PIJAT OKSITOSIN
DI PUSKESMAS PAJARAKAN KABUPATEN PROBOLINGGO
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Profesi Ners
Disusun Oleh :
1. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah bagi bayi dengan kandungan gizi paling
sesuai untuk pertumbuhan optimal (Hegar, 2018). Oleh karena itu World Health Organization
(WHO) merekomendasikan agar setiap bayi baru lahir mendapatkan ASI eksklusif selama
enam bulan, namun pada sebagian ibu tidak memberikan ASI eksklusif karena alasan ASInya
tidak keluar atau hanya keluar sedikit sehingga tidak memenuhi kebutuhan bayinya.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pemberian ASI eksklusif pada
bayi usia 0-6 bulan hanya 40,6 %, jauh dari target nasional yang mencapai 80%. Kurangnya
produksi ASI menjadi salah satu penyebab ibu memutuskan memberikan susu formula pada
bayinya. United Nations Children’s Fund (UNICEF) menegaskan bahwa bayi yang
menggunakan susu formula memiliki kemungkinan meninggal dunia pada bulan pertama
kelahirannya, dan kemungkinan bayi yang diberi susu formula adalah 25 kali lebih tinggi
angka kematiannya daripada bayi yang disusui ibunya secara eksklusif (Selasi, 2019). Susu
formula tidak memiliki kandungan yang lengkap seperti ASI, dan tidak mengandung antibody
seperti yang terkandung dalam ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang tidak mendapatkan ASI
eksklusif akan mudah sakit.
Penurunan produksi dan pengeluaran ASI pada hari-hari pertama setelah melahirkan
dapat disebabkan oleh kurangnya rangsangan hormon prolaktin dan oksitosin yang sangat
berperan dalam kelancaran produksi dan pengeluaran ASI. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kelancaran produksi dan pengeluaran ASI yaitu perawatan payudara,
frekuensi penyusuan, paritas, stress, penyakit atau kesehatan ibu, konsumsi rokok atau
alkohol, pil kontrasepsi, asupan nutrisi yang kurang (Bobak, 2018). Perawatan payudara
sebaiknya dilakukan segera setelah persalinan (1-2 hari), dan harus dilakukan ibu secara rutin.
Dengan pemberian rangsangan pada otot-otot payudara akan membantu merangsang hormon
prolaktin untuk membantu produksi air susu (Bobak, 2018).
Masalah yang sering timbul di awal menyusui karena ASI sudah mulai diproduksi
adalah payudara bengkak (breast engorgement). Payudara yang bengkak akan menyebabkan
berbagai ketidaknyamanan untuk ibu. Seperti payudara terasa berat dan penuh, nyeri pada
tulang belakang karena harus menopang beban payudara, ibu menjadi stres dan tidak mau
menyusui, nyeri pada payudara, dan payudara sulit ditekan/ mengeras (Sakarnadi, 2019). Jika
kondisi seperti ini dilakukan pijat pada payudara yang umumnya dilakukan, tentu saja akan
semakin meningkatkan ketidaknyamanan ibu. Ibu akan merasakan sakit saat payudaranya
dipijat. Tetapi, terdapat alternatif lain yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan
produksi ASI yang sedikit/kurang yakni dengan pijat oksitosin.
Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi yang tepat untuk mempercepat dan
memperlancar produksi dan pengeluaran ASI yaitu dengan pemijatan sepanjang tulang
belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima atau keenam. Pijat ini akan memberikan
rasa nyaman dan rileks pada ibu setelah mengalami proses kehamilan maupun persalinan
sehingga tidak menghambat sekresi hormone prolaktin dan oksitosin. Pijat oksitosin ini bisa
dilakukan segera setelah ibu melahirkan bayinya dengan durasi 2-3 menit, frekuensi
pemberian pijatan 2 kali sehari. Pijatan ini tidak harus dilakukan langsung oleh petugas
kesehatan tetapi dapat dilakukan oleh suami atau anggota keluarga yang lain. Petugas
kesehatan mengajarkan kepada keluarga agar dapat membantu ibu melakukan pijat oksitosin
karena teknik pijatan ini cukup mudah dilakukan dan tidak menggunakan alat tertentu.
2. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan dapat menyebutkan dan
menjelaskan tentang pijat oksitosin.
3. Tujuan Intruksional Khusus
a. Peserta dapat menjelaskan tentang hal yang mempengaruhi produksi ASI
b. Peserta dapat menjelaskan tentang pengertian pijat oksitosin
c. Peserta dapat menjelaskan tentang tujuan dan manfaat pijat oksitosin
d. Peserta dapat menjelaskan tentang persiapan sebelum melakukan pijat oksitosin
e. Peserta dapat menjelaskan tentang langkah pijat oksitosin
4. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Demonstrasi
5. Media
a. Leaflet
6. Evaluasi
a. Peserta dapat menjelaskan tentang pengertian pijat oksitosin
b. Peserta dapat menjelaskan tentang tujuan dan manfaat pijat oksitosin
c. Peserta dapat menjelaskan tentang langkah pijat oksitosin
7. Proses Penyuluhan
8. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a) Kesiapan Media meliputi : Leaflet
b) Penentuan waktu :
c) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di ruang Poned
2) Evaluasi Proses
a) Keluarga dan ibu dalam ruangan.
b) Kegiatan penyuluhan berjalan tertib.
3) Evaluasi Hasil
a) Peserta dapat menjelaskan tentang hal yang mempengaruhi produksi ASI
b) Peserta dapat menjelaskan tentang pengertian pijat oksitosin
c) Peserta dapat menjelaskan tentang tujuan dan manfaat pijat oksitosin
d) Peserta dapat menjelaskan tentang persiapan sebelum melakukan pijat oksitosin
e) Peserta dapat menjelaskan tentang langkah pijat oksitosin
9. Materi
Terlampir
Lampiran Materi
Pijat Oksitosin: Perawatan Payudara
Dengan Produksi Asi Sedikit/Kurang
a. Mencuci tangan.
b. Menganjurkan ibu untuk duduk. Ada 2 posisi yang bisa ibu coba. Yang pertama ibu bisa
telungkup di meja, atau posisi ibu telungkup npada sandaran kursi
c. Melumuri kedua telapak tangan dengan minyak kelapa/baby oil atau minyak
aromaterapi sesuai pilihan ibu
d. Melakukan pijatan di sepanjang sisi tulang belakang ibu. Kemudian memijat dari leher
ke arah tulang belikat.
e. Memijat bisa menggunakan jempol tangan kiri dan kanan atau punggung telunjuk kiri
dan kanan. Selain itu bisa menggunakan posisi tangan dikepal lalu gunakan tulang-
tulang di sekitar punggung tangan.
f. Mulailah pemijatan dengan gerakan melingkar-lingkar kecil perlahan-lahan lurus ke arah
bawah sampai batas garis bra. Dapat juga diteruskan sampai ke pinggang.
g. Pijat oksitosin bisa dilakukan kapanpun ibu mau dengan durasi 2-3 menit. Lebih
disarankan dilakukan sebelum menyusui atau memerah ASI. Waktu yang tepat untuk pijat
oksitosin adalah sebelum menyusui atau memerah ASI, lebih disarankan atau saat pikiran
ibu sedang pusing, badan pegal-pegal. Cukup 3-5 menit saja per sesi (Depkes, 2007).
h. Membersihkan punggung ibu dengan air hangat dan mengeringkan payudara ibu dengan
handuk.
i. Bantu memakaikan bra dan pakaian ibu kembali.
j. Mencuci tangan sesuai prosedur.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. (2012). Riset Kesehatan Dasar tahun 2012.. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI
Moody, Jane. (2018). Menyusui ( cara mudah,praktis dan nyaman). Jakarta: Arcan
Neilson, Joan. (2020). Cara Menyususi yang Baik. ARCAN : Jakarta
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2019). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
2010. Kementrian Kesehatan RI
Saryono. (2018. Inisiasi Menyusui Dini plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda
Suradi dan Hesti. (2018). Manajemen Laktasi. Jakarta : Program Manajemen Laktasi
WHO. (2015). Global Strategy for infant and young vhild Feeding. WHO. Geneva