Dokter Penanggung Jawab Pelayanan adalah dokter yang memberikan asuhan medis lengkap (paket) kepada 1 pasien dengan 1 patologi / penyakit sesuai dgn kewenangan klinis, dari awal sampai dengan akhir perawatan, baik pada rawat jalan maupun rawat inap. Bila pasien dikelola oleh > 1 DPJP, asuhan medis terintegrasi dan secara tim diketuai oleh seorang DPJP Utama yang peran dan tanggung jawabnya sbb; Koordinator proses pengelolaan asuhan medis ("Kapten Tim")
2. Dasar Hukum Perlunya DPJP
PERMENKES 1691/2011 DIPERBAHARUI DENGAN PMK No 11/2017 BERFUNGSI SEBAGAI ACUAN KESELAMATAN PASIEN DI RS DAN FASKES Selain Permenkes 1691 tahun 2011, ada undang undang dan PMK lain yang menjadi acuan pelaksanaan DPJP; UU no 29 /2004 Tentang praktek kedokteran UU no 44 /2004 Tentang RS Rumah Sakit PMK no 11/2017 Tentang Keselamatan Pasien PMK no 755/2011 tentang Komite Medis & Staf Medis PMK no 1438/2010 tentang Standar pel Kedokteran Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia no 19/KKI/KEP/IX/2006 tentang Buku Kemitraan Dalam Hubungan Dokter – Pasien. Peraturan Konsil No 4/2011 tentang Kemitraan dokter - pasien
3. Alasan Kenapa Perlu Ada DPJP
DPJP diperlukan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien rumah sakit dengan tujuan : Memberikan panduan dan arahan proses asuhan pasien oleh semua PPA. Memberikan panduan dan kejelasan tentang mekanisme koordinasi dan kerjasama tim dalam memberikan asuhan kepada pasien di rumah sakit. Memberikan perlindungan kepada pasien agar memperoleh asuhan medis yang terbaik. Memberikan kemudahan kepada rumah sakit untuk mengelola penyelengggaraan asuhan medis oleh DPJP dalam rangka memenuhi Standar Akreditasi Rumah Sakit.
4. Penunjukan DPJP dan pengelompokan staf medis di rumah sakit
Penunjukan seorang DPJP dapat berdasarkan permintaan pasien, jadwal praktek, jadwal jaga, konsul/rujukan langsung. Pergantian DPJP perlu pengaturan rinci tentang alih tanggung jawabnya. Tidak dibenarkan pergantian DPJP yang rutin Regulasi tentang pelaksanaan asuhan medis oleh lebih dari satu DPJP dan penunjukan DPJP Utama, tugas dan kewenangannya ditetapkan Direktur / Kepala Rumah Sakit. Tata laksana DPJP di Rumah Sakit Setiap pasien yang mendapat asuhan medis di rumah sakit baik rawat jalan maupun rawat inap harus memiliki DPJP Pada unit / instalasi gawat darurat, dokter jaga menjadi DPJP pada pemberian asuhan medis awal / penanganan kegawat-daruratan. Kemudian selanjutnya saat dilakukan konsultasi / rujuk ditempat (on side) atau konsultasi lisan kepada dokter spesialis, dan dokter spesialis tsb memberikan asuhan medis (termasuk instruksi secara lisan) maka dokter spesialis tsb telah menjadi DPJP pasien ybs, sehingga saat itulah DPJP telah berganti dari dokter jaga IGD kepada dokter spesialis tsb. Apabila pasien mendapat asuhan medis lebih dari satu DPJP, maka harus ditunjuk DPJP Utama yang berasal dari para DPJP pasien terkait. Kesemua DPJP tsb bekerja secara tim dalam tugas mandiri maupun kolaboratif, berinteraksi dan berkoordinasi (dibedakan dengan bekerja sendiri-sendiri). 5. Penetapan DPJP Utama apabila pasien dikelola oleh lebih dari satu DPJP Kriteria penunjukan DPJP Utama untuk seorang pasien dapat digunakan butir-butir sebagai berikut : DPJP Utama dapat merupakan DPJP yang pertama kali mengelola pasien pada awal perawatan DPJP Utama dapat merupakan DPJP yang mengelola pasien dengan penyakit dalam kondisi (relatif) terparah DPJP Utama dapat ditentukan melalui kesepakatan antar para DPJP terkait DPJP Utama dapat merupakan pilihan dari pasien Pada pelayanan ICU maka DPJP Utama adalah Intensivis. Pengaturan tentang pengelompokan Staf Medis ditetapkan / diorganisir oleh Direktur sesuai kebutuhan. Pengelompokan dapat dilakukan antara lain dengan kategori per disiplin, kategori penyakit, kategori organ
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu