Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN HASIL KRITIS RADIOLOGI

I. PENDAHULUAN

Hasil Radiologi Kritis adalah hasil pemeriksaan radiologi yang secara signifikan diluar rentang
nilai hasil yang seharusnya sehingga member indikasi risiko tinggi atau kondisi yang
mengancam jiwa pasien.

II.LATAR BELAKANG

Nilai kritis dari suatu hasil pemeriksaan Radiologi yang mengindikasikan kelainan atau
gangguan yang mengancam jiwa, memerlukan perhatian atau tindakan. Nilai abnormal
suatu hasil pemeriksaan tidak selalu bermakna secara klinik, sebaliknya nilai normal
dianggap tidak normal pada kondisi klinik tertentu. Oleh karena itu perlu diperhatikan
nilai rujukan sesuai kondisi khusus pasien.Karena nilai kritis merupakan gambaran
keadaan patofisiologis yang mengancam jiwa dan harus segera mendapat tindakan.

III. TUJUAN

1. Pasien segera memperoleh tatalaksana pengobatan segera sesuai dengan indikasi


yang tepat

2. Petugas dari Unit terkait segera waspada dan memberikan laporan berjenjang
kepada dokter yang bertuga/DPJP.

IV. DEFINISI
a. Proses penyampaian hasil kritis kepada dokter yang merawat pasien.
b. Nilai Hasil Kritis adalah hasil pemeriksaan diagnostik penunjang yang
memerlukan penanganan segera.
c. Pelaporan Hasil Kritis adalah proses penyampaian nilai hasil pemeriksaan yang
memerlukan penanganan segera dan harus dilaporkan ke DPJP /Dokter Jaga
dalam waktu kurang dari 1 (satu) jam.
d. Pelaporan Hasil Kritis sebelum disampaikan sudah melalui konsultasi dengan
Dokter Penanggung Jawab Radiologi.
V. RUANG LINGKUP
Panduan ini diterapkan kepada Pelaksana yang terkait yaitu semua tenaga kesehatan
(medis, perawat, farmasi, dan tenaga kesehatan lainnya); staf di ruang IGD, rawat
inap, rawat jalan, ICU/ICCU, unit medik terkait, dengan prinsip :
a. Terlaksananya proses pelaporan nilai-nilai yang perlu di waspadai (alert values
interpretasi laboratorium, kardiologi, dan radiologi untuk tenaga kesehatan).
b. Mencegah keterlambatan penatalaksanaan pasien dengan hasil kritis.
c. Hasil kritis dapat diterima oleh DPJP yang merawat dan diinformasikan pada
pasien sesuai waktu

VI. KEBIJAKAN PELAPORAN NILAI KRITIS


Kebijakan Panduan pelaporan nilai kritis berdasarkan:
1. PMK No. 1691/MENKES//PER/VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah
sakit
2. Surat Keputusan direktur RSU Jati Husada Karanganyar NO……

A. Kebijakan Umum.
1) Nilai kritis adalah nilai hasil laboratorium yang segera memerlukan intervensi
dokter, sehingga nilai kritis adalah nilai laboratorium yang harus segera
diketahui oleh dokter di rumah sakit sjamsudin noor
2) Penetapan nilai kritis dilakukan oleh :
a. Penanggungjawab Radiologi yang berdasarkan sumber yang berlaku /
standar yang berlaku.
b. Dirumuskan oleh dokter RSU Jati Husada karanganyar dan diberitahukan
kepada petugas Radiologi/ Radiografer.

B. KebijakanKhusus.
a) Hasil dari perumusan nilai kritis ditetapkan oleh Direktur RSU Jati Husada
karanganyar
b) Hasil dari penetapan nilai kritis dibuat dalam satu daftar dan diletakkan di
Radiologi, UGD, poli umum, poli spesialis, sehingga mudah diakses oleh
petugas medis / petugas kesehatan / Radiografer.
c) Nilai Kritis dilaporkan segera setelah hasil didapatkan dengan tata cara sesuai
Standar Operasional Prosedur Pelaporan Nilai Kritis.
d) Monitoring Pelaporan Nilai Kritis dilakukan melalui pelaporan indikator klinis
pokja SKP yang berlaku di RSU Jati Husada Karanganyar.

VII. TATA LAKSANA IDENTIFIKASI


1. Dokter/ petugas laboratorium, radiologi dan perawatan yang melakukan
perekaman EKG menyampaikan hasil kritis ke DPJP. Bila DPJP tidak bisa
dihubungi, dokter/ petugas laboratorium, radiologi dan perawatan yang
melakukan perekaman EKG langsung menghubungi dokter/ perawat unit rawat
inap, rawat jalan dan unit gawat darurat.
2. Dokter/ petugas yang melaporkan hasil kritis mencatat TANGGAL dan
WAKTU menelpon, NAMA LENGKAP PETUGAS KESEHATAN YANG
DIHUBUNGI dan NAMA LENGKAP YANG MENELEPON.
3. Dokter/ perawat ruangan yang menerima hasil kritis menggunakan teknik
komunikasi verbal Tulis (write back)/ Baca (read back) Konfirmasi
(Confirmation), proses pelaporan ini ditulis di dalam rekam medis (form catatan
perkembangan terintegrasi).
4. Dokter/ perawat ruangan yang menerima laporan hasil kritis langsung
menghubungi DPJP/ PPDS yang merawat pasien.
5. Dokter/ perawat ruangan yang menerima laporan hasil kritis dan menghubungi
DPJP/ PPDS yang merawat pasien harus mencatat tindakan yang diambil untuk
pasien atau informasi lain terkait klinis
6. Semua nilai kritis/ interpretasi selanjutnya disampaikan melalui formulir hasil
pemeriksaan sesuai dengan SPO Penyerahan Hasil.
7. Untuk pasien rawat jalan, hasil kritis harus dilaporkan kepada dokter yang
meminta pemeriksaan dan harus menyampaikan hasil kritis ke pasien.
8. Dokter/ perawat di ruangan yang menerima hasil kritis menerapkan mekanisme
pelaporan hasil kritis sebagai berikut:
a. 15 menit pertama: harus segera melaporkan pada DPJP, bila belum berhasil
menghubungi, ke langkah berikut:
b. 15 menit ke dua: harus melaporkan pada DPJP, bila belum berhasil
menghubungi, ke langkah berikut:
c. 15 menit ke tiga: Bila hari kerja dapat menghubungi: Divisi departemen
terkait Bila di luar jam kerja/ hari libur menghubungi konsulen jaga yang
bertugas, bila belum berhasil menghubungi ke langkah berikut:
d. 15 menit ke empat: menghubungi konsulen jaga yang bertugas, bila belum
berhasil juga maka dapat menghubungi urutan pimpinan sebagai berikut:
1. Kepala IGD, jika tidak dapat dihubungi,
2. Kepala ICU, jika tidak dapat dihubungi
3. Direktur Medik SKeperawatan
e. Dokter yang dilaporkan tentang hasil kritis yang perlu diwaspadai tersebut,
bertanggungjawab terhadap interpretasi hasil dan pengambilan tindakan
terhadap pasien.
HASIL KRITIS PEMERIKSAAN RADIOLOGI

RSU JATI HUSADA KARANGANYAR

PEMERIKSAAN HASIL KRITIS


Abdomen AP atau 3 posisi Air Fluid Level
Udara bebas di peritoneum
Thorax Tumor
Edema Pulmo
Hematothorax, Pneumothorax
Fraktur tulang dada
Extremitas dan Vertebra Fraktur
Dislokasi
Kompresi sumsum tulang belakang

Anda mungkin juga menyukai