KEPERAWATAN KRITIS
“Pendidikan Kesehatan Untuk mengatasi masalah kesehatan (Infeksi Nosokomial)
pasien dan keluarga yang dirawat di ICU”
Disusun oleh :
Prodi S1 Keperawatan
Dosen Pembimbing : Ns, H. Junaidy S. Rustam, MNS
C. MATERI (Terlampir):
1. Pengertian Infeksi nasokimial
2. Rantai penularan infeksi
3. Cara mencegah infeksi nasokimial
D. METODE
a. Demonstrasi dan video
b. Diskusi/Tanya jawab
E. MEDIA
a. Leaflet
b. LCD
c. Video
d. Laptop
F. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan:
Menjawab salam
a. Mengucap salam
Mendengarkan
b. Perkenalan diri
Memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
Memperhatikan
d. Menyebutkan materi yang akan
diberikan
2. 30 menit Pelaksanaan:
Memperhatikan
a. Menjelaskan tentang pengertian
Infeksi Nasokimial
Memperhatikan
b. Rantai penularan infeksi
Memperhatikan
c. Cara mengatasi infeksi nasokimial
3. 8 menit Evaluiasi:
a. memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
b. menanyakan kepada peserta tentang
Menjawab pertanyaan
materi yangtelah diberikan
c. memberikan reinforcement
positifkepadapesertayangdapat
menjawab pertanyaan
4. 2 menit Terminasi:
a. mengucapkan terimakasih atas peran Mendengarkan
serta peserta
b. mengucapkan salam penutup Menjawabsalam
G. SETTING TEMPAT
Penyuluh
Pasien
Keluarga pasien
H. PENGESAHAN
Bukittinggi, 08 Januari 2021
Sasaran Penyuluh
Mengetahui
Dosen Pembimbing
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
a) Semua peserta mengikuti kegiatan penyuluhan
b) Peserta penyuluhan tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum
kegiatan selesai
c) Sebelumpeserta terlibat aktif dalamkegiatan penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
Sesuai dengan TIK, diharpkan peserta penyuluhan mampu menyebutkan:
a) Pengertian infeksi nasokimial
b) Rantai penularan infeksi
c) Cara mencegah infeksi nasokimial
J. PENGORGANISASIAN
Moderator :Meri Ardianti
Pembicara :-
Observer :-
Fasilitator :-
MATERI PENYULUHAN
INFEKSI NASOKIMIAL
A. DEFINISI
Infeksi adalah suatu organisme suatu organisme pada jaringan atau cairan yang ada
dalam suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul selama seseorang
yang dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan gejala setelah seseorang dirawat atau
setelah selesai disebut infeksi nosokomial. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit
dan menunjukkan tanda infeksi yang kurang dari 72 jam menunjukkan bahwa masa inkubasi
penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang baru menunjukkan
gejala setelah 72 jam pasien berada dirumah sakit baru disebut infeksi nosokomial. Infeksi
nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita maupun luar tubuh. Infeksi endogen
yang disebabkan oleh mikroorganisme yang semula memang sudah ada didalam tubuh dan
berpindah ke tempat baru yang kita sebut dengan infeksi sendiri atau auto infeksi, sementara
infeksi eksogen (cross infeksi) yang disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari
rumah sakit dan dari satu pasien ke pasien lainnya.
Rumah sakit suatu tempat dimana orang yang dirawat dan ditempatkan dalam jarak yang
sangat dekat. Di tempat ini pasien mendapatkan terapi dan perawatan untuk dapat sembuh.
Tetapi, rumah sakit selain untuk mencari kesembuhan berbagai, juga merupakan depot bagi
penderita penyakit yang berasal dari penderita maupun dari pengunjung yang berstatus
karier. Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di lingkungan rumah sakit, seperti;
udara, air, lantai, makanan dan benda-benda medis maupun non medis. Terjadinya infeksi
nosokomial akan menimbulkan banyak kerugian, antara lain:
1. Lama hari perawatan bertambah panjang
2. Penderitaan bertambah
3. Biaya meningkat
Di beberapa bagian, terutama di bagian penyakit dalam, terdapat banyak prosedur dan
tindakan yang dilakukan baik untuk membantu diagnosa atau memantau perjalanan penyakit
dan terapi yang dapat menyebabkan pasien cukup rentan terkena infeksi nosokomial. Pasien
dengan umur tua, berbaring lama, atau beberapa tindakan seperti prosedur diagnostik invasif,
infus yang lama dan kateter urin yang lama, atau pasien dengan penyakit tertentu yaitu
penyakit yang memerlukan kemoterapi, dengan penyakit yang sangat parah, penyakit
keganasan, diabetes, anemia, penyakit autoimun dan penggunaan imuno supresan atau
steroid didapatkan bahwa risiko terkena infeksi lebih besar. Sumber penularan dan cara
penularan terutama melalui tangan dan dari petugas kesehatan atau personel kesehatan
lainnya, jarum injeksi, kateter iv, kateter urin, kasa pembalut atau perban, dan cara yang
keliru dalam luka. Infeksi nosokomial ini pun tidak hanya mengenai pasien saja, tetapi juga
dapat seluruh personel rumah sakit yang berhubungan langsung dengan pasien maupun
penunggu dan para pengunjung pasien.
1. Agen Infeksi
c. Tingkat virulensi
Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh manusia yang sehat.
Keberadaan bakteri disini sangat penting dalam melindungi tubuh dari datangnya
bakteri patogen. Tetapi pada beberapa kasus dapat menyebabkan infeksi jika
manusia tersebut mempunyai toleransi yang rendah terhadap mikroorganisme.
Contohnya Escherichia coli yang paling banyak dijumpai sebagai contoh infeksi
saluran kemih. Bakteri patogen lebih berbahaya dan menyebabkan infeksi baik
secara sporadik maupun endemik. Contohnya:
1) Anaerobik Gram-positif, Clostridium yang dapat menyebabkan gangren
c) Parasit dan Jamur Beberapa parasit seperti Giardia lamblia dapat menular dengan
mudah ke orang dewasa maupun anak-anak. Banyak jamur dan parasit dapat timbul
selama mempersembahkan obat antibiotika bakteri dan obat immunosupresan,
mengganti infeksi Candida albicans, Aspergillus spp, Cryptococcus neoformans,
Cryptosporidium.
2. Reservoir atau tempat dimana agen infeksi dapat hidup, tumbuh, berkembang biak dan
siap ditularkan kepada orang. Reservoir yang paling umum adalah manusia, binatang,
tumbuh-tumbuhan, tanah, udara, dan bahan-bahan organik lainnya. Pada manusia:
permukaan kulit, selaput saluran nafas atas, usus dan vagina.
3. Port of exit (Pintu keluar) adalah jalan dari mana agen meninggalkan reservoir. Pintu
keluar termasuk: saluran pemafasan, saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin,
kulit dan pembrana mukosa, transplasenta dan darah serta cairan tubuh lain.
4. Transmisi (cara penularan) adalah bagaimana cara transportasi agen infeksi dari
reservoir ke penderita (yang suseptibel). Ada beberapa cara penularan yaitu:
1) Direct / Langsung: kontak badan ke badan transfer kuman penyebab secara fisik
pada saat pemeriksaan fisik, memandikan pasien.
2) Indirect / Tidak langsung: kontak melalui objek (benda / alat) perantara: jarum,
kasa, tangan yang tidak disukai.
b. Droplet: partikel droplet> 5 um melalui batuk, bersin, bicara, jarak sebar pendek,
tidak bertahan lama di udara, paling banyak pada mukosa bibir, hidung, mulut.
c. Airborne: partikel kecil ukuran 5 um, bertahan lama di udara, jarak penyebaran jauh,
dapat terinhalasi, contoh: Mycobacterium tuberculosis, virus campak, varisela (cacar
air), spora jamur.
d. Melalui Vehikulum: Bahan yang dapat berperan dalam mempertahankan kehidupan
kuman penyebab sampai masuk (tertelan atau terokulasi) pada pejamu yang rentan.
Contoh: air, darah, tinja, makanan. Melalui Vektor: Serangga atau binatang lain yang
dapat menularkan
e. kuman penyebab cara menggigit pejamu yang rentan atau menimbun penyebab
penyebab pada kulit pejamu atau makanan. Contoh: nyamuk, lalat, pinjal / kutu,
binatang pengerat.
5. Port of entry (Pintu masuk) adalah tempat dimana agen infeksi memasuki pejamu
(yang suseptibel). Pintu masuk bisa melalui: saluran pernafasan, saluran pencernaan,
saluran kemih dan kelamin, selaput lendir, serta kulit yang tidak utuh (luka).
6. Pejamu rentan (suseptibel) adalah orang yang tidak memiliki daya tahan tubuh yang
cukup untuk melawan agen infeksi serta mencegah infeksi atau penyakit. Faktor yang
mempengaruhi: umur, status gizi, status imunisasi, penyakit kronis, luka bakar yang luas,
trauma atau pembedahan. Sedangkan faktor lain yang mungkin berpengaruh adalah jenis
kelamin, etnis tertentu, status ekonomi, gaya, pekerjaan dan herediter. Anak-anak yang
berusia di bawah 12 tahun adalah yang paling rentan terinfeksi nosokomial. Oleh sebab
itu anak- anak dilarang membesuk orang yang sedang dirawat di rumah sakit. Anak usia
usia ini daya tahan tubuhnya masih rendah dan belum sempurna.
Pencegahan dari inksi nosokomial ini diperlukan suatu rencana yang terintegrasi,
pemantauan dan program yang termasuk:
1. Kewaspadaan transmisi kontak
d. Mencuci tangan Menjaga kebersihan tangan dengan baik dan benar dapatmencegah
penularan mikroorganisme dan menurunkan frekuensi infeksi nosokomial.
Kepatuhan terhadap kebersihan tangan pilar pengendalian. Teknik vang digunakan
adalah teknik cuci tangan 6 langkah. Dapat memakai antiscptik, dan aliran udara atau
handrub berbasis alkohol.
Kebersihan tangan yang aman untuk mencegah transmisi penycbab infeksi (orang ke
orangobick ke orang). Banyak penelitian menuniukkan bahwa cuci tangan
menunjang penurunan insiden MRSA. Waktu cuci tangan:
Segera setelah tiba di rumah sakit
Gosok punggung tangan kiri dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan.
Dan lakukan sebaliknya.
Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari. Jari-jari sisi dalam kedua tangan
saling melayani dan saling digosokkan.
Gosok ibu jari tangan kiri dengan gerakan memutar dalam genggaman tangan
kanan. Dan lakukan sebaliknya.
Gosokkan ujung-ujung kuku tangan kanan pada telapak tangan kiri dengan cara
memutar. Dan lakukan sebaliknya. Bilas tangan denga air mengalir. Keringkan
dengan tisu sekaali pakai, gunakan tisu bekas untuk menutup keran.
Etika Batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar, dengan cara menutup hidung
dan mulut dengan tisu atau lengan baju. Jadi bakteri tidak menyebar ke udara dan
tidak menular ke orang lain
Etika batuk:
Bila merasa akan batuk atau bersin, segeralah berpaling / menjauh sedikit dari
orang-orang disekitar
Kemudian tutuplah hidung dan mulut dengan menggunakan tissue / sapu tangan
atau lengan dalam baju
Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah;
Cucilah tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau gel pembersih
tangan; dan
Bila perlu gunakan masker.
DAFTAR PUSTAKA
1. Babb, JR. Liffe, AJ. Referensi Saku ke Rumah Sakit Infeksi yang didapat. Science
Press terbatas, Cleveland Street, London; 2005
2. Ducel, G. et al. Pencegahan infeksi yang didapat di rumah sakit, Panduan praktis. Edisi
ke-2. Organisasi Kesehatan Dunia. Departemen Penyakit Menular, Surveilans dan
Respon; 2002
3. Soepaman, dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI, Jakarta; 2001
4. . Suwarni, A. Studi Diskriptif Pola Upaya Penyehatan Lingkungan Hubungannya dengan
Rerata Lama Hari Perawatan dan Kejadian Infeksi Nosokomial Studi Kasus: Penderita
Pasca Bedah Rawat Inap di Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta Provinsi DIY Tahun
2009. Badan Litbang Kesehatan Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial ,
Yogyakarta; 2010
https://id.scribd.com/doc/305897434/SAP-Penyuluhan-Kritis-Dan-Gadar