PIJAT OKSITOSIN
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas stase maternitas Program Pofesi Ners
Angkatan XXXIV
Disusun oleh:
Kelompok IV Maternitas
Pijat Oksitosin
Oksitosin dapat diperoleh dengan berbagai cara baik melalui oral,
intranasal, intra-muscular, maupun dengan pemijatan yang merangsang keluarnya
hormon oksitosin. Sebagaimana ditulis Lun, et al (2002) dalam European Journal
of Neuroscience, bahwa perawatan pemijatan berulang bisa meningkatkan
produksi hormon oksitosin. Efek dari pijat oksitosin itu sendiri bisa dilihat
reaksinya setelah 6-12 jam pemijatan (Lun, et al 2002). Pijat oksitosin adalah
suatu tindakan pemijatan tulang belakang mulai dari nervus ke 5 - 6 sampai
scapula yang akan mempercepat kerja saraf parasimpatis untuk menyampaikan
perintah ke otak bagian belakang sehingga oksitosin keluar.
Pijat oksitosin adalah suatu tindakan pemijatan tulang belakang mulai dari
nervus ke 5 - 6 sampai scapula yang akan mempercepat kerja saraf parasimpatis
untuk menyampaikan perintah ke otak bagian belakang sehingga oksitosin keluar
Pijat oksitosin juga dapat didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan
oleh keluarga, terutama suami pada ibu menyusui yang berupa pijatan pada
punggung ibu untuk meningkatkan produksi hormone oksitosin. Sehingga dapat
mempercepat penyembuhan luka bekas implantasi plasenta, mencegah
perdarahan, serta memperbanyak produksi ASI.
Pijat stimulasi oksitosin untuk ibu menyusui berfungsi untuk merangsang
hormon oksitosin agar dapat memperlancar ASI dan meningkatan kenyamanan
ibu.
Manfaat Pijat Oksitosin
Manfaat pijat oksitosin bagi ibu nifas dan ibu menyusui, diantaranya:
a. Mempercepat penyembuhan luka bekas implantasi plasenta
b. Mencegah terjadinya perdarahan post partum
c. Dapat mempercepat terjadinya proses involusi uterus
d. Meningkatkan produksi ASI
e. Meningkatkan rasa nyaman pada ibu menyusui
f. Meningkatkan hubungan psikologis antar ibu dan keluarga
Efek Fisiologis dari Pemijatan Oksitosin
Efek fisiologis dari pijat oksitosin ini adalah merangsang kontraksi otot
polos uterus baik pada proses saat persalinan maupun setelah persalinan sehingga
bisa mempercepat proses involusi uterus.
Cara Pemijatan Oksitosin
a. Menstimulir puting susu : bersihkan putting susu ibu dengan menggunakan
kassa yang telah dibasahi air hangat, kemudian tarik putting susu ibu secara
perlahan. Amati pengeluaran ASI
b. Mengurut atau mengusap payudara secara perlahan, dari arah pangkal
payudara kearah putting susu.
c. Penolong pemijatan berada di belakang pasien, kemudian licinkan kedua
telapak tangan dengan menggunakan baby oil. Pijat leher, posisikan tangan
menyerupai kepalan tinju. Lakukan pemijatan ini sebatas leher selama 2 3
menit.
d. Pijat punggung belakang ibu (sejajar daerah payudara) menggunakan ibu jari.
Tekan kuat membentuk gerakan melingkar kecil kecil. Lakukan gerakan
sebatas tali bra selama 2 3 menit
e. Kemudian, telusuri kedua sisi tulang belakang, posisikan kedua tangan
menyerupai kepalan tinju dan ibu jari menghadap kearah atas atau depan.
Ada dua posisi alternatif, boleh telungkup di meja atau bisa telungkup di sandaran
kursi
Setelah itu, di area tulang belakang leher, cari daerah dengan tulang yang paling
menonjol, nama kerennya processus spinosus/cervical vertebrae 7.
Dari titik penonjolan tulang tadi, turun sedikit ke bawah kurang lebih 1-2 jari dan
dari titik tersebut, geser lagi ke kanan dan kiri masing-masing 1-2 jari. Mulailah
lakukan pijatan dengan gerakan memutar perlahan-lahan ke arah bawah sampai ke
batas garis bra. Jika Mama mau terus dipijat sampai pinggang juga boleh. Tapi
menurut penelitian, titik untuk merangsang oksitosin hanya sampai batas itu.
Posisi jari saat memijat, bisa bervariasi.
Referensi
Bobak IM, Lowdermilk DL, Jensen MD. 1995. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas (Maternity Nursing) Edisi 4, Maria A Wijayarti dan Peter
Anugerah (penterjemah). 2005. Jakarta: EGC
Cuningham. 2006. Obsietri Williams. Edisi 21.Volume 1. Jakarta: EGC.
Pillitery. 2003. Maternal and Child Health Nursing. Buku I. Fourth Edition.
Philadelphia: Lippincott
Hamranani, S. 2010, Pengaruh pijat oksitosin terhadap involusi uterus pada ibu
post partum yang mengalami persalinan lama di rumah sakit wilayah
Kabupaten Klaten. Tesis UI: tidak dipublikasikan.
Lund, I; Moberg, U; Wang, J; Yu, C; Kurosawa, M. (2002). Massage affect
nociception of oxytocin. J.European neuroscience Vol 16:330-338.
Rahayu, D., Santoso, B., & Yunitasari, E. (2015). Produksi ASI Ibu dengan
Intervensi Acupresure Point For Lactation dan Pijat Oksitosin. Jurnal Ners,
10(1), 919.
Rahayuningsih, T., Mudigdo, A., & Murti, B. (2016). Effect of Breast Care and
Oxytocin Massage on Breast Milk Production: A study in Sukoharjo
Provincial Hospital. Journal of Maternal and Child Health, 1(2), 103111.
Suhermi, Dkk. 2008 . Perawatan Masa Nifas.Yogyakarta: Fitramaya.