Anda di halaman 1dari 11

RANCANGAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

PIJAT OKSITOSIN DI DESA MOJO,


KECAMATANRINGINARUM, KABUPATEN KENDAL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Maternitas


Dosen Pembimbing: Ns. Istioningsih, S.Kep., MAN

Disusun Oleh :

Nofita Rahmawati (SK320029)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES NGESTHI WIDHI HUSADA KENDAL
TAHUN 2020/2021
RANCANGAN PENDIDIKAN KESEHATAN
PIJAT OKSITOSIN DI DESA MOJO, KECAMATAN RINGINARUM,
KABUPATEN KENDAL

Pokok Bahasan : Maternitas


Sub Pokok Bahasan : Pijat Oksitosin
Penyaji : Nofita Rahmawati
Hari dan tanggal pelaksanaan :20 Januari 2021
Waktu : 18.30-19.00
Tempat : Desa Mojo

A. Latar Belakang
Air susu ibu merupakan makanan terbaik bayi pada awal kehidupannya.
ASI terbukti mempunyai keunggulan yang tidak dapat digantikan oleh
makanan dan minuman manapun karena ASI mengandung zat gizi yang paling
tepat, lengkap dan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan bayi setiap saat
(Elza, 2009). Proses menyusui idealnya dapat segera dilakukan begitu bayi
lahir. Bayi yang lahir cukup bulan akan memiliki naluri untuk menyusu pada
ibunya di 20-30 menit setelah lahir. Itupun jika bayi tidak mengantuk akibat
pengaruh obat ataupun anastesi yang diberikan kepada ibu saat proses
melahirkan. Di jam-jam pertama, bayi akan relatif tenang, terjaga dan
memiliki kemampuan menyusu dengan baik (Soraya, 2010). Kenyataan
dilapangan menunjukkan produksi dan ejeksi ASI yang sedikit pada hari-hari
pertama setelah melahirkan menjadi kendala dalam pemberian ASI secara
dini.
Menurut Cox (2006) disebutkan bahwa ibu yang tidak menyusui bayinya
pada hari-hari pertama menyusui disebabkan oleh kelelahan pasca kelahiran,
kecemasan dan ketakutan ibu akan kurangnya produksi ASI serta kurangnya
pengetahuan ibu tentang proses menyusui. Menyusui dini di jam-jam pertama
kelahiran jika tidak dapat dilakukan oleh akan menyebabkan proses menyusu
tertunda, maka alternatif yang dapat dilakukan adalah memerah atau
memompa ASI selama 10-20 menit hingga bayi dapat menyusu. Tindakan
tersebut dapat membantu memaksimalkan reseptor prolaktin dan
meminimalkan efek samping dari tertundanya proses menyusui oleh bayi.
Banyak ibu yang merasa bahwa ASI belum keluar pada hari pertama sehingga
bayi dianggap perlu diberikan minuman lain, padahal bayi yang lahir cukup
bulan dan sehat mempunyai persediaan kalori dan cairan yang dapat
mempertahankannya tanpa minuman selama beberapa hari. Disamping itu,
pemberian minum sebelum ASI keluar akan menghambat pengeluaran ASI
karena bayi menjadi kenyang dan malas menyusui.
Salah satu solusi dari ketidaklancaran ASI adalah pijat oksitosin. Dimana
pijat oksitosin dapat merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah
melahirkan sehingga sangat berperan dalam produksi ASI (Evariny, 2008).
Pijatan atau rangsangan pada tulang belakang, neuro transmitter akan
merangsang medulla oblongata langsung mengirim pesan ke hypothalamus di
hypofise posterior untuk mengeluarkan oksitosin sehingga menyebabkan buah
dada mengeluarkan air susunya. Pijatan di daerah tulang belakang ini juga
akan 6 merileksasi ketegangan dan menghilangkan stress dan dengan begitu
hormon oksitosoin keluar dan akan membantu pengeluaran air susu ibu,
dibantu dengan isapan bayi pada puting susu pada saat segera setelah bayi
lahir dengan keadaan bayi normal (Guyton, 2007).
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit tentang pijat oksitosin,
diharapkan klien dan keluarga dapat mengetahui dan memahami tentang
pijat oksitosin.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan klien dan
keluarga dapat memahami materi tentang pijat oksitosin dengan kriteria :
a. Klien dan keluarga mengetahui definisi pijat oksitosin
b. Klien dan keluarga mengetahui tujuan dan manfaat pijat oksitosin
c. Kliendan keluarga mengetahui teknik pijat oksitosin
d. Klien dan keluarga mengetahui waktu yang tepat untuk menentukan
pijat oksitosin
C. Sasaran
Sasaran ditujukan kepadakliendenganibu post partum
D. Materi/Isi (Terlampir)
Pijat Oksitosin
E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab/ Diskusi
3. Demonstrasi
F. Media
Power Point
G. Setting Tempat

Keterangan :
: Penyuluh

: Klien

: Keluarga klien

H. Strategi Pelaksanaan
Hari dan tanggal pelaksanaan :20 Januari 2021
Waktu : 10.00-10.30 WIB
Tempat : Desa Mojo
I. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan
No Fase Waktu Metode
Penyuluh Audien
1. Pra interaksi/ 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam Lisan
pembukaan 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengar,
3. Menjelaskan tujuan memperhatikan
penyuluhan 3. Mendengar,
4. Menyebutkan materi memperhatikan
yang akan diberikan 4. Mendengar,memper
5. Menjelaskan proses hatikan
penyuluhan 5. Merespon
6. Kontrak waktu 6. Merespon
2. Interaksi/ 20 menit 1. Apersepsi keluarga 1. Menjawab Ceramah
Pelaksanaan 2. Penyampaian materi 2. Memperhatikan dan
mengenai: demonstra
 Menjelaskan si
pengertian pijat
oksitosin
 Menjelaskan tujuan
dan pijat oksitosin
 Menjelaskan waktu
pijat oksitosin
 Menjelaskan cara
melakukan pijat
oksitosin
3. Terminasi/ 5 menit 1. Menyimpulkan materi 1. Mendengarkan Lisan dan
penutup 2. Memberikan diskusi
kesempatan pada 2. Bertanya materi
audience untuk yang kurang paham
bertanya.
3. Memberikan 3. Memperhatikan dan
pertanyaan pada menjawab
audience pertanyaan
4. Menyimpulkan 4. Mendengarkan
jawaban 5. Mendengarkan dan
5. Mengucapkan terima mampelajari materi
kasih
6. Menutup dengan 6. Menjawab salam
salam

G. Kriteria Evaluasi
1. EvaluasiStandart
a. Materi sudah diketik rapi minimal 2 hari sebelum penyuluhan.
b. SAP sudah dibuat minimal 2 hari sebelum penyuluhan.
c. Power point sudah diketik rapi minimal 1 hari sebelum penyuluhan.
d. Klien dan keluarga duduk sesuai dengan setting tempat duduk yang
sudah ditentukan.
e. Laptop sudah disiapkan minimal 10 menit sebelum penyuluhan.
2. EvaluasiProses
a. Alat dan tempat bisa digunakan sesuai rencana.
b. Klien mau atau bersedia untuk melakukan kegiatan yang telah
direncanakan.
3. Evaluasi Hasil
a. Klien dapat menyebutkan pengertian pijat oksitosin dengan presentase
70%
b. Klien dapat menyebutkan tujuan dan manfaat pijat oksitosin dengan
presentase 70%
c. Klien dapat menyebutkan waktu pijat oksitosin dengan presentase 70%
J. Materi
PIJAT OKSITOSIN

1. Konsep ASI
ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa
tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air
putih serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang bubur susu,
biscuit, bubur, nasi dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru diberikan makanan
pendamping ASI (MP-ASI). ASI dapat di berikan sampai anak usia 2
tahun atau lebih. (Ambarwati, 2009).
Ada beberapa permasalahan dalam pemberian ASI, yang paling sering
adalah produksi ASI yang berlebihan dan produksi ASI yang kurang.
Kelebihan ASI atau hiperlaktasi bisa diakibatkan oleh adanya
ketidakseimbangan dari hormon atau adanya masalah pada kelenjar
pituitari yang terletak di bawah otak. Hiperlaktasi yang berlangsung
selama kurang lebih 6 minggu maka hal tersebut bisa disebabkan oleh
adanya alveoli atau kelenjar produksi air susu yang berlebih. Selain itu,
kelebihan air susu atau hiperlaktasi bisa terjadi pada wanita yang baru
pertama kali menyusui dan hal ini biasanya terjadi pada minggu-minggu
awal menyusui.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan produksi ASI berkurang .
yaitu :
a. Kelelahan setelah persalinan
b. Mengalami penyakit tertentu
Mengalami penyakit tertentu, seperti penyakit infeksi, dapat
menyebabkan tubuh memproduksi lebih sedikit ASI. Hipotiroidisme
dan anemia adalah dua penyakit yang dapat memengaruhi produksi
ASI. Bila terkena infeksi tertentu, dokter mungkin akan meresepkan
antibiotik untuk mengobati infeksi tersebut.
c. Minum terlalu banyak kafein
d. Menjadi perokok aktif
Kebiasaan merokok dapat mengganggu pelepasan oksitosin dalam
tubuh ibu. Oksitosin diketahui menjadi hormon yang merangsang
respon let-down reflex, yaitu refleks ibu untuk mengeluarkan ASI dari
dalam payudara dan mengalir keluar dari tubuh sampai masuk ke
mulut bayi.Jika refleks let-down tidak berfungsi dengan baik, ASI
tidak akan mengalir keluar dari payudara ibu dan pada akhirnya
kebutuhan ASI untuk bayi tidak terpenuhi.
e. Minum alkohol
f. Minum pil KB
Bila mengonsumsi pil KB untuk mencegah kehamilan selanjutnya,
maka ini bisa memengaruhi suplai ASI. Sebab, pil KB mengandung
hormon estrogen yang dapat menurunkan produksi susu.Di sinilah
pentingnya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan alat
kontrasepsi yang aman saat masa menyusui, tanpa mengurangi
produksi ASI. Misalnya dengan alat kontrasepsi yang hanya
mengandung progestin seperti implan atau suntik KB yang tidak
mengganggu produksi ASI.
g. Tidak mengelola stres dengan baik
h. Konsumsi obat-obatan tertentu
Beberapa jenis obat, baik obat resep maupun obat bebas, dapat
mengganggu hormon oksitosin, yang mengatur produksi ASI. Obat-
obatan seperti obat alergi, obat flu, dan diuretik dapat menurunkan
suplai ASI.
i. Sedang hamil lagi
Produksi ASI memang cenderung menurun bila ibu sedang hamil
meski masih aktif menyusui. Hal ini disebabkan karena hormon
kehamilan yang diketahui dapat menurunkan produksi ASI.
j. Pola makan
Sering begadang akibat menyusui hingga tengah malam membuat
ibu wajib memenuhi kebutuhan makanan dan hidrasinya dengan baik.
Namun banyak ibu yang ternyata jumlah asupan makanan dan
cairannya kurang, atau tak terpenuhi. Padahal hal ini yang kemudian
membuat produksi ASI berkurang.
2. Pengertian Pijat Oksitosin
Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada
sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima-
keenam dan merupakan usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan
oksitosin setelah melahirkan (Yohmi & Roesli, 2009).
Pijat oksitosin juga dapat didefinisikan sebagai tindakan yang
dilakukan oleh keluarga, terutama suami pada ibu menyusui yang berupa
pijatan pada punggung ibu untuk meningkatkan produksi hormone
oksitosin sehingga dapat mempercepat penyembuhan luka bekas
implantasi plasenta, mencegah perdarahan, serta memperbanyak produksi
ASI. Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang reflex oksitosin atau
reflex let down. Selain untuk merangsang reflex let down manfaat pijat
oksitosin adalah memberikan kenyamanan pada ibu, mengrusangi bengkak
(engorgement), mengurangi sumbatan ASI, merangsang pelepasan
hormone oksitosin, mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi
sakit (Rahayu, 2016).
3. Tujuan dan Manfaat Pijat Oksitosin
Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau
refleks let down, manfaat pijat oksitosin adalah memberikan kenyamanan
pada ibu, mengurangi bengkak (engorgement), mengurangi sumbatan ASI,
merangsang pelepasan hormon oksitosin, mempertahankan produksi ASI
ketika ibu dan bayi sakit (Depkes RI, 2007).
4. Hal Yang Dapat Mempengaruhi Produksi Oksitosin
a. Hal yang dapat meningkatkan hormone oksitosin antara lain :
1) Ibu dalam keadaan tenang
2) Mencium dan mendengarkan celotehan bayi atau tangisannya
3) Melihat dan memikirkan bayinya
4) Ayah menggendong bayi dan diberikan pada ibunya saat akan
menyusui
5) Ayah menggantikan popok dan memandikannya
6) Ayah bermain, menggendong, mendengarkan nyayian dan
membantu pekerjaan rumah tangga
7) Ayah memijat bayi
b. Hal yang dapat mengurangi produksi hormone oksitosin antara lain :
1) Ibu merasa takut
2) Ibu bekerja
3) Ibu merasa kwatir produksi ASInya tidak cukup
4) Ibu merasa kesaakitan
5) Ibu merasa sedih, cemas, kesal, dan bingung
6) Ibu merasa malu untuk menyusui
7) Suami atau keluarga kurang mendukung dan menjadi ASI
5. Teknik Pijat Oksitosin
a. Persiapan Alat-Alat
1) Kursi
2) Meja
3) Minyak kelapa atau baby oil
4) Handuk
5) Washlap atau kain bersih
6) Waskom
b. Langkah-Langkah Pijat Oksitosin
1) Cuci tangan
2) Melepaskan baju ibu bagian atas
3) Ibu duduk sedikit telungkup, lalu memeluk bantal
4) Memasang handuk
5) Melumuri kedua telapak tangan dengan minyak kelapa atau baby oil
6) Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu dengan
menggunakan dua kepalan tangan, dengan ibu jari menunjuk ke
depan
7) Menekan kuat-kuat kedua sisi tulang belakang membentuk gerakan-
gerakan melingkar kecil-kecil dengan kedua ibu jarinya
8) Pada saat bersamaan, memijat kedua sisi tulang belakang kearah
bawah, dari leher ke arah tulang belikat, 2-3 menit
9) Mengulangi pemijatan hingga 3 kali
10) Bersihkan area yang sudah dipijat dengan waslap/kain bersih dan
air hangat
6. Waktu yang Tepat untuk Melakukan Pijat Oksitosin
Waktu yang tepat untuk pijat oksitosin adalah sebelum menyusui atau
memerah ASI, lebih disarankan atau saat pikiran ibu sedang pusing, badan
pegel-pegel. cukup 3-5 menit saja per sesi (Depkes RI, 2007).
DAFTARPUSTAKA

Roesli, U & Yahmi, E. (2009). Manajemen Laktasi.Jakarta: IDAI


DEPKES RI, 2007
Ambarwati, E.R., & Wulandari, D. (2009). Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta :
Mitra Cendikia Offset.
Bobak, Lowdermilk, Jense. (2012). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:
EGC.
Rahayu. (2016). Panduan Praktikum Keperawatan Maternitas. Jakarta: CV Budi
Utama

Anda mungkin juga menyukai