PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidan dalam pelayanan kebidanan mempunyai peranan penting dalam
menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta sebagai ujung tombak dalam
memberikan asuhan kebidanan. Dalam memberikan asuhan, bidan sebagai individu yang
memegang tanggung jawab terhadap tugas kliennya, biopsikososial. Pelayanan
kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diarahkan untuk
mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka terwujudnya keluarga kecil bahagia dan
sejahtera. Pelayanan kebidanan bermutu adalah pelayanan yang dapat memuaskan setiap
pemakai jasa pelayanan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk dan
diselenggarakan sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah
ditetapkan.
Pelayanan kesehatan yang bermutu semakin dicari untuk memperoleh jaminan
kepastian terhadap mutu pelayanan kesehatan yang diterimanya. Semakin tinggi tingkat
pemahaman masyarakat terhadap pentingnya kesehatan untuk mempertahankan kualitas
hidup, maka akan semakin kritis dalam menerima produk jasa, termasuk jasa pelayanan
kebidanan. Sehingga peningkatan standar mutu kinerja setiap bidan perlu dilakukan terus
menerus.
Standar adalah landasan berpijak normatif dan parameter/ alat ukur untuk
menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan klien dan menjamin mutu
asuhan yang diberikan. Standard operating procedure (SOP) merupakan perangkat yang
memandu setiap individu dan unit kerja dalam institusi untuk melaksanakan aktivitasnya
secara konsisten dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Standar mutu
pelayanan kebidanan terdiri dari 24 standar yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi.
Dengan berpedoman pada standar ini diharapkan bidan dapat memberikan pelayanan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Pelayanan berkualitas dapat dikatakan
sebagai pelayanan yang memenuhi standar. Hal ini menunjukkan bahwa standar
pelayanan perlu dimiliki oleh setiap pelaksana pelayanan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan standar mutu pelayanan kebidanan dan standard
operating procedure (SOP)?
2. Bagaimanakah syarat suatu standar dapat terpenuhi?
3. Apa manfaat dari standard operating procedure (SOP) dalam institusi?
4. Bagaimanakah prinsip dasar dalam menyusun suatu standard operating procedure
(SOP)?
5. Apa sajakah ruang lingkup standar mutu pelayanan kebidanan?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya:
1. Untuk mengetahui pengertian dari standar mutu pelayanan kebidanan dan standard
operating procedure (SOP).
2. Untuk menjelaskan syarat suatu standar dapat terpenuhi.
3. Untuk mengetahui manfaat dari standard operating procedure (SOP) dalam institusi.
4. Untuk menjelaskan prinsip dasar dalam menyusun suatu standard operating
procedure (SOP).
5. Untuk menjelaskan ruang lingkup standar mutu pelayanan kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pelayanan kesehatan yang baik harus memiliki berbagai persyaratan pokok seperti
berikut:
1. Tersedia (Available) dan Berkesinambungan (Continuous)
Semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit
ditemukan, serta keberadaannya dalam masyarakat adalah ada setiap saat yang
dibutuhkan.
2. Dapat Diterima (Acceptable) dan Wajar (Appropriate)
Pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan
masyarakat.
3. Mudah Dicapai (Accessible)
Pengertian ketercapaian yang dimaksudkan di sini terutama dari sudut lokasi. Dengan
demikian untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan
distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting.
4. Mudah Dijangkau (Affordable)
Pengertian keterjangkauan yang dimaksudkan di sini terutama dari sudut biaya. Untuk
dapat mewujudkan keadaan yang seperti ini harus dapat diupayakan biaya pelayanan
kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Pelayanan
kesehatan yang mahal hanya mungkin dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat saja,
bukanlah pelayanan kesehatan yang baik.
5. Bermutu (Quality)
Pengertian mutu yang dimaksudkan di sini adalah yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang di satu pihak dapat
memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan di pihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.
a. Tugas Mandiri/ Primer
Tugas mandiri bidan yaitu tugas yang menjadi tanggung jawab bidan sesuai
kewenangannya, meliputi:
2) Memberi pelayanan dasar pra nikah pada remaja dengan melibatkan mereka
sebagai klien.
b. Tugas Kolaborasi
2) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi
4) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko
tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi dengan klien dan keluarga
5) Memberikan asuhan pada BBL dengan resiko tinggi dan yang mengalami
komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan
pertama dengan tindakan kolaborasi dengan meliatkan klien dan keluarga
6) Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang
mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi dengan melibatkan keluarga.
6) Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan kelainan tertentu dan
kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan
Bidan berpartisi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor
lain melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader, dan tenaga kesehatan
lain yang berada di wilayah kerjanya, meliputi :
Fungsi Pelaksana
a. Fungsi adalah kegunaan suatu hal, daya guna, jabatan (pekerjaan) yang
dilakukan, kerja bagian ubuh. Berdasarkan peran Bidan yang dikemukakan
diatas, maka fungsi bidan sebagai pelaksana berikut :
2. 1.Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga, serta masyarakat
(khususnya kaum remaja) pada masa praperkawinan.
3. 2. Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal, kehamilan
4. dengan kasus patologis tertentu, dan kehamilan dengan risiko tinggi.
5. 3. Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis tertentu.
6. 4. Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan risiko tinggi
7. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
8. Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui
9. Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan pcasekolah
10. Memberi pelayanan keluarga berencanasesuai dengan wewenangnya.
11. Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus gangguan sistem
12. reproduksi, termasuk wanita pada masa klimakterium internal dan menopause
13. sesuai dengan wewenangnya.
2. Fungsi Pengelola
4. Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antarsektor yang terkait dengan
pelayanan kebidanan
3. Fungsi Pendidik
c. Memberi bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam kegiatan praktik di
klinik dan di masyarakat.
d. Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan bidang
keahliannya.
4. Fungsi Peneliti
1.Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang dilakukan sendiri atau
berkelompok dalam lingkup pelayanan kebidanan.
C. Tugas, Peran dan wewenang Bidan sesuai dengan UU No.4 Tahun 2019
1. Tugas Bidan.
Menurut pasal 46 (1) Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan bertugas
memberikan pelayanan yang meliputi:
a. pelayanan kesehatan ibu;
b. pelayanan kesehatan anak;
c. pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana;
d. pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/atau
e. pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
2. Peran Bidan.
Seperti yang tercantum pada Pasal 47 (1) Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan,
Bidan dapat berperan sebagai:
a. pemberi Pelayanan Kebidanan;
b. pengelola Pelayanan Kebidanan;
c. penyuluh dan konselor;
d. pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik;
e. penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan perempuan; dan/atau
f. peneliti.
3. Wewenang Bidan.
a. Pelayanan Kesehatan Ibu (Pasal 49)
Sebagai pelayan kesehatan ibu, bidan berwenang:
1) memberikan Asuhan Kebidanan pada masa sebelum hamil;
2) memberikan Asuhan Kebidanan pada masa kehamilan normal;
3) memberikan Asuhan Kebidanan pada masa persalinan dan menolong persalinan
normal;
4) memberikan Asuhan Kebidanan pada masa nifas;
5) melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan ibu hamil, bersalin, nifas, dan
rujukan;
6) melakukan deteksi dini kasus risiko dan komplikasi pada masa kehamilan, masa
persalinan, pascapersalinan, masa nifas, serta asuhan pasca keguguran dan
dilanjutkan dengan rujukan.
b. Pelayanan Kesehatan Anak (Pasal 50)
Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan anak, bidan berwenang:
1) memberikan Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak
prasekolah;
2) memberikan imunisasi sesuai program Pemerintah Pusat;
3) melakukan pemantauan tumbuh kembang pada bayi, balita, dan anak prasekolah
serta deteksi dini kasus penyulit, gangguan tumbuh kembang, dan rujukan; dan
4) memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan pada bayi baru lahir
dilanjutkan dengan rujukan.
Standar 15 : Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas
Bidan melakukan kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu
keenam setelah persalinan untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi
melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini penanganan atau
rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan
penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan
bergizi, perawatan bayi baru lahir, Pemberian ASI, imunisasi dan keluarga
berencana.
Mamik (2014). Manjemen Mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan . Sidoarfjo : Zifatama
Pubhlisher.
Sriyanti, Cut (2016). Modul Bahan ajar cetak kebidanan dan kebijakan kesehatan. Jakarta :
Kemenkes RI.
Undang-Undang Reprupblik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang kebidanan.