klinik yang harus dilaporkan kepada dokter yang
meminta pemeriksaan tersebut atau dokter yang merawat pasien tersebut (DPJP).

C. Prosedur

Rawat Inap :

1. Petugas laboratorium mencatat hasil pemeriksaan laboratorium di buku


hasil pemeriksaan laboratorium
2. Petugas laboratorium menyimpan hasil pemeriksaan laboratorium pasien
rawat inap di tempat penyimpanan hasil sesuai dengan ruangan perawatan
pasien

Rawat Jalan :

1. Petugas laboratorium mencatat hasil pemeriksaan lab di buku hasil


pemeriksaan laboratorium rawat jalan.
2. Petugas laboratorium menyimpan hasil pemeriksaan laboratorium di
amplop dan meneyerahkan langsung hasil pemeriksaan laboratorium
kepada pasien atau keluarga pasien rawat jalan

Cito :

1. Petugas mencatat identitas pasien,dokter yang meminta dan hasil


pemeriksan laboratorium yang diperiksa dalam buku cito
2. Petugas menghubungi DPJP atau perawat ruang perawatan pasien melalui
telepon untuk menyampaikan hasil pemeriksaan laboratorium.
3. Petugas laboratorium mencatat identitas petugas yang menerima telepon.
4. Petugas laboratorium meminta perawat untuk mencatat hasil cito yang
dibacakan oleh rekam medis pasien dan meminta perawat untuk segera
mengambil hasil pemeriksaan laboratorium.
5. Petugas mendokumentasi dan menyimpan hasil periksaan dalam kotak
hasil ruangan

Unit Terkait :

 Instalasi Rawat Inap


 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Gawat Darurat
 Kamar Operasi
 Intensive Care

Anda mungkin juga menyukai