Intelektual.
2) Rekan-rekan D3 perpustakaan dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini baik moril maupum materiil.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan kepada pembaca
pada umumnya. Dan penulis mohon maaf bila ada kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan
makalah ini serta penulis harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) secara esensial berbicara mengenai hak atas kekayaan
yang lahir dari intelektual manusia. HKI memiliki 3 unsur penting yaitu hak, manusia dan
intelektual. Dari ketiga unsur tersebut, maka terciptalah karya ciptaan. Untuk karya-karya ciptaan
perlu mendapatkan perlindungan untuk mencegah pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab
untuk meniru, memperbanyak serta memperdagangkan karya ciptaan orang lain.
Hak Kekayaan Intelektual mencakup 2 kelompok yaitu Hak Cipta dan Hak Kekayaan
Industri. Keduanya dilindungi dan diatur di dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan barang siapa melanggarnya akan dikenai sanksi yang seberat-beratnya. Untuk itu kita wajib
menghargai karya-karya ciptaan orang lain dan berusaha mengurangi pembelian-pembelian
produk bajakan yang semakin marak sekarang ini.
1)
2)
3)
4)
Hak
cipta
adalah
hak
khusus
bagi pencipta maupun
penerima
hak
untuk mengumumkan ataumemperbanyak ciptaannya maupun memberi ijin untuk iti dengan
tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya
lahir suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau
keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.
Pengumuman adalah pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan,
pengedaran,
atau
penyebaran suatu ciptaan dengan menggunakan alat apapun, termasuk media internet, atau
melakukan dengan cara apapun sehingga suatu ciptaan dapat di baca, didengar atau dilihat
orang lain.
Perbanyakan adalah penambahan jumlah suatu ciptaan baik secara keseluruhan maupun bagian
yang sangat substansial dengan menggunakan bahan-bahan yang sama ataupun tidak sama,
termasuk pengalihwujudan secara permanen atau temporer.
Kedudukan Hak Cipta
Mengenai kedudukan hak cipta, sudah pula ditetapkan oleh UUHC, bahwa hak cipta
dianggap sebagai benda bergerak (Pasal 3 ayat 1).Sebagai benda Bergerak, hak cipta dapat
beralih atau dialihkn baik seluruhnya maupun sebagian karena :
a)
b)
Pewarisan
Hibah
c) Wasiat
d) Dijadikan milik negara
e)
Perjanjian
Khusus mengenai perjanjian, Pasal 3 ayat 2 menyaratkan harus dilakukan dengan akta, dengan
ketentuan bahwa perjanjian itu hanya mengenai wewenang yang disebut di dalam akta tersebut.
Pentingnya akta perjanjin itu adalah tidak lain dimaksudkan untuk memudahkan pembuktian
g)
h)
Arsitektur
Peta
i)
j)
Sinematografi
Fotografi
k)
l)
a)
b)
Keputusan badan Arbitrase ( lembaga seperti pengadilan tetapi khususnya di dalam bidang
perdagangan)
Masa Berlakunya Hak Cipta
Dalam mengtur jangka waktu berlakunya hk cipta, UUHC tidak menyaratkan melainkan
Ciptaan tari(koreografi).
Segala bentuk seni rupa seperti seni lukis, seni pahat, seni patung.
d.
e.
Seni batik.
Ciptan lagu atau musik dengan atau tanpa teks.
f. Krya arsitektur.
2) Kelompok II (Bersifat Derivatip)
Perlinndungan hukum atas karya cipta yang bersifat tiruan (derivatip)berlaku selama 50
tahun, yang meliputi hak cipta sebgai berikut:
a.
Karya pertunjukan seperti musik, karawitan, drama, tari, pewayangan, pantomim dan karya
siaran antara lain untuk media radio, televisi dan film serta karya rekaman radio.
b.
c.
d.
e.
Karya sinematografi.
Karya rekaman sura atau bunyi.
f.
3)
tidak mendaftarkan. Apabila tidak mendaftarkan, tidak ada sanksi hukumnya. Dengan sifat
demikian, memang UUHC memberikan kebebasan masyarakat untuk melakukan pendaftaran.
Hak dan Wewenang Menuntut
Penyerahan Hak Cipta atas seluruh ciptaan ke pihak lain tidak mengurangi hak pencipta
d.
2)
a.
Paten (patent)
Paten merupakan hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil
penemuannya di bidang teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
penemuannya tersebut atau memberikan pesetujuannya kepada orang lain untuk
melaksanakannya.
b. Merk (Trademark)
Merk adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan
warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersbut yang memiliki daya pembeda dan dipergunakan
dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.
c. Rancangan (Industrial Design)
Rancangan dapat berupa rancangan produk industri, rancangan industri. Rancanangan
industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi, garis atau warna, atau
garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi yang mengandung
nilai estetika dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai
untuk menghasilkan suatu produk, barang atau komoditi industri dan kerajinan tangan.
d. Informasi Rahasia (Trade Secret)
Informasi rahasia adalah informasi di bidang teknologi atau bisnis yang tidak diketahui oleh
umum, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha dan dijaga
kerahasiannya oleh pemiliknya.
e. Indikasi Geografi (Geographical Indications)
Indikasi geografi adalah tanda yang menunjukkn asal suatu barang yang karena faktor
geografis (faktor alm atau faktor manusia dan kombinasi dari keduanya telah memberikan ciri dri
f.
arus listrik menjadi khas dalam arti arus, tegangan, frekuensi, serta prmeter fisik linnya.
g. Perlindungan varietas Tanaman (PVT)
Perlindungan varietas tanamn adalah hak khusus yang diberikan negara kepada pemulia
tanaman dan atau pemegang PVT atas varietas tanaman yang dihasilkannya untuk selama
kurun waktu tertentu menggunakan sendiri varietas tersebut atau memberikan persetujun
kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya.
C. Pengaturan HKI
Pengaturan HKI di dunia internasional dan di Indonesia, yaitu :
Pengaturan HKI di dunia Internasional
Indonesia terlibat dalam perjanjian-perjanjian internasional di bidang HKI. Pada tahun
1994, Indonesia masuk sebagai anggota WTO (World Trade Organization) dengan meratifikasi
hasil Putaran Uruguay yaitu Agreement Estabilishing the World Trade Organization (Persetujuan
Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia). Salah satu bagian penting dari Persetujuan WTO
adalah Agreement on Trade Related Aspects of intellectual Property rigets Including Trade In
Counterfeit Goods. (TRIPs). sejaln dengan TRIPs, Pemerintah Indonesia juga telah meratifikasi
konvensi-konvensi Internasional di bidang HKI, yaitu :
a) Paris Convention for the protection of Industrial Property and Convention Estabilishing the World
intellectual Property Organizations, dengn Keppres No. 15 Tahun 1997 tentang Perubahan
Keppres No. 24 Tahun 1979.
b)
Patent Cooperation Treaty (PCT) and Regulation under the PCT, dengan Keppres No. 16Tahun
1997.
tersebut secara substantif setidaknya telah memenuhi syarat minimal yang dipatok di Perjanjian
Internasional yang pokok di bidang HKI.
Sejalan dengan masuknya Indonesia sebagi anggota WTO/TRIPs dan diratifikasinya
beberapa konvensi internasional di bidang HKI sebagaimana dijelaskan pada pengaturan HKI di
internasional tersebut di atas, maka Indonesia harus menyelaraskan peraturan perundangundangan di bidang HKI. Untuk itu, pada tahun 1997 Pemerintah merevisi kembali beberapa
peraturan perundangan di bidang HKI, dengan mengundangkan :
1) Undang-undang No. 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 6 Tahun 1982
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 7 Tahun 1987 tentang Hak Cipta
2) Undang-undang No. 13 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 6 Tahun 1989
tentang Paten
3) Undang-undang No. 14 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 19 Tahun
1992 tentang Merek
Selain ketiga undang-undang tersebut di atas, undang-undang HKI yang menyangkut ke-tujuh
HKI antara lain :
1) Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Undang-undang No. 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Undang-undang No. 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman
Dengan pertimbangan masih perlu dilakukan penyempurnaan terhadap undang-undang
tentang hak cipta, paten, dan merek yang diundangkan tahun 1997, maka ketiga undang-undang
tersebut telah direvisi kembali pada tahun 2001. Selanjutnya telah diundangkan:
1) Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten
2) Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek
(khusus mengenai revisi UU tentang Hak Cipta saat ini masih dalam proses pembahasan di
DPR)
Dengan melakukan pelanggaran, pajak atas produk hasil pelanggaran tersebut tidak perlu
1)
misalnya
1)
Bahwa dari sejarah di atas hari Hak kekayaan Intelektual sedunia ditetapkan pada tanggal 26
April.
2)
3)
Macam-macam HKI dikelompokkan menjadi dua yaitu, Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri.
Indonesia masuk anggota WTO pada tahun 1994 dan telah meratifikasi konvensi-konvensi
Internasional.
4) Pengaturan HKI di Indonesia telah disebutkan di dalam Undang-undang yang mengatur ke-tujuh
bidang HKI.
5) Pelaksanaan Undang-undang HKI sekarang ini tidak konsisten dengan kenyataanya sehingga
masih banyak pelanggaran-pelanggaran yang semakin meluas.
B. SARAN
Ada beberapa saran yang penulis berikan , yaitu diantaranya sebagai berikut :
1)
2)
3)