Anda di halaman 1dari 13

538

Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .9, No. 3, 2021, hal 538-550
Tersedia online di https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care
ISSN 2527-8487 (online)
ISSN 2089-4503 (cetak)

PENGARUH PENGETAHUAN IBU TERHADAP PERAWATAN TALI PUSAT


PADA BBL DI PUSKESMAS TANAH ABANG JAKARTA PUSAT PERIODE 2021

Manggiasih Dwiayu Larasati1*, Salwa Fadhilah Rahmani2, Putri Mashiral Haqqi2,


Zenea Nurmahlia Ananda2
1
Dosen STIKes RSPAD Gatot Soebroto, Jl. Abdul Rahman Saleh No.24, RT.6/RW.1,
Senen, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 10410
2
Mahasiswa Prodi D III Kebidanan STIKes RSPAD Gatot Soebroto, Jl. Abdul Rahman
Saleh No.24, RT.6/RW.1, Senen, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, 10410
*Corresponding author: md.larasati85@gmail.com

ABSTRACT

Tetanus neonatorum and umbilical cord infection are the causes of morbidity and mortality continuously in
various countries. The umbilical cord of a newborn is a very sensitive part and the most susceptible to
bacterial colonization. Therefore, it requires maternal knowledge about how to properly care for the
umbilical cord. This study aims to analyze the effect of maternal knowledge on umbilical cord care in
newborns at Tanah Abang Public Health Center 2021. This study is a descriptive analytic study using a
cross sectional approach. The population of this study was 75 mothers who made neonatal visits in January
2021. Sampling using purposive sampling obtained 36 mothers. The results showed that there were 23
respondents (63.9%) who performed maintenance on the umbilical cord according to the procedure while 17
respondents (47.2%) had good knowledge. Based on statistical test, the p value was 0.023 <0.05, so it
could be concluded that maternal knowledge influenced the proper care of the umbilical cord.

Key words: mother's knowledge, umbilical cord care.

ABSTRAK

Tetanus neonatorum dan penyakit infeksi tali pusat menjadi penyebab kesakitan dan
kematian secara terus menerus diberbagai negara. Tali pusat bayi baru lahir merupakan
bagian yang sangat sensitif dan paling rentan untuk kolonisasi bakteri. Oleh karena itu,
diperlukan pengetahuan ibu tentang cara perawatan tali pusat yang benar. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat pada
bayi baru lahir di Puskesmas Tanah Abang Periode 2021. Penelitian ini bersifat deskriptif
analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini
berjumlah 75 ibu yang melakukan kunjungan neonatal di bulan Januari 2021. Pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling diperoleh 36 ibu. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada 23 responden (63,9%) yang melakukan perawatan pada tali pusat sesuai
prosedur sedangkan ibu yang berpengetahuan baik ada 17 responden (47,2%). Berdasarkan
uji statistik diperoleh nilai p 0,023 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
ibu mempengaruhi cara perawatan tali pusat yang tepat.

Kata kunci : Pengetahuan ibu, Perawatan tali pusat.

Cara Mengutip: Larasati, Manggiasih Dwiayu., Rahmani, Salwa Fadhilah., Haqqi, Putri Mashiral., & Ananda, Zenea
Nurmahlia. (2021). Pengaruh Pengetahuan Ibu terhadap Perawatan Tali Pusat pada BBL Di Puskesmas Tanah Abang
Jakarta Pusat Periode 2021. Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 9(3), 538-550. Retrieved from
https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care/article/view/2294
539
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .9, No. 3, 2021, hal 538-550

PENDAHULUAN tenaga kesehatan yang rendah (Medhyna,


Menurut World Health Organization 2020).
(WHO) (2017), tetanus dan penyakit
infeksi tali pusat menjadi penyebab Tali pusat bayi baru lahir merupakan
kesakitan dan kematian secara terus salah satu bagian sensitif dan paling
menerus diberbagai negara. Setiap tahun rentan untuk kolonisasi bakteri yang
nya 500.000 bayi meninggal karena kadang-kadang dapat menyebabkan
tetanus neonatorum, dan 460.000 infeksi neonatal seperti tetanus
meninggal akibat infeksi bakteri neonatorum. Tali pusat merupakan jalan
(Sulasikin, 2018). Kematian neonatal masuk utama infeksi sistemik pada bayi
akibat tetanus neonatorum untuk Negara- yang baru lahir. Perawatan tali pusat yang
negara di Asia Tenggara sebanyak 581 tidak baik menyebabkan tali pusat
bayi (Sinaga, 2020). menjadi lama lepas dan resikonya bila tali
pusat lama lepas adalah terjadinya infeksi
Berdasarkan Survey Demografi dan tali pusat (omphalitis) dan tetanus
Kesehatan Indonesia (SDKI), angka neonatorum. Selama tali pusat belum
kematian bayi baru lahir sebesar 25/1000 lepas (puput), tali pusat harus dirawat
kelahiran hidup yang disebabkan oleh dengan baik, jika tidak maka tali pusat
tetanus neonatorum dan infeksi bakteri akan mengalami infeksi yang ditandai
(Kemenkes RI, 2018). Case Fatality Rate dengan basah di sekitar tali pusat,
(CFR) tetanus neonatorum pada tahun bernanah dan berbau (Wulandini & Roza,
2014 sebesar 64,3% meningkat 2018).
dibandingkan tahun 2013 sebesar 53,8%
(Sinaga, 2020). Di Indonesia, angka Infeksi tali pusat terjadi sekitar 23-91%
kejadian infeksi bayi baru lahir berkisar karena tali pusat tidak dirawat dengan
antara 24% hingga 34%, dan hal ini baik bahkan berisiko terinfeksi bakteri
merupakan penyebab kematian yang Basil Clostridium tetani pada 72 jam
kedua setelah Asfiksia neonatorum pertama setelah kelahiran (Guo et al.,
(Wulandini & Roza, 2018). Kasus tetanus 2015). Hal ini sangat dipengaruhi oleh
neonatorum ini terjadi karena beberapa pengetahuan ibu dalam memberikan
faktor diantaranya karena perawatan tali perawatan tali pusat yang benar.
pusat yang tidak aseptik dan juga cakupan (Wulandini & Roza, 2018).
540
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .9, No. 3, 2021, hal 538-550

Pengetahuan yang rendah akan baru lahir. Meskipun demikian, hal ini
mengakibatkan ibu mengalami kesulitan akan berpeluang terjadi infeksi tetanus
dalam hal menyerap informasi mengenai neonatorum jika ibu tidak memperhatikan
cara perawatan tali pusat pada bayi perawatan tali pusat sesuai prosedur.
(Wulandini & Roza, 2018). Perawatan tali Berdasarkan hasil wawancara peneliti
pusat penting untuk menghindari terhadap 10 ibu post partum diketahui 2
terjadinya infeksi tali pusat pada bayi, tapi ibu mengatakan merawat tali pusat
jarangnya ibu yang melakukan perawatan bayinya dengan diberikan bedak dan
tali pusat secara aseptik maka akan dibungkus kain, karena dianggap tali
menimbulkan dampak negatif yaitu bayi pusat akan cepat puput. Namun ada juga
akan mengalami tetanus bahkan 5 ibu yang menggunakan kassa dengan
kematian (Sinaga, 2020). alkohol/ betadin pada tali pusat bayinya
dan hanya 3 orang ibu saja yang merawat
Upaya pencegahan infeksi tali pusat tali pusat bayinya sesuai anjuran bidan.
merupakan tindakan sederhana yaitu tali
pusat dan daerah sekitarnya dijaga tetap Tujuan penelitian ini adalah untuk
bersih dan kering. Perawatan tali pusat menganalisis pengaruh pengetahuan ibu
yang baik dan benar akan menimbulkan terhadap perawatan tali pusat pada bayi
dampak positif yaitu tali pusat akan puput baru lahir di Puskesmas Tanah Abang
pada hari ke-5 dan hari ke-7 tanpa ada Tahun 2021.
komplikasi, sedangkan dampak negatif
dari perawatan tali pusat yang tidak benar METODE PENELITIAN
adalah bayi akan mengalami penyakit Rancangan penelitian ini adalah deskriptif
tetanus neonatorum (Damanik, 2019). analitik dengan pendekatan cross sectional
untuk mengetahui pengaruh pengetahuan
Berdasarkan survei pendahuluan di ibu terhadap perawatan tali pusat pada
Puskesmas Tanah Abang pada bulan bayi baru lahir. Penelitian ini dilakukan
Januari tahun 2021 diketahui bahwa tidak pada bulan November 2020 – Januari
ada kasus tetanus neonatorum karena ibu 2021. Pengambilan data dilakukan di
sudah diimunisasi tetanus toxoid dengan Puskesmas Tanah Abang Jakarta Pusat.
lengkap selama kehamilan, sehingga hal
ini akan mengurangi risiko kejadian Populasi dalam penelitian adalah semua
infeksi tetanus neonatorum pada bayi ibu yang melahirkan pada bulan
541
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .9, No. 3, 2021, hal 538-550

November 2020 – Januari 2021 dan negatif sebelum pengambilan data.


merawat tali pusat bayinya sendiri di Alat pengumpulan data menggunakan
wilayah kerja Puskesmas Tanah Abang kuesioner tertutup yang disusun peneliti
Jakarta Pusat sejumlah 75 ibu. Sampel berdasarkan kisi-kisi dari beberapa aspek
sebanyak 36 responden diambil dengan indikator pengetahuan ibu seperti definisi,
menggunakan teknik purposive sampling. tanda-tanda infeksi tali pusat dan cara
Kriteria inklusi dalam pengambilan sampel melakukan perawatan tali pusat yang
adalah ibu yang mempunyai bayi yang tepat. Uji validitas pada 20 soal
lahir pada bulan November 2020 – Januari pengetahuan dengan nilai r tabel=0,4438
2021 dan ibu yang merawat tali pusat hasil r hitung paling kecil 0,455 dan paling
bayinya secara mandiri. besar 0,686. Maka r hitung> r tabel, dan
hasil dari 20 soal tersebut dinyatakan
Metode pengumpulan data dilakukan valid. Adapun pada uji reliabilitas
dengan wawancara terhadap responden didapatkan r hitung 0,886 >r tabel
yang memenuhi kriteria dengan tetap sehingga instrumen dinyatakan reliabel.
memperhatikan protokol kesehatan di Penelitian ini telah lolos kaji etik serta
masa pandemi Covid-19 seperti memakai memperhatikan etika pengambilan data
masker, menjaga jarak, mencuci tangan, yaitu informed consent, anonim, dan
menggunakan APD level 1 dan melakukan confidentiality.
pemeriksaan swab antigen dengan hasil

HASIL

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu di Puskesmas Tanah Abang


Parameter Jumlah %
Usia Ibu
Berisiko 7 19,4
Tidak berisiko 29 80,6
Pendidikan Ibu
Rendah 15 41,7
Tinggi 21 58,3
Pekerjaan Ibu
Bekerja 6 16,7
Tidak bekerja 30 83,3
Jumlah 36 100
542
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .9, No. 3, 2021, hal 538-550

Pada Tabel 1 diketahui bahwa usia (Tamat SMA/PT) ada 21 responden


berisiko (<20 atau >35 tahun) hanya 7 (58,3%). Ibu bekerja hanya 6 responden
responden (19,4%) dan 29 responden (16,7%) sedangkan tidak bekerja (IRT)
(80,6%) yang tidak berisiko (20-35 tahun). sebanyak 30 responden (83,3%).
Pendidikan rendah (Tamat SD/SMP)
hanya 15 responden (41,7%) dan tinggi

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Paritas Ibu di Puskesmas Tanah Abang Jakarta Pusat Tahun
2021
Parameter Jumlah %
Paritas
Primigravida 9 25,0
Multigravida 20 55,6
Grandemultipara 7 19,4
Jumlah 36 100
Berdasarkan Tabel 2 diperoleh informasi (55,6%), dan grandemultipara hanya 7
bahwa primigravida ada 9 responden responden (19,4%).
(25,0%), multigravida 20 responden

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu di Puskesmas Tanah Abang Jakarta Pusat
Tahun 2021
Parameter Jumlah %
Pengetahuan
Kurang 10 27,8
Cukup 9 25,0
Baik 17 47,2
Jumlah 36 100
Berdasasarkan Tabel 3 diperioleh (27,8%), cukup 9 responden (25,0%) dan
informasi bahwa responden baik sebanyak 17 responden (47,2%).
berpengetahuan kurang ada 10 responden

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Perawatan Tali di Puskesmas Tanah Abang Jakarta Pusat
Tahun 2021
Parameter Jumlah %
Perawatan Tali Pusat
Sesuai prosedur 23 63,9
Tidak sesuai 13 36,1
Jumlah 36 100
543
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .9, No. 3, 2021, hal 538-550

Berdasarkan Tabel 4 diperoleh informasi


bahwa responden yang melakukan
perawatan tali pusat sesuai prosedur 23
responden (63,9%), dan 13 responden
(36,1%) tidak sesuai prosedur.

Tabel 5. Pengaruh Pengetahuan terhadap Perawatan Tali Pusat di Puskesmas Tanah Abang
No Parameter Perawatan Tali Pusat Total p value OR
Tidak sesuai Sesuai
Prosedur
n % N % n %
1 Usia Ibu
Berisiko 1 2,8 6 16,7 7 19,4 0,382 0,236
Tidak 12 33,3 17 47,2 29 80,6
berisiko
2 Pendidikan
Rendah 7 19,4 8 22,2 15 41,7 0,310 0,457
Tinggi 6 16,7 15 41,7 21 58,3
3 Pekerjaan
Bekerja 3 8,3 3 8,3 6 16,7 0,645 2,000
Tidak 10 27,8 20 55,6 30 83,3
bekerja
4 Paritas
Primigravida 5 13,9 4 11,1 9 25,0 0,373 0,525
Multigravida 6 16,7 14 38,9 20 55,6
Grandemulti 2 5,6 5 13,9 7 19,4
5 Pengetahua
n
Kurang 7 19,4 3 8,3 10 27,8 0,023* 3,281
Cukup 3 8,3 6 16,7 9 25,0
Baik 3 8,3 14 38,9 17 47,2
Jumlah 13 36,1 23 63,9 36 100
544
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .9, No. 3, 2021, hal 538-550

Berdasarkan Tabel 5 diperoleh informasi PEMBAHASAN


bahwa dari 36 responden sebanyak 17 Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas
responden (47,2%) melakukan perawatan responden yang mengetahui tentang
tali pusat sesuai prosedur pada usia tidak perawatan tali pusat adalah responden
beresiko dengan nilai p = 0,382 > 0,05. dengan usia tidak beresiko yaitu 20–35
Hal ini berarti tidak ada pengaruh antara tahun. Peneliti berpendapat bahwa usia
usia dengan perawatan tali pusat. Dapat akan mempengaruhi pengetahuan
diketahui sebagian besar responden sudah seseorang terutama pada usia yang tidak
melakukan perawatan tali pusat dengan beresiko, karena pada usia 20-35 tahun
prinsip bersih dan kering, dan hanya ibu memiliki daya tangkap dan mampu
sebagian kecil responden masih berpikir dengan baik, sehingga ibu dapat
melakukan perawatan tali pusat dengan menyerap informasi lebih baik terkait
kasa yang diberikan alkohol. dengan persiapan untuk merawat bayinya
khususnya cara perawatan tali pusat pada
Hampir separuh responden yang bayi baru lahir. Hal ini sesuai dengan hasil
melakukan perawatan pada tali pusat penelitian Damanik (2019) yang
sesuai prosedur dengan pendidikan tinggi menyatakan bahwa umur seseorang
dengan nilai p = 0,310 (p > 0,05) artinya sangat mempengaruhi proses
tidak ada pengaruh antara pendidikan perkembangan mental dengan baik,
dengan perawatan tali pusat. Sebagian sehingga dengan bertambahnya umur
besar responden yang melakukan seseorang dapat berpengaruh pada
perawatan pada tali pusat sesuai prosedur pertambahan pengetahuannya (Damanik,
adalah ibu yang tidak bekerja (nilai p 2019). Didukung pula oleh teori (Azwar,
0,645 > 0,05) artinya tidak ada pengaruh 2010), semakin tinggi umur seseorang,
antara pekerjaan dengan perawatan tali tingkat kematangan dalam berpikir dan
pusat. Ada 14 responden multigravida bekerja lebih matang.
(38,9%) yang melakukan perawatan tali
pusat sesuai prosedur berdasarkan paritas Berdasarkan hasil penelitian, sebagian
(nilai p 0,373 > 0,05) artinya tidak ada kecil responden yang mengetahui tentang
pengaruh antara paritas dengan perawatan tali pusat berdasarkan
perawatan tali pusat. pendidikan adalah responden dengan
pendidikan tinggi yaitu tamat SMA atau
545
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .9, No. 3, 2021, hal 538-550

Perguruan Tinggi. Damanik (2019) Hal ini bertolak belakang dengan


menyatakan bahwa tingkat pendidikan Khusniyah (2011) yang menyatakan
turut pula menentukan mudah tidaknya bahwa pekerjaan mempengaruhi
seseorang menyerap dan memahami pengetahuan. Seseorang yang bekerja
pengetahuan yang mereka peroleh, pada pengetahuannya akan lebih luas daripada
umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang yang tidak bekerja, karena
seseorang maka semakin baik pula dengan bekerja seseorang akan banyak
pengetahuannya (Damanik, 2019). mempunyai informasi (Khusniyah, 2011).

Hal ini juga didukung dengan teori Didukung pula oleh teori pengalaman
Notoatmodjo (2010) yang menyatakan dan informasi yang dimiliki seseorang
bahwa pendidikan merupakan salah satu akan menambah pengetahuan. Hal
faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut dapat diperoleh ketika seseorang
seorang untuk lebih mudah menerima ide melakukan interaksi pada saat seseorang
dan teknologi baru semakin meningkat bekerja maupun saat melakukan interaksi
pendidikan seorang maka akan sosial. Ibu yang memiliki pekerjaan
bertambah pengalaman yang memungkinkan mendapatkan informasi
mempengaruhi wawasan dan dan pengalaman tentang cara perawatan
pengetahuannya (Notoatmodjo, 2010). tali pusat dari orang lain karena ibu yang
memiliki pekerjaan akan lebih sering
Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas bertemu dengan orang lain, selain itu ibu
responden yang mengetahui tentang yang memiliki pekerjaan akan
perawatan tali pusat berdasarkan mendapatkan pengaruh pengetahuan
pekerjaan adalah responden yang tidak sehingga ibu lebih mengetahui tentang
bekerja. Menurut peneliti banyak faktor- perawatan pada tali pusat sehingga
faktor lain yang dapat mempengaruhi mendapat pengaruh yang banyak dari
pengetahuan ibu dalam melakukan teman dan berbagai informasi serta
perawatan tali pusat. Salah satunya ibu pengalaman dari orang lain dapat
yang tidak bekerja lebih banyak waktunya mengubah cara pandang seseorang
untuk mencari informasi tentang (Mubarak, 2012).
perawatan tali pusat, karena
berkembangnya teknologi mempermudah Berdasarkan hasil penelitian, sebagian
seseorang untuk memperoleh informasi. kecil responden yang mengetahui tentang
546
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .9, No. 3, 2021, hal 538-550

perawatan pada tali pusat di Puskesmas penyakit tetanus neonatorum.


Tanah Abang berdasarkan paritas adalah
multigravida. Hal ini sesuai dengan hasil Berdasarkan hasil penelitian yang telah
penelitian Nuraeni (2017) yang dilakukan diperoleh informasi bahwa dari
menyatakan bahwa paritas bisa 36 responden sebanyak 17 responden
mempengaruhi pengetahuan seseorang. (47,2%) melakukan perawatan pada tali
Ibu primipara cenderung tidak pusat sesuai prosedur dengan usia tidak
mengetahui perawatan tali pusat beresiko (nilai p 0,382 > 0,05) artinya
dikarenakan kurangnya pengalaman ibu tidak ada pengaruh antara usia dengan
dalam merawat tali pusat, sedangkan ibu perawatan tali pusat.
multipara cenderung mengetahui
perawatan tali pusat karena lebih Dalam hal ini menurut peneliti usia dapat
mempunyai pengalaman sebelumnya mempengaruhi pengetahuan seseorang
tentang perawatan tali pusat (Nuraeni, terutama usia yang tidak beresiko, karena
2017). pada usia 20-35 tahun ibu memiliki daya
tangkap dan berfikir yang baik, sehingga
Berdasarkan hasil penelitian dari 36 ibu juga bisa menyerap informasi lebih
responden, yang mengetahui tentang baik terkait dengan persiapan untuk
pengertian, tanda-tanda infeksi, dan cara merawat bayinya khususnya cara
perawatan pada tali pusat pada bayi baru perawatan tali pusat pada bayi baru lahir.
lahir di Puskesmas Tanah Abang, yang Hal ini didukung dengan teori bahwa usia
berpengetahuan baik sebanyak 17 merupakan faktor yang mempengaruhi
responden (47,2%). Dilihat dari indikator pengetahuan seseorang. Semakin cukup
kuesioner, pertanyaan nomor 2 tentang usia seseorang maka semakin matang
waktu pelepasan tali pusat sebagian besar seseorang dalam proses berfikir. Ibu yang
responden (72,2%) menjawab salah, berada pada rentang usia produktif atau
dimana seharusnya tali pusat bayi akan tidak beresiko (20-35 tahun) memiliki
terlepas paling cepat 1-3 hari. Sedangkan pengetahuan yang lebih tinggi
pada pertanyaan nomor 7 tentang akibat dibandingkan yang berusia lebih muda.
perawatan tali pusat yang salah mayoritas Usia turut menentukan mudah tidaknya
responden (86,1%) menjawab benar, seseorang menyerap informasi. Semakin
dimana akibat dari perawatan tali pusat cukup usia, tingkat kematangan dan
yang tidak benar akan menimbulkan kekuatan seseorang akan lebih matang
547
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .9, No. 3, 2021, hal 538-550

dalam berfikir dan bekerja. Usia juga akan memberikan penerimaan yang
menentukan banyak sedikitnya positif pada diri ibu terhadap sekitarnya
pengalaman seseorang, sehingga ibu (Fitrianingsih, Wilda; Suindri, Ni
dengan usia produktif lebih mengetahui Nyoman; Armini, 2019). Berdasarkan
tentang bagaimana cara melakukan hasil penelitian yang telah dilakukan
perawatan tali pusat (Azwar, 2010). diperoleh informasi bahwa dari sebagian
responden (55,6%) melakukan perawatan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah tali pusat sesuai prosedur pada ibu tidak
dilakukan diperoleh informasi bahwa ada bekerja dengan nilai p 0,645 > 0,05)
15 responden (41,7%) yang melakukan artinya tidak ada pengaruh antara
perawatan tali pusat sesuai prosedur pekerjaan dengan perawatan tali pusat.
dengan pendidikan tinggi dengan nilai p
0,310 > 0,05 artinya tidak ada pengaruh Dalam penelitian ini sebagian kecil
antara pendidikan dengan perawatan tali responden tidak bekerja, namun tingkat
pusat. pengetahuan responden dalam penelitian
ini pada kategori baik, hal ini karena
Menurut teori bahwa pendidikan turut banyak faktor-faktor lain yang dapat
menentukan mudah tidaknya seseorang mempengaruhi pengetahuan ibu dalam
menyerap dan memahami pengetahuan melakukan perawatan pada tali pusat.
dan pengalaman yang mereka peroleh, Salah satunya semakin berkembangnya
pada umumnya semakin tinggi zaman, semakin berkembang pula
pendidikan seseorang maka semakin baik teknologi informasi dan komunikasi
pula pengetahuannya. Pendidikan yang khususnya yang berbasis internet,
dijalani seseorang memiliki pengaruh sehingga memudahkan seseorang untuk
pada peningkatan kemampuan berpikir, memperoleh informasi dan sumber
dengan kata lain seseorang yang pengetahuan kapan pun dan dimana pun
berpendidikan lebih tinggi akan dapat tanpa harus dibatasi oleh ruang dan
mengambil keputusan yang lebih rasional, waktu, sehingga meskipun ibu tidak
umumnya terbuka untuk menerima bekerja tetap memiliki pengetahuan yang
perubahan atau hal baru dibandingkan baik.
dengan individu yang berpendidikan lebih
rendah. (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Pengetahuan dan pendidikan yang tinggi dilakukan diperoleh informasi bahwa ada
548
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .9, No. 3, 2021, hal 538-550

14 responden multigravida (38,9%) yang pengetahuannya cukup dan kurang.


melakukan perawatan tali pusat sesuai Pengetahuan merupakan hasil dari tahu
prosedur dengan nilai p 0,373 > 0,05 sebagai akibat proses pengindraan
artinya tidak ada pengaruh antara paritas terhadap obyek tertentu melalui panca
dengan perawatan tali pusat. Menurut indera dan sebagian besar pengetahuan
teori, pengalaman melahirkan ibu manusia diperoleh melalui mata dan
(paritas) juga memiliki peran penting telinga. Pengetahuan memungkinkan
dalam meningkatkan pengetahuan ibu seseorang untuk dapat memecahkan
khususnya dalam melakukan perawatan masalah yang dihadapinya dimana
tali pusat. Pengalaman adalah suatu pengetahuan tersebut diperoleh dari
sumber pengetahuan atau suatu cara pengalaman langsung maupun melalui
untuk memperoleh kebenaran pengalaman orang lain (Notoatmodjo,
pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan 2010).
cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan Ibu yang memiliki pengetahuan yang baik
permasalahan yang dihadapi pada masa tentang pengertian, tanda-tanda infeksi
yang lalu. Pengalaman seseorang individu pada tali pusat, dan cara perawatan tali
tentang berbagai hal biasanya diperoleh pusat akan melakukan berbagai upaya
dari lingkungan kehidupan dalam proses untuk merawat tali pusat bayinya dengan
pengembangannya (Notoatmodjo, 2010). baik. Hal ini sesuai dengan teori
pengetahuan merupakan domain yang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah sangat penting untuk terbentuknya
dilakukan diperoleh informasi bahwa 14 tindakan seseorang (over behaviour),
responden berpengetahuan baik (38,9%) berdasarkan pengalaman dan penelitian
yang telah melakukan perawatan tali pusat ternyata perilaku yang didasari oleh
sesuai prosedur dengan nilai p 0,023 < pengetahuan akan lebih tahan lama
0,05 artinya ada pengaruh antara daripada perilaku yang tidak didasari
pengetahuan dengan perawatan tali pusat. pengetahuan. Menurut (Nurul et al.,
Diperoleh nilai OR = 3,281 artinya ibu 2020) perawatan tali pusat terbuka akan
dengan pengetahuan baik memiliki mempercepat proses penyembuhan tali
kecenderungan untuk merawat tali pusat pusat pada bayi baru lahir (Nurul et al.,
sebesar 3,281 kali lebih besar 2020). Oleh karena itu, diperlukan
dibandingkan dengan ibu yang edukasi yang tepat tentang cara perawatan
549
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .9, No. 3, 2021, hal 538-550

tali pusat sehingga dapat meningkatkan UCAPAN TERIMAKASIH


pengetahuan ibu. Ucapan terima kasih diberikan kepada
Kepala Puskesmas Tanah Abang beserta
KESIMPULAN staf jajarannya yang telah memfasilitasi
Dari hasil penelitian yang dilakukan di terlaksananya penelitian ini.
Puskesmas Tanah Abang periode
November 2020 s.d Januari 2021, penulis REFERENSI
Azwar, S. (2010). Sikap Manusia Teori dan
dapat mengambil kesimpulan sebagai
Pengukurannya. Pustaka Pelajar.
berikut Mayoritas responden yang dapat Damanik, R. (2019). Hubungan Perawatan
Tali Pusat Dengan Kejadian Infeksi Pada
melakukan perawatan tali pusat sesuai
Bayi Baru Lahir di RSUD Dr. Pirngadi
prosedur yaitu responden dengan faktor Medan 2019. Jurnal Keperawatan
Priority, 2(2), 51.
usia tidak beresiko 20-35 tahun,
https://doi.org/10.34012/jukep.v2i
responden yang tidak bekerja Sebagian 2.556
Fitrianingsih, Wilda; Suindri, Ni Nyoman;
kecil responden yang dapat melakukan
Armini, N. W. (2019). Hubungan
perawatan tali pusat sesuai prosedur yaitu Antara Pengetahuan, Pendapatan, Dan
Pekerjaan Ibu Dengan Kehamilan Risiko
responden yang memiliki pendidikan
Tinggi Di Puskesmas Kecamatan
tinggi, responden dengan faktor paritas Denpasar Barat Tahun 2018. Jurnal
Ilmiah Kebidanan, 7(2).
multigravida dan responden dengan
http://www.ejournal.poltekkes-
pengetahuan baik. Ada pengaruh antara denpasar.ac.id/index.php/JIK/articl
e/view/921
pengetahuan ibu dengan cara perawatan
Guo, Y., Tang, L., & Liu, B. (2015).
tali pusat. Neonatal Tetanus. Radiology of
Infectious Diseases, 2, 167–170.
https://doi.org/10.1007/978-94-
Saran bagi tenaga kesehatan di Puskesmas 017-9876-1_16
Kemenkes RI. (2018). Profil Kesehatan
Tanah Abang yaitu agar dapat
Indonesia Tahun 2018.
memberikan Komunikasi, Informasi, dan Khusniyah. (2011). Klasifikasi dan
Pengertian Pekerjaan.
Edukasi (KIE) yang efektif melalui
Medhyna, V. (2020). Perawatan Tali Pusat
penyuluhan mengenai pengertian, tanda- Dengan Kasa Kering Terhadap Lama
Pelepasan. Universitas Fort De Kock
tanda infeksi dan cara perawatan tali
Bukittinggi, 10(2), 955–960.
pusat pada bayi baru lahir. Bagi peneliti https://doi.org/10.35906/vom.v10i
2.118
selanjutnya agar dapat memperluas
Mubarak, W. I. (2012). Ilmu Kesehatan
jangkauan penelitian dengan sampel yang Masyarakat Konsep dan Aplikasi Dalam
Kebidanan. Salemba Medika.
lebih banyak dan variabel yang lebih luas.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010).
Metodologi Penelitian. Rineka Cipta.
550
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .9, No. 3, 2021, hal 538-550

Notoatmodjo, S. (2010). Pendidikan dan Ibu Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat
Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Pada Bayi Baru Lahir di Klinik Niar,
Nuraeni, R. (2017). Babakan Wilayah Patumbak Tahun 2019.
Kerja Uptd Puskesmas Kertajati http://ecampus.poltekkes-
Kabupaten Majalengka Tahun 2016. medan.ac.id/
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Sulasikin, Neinik. (2018). Hubungan
Medisina Akper YPIB Majalengka, Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
III(5). Perawatan Tali Pusat dengan Waktu
https://ejournal.akperypib.ac.id Lepasnya Tali Pusat. Menara Ilmu,
Nurul, Saleh. (2020). Efektifitas Perawatan XII(79), 68–72.
Terhadap Proses Penyembuhan Tali Pusat Wulandini, P., & Roza, A. (2018).
Pada Bayi Baru Lahir di RSUD Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Tali
Labuang Baji Makassar. 11(1), 26–34. Pusat Di Posyandu Kasih Ibu Desa
https://doi.org/10.31943/gemawira Penghidupan Kampar Riau 2018.
lodra.v11i1.106 Journal Of Midwifery Science) P-
Sinaga, P. (2020). Gambaran Pengetahuan ISSN, 2(2), 2549–2543.

Anda mungkin juga menyukai