Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dwi Prabawati

NIM : 20210309187
Kelas :B
Kampus : Kebon Jeruk

DPJP SEBAGAI CLINICAL LEADER

1. Konsep DPJP Sebagai Clinical Leader


Dokter Penanggung Jawab Pelayanan adalah dokter yang memberikan
asuhan medis lengkap (paket) kepada 1 pasien dengan 1 patologi / penyakit sesuai
dgn kewenangan klinis, dari awal sampai dengan akhir perawatan, baik pada
rawat jalan maupun rawat inap.
Bila pasien dikelola oleh > 1 DPJP, asuhan medis terintegrasi dan
secara tim diketuai oleh seorang DPJP Utama yang peran dan tanggung
jawabnya sbb; Koordinator proses pengelolaan asuhan medis ("Kapten Tim")

2. Dasar Hukum Perlunya DPJP


PERMENKES 1691/2011 DIPERBAHARUI DENGAN PMK No 11/2017
BERFUNGSI SEBAGAI ACUAN KESELAMATAN PASIEN DI RS DAN
FASKES
Selain Permenkes 1691 tahun 2011, ada undang undang dan PMK lain
yang menjadi acuan pelaksanaan DPJP;
 UU no 29 /2004 Tentang praktek kedokteran
 UU no 44 /2004 Tentang RS Rumah Sakit
 PMK no 11/2017 Tentang Keselamatan Pasien
 PMK no 755/2011 tentang Komite Medis & Staf Medis
 PMK no 1438/2010 tentang Standar pel Kedokteran
 Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia no 19/KKI/KEP/IX/2006 tentang
Buku Kemitraan Dalam Hubungan Dokter – Pasien.
 Peraturan Konsil No 4/2011 tentang Kemitraan dokter - pasien

3. Alasan Kenapa Perlu Ada DPJP


DPJP diperlukan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan
pasien rumah sakit dengan tujuan :
 Memberikan panduan dan arahan proses asuhan pasien oleh semua PPA.
 Memberikan panduan dan kejelasan tentang mekanisme koordinasi dan
kerjasama tim dalam memberikan asuhan kepada pasien di rumah sakit.
 Memberikan perlindungan kepada pasien agar memperoleh asuhan medis
yang terbaik.
 Memberikan kemudahan kepada rumah sakit untuk mengelola
penyelengggaraan asuhan medis oleh DPJP dalam rangka memenuhi Standar
Akreditasi Rumah Sakit.

4. Penunjukan DPJP dan pengelompokan staf medis di rumah sakit


 Penunjukan seorang DPJP dapat berdasarkan permintaan pasien, jadwal
praktek, jadwal jaga, konsul/rujukan langsung.
 Pergantian DPJP perlu pengaturan rinci tentang alih tanggung jawabnya.
Tidak dibenarkan pergantian DPJP yang rutin
 Regulasi tentang pelaksanaan asuhan medis oleh lebih dari satu DPJP dan
penunjukan DPJP Utama, tugas dan kewenangannya ditetapkan Direktur /
Kepala Rumah Sakit.
Tata laksana DPJP di Rumah Sakit
 Setiap pasien yang mendapat asuhan medis di rumah sakit baik rawat jalan
maupun rawat inap harus memiliki DPJP
 Pada unit / instalasi gawat darurat, dokter jaga menjadi DPJP pada pemberian
asuhan medis awal / penanganan kegawat-daruratan. Kemudian selanjutnya
saat dilakukan konsultasi / rujuk ditempat (on side) atau konsultasi lisan
kepada dokter spesialis, dan dokter spesialis tsb memberikan asuhan medis
(termasuk instruksi secara lisan) maka dokter spesialis tsb telah menjadi
DPJP pasien ybs, sehingga saat itulah DPJP telah berganti dari dokter jaga
IGD kepada dokter spesialis tsb.
 Apabila pasien mendapat asuhan medis lebih dari satu DPJP, maka harus
ditunjuk DPJP Utama yang berasal dari para DPJP pasien terkait. Kesemua
DPJP tsb bekerja secara tim dalam tugas mandiri maupun kolaboratif,
berinteraksi dan berkoordinasi (dibedakan dengan bekerja sendiri-sendiri).
5. Penetapan DPJP Utama apabila pasien dikelola oleh lebih dari satu DPJP
Kriteria penunjukan DPJP Utama untuk seorang pasien dapat digunakan
butir-butir sebagai berikut :
 DPJP Utama dapat merupakan DPJP yang pertama kali mengelola pasien
pada awal perawatan
 DPJP Utama dapat merupakan DPJP yang mengelola pasien dengan penyakit
dalam kondisi (relatif) terparah
 DPJP Utama dapat ditentukan melalui kesepakatan antar para DPJP terkait
DPJP Utama dapat merupakan pilihan dari pasien
 Pada pelayanan ICU maka DPJP Utama adalah Intensivis.
 Pengaturan tentang pengelompokan Staf Medis ditetapkan / diorganisir oleh
Direktur sesuai kebutuhan.
 Pengelompokan dapat dilakukan antara lain dengan kategori per disiplin,
kategori penyakit, kategori organ

Anda mungkin juga menyukai