TINJAUAN TEORI
pada tali pusat bayi setelah tali pusat dipotong atau sebelum puput
(Paisal, 2008).
Perawatan tali pusat adalah pengobatan dan pengikatan tali pusat
yang menyebabkan pemisahan fisik terakhir antara ibu bayi, kemudian
tali pusat dirawat dalam keadaan steril, bersih, kering, puput dan
terhindar dari infeksi tali pusat (Hidayat,2005).
3. Tujuan perawatan tali pusat
Tujuan perawatan tali pusat adalah mencegah terjadinya penyakit
tetanus pada bayi baru lahir, agar tali pusat tetap bersih, kuman-kuman
tidak masuk sehingga tidak terjadi infeksi pada tali pusat bayi. Penyakit
tetanus ini disebabkan oleh clostridium tetani yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin (Racun), yang masuk melalui luka tali pusat,
karena perawatan atau tindakan yang kurang bersih (Saifuddin, 2001).
Menurut Paisal (2008), perawatan tali pusat bertujuan untuk
menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih, mencegah infeksi pada
bayi baru lahir, membiarkan tali pusat terkena udara agar cepat kering
dan lepas.
4. Penatalaksanaan perawatan tali pusat yang benar
(Panduan APN, 2010)
a. Peralatan Yang Dibutuhkan:
1). 2 Air DTT, hangat : - 1 untuk membasahi dan menyabuni
- 1 untuk membilas
2). Washlap kering dan basah
3). Sabun bayi
4). Kassa steril
Penyakit ini adalah salah satu penyebab kematian bayi yang terbesar
di Asia Tenggara dengan jumlah 220.000 kematian bayi, sebab masih
banyak masyarakat yang belum mengerti tentang cara perawatan tali
pusat yang baik dan benar (Dinkes RI, 2005). Cara persalinan yang
tidak steril dan cara perawatan tali pusat dengan pemberian ramuan
tradisional meningkatkan terjadinya tetanus pada bayi baru lahir
(Retniati, 2010;11).
6. Cara pencegahan infeksi pada tali pusat
Cara penanggulangan atau pencegahan infeksi pada tali pusat
meliputi:
a). Penyuluhan bagi ibu pasca melahirkan tentang merawat tali pusat
b). Memberikan latihan tentang perawatan tali pusat pada ibu pasca
persalinan.
c). Instruksikan ibu untuk selalu memantau keadaan bayinya.
d). Lakukan perawatan tali pusat setiap hari dan setiap kali basah
atau kotor. (Arin & Akbar, 2009).
Hasil penelitian Sri Mutia Batu Bara (2009) di desa Kota Datar
Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang menyebutkan
bahwa jumlah infeksi pada tali pusat pada tahun 2008 berjumlah 65%
kemudian meningkat menjadi 80% pada tahun 2009, kondisi ini
menunjukkan bahwa angka infeksi tali pusat semakin meningkat.
Rendahnya pengetahuan tentang perawatan tali pusat diduga turut
menjadi faktor penyebab tingginya angka kematian akibat infeksi tali
pusat, (Iis Sinsin, 2008).
Infeksi tali pusat pada dasarnya dapat dicegah dengan melakukan
perawatan tali pusat yang baik dan benar, yaitu dengan prinsip perawatan
kering dan bersih. Pemakaian antimikrobial topikal pada perawatan tali
pusat dapat mempengaruhi waktu pelepasan tali pusat, yaitu merusak
flora normal sekitar tali pusat sehingga memperlambat pelepasan tali
pusat (Retniati, 2010;4). Pemberian antiseptik pada tali pusat tidak
diperlukan, karena resiko terjadinya kontaminasi adalah kecil, yang
penting terjaga kebersihannya. Berbeda dengan bayi yang dirawat di
rumah sakit, penggunaan antiseptik mungkin diperlukan untuk
mengurangi terjadinya infeksi pada tali pusat (Ratri Wijaya, 2006;12).
Perawatan praktis lainnya
yang mungkin dapat mengurangi timbulnya resiko terjadinya infeksi tali
pusat adalah dengan cara rawat gabung dan kontak langsung kulit bayi
dan ibunya mulai lahir agar bayi mendapatkan pertumbuhan flora normal
dari ibunya yang sifatnya patogen. Pemberian air susu ibu yang dini dan
sering akan memberikan antibodi kepada bayi untuk melawan infeksi.
Pemberian antiseptik pada tali pusat tidak diperlukan, karena resiko
terjadinya kontaminasi adalah kecil, yang penting terjaga kebersihannya.
Berbeda dengan bayi yang dirawat di rumah sakit, penggunaan antiseptik
mungkin diperlukan untuk mengurangi terjadinya infeksi pada tali pusat
(Retniati, 2010;12).
B. Perilaku ibu dalam praktik perawatan tali pusat
1. Definisi Perilaku
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang
dapat diamati langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Perilaku manusia pada hakikatnya tindakan manusia itu sendiri yang
Organisme
Bloom
(1908)
dalam
(Notoatmodjo,2010)
pada
waktu
penginderaan
sampai
menghasilkan
menyatakan
telah
disebutkan
di
atas
bahwa
Sikap
adalah
faktor pendukung tersebut maka meskipun ibu itu tahu dan memiliki
sikap, tidak akan timbul tindakan yang diinginkan.
Praktik atau Tindakan dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan
menurut kualitasnya, yaitu
1) Praktik terpimpin (guided response)
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi
masih tergantung pada tuntutan atau menggunakan panduan.
Misalnya seorang ibu yang bisa melakukan perawatan tali pusat
tetapi masih harus diingatkan dan dibimbing bidan, atau
keluarganya.
2) Praktik secara mekanisme (mechanism)
Apabila
subjek
atau
seseorang
telah
melakukan
atau
3. Pengukuran Perilaku
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung, yaitu
dengan wawancara terhadap kegiatan- kegiatan yang telah dilakukan
beberapa jam, hari atau bulan lalu (dengan pendekatan recall). Namun
untuk memperoleh data praktik atau perilaku yang paling akurat adalah
melalui pengamatan secara langsung (observasi) tindakan atau kegiatan
responden (Notoatmodjo, 2003,p.128).
C. Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,hidung,
diartikan
secara
sebagai
benar
suatu
tentang
kemampuan
objek
dan
untuk
dapat
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampaun untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didominan
suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitan satu sama
lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata
kerja, dapat membedakan dan mengelompokkan.
e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukkan suata kemampaun untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada misalnya dapat
menyususn dan merencanakan dapat menyesuaikan dan sebagainya
terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang ada.
f. Evaluasi (Evalution)
Evaluasi berkaitan dalam kemampuan untuk melakukan penelian
terhadap suatu materi dan objek, pengukuran dan pengetahuan dapat
dilakukan dengan wawancara atau angakat yang menyertakan
tentang isi materi yang ingin diulas dari subjek penelitian atau
responden kedalam pengetahuan yang ingin disesuaiakan dengan
tingkatan-tingkatan tersebut diatas.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Pengetahuan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan
eksternal (Notoatmodjo, 2003).
a. Faktor internal meliputi :
1). Umur
Semakin tua umur
seseorang maka
proses-proses
berpengaruh pada
pertambahan
pengetahuan
yang
2). Pendidikan
Pendidikan
pembelajaran
adalah
untuk
suatu
kegiatan
mengembangkan
atau
atau
proses
meningkatkan
3). Motivasi
Motivasi merupakan dorongan, keinginan dan tenaga
penggerak yang berasal dari dalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu dengan mengesampingkan hal-hal yang
dianggap kurang bermanfaat. Dalam mencapai tujuan dan
munculnya motivasi memerlukan rangsangan dari dalam diri
individu (biasanya timbul dari perilaku yang dapat memenuhi
kebutuhan sehingga menjadi puas) maupun dari luar (merupakan
4). Persepsi
Persepsi merupakan anggapan yang dilanjutkan dengan
mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil.
5). Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut
dapat
diartikan
bahwa
pengalaman
merupakan
sumber
1). Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama
bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang
baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya.
pengetahuan.
a. Pertanyaan Subjektif
Contoh dari jenis pertanyaan subjektif adalah jenis pertanyaan
essay. Pertanyaan essay disebut pertanyaan subjektif karena
penilaian untuk penilaian pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif
dari penilai, sehingga nilai yang diberikan akan berbeda antara
penilai yang satu dengan yang lainnya.
b. Pertanyaan Objektif
Pertanyaan pilihan ganda, benar salah, menjodohkan disebut
pertanyaan objektif karena pertanyaan itu dapat dinilai dengan pasti
oleh penilai. Pertanyaan yang diberikan berkaitan dengan cara
perawatan tali pusat untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu
tentang perawatan tali pusat pada bayi.
Pengukuran pengetahuan dapat juga dilakukan dengan mengukur
pengetahuan seseorang menggunakan alat bantu kuesioner.
D. Kerangka Teori
Internal
Umur
Pendidikan
Motivasi
Persepsi
Pengalaman
Perilaku
Pengetahuan
Sikap
Tindakan/
Praktik
Eksternal
Lingkungan
Sosial Budaya
Sumber Informasi
E. Kerangka Konsep
Independent
Dependent
Pengetahuan Ibu
Tentang Cara
Perawatan Tali Pusat