Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

PEMBAHASAN

Biasanya setelah bayi dan plasenta lahir dilakukan pengikatan tali pusat
dengan menggunakan klem plastik pada tali pusat, selanjutnya dilakukan perawatan
tali pusat pada bayi baru lahir (JNPK-KR, 2012). Tujuan perawatan tali pusat adalah
untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi seperti tetanus neonatorum pada bayi
baru lahir. Penyakit ini disebabkan karena masuknya spora kuman tetanus ke dalam
tubuh melalui tali pusat, baik dari alat steril, pemakaian obat-obatan, bubuk atau
daun-daunan yang ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi
yang merupakan salah satu penyebab kematian neontal (Supriyanik, 2012).
Berdasarkan program tetap (protap) pemerintah cara perawatan tali pusat
adalah tidak membungkus puting pusat atau perut bayi ataupun mengoleskan cairan
atau bahan apapun ke puting tali pusat. Namun, dapat mengoleskan alkohol atau
betadin (terutama jika pemotongan tali pusat tidak terjamin DTT atau steril masih di
perkenankan) tetapi tidak dikompreskan karena akan menyebabkan tali pusat menjadi
basah atau lembab (JNPK-KR, 2012).
Tali pusat yang dirawat dengan dibiarkan terbuka (tidak dibungkus) sesuai
anjuran Kemenkes (2011) akan lebih cepat kering dan puput sehingga meminimalisir
risiko terjadinya infeksi dan Tetanus neonatorum. Tali pusat yang terbuka akan
banyak terpapar dengan udara luar sehingga air dan Wharton,s jelly yang terdapat di
dalam tali pusat akan lebih cepat menguap. Hal ini dapat mempercepat proses
pengeringan (gangrene) tali pusat sehingga cepat puput. Sebagaimana diketahui,
bahwa tali pusat yang masih menempel pada pusar bayi merupakan satu-satunya
pintu masuk spora kuman Clostridium tetani ke dalam tubuh bayi. Dengan
mempercepat proses pelepasan tali pusat, maka meminimalisir risiko bayi terkena
tetanus neonatorum.
Penelitian Martini (2012) menemukan rerata waktu pelepasan tali pusat pada
bayi yang mendapatkan perawatan dengan menggunakan kassa kering steril adalah
7,1 hari, hal ini lebih cepat jika dibandingkan dengan perawatan menggunakan
kompres kassa alkohol yakni 8,8 hari. Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan
menimbulkan dampak yang positif yaitu tali pusat akan puput pada hari ke-5 dan ke-7
tanpa ada komplikasi, sedangkan dampak negatif dari perawatan tali pusat yang tidak
benar adalah bayi akan mengalami TN dan dapat mengakibatkan kematian.

60
61

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rizki, Chichik, dan Ari pada tahun
2015 Perawatan talipusat yang semakin cepat kering akan lebih mengurangi resiko
terjdinyainfeksi dengan tetap memperhatikan kebersihan tali pusat.
Penelitian yang dilakukan Azizah (2015) menunjukkan bahwa rerata waktu
lepas tali pusat bayi yang dibungkus dengan kasa steril adalah 7,30 hari, sedangkan
rerata waktu lepas ta-li pusat bayi yang dirawat dengan perawa-tan terbuka lebih
cepat yaitu 5,10 hari.
Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak yang
positif yaitu tali pusat akan puput pada hari ke-5 dan ke-7 tanpa ada komplikasi.
Perawatan tali pusat yang tidak baik menyebabkan tali pusat menjadi lama lepas.
Risiko bila tali pusat lama lepas adalah terjadinya infeksi tali pusat dan Tetanus
Neonatorum (Saifuddin, 2008) dalam Nor Asiyah, dkk (2017). Spora kuman
Clostridium tetani masuk ke dalam tubuh bayi melalui tali pusat yang dapat terjadi
pada saat pemotongan tali pusat ketika bayi lahir maupun pada saat perawatannya
sebelum puput (terlepasnya tali pusat) (Saifuddin, 2001)dalam Nor Asiyah,dkk
(2017).
Berdasarkan uraian diatas perawatan tali pusat yang baik dan benar dapat
menghindarkan bayi dari spora kuman Clostridium tetani yang dapat menyebabkan
Tetanus Neonatorum yang dapat menyebabkan kematian neonatal.

Anda mungkin juga menyukai