Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ASI EKSLUSIF

OLEH

Dewi Kartika, A. Md. Kep

UPTD PUSKESMAS AMPALU


SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Tema : ASI Ekslusif


2. Sasaran : Masyarakat
3. Tempat : Puskesmas / Korong Ampalu
4. Waktu :
Hari/ tanggal: Jumat / 2 Juli 2021
Pukul : 09.00 wib s/d 09.45 wib
5. Latar Belakang
Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak ditujukan untuk mempersiapkan
generasi yang sehat, cerdas dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi
dan anak. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian air susu ibu
(ASI) secara eksklusif. Menurut UU RI No.36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 128,
“setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam)
bulan, kecuali atas indikasi medis”.1
Dalam Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF
merekomendasikan 4 hal penting yang harus dilakukan yaitu memberikan ASI kepada
bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, memberikan ASI saja atau
pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, memberikan
makanan pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan
dan meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih. 2 Seiring hasil
kajian WHO, Menteri Kesehatan melalui Kepmenkes RI No.450/MENKES/IV/2004
menetapkan perpanjangan pemberian air susu ibu secara eksklusif dari yang semula 4
bulan menjadi 6 bulan.3
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif, diantaranya
kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, karena ibu bekerja dan gencarnya
promosi susu formula. Menurut Amiruddin, faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian
ASI eksklusif antara lain faktor sosial budaya, pendidikan formal ibu, status pekerjaan
ibu, faktor psikologis, faktor fisik ibu, faktor keterbatasan petugas kesehatan, pengaruh
iklan/promosi pengganti ASI, dan faktor pengetahuan.4
Penelitian Hikmawati dkk (2008) memaparkan bahwa tingkat pendidikan rendah
dan status pekerjaan ibu merupakan faktor risiko kegagalan pemberian ASI. Penelitian
Rohani (2007) menunjukkan bahwa faktor pengetahuan mempunyai pengaruh terhadap
pemberian ASI eksklusif. Dari kedua penelitian ini menunjukkan bahwa akan terjadi
peningkatan pemberian ASI eksklusif jika disertai dengan peningkatan pengetahuan
tentang ASI eksklusif.
Pada tahun 2012 telah diterbitkan Peraturan Pemerintah tentang Pemberian Air
Susu Ibu Eksklusif (PP Nomor 33 Tahun 2012). Dalam PP tersebut diatur tugas dan
tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah dalam pengembangan program ASI,
diantaranya menetapkan kebijakan nasional dan daerah, dalam melakukan advokasi dan
sosialisai serta melakukan pengawasan terkait program pemberian ASI eksklusif.
Menindaklanjuti PP tersebut, telah diterbikan Permenkes Nomor 15 Tahun 2013 tanggal
18 Februari 2013 tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui dan/atau
Memerah ASI dan Permenkes Nomor 39 Tahun 2013 tanggal 17 Mei 2013, telah dilatih
sebanyak 4.314 orang konselor menyusui dan 415 orang fasilitator pelatihan konseling
menyusui.5
Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan berfluktuatif. Hasil Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan cakupan ASI eksklusif
bayi 0-6 bulan sebesar 32% yang menunjukkan kenaikan bermakna menjadi 42% pada
tahun 2012. Berdasarkan data Susenas dari tahun ke tahun,cakupan pemberian ASI
eksklusif 0-6 bulan selalu lebih tinggi dibandingkan dengan cakupan ASI eksklusif 6
bulan. Sementara itu, berdasarkan laporan dinas kesehatan provinsi tahun 2013, sebaran
cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan sebesar 54,3% dari jumlah total
bayi usia 0-6 bulan atau secara absolut sebesar 1.348.532 bayi atau bayi 0-6 bulan yang
tidak ASI eksklusif sebanyak 1.134.952 bayi.5
Cakupan ASI eksklusif di Sumatera Barat tahun 2013 juga masih jauh dari target
yang telah ditetapkan yaitu hanya sebesar 68,9%. Di kota Padang jumlah bayi yang
berumur 0-6 bulan yang tercatat dalam register pencatatan pemberian ASI tahun 2014
adalah sebanyak 5.929 orang dan mendapat ASI Ekslusif sebanyak 4.278 (72,2%). Sama
dengan tahun 2013, Puskesmas dengan cakupan ASI Ekslusif paling rendah adalah
Puskesmas Air Dingin (52,6%).6
Permasalahan rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif seharusnya tidak
ditemui apabila dari awal kegiatan sudah menerapkan manajemen yang benar. Penerapan
manajemen ini didasarkan pada fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh
George Terry yang terdiri dari planning, organizing, actuating dan controling.
Pendekatan sistem yang digunakan terdiri dari beberapa unsur yaitu faktor lingkungan
internal input (tenaga, dana, sarana, metode), process (planning, organizing, actuating
dan controling), output (hasil yang diperoleh dari sebuah proses) dan faktor lingkungan
eksternal (kebijakan, budaya, pekerjaan ibu, pengetahuan).

6. Tujuan
a. Tujuan Umum : Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 × 45 menit,
anggota Kelompok dan keluarga mampu memahami pentingnya pemberian ASI
Ekslusif
b. Tujuan Khusus: Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 1 × 45 menit,
anggota Kelompok dan keluarga mampu menjelaskan:
1) Menjelaskan pengertian ASI ekslusif
2) Menyebutkan posisi yang benar dalam pemberian ASI
3) Menyebutkan kandungan gizi pada ASI
4) Menyebutkan manfaat ASI ekslusif

7. Penyuluh : Anggota Kelompok


a. Moderator : Ns. Silvia Agus, S.Kep, MARS
b. Penyaji : Ns. Silvia Agus, S.Kep, MARS

8. Pelaksanaan

KEGIATAN
NO FASE
PENYULUH AUDIEN
1 Pra Interaksi Menyiapkan Tempat dan audien telah
Waktu : 5 menit tempat, anggota siap
kelompok dan
keluarga pasien
yang akan disuluh
2 Orientasi - Mengucapkan - Menjawab Salam
Waktu : 5 menit Salam
- Memperkenalkan - Memperhatikan
diri - Audien mendengarkan
- Menjelaskan tujuan yang dijelaskan
tujuan - Audien setuju dengan
kontrak yang diberikan
- Melakukan
kontrak waktu,
bahasa yang
akan digunakan

3 Kerja Menjelaskan materi  - Memperhatikan


Waktu : 30 menit dengan metode:  
a. Ceramah
b. Sesi tanya jawab
Mempersilahkan - Mengajukan pertanyaan
audien untuk
bertanya
4 Terminasi - Memberikan  - sasaran kooperatif
Waktu : 5 menit evaluasi
- Menjawab salam
- Mengucapkan
salam

9. Metode
1) Ceramah
2) Tanya jawab
10. Media dan alat peraga
1) Infokus
2) Laptop
11. Setting tempat dan waktu
Setting tempat

keterangan :

= Penyaji = Anggota Kelompok

= Moderator = Media

= Fasilitator & Observer = Keluarga anggota Kelompok

12. Rencana Evaluasi


a. Struktur
1) Membut SAP
 Pada tanggal 2 Juli 2021

2) Kontrak waktu

 Peserta sudah di kontrak waktu pertemuan sebelumnya


 Menyiapkan peralatan

3) Setting
 Tempat disiapkan pada hari pelaksanaan

b. Proses
1) Peserta penkes memperhatikan dan mengerti apa yang disampaikan dalam
penyuluhan tersebut
2) Anggota peserta bertanya

c. Hasil
1) Ibu hamil dan orangtua bayi dapat menjelaskan pengertian ASI ekslusif
2) Ibu hamil dan orangtua bayi dapat menyebutkan posisi pemberian ASI yang
benar
3) Ibu hamil dan orangtua bayi dapat menjelaskan manfaat ASI ekslusif
4) Ibu hamil dan orangtua bayi dapat menjelaskan kandungan ASI ekslusif

Ampalu, Agustus 2021


                                                                                                              Penyuluh
 
                                                                                                      ( )
Lampiran Materi

2.1 ASI Eksklusif


2.1.1 Definisi ASI Eksklusif
ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta
anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan. 7 ASI
merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam organik
yang disekresikan oleh kelenjer payudara ibu sebagai makanan utama bagi bayi.8
ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain,
seperti susu formula, jeruk, madu, air teh dan air putih, serta tanpa tambahan makanan
padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan
mineral dan obat.9

2.1.2 Kandungan ASI


Menurut Kodrat (2010), kandungan yang terdapat dalam ASI antara lain:
1. Protein
ASI mempunyai kadar protein yang paling rendah dibandingkan dengan susu
beberapa jenis mamalia lainnya. Protein yang terkandung dalam ASI merupakan zat
nutrisi yang dibutuhkan oleh otot dan tulang bayi agar dapat berkembang baik dan
berfungsi optimal.
2. Lemak
Lemak pada ASI merupakan lemak penghasil energi utama. Seperti juga protein
dalam ASI, kadar lemak di dalam ASI juga lebih mudah diuraikan dan diserap oleh tubuh
bayi dibandingkan lemak yang terdapat di dalam air susu sapi. Lemak ASI terdiri dari
beberapa jenis antara lain DHA, ALA, AA dan lain sebagainya. DHA merupakan zat
yang penting untuk membantu pertumbuhan, perkembangan serta mempertahankan
fungsi kerja jaringan otak. ASI juga mengandung kolesterol yang diperlukan untuk
membangun sel-sel anak, membentuk hormon, serta vitamin D. Selain itu, lemak dalam
ASI juga berpengaruh untuk membentuk kulit sehat.
3. Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa. Laktosa merupakan zat gizi yang
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan jaringan otak. Fungsi lainnya yaitu untuk
meningkatkan absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan lactobacillus bifidus.
4. Zat besi
Meskipun ASI mengandung sedikit zat besi (0,5-1,0mg/liter), bayi yang menyusui
jarang kekurangan zat besi (anemia).
5. Mineral
ASI mengandung mineral yang lebih sedikit dari pada susu sapi. Namun, jika bayi
lebih banyak mengkonsumsi susu sapi maka ginjal bayi akan semakin bekerja keras.
6. Sodium
Sodium yang ada pada susu sapi lebih rendah daripada ASI setelah mendapat
proses modifikasi (proses perubahan dari susu segar ke susu kaleng atau bubuk).
7. Kalsium, fosfor dan magnesium
Pada dasarnya, kalsium, magnesium dan fosfor pada susu botol memang lebih
tinggi dibandingkan dengan ASI. Namun akibat proses modifikasi maka nilai ketiga zat
dalam susu botol tersebut menjadi menyusut atau berkurang.
8. Vitamin
Kadar vitamin A, B, C, D, dan E dalam ASI lebih tinggi jika dibandingkan dengan
kadarnya dalam susu sapi, namun dalam ASI kadar vitamin K memang terdapat dalam
jumlah yang sedikit.
9. Taurin
Fungsi taurin adalah berperan dalam perkembangan mata si kecil. Asupan taurin
yang adekuat dapat menjaga penglihatan si kecil dari gangguan retina. Selain itu, ia juga
berperan dalam perkembangan otak dan sistem saraf.
10. Lactobacillus
Lactobacillus dalam ASI berfungsi menghambat pertumbuhan mikroorganisme
seperti bakteri E.Coli yang sering menyebabkan diare pada bayi.
11. Lactoferin dan Lisozim
Lactoferin berfungsi menghambat bakteri staphylococcus dan jamur candida.
Sedangkan kandungan lizosim dapat memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi
insidens caries dentis dan maloklusi (kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat
menyusu dengan botol dan dot).
12. Air
Memang sebagian besar ASI mengandung air. Untuk itu jika sang ibu ingin
produktivitas ASI banyak maka ia harus sering meminum air putih yang banyak.

2.1.3 Manfaat ASI


ASI bermanfaat bukan hanya untuk bayi, melainkan juga untuk ibu, keluarga dan
negara. 9,10
1. Bagi Bayi
a. ASI sebagai nutrisi, sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan
pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan
b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh. ASI juga akan mengurangi terjadinya
mencret, sakit telinga dan infeksi saluran pernafasan.
c. Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang
d. Melindungi anak dari serangan alergi
e. ASI meningkatkan kecerdasan.
f. Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara
g. Membantu perkembangan rahang yang bagus
h. Menunjang perkembangan motorik
i. Menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan
spiritual dan hubungan sosial yang baik.
2. Bagi Ibu
a. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan
b. Mengurangi terjadinya anemia
c. Menjarangkan kehamilan
d. Mempercepat pengecilan rahim
e. Lebih cepat langsing kembali
f. Mengurangi kemungkinan menderita kanker
g. Lebih ekonomis/murah
h. Tidak merepotkan dan hemat waktu
i. Portabel dan praktis
j. Memberi kepuasan bagi ibu
3. Bagi Keluarga
a. Mudah pemberiannya
b. Menghemat biaya
c. Mencapai keluarga kecil bahagia dan sejahtera karena kelahiran lebih jarang,
sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dan
keluarga.
4. Bagi Negara
a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak
b. Mengurangi subsidi kesehatan
c. Menghemat devisa untuk membeli susu formula
d. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
e. Mengurangi polusi

2.1.4 Sepuluh Langkah Keberhasilan Menyusui


Penyelenggara tempat sarana umum berupa Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus
mendukung keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif dengan berpedoman pada 10
(sepuluh) langkah menuju keberhasilan menyusui sebagai berikut:
1. membuat kebijakan tertulis tentang menyusui dan dikomunikasikan kepada semua
staf pelayanan kesehatan
2. melatih semua staf pelayanan dalam keterampilan menerapkan kebijakan menyusui
tersebut
3. menginformasikan kepada semua ibu hamil tentang manfaat dan manajemen
menyusui
4. membantu ibu menyusui dini dalam waktu 60 (enam puluh) menit pertama
persalinan
5. membantu ibu cara menyusui dan mempertahankan menyusui meskipun ibu dipisah
dari bayinya
6. memberikan ASI saja kepada bayi baru lahir kecuali ada indikasi medis
7. menerapkan rawat gabung ibu dengan bayinya sepanjang waktu 24 (dua puluh
empat) jam
8. menganjurkan menyusui sesuai permintaan bayi
9. tidak memberi dot kepada bayi
10. mendorong pembentukan kelompok pendukung menyusui dan merujuk ibu kepada
kelompok tersebut setelah keluar dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Beberapa kendala yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif yaitu:11


1. Faktor menyusui
Hal-hal yang dapat mengurangi produksi ASI adalah tidak melakukan inisisasi
menyusui dini, menjadwalkan pemberian ASI, memberikan minuman prelaktal (bayi
diberi minum sebelum ASI keluar), kesalahan pada posisi dan perlekatan bayi pada
saat menyusu, tidak mengosongkan salah satu payudara saat menyusui.
2. Faktor psikologis ibu
Ibu yang tidak mempunyai keyakinan mampu memproduksi ASI umumnya memang
produksi ASI nya berkurang. Stres, khawatir, ketidakbahagiaan ibu pada periode
menyusui sangat berperan dalam mensukseskan pemberian ASI eksklusif. Peran
keluarga dalam meningkatkan percaya diri ibu sangat besar.
3. Faktor fisik ibu
Faktor fisik ibu seperti ibu sakit, lelah, ibu yang menggunakan pil kontrasepsi atau
alat kontrasepsi lain yang mengandung hormon, ibu menyusui yang hamil lagi,
peminum alkohol, perokok atau ibu dengan kelainan anatomis payudara dapat
mengurangi produksi ASI. Kelainan ibu yang sering dijumpai adalah puting lecet,
puting datar, puting luka, payudara bengkak, mastitis dan abses.
4. Faktor bayi
Ada beberapa kendala yang bersumber pada bayi misalnya bayi sakit, prematur dan
bayi dengan kelainan bawaan.
5. Ibu bekerja
Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif, karena waktu ibu
bekerja, bayi dapat diberi ASI perah yang diperah sehari sebelumnya.
2.2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 Tentang
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif12
Pengaturan pemberian ASI Eksklusif bertujuan untuk:
a. menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif sejak dilahirkan
sampai dengan berusia 6 (enam) bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangannya
b. memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI Eksklusf kepada
bayinya
c. meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat, Pemerintah Daerah, dan
Pemerintah terhadap pemberian ASI Eksklusif.
Tanggung jawab Pemerintah dalam program pemberian ASI Eksklusif meliputi:
1. Pemerintah Pusat
a. menetapkan kebijakan nasional terkait program pemberian ASI Eksklusif
b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi program pemberian ASI Eksklusif
c. memberikan pelatihan mengenai program pemberian ASI Eksklusif dan
penyediaan tenaga konselor menyusui di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan
tempat sarana umum lainnya
d. mengintegrasikan materi mengenai ASI Eksklusif pada kurikulum pendidikan
formal dan nonformal bagi Tenaga Kesehatan
e. membina, mengawasi, serta mengevaluasi pelaksanaan dan pencapaian program
pemberian ASI Eksklusif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, satuan pendidikan
kesehatan, tempat kerja, tempat sarana umum dan kegiatan di masyarakat
f. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan ASI
Eksklusif
g. mengembangkan kerja sama mengenai program ASI Eksklusif dengan pihak lain
didalam dan/atau luar negeri
h. menyediakan ketersediaan akses terhadap informasi dan edukasi atas
penyelenggaraan program pemberian ASI Eksklusif.
2. Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota
a. melaksanakan kebijakan nasional dalam rangka program pemberian ASI
Eksklusif
b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi program pemberian ASI Eksklusif dalam
skala provinsi, kabupaten/kota
c. memberikan pelatihan teknis konseling menyusui dalam skala provinsi,
kabupaten/kota
d. menyediakan tenaga konselor menyusui di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan
tempat sarana umum lainnya dalam skala provinsi, kabupaten/kota
e. membina, monitoring, mengevaluasi, dan mengawasi pelaksanaan dan
pencapaian program pemberian ASI Eksklusif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
satuan pendidikan kesehatan, tempat kerja, tempat sarana umum, dan kegiatan di
masyarakat dalam skala provinsi, kabupaten/kota
f. menyelenggarakan, memanfaatkan, dan memantau penelitian dan
pengembangan program pemberian ASI Eksklusif yang mendukung perumusan
kebijakan provinsi, kabupaten/kota
g. mengembangkan kerja sama dengan pihak lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, kabupaten/kota
h. menyediakan ketersediaan akses terhadap informasi dan edukasi atas
penyelenggaraan pemberian ASI Eksklusif dalam skala provinsi,
kabupaten/kota.
Untuk mencapai pemanfaatan pemberian ASI Eksklusif secara optimal, Tenaga
Kesehatan dan penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib memberikan
informasi dan edukasi ASI Eksklusif kepada ibu dan/atau anggota Keluarga dari Bayi
yang bersangkutan sejak pemeriksaan kehamilan sampai dengan periode pemberian ASI
Eksklusif selesai. Informasi dan edukasi ASI Eksklusif mengenai:
a. keuntungan dan keunggulan pemberian ASI
b. gizi ibu, persiapan dan mempertahankan menyusui
c. akibat negatif dari pemberian makanan botol secara parsial terhadap pemberian ASI
d. kesulitan untuk mengubah keputusan untuk tidak memberikan ASI.
Pemberian informasi dan edukasi ASI Eksklusif dapat dilakukan melalui
penyuluhan, konseling dan pendampingan dan dilakukan oleh tenaga terlatih. Setiap
Tenaga Kesehatan dan penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang tidak
melaksanakan ketentuantersebut akan dikenakan sanksi administratif oleh pejabat yang
berwenang berupa teguran lisan, teguran tertulis dan/atau pencabutan izin. Setiap Tenaga
Kesehatan dilarang memberikan dan mempromosikan Susu Formula Bayi dan/atau
produk bayi lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI Eksklusif kecuali
karena indikasi medis, ibu tidak ada atau ibu terpisah dari bayi.
Pengurus Tempat Kerja dan penyelenggara tempat sarana umum harus
mendukung program ASI Eksklusif, sesuai dengan peraturan perusahaan antara
pengusaha dan pekerja/buruh, atau melalui perjanjian kerja bersama antara serikat
pekerja/serikat buruh dengan pengusaha. Pengurus Tempat Kerja dan penyelenggara
tempat sarana umum harus menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan/atau
memerah ASI sesuai dengan kondisi kemampuan perusahaan.
Masyarakat harus mendukung keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif
baik secara perorangan, kelompok, maupun organisasi. Dukungan masyarakat
dilaksanakan melalui:
a. pemberian sumbangan pemikiran terkait dengan penentuan kebijakan dan/atau
pelaksanaan program pemberian ASI Eksklusif
b. penyebarluasan informasi kepada masyarakat luas terkait dengan pemberian ASI
Eksklusif
c. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pemberian ASI Eksklusif
d. penyediaan waktu dan tempat bagi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif.
Pendanaan program pemberian ASI Eksklusif dapat bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau sumber
lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Menteri, menteri
terkait, kepala lembaga pemerintah non kementerian, gubernur, dan bupati/walikota
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan program pemberian ASI
Eksklusif sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing.
Pembinaan dan pengawasan bertujuan untuk:
a. meningkatkan peran sumber daya manusia di bidang kesehatan, Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, dan satuan pendidikan kesehatan dalam mendukung keberhasilan
program pemberian ASI Eksklusif
b. meningkatkan peran dan dukungan keluarga dan masyarakat untuk keberhasilan
program pemberian ASI Eksklusif
c. meningkatkan peran dan dukungan pengurus tempat kerja dan penyelenggara sarana
umum untuk keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif.
Pembinaan dan pengawasan dilaksanakan melalui:
a. advokasi dan sosialisasi peningkatan pemberian ASI Eksklusif
b. pelatihan dan peningkatan kualitas Tenaga Kesehatan dan tenaga terlatih
c. monitoring dan evaluasi.
Menteri, menteri terkait, kepala lembaga pemerintah non kementerian,
gubernur, dan bupati/walikota dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan
dapat mengikutsertakan masyarakat. Pengawasan terhadap produsen atau
distributor Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya yang melakukan
kegiatan pengiklanan Susu Formula Bayi yang dimuat dalam media massa, baik
cetak maupun elektronik, dan media luar ruang dilaksanakan oleh badan yang
melaksanakan tugas pemerintahan dibidang pengawasan obat dan makanan.

Anda mungkin juga menyukai