Anda di halaman 1dari 10

The 10th University Research Colloqium 2019

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Asuhan Keperawatan Pasien Post Partum Spontan dengan


Masalah Keperawatan Defisiensi Pengetahuan tentang Perawatan
Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir di RSUD dr.Soedirman
Kebumen
Firda Purnama Ramadhani1*, Diah Astutiningrum2
1,2
Program Studi DIII Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Gombong
8Email: Firdapr14@gmail.com

Abstrak
Kata Kunci : Latar Belakang : Penyebab kematian neonatal yang paling
Defisiensi pengetahuan, tinggi adalah infeksi tetanus neonaturum, salah satunya
pendidikan kesehatan, disebabkan karena perawatan tali pusat yang tidak benar,
perawatan tali pusat sehingga dibutuhkan peran tenaga kesehatan untuk
melakukan pendidikan kesehatan pada ibu post partum
tentang penatalaksanaan perawatan tali pusat pada bayi baru
lahir.
Tujuan Penulisan : Memahami gambaran asuhan
keperawatan post partum spontan dengan masalah
keperawatan defisit pengetahuan ibu tentang perawatan tali
pusat pada bayi baru lahir di RSUD Dr.Soedirman Kebumen.
Metode : Deskriptif dengan pendekatan studi kasus dalam
bentuk asuhan keperawatan, terhadap 2 pasien post partum
spontan yang mengalami masalah keperawatan defisiensi
pengetahuan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir.
Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x15
menit masalah defisiensi pengetahuan berhubungan dengan
kurang informasi teratasi. Pengetahuan ibu post partum
tentang perawatan tali pusat semakin meningkat dibuktikan
dengan meningkatnya nilai pengetahuan pada Klien I yaitu
dari nilai awal 2 menjadi 4 dari pengetahuan terbatas
menjadi pengetahuan banyak dan dilakukannya perawatan
tali pusat pada bayi baru lahir secara mandiri.
Rekomendasi : Diharapkan petugas kesehatan mampu
berkonstribusi dalam mengembangkan ilmu dan tekhnologi
terkait pelaksanaan pada pasien post partum spontan dan
perawatan tali pusat pada bayi baru lahir.

PENDAHULUAN benar. (Pujiastuti, 2014). World health


Organization (WHO) memperkirakan
Angka Kematian Bayi (AKB) sekitar 80% kematian maternal menjadi
pada tahun 2012 mencapai 23/1000 dari akibat meningkatnya komplikasi selama
kelahiran hidup. Dimana 79% terjadi kehamilan, persalinan dan setelah
pada minggu pertama setelah kelahiran. persalinan (WHO, 2014)
Penyebab kematian neonatal yang paling Angka kejadian infeksi bayi
tinggi adalah infeksi tetanus baru lahir di Indonesia berkisar antara
neonaturum, salah satunya disebabkan 24% hingga 34%, dan hal ini menjadi
karena perawatan tali pusat yang tidak

272
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

penyebab kematian yang kedua setelah tali pusat yaitu pada perawatan neonatal.
Asfeksia neonatorum yang berkisar Dimana perawatan tali pusat tidak
antara 49% hingga 60%. Sebagian besar dianjurkan untuk ditutup, mengoles
infeksi bayi baru lahir adalah Tetanus alkohol ataupun yodium masih
neonatorum yang ditularkan melalui tali diperbolehkan, tetapi tidak dikompres
pusat, karena pemotongan dengan alat karena akan menyebabkan tali pusat
tidak steril, infeksi juga dapat terjadi menjadi lembab.
melalui pemakaian obat, bubuk, talk Hasil ini juga diteliti oleh
serta daun-daunan yang digunakan Purnasari (2015) bahwa pentingnya
masyarakat dalam merawat tali pusat. penatalaksanaan ibu nifas dalam
Aisyah (2017). Angka Kematian perawatan tali pusat, sehingga
Neonatal (AKN) merupakan jumlah dibutuhkan peran tenaga kesehatan
kematian bayi umur kurang dari 28 hari untuk melakukan pendidikan kesehatan
(0-28) per 1000 kelahiran hidup dalam pada ibu nifas tentang penatalaksanaan
kurun waktu satu tahun. Angka perawatan tali pusat. Dari hasil
kematian neonatal di Jawa Tengah tahun penelitian Erniati (2015) didapatkan
2015 sebesar 7,2 per 1000 kelahiran bahwa pengetahuan yang rendah akan
hidup. (Profil Dinas Kesehatan Jawa mengakibatkan orang mengalami
Tengah, 2015). Jumlah kematian bayi di kesulitan dalam hal menyerap informasi
Kabupaten Kebumen Tahun 2015 dari luar, baik itu tenaga kesehatan
sebanyak 201 kasus dari 20.444 maupun dari media dan yang lainnya.
kelahiran hidup. Penyebab kematian Tujuan penelitian ini adalah Memahami
bayi di Kabupaten Kebumen Tahun gambaran asuhan keperawatan post
2015 terbanyak adalah Berat Bayi Lahir partum spontan dengan masalah
Rendah (BBLR) yaitu 56 kasus keperawatan defisit pengetahuan ibu
sedangkan untuk 57 Kasus lain disebkan tentang perawatan tali pusat pada bayi
karena infeksi, kelainan jantung, febris, baru lahir di RSUD Dr.Soedirman
kejang dan lain sebagainya. (Depkes Kebumen.
Kab.Kebumen, 2015)
Selama perawatan pada bayi METODE PENELITIAN
memerlukan peran seorang ibu. Dimana Metode pengumpulan data studi
dibutuhkan pengetahuan, sikap serta kasus didapatkan menggunakan tekhnik
tindakan ibu yang sangat berperan pengumpulan data secara deskriptif
dalam perawatan bayi. Ibu yang kurang dengan pendekatan studi literature,
memiliki pengetahuan dapat dimana penulisan ini menjelaskan dan
menimbulkan gangguan tumbuh memaparkan dari jurnal yang didapatkan
kembang bagi bayi selama hidupnya. untuk mempermudah penulisan asuhan
(Yuliani, 2017). Pengetahuan dan sikap keperawatan sebelum ke lapangan
yang dimiliki ibu mengenai perawatan secara langsung meliputi pengkajian-
tali pusat pada bayi baru lahir akan evaluasi. Fokus studi kasus yang
berpengaruh pada status kesehatan bayi dilakukan disini berfokus pada 2 ibu
serta pemberian informasi secara tepat post partum dengan masalah defisit
dan jelas akan mengatasi ketakutan dan pengetahuan mengenai perawatan tali
kekhawatiran ibu dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir pada hari ke-1
pusat. masa post partum di RSUD
Tali pusat merupakan jalan Dr.Soedirman Kebumen dengan lama
masuk utama ketika infeksi sistemik rawat 3 hari. Analisia data yang
akan masuk pada bayi baru lahir. dicantumkan dalam studi kasus ini
(Aisyah, 2017). Kementrian kesehatan dalam bentuk naratif yang diolah dari
(2010) menetapkan standar perawatan proses pengkajian sampai evaluasi dan

273
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

disajikan dalam bentuik Asuhan Diagnosa ini ditegakkan berdasarkan


Keperawatan. data subyektif pasien mengatakan masih
bingung dengan perawatan bayinya,
HASIL pasien mengatakan takut tali pusat pada
1. Gambaran lokasi bayinya infeksi dan lama lepasnya /
Secara umum terdapat 3 pelayanan di puput, pasien mengatakan belum pernah
RSUD Dr.Soedirman Kebumen, yaitu : mempunyai pengalaman merawat bayi,
Pelayanan medis, pelayanan penunjang apalagi dalam perawatan tali pusat,
dan pelayanan penunjang lainnya. pasien mengatakan khawatir tidak bisa
Ruang rawat yang dijadikan sebagai merawat bayinya. Data obyektif pasien
tempat pelaksanaan studi kasus ini dengan P1A0 post partum hari pertama,
adalah ruang rawat bougenvile, yang pasien tampak cemas, pasien bertanya
merupakan ruang perawatan khusus kepada petugas tentang cara perawatan
kebidanan. Pelayanan di ruang bayi.
bougenvile meliputi perawatan pada ibu Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi
hamil dengan risiko tinggi, ibu post Keperawatan
partum normal/spontan, ibu post partum Setelah muncul diagnosa keperawatan,
dengan sectio caesarea, serta ibu dengan penulis menyusun perencanaan tindakan
kelainan ginekologi. Sarana tempat tidur keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi
yang dimiliki ruang bougenvile ada 40 keperawatan agar mempermudah
tempat tidur yang terbagi menjadi 2 pembaca dalam memahami masalah
tempat tidur observasi, 2 tempat tidur yang muncul selama pasien dirawat,
VIP, 5 tempat tidur kelas I, 10 tempat serta bagaimana pelaksanaannya dan
tidur kelas II dan 21 tempat tidur kelas hasil akhirnya.
III. Defisiensi Pengetahuan berhubungan
2. Fokus Pengkajian Klien I dengan Kurang Informasi
Analisa Data Tujuan yang telah dibuat penulis
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan adalah setelah dilakukan tindakan
pada hari Selasa tanggal 12 Februari keperawatan selama 3x 15 menit
2019 penulis merumuskan diagnosa diharapkan masalah dapat teratasi
keperawatan utama yaitu : Defisiensi dengan kriteria hasil NOC :
pengetahuan perawatan bayi
berhubungan dengan kurang informasi.
Tabel 4.1 : Pengetahuan tentang Perawatan Bayi Klien I

No Indikator Pre Post


1 Memandikan bayi 2 4
Perawatan tali
2 pusat 2 4
Memakaikan
3 popok bayi 2 4
Keterangan nilai :
1. Tidak ada pengetahuan (Score 0)
2. Pengetahuan terbatas (Score 1-3)
3. Pengetahuan sedang (Score 4-6)
4. Pengetahuan banyak (Score 7-9)
5. Pengetahuan sangat banyak (Score 10)
Rencana tindakan yang adalah 1) Tentukan pengetahuan
dilakukan penulis berdasarkan NIC kesiapan dan kemampuan orangtua
Pendidikan orangtua : perawatan bayi dalam belajar mengenai perawtan bayi,

274
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

2) Monitor kebutuhan belajar bagi Tindakan keperawatan yang


keluarga, 3) Berikan informasi kepada dilakukan pada hari Selasa, Rabu,
orang tua mengenai perawatan bayi baru Kamis tanggal 12, 13, 14 Februari 2019
lahir terutama perawatan tali pusat, 4) adalah memonitor kebutuhan belajar
Perkuat kemampuan orangtua dalam bagi keluarga, menentukan pengetahuan,
menerapkan pengajaran terkait, dengan kesiapan dan kemampuan orang tua
keterampilan perawatan bayi. dalam belajar mengenai perawatan bayi
terutama perawatan tali pusat.
Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Tingkat Pengetahuan Klien I

H1
No Indikator
Pre Post
Memandikan
1 Bayi 2 2 -
Perawatan
2 Tali Pusat 2 2 -
Memakaikan
3 Popok Bayi 2 2 -

H2
No Indikator
Pre Post
Memandikan
1 Bayi 2 3 1
Perawatan
2 Tali Pusat 2 3 1
Memakaikan
3 Popok Bayi 2 3 1

H3
No Indikator
Pre Post
Memandikan
1 Bayi 3 4 1
Perawatan
2 Tali Pusat 3 4 1
Memakaikan
3 Popok Bayi 3 4 1

Nilai
No Indikator
Perbandingan
Memandikan 2
1 Bayi
Perawatan 2
2 Tali Pusat
Memakaikan 2
3 Popok Bayi
Keterangan nilai :

275
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

1. Tidak ada pengetahuan (Score 0)


2. Pengetahuan terbatas (Score 1-3)
3. Pengetahuan sedang (Score 4-6)
4. Pengetahuan banyak (Score 7-9)
5. Pengetahuan sangat banyak (Score 10)
P1A1 post partum hari pertama, pasien
Fokus Pengkaijian Klien II tampak cemas, pasien bertanya kepada
Analisa Data petugas tentang cara perawatan bayi.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi
pada hari Rabu tanggal 13 Februari 2019 Keperawatan
penulis merumuskan diagnosa Setelah muncul diagnosa keperawatan,
keperawatan utama yaitu: Defisiensi penulis menyusun perencanaan tindakan
pengetahuan perawatan bayi keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi
berhubungan dengan kurang keperawatan agar mempermudah
pengetahuan. Diagnosa ini ditegakkan pembaca dalam memahami masalah
berdasarkan data subyektif pasien yang muncul selama pasien dirawat,
mengatakan masih bingung dengan serta bagaimana pelaksanaannya dan
perawatan bayinya, pasien mengatakan hasil akhirnya.
takut tali pusat pada bayinya infeksi dan Defisiensi Pengetahuan berhubungan
lama lepasnya / puput, pasien dengan Kurang Informasi
mengatakan belum pernah mempunyai Tujuan yang telah dibuat penulis adalah
pengalaman merawat bayi, apalagi setelah dilakukan tindakan keperawatan
dalam perawatan tali pusat, pasien selama 3x15 menit diharapkan masalah
mengatakan khawatir tidak bisa merawat dapat teratasi dengan kriteria hasil NOC
bayinya. Data obyektif pasien dengan :
Tabel 4.3 : Pengetahuan tentang Perawatan Bayi Klien II

No Indikator Pre Post


Memandikan
1 bayi 2 4
Perawatan tali
2 pusat 2 4
Memakaikan
3 popok bayi 2 4
Keterangan nilai :
1. Tidak ada pengetahuan (Score 0)
2. Pengetahuan terbatas (Score 1-3)
3. Pengetahuan sedang (Score 4-6)
4. Pengetahuan banyak (Score 7-9)
5. Pengetahuan sangat banyak (Score 10)
Rencana tindakan yang Perkuat kemampuan orangtua dalam
dilakukan penulis berdasarkan NIC menerapkan pengajaran terkait, dengan
Pendidikan orangtua : perawatan bayi keterampilan perawatan bayi.
adalah 1) Tentukan pengetahuan Tindakan keperawatan yang
kesiapan dan kemampuan orangtua dilakukan pada hari Rabu, Kamis, Jumat
dalam belajar mengenai perawtan bayi, tanggal 13, 14, 15 Februari 2019 adalah
2) Monitor kebutuhan belajar bagi memonitor kebutuhan belajar bagi
keluarga, 3) Berikan informasi kepada keluarga, menentukan pengetahuan,
orang tua mengenai perawatan bayi baru kesiapan dan kemampuan orang tua
lahir terutama perawatan tali pusat, 4)

276
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

dalam belajar mengenai perawatan bayi terutama tali pusat.


Tabel 4.4 Hasil Evaluasi Tingkat Pengetahuan Klien II

H1
No Indikator
Pre Post
Memandikan
1 Bayi 2 2 -
Perawatan
2 Tali Pusat 2 2 -
Memakaikan
3 Popok Bayi 2 2 -

H2
No Indikator
Pre Post
Memandikan
1 Bayi 2 2 -
Perawatan
2 Tali Pusat 2 2 -
Memakaikan
3 Popok Bayi 2 2 -

H3
No Indikator
Pre Post
Memandikan
1 Bayi 2 3 1
Perawatan
2 Tali Pusat 2 3 1
Memakaikan
3 Popok Bayi 2 3 1

Nilai
No Indikator
Perbandingan
Memandikan 1
1 Bayi
Perawatan 1
2 Tali Pusat
Memakaikan 1
3 Popok Bayi
Keterangan nilai :
1. Tidak ada pengetahuan (Score 0)
2. Pengetahuan terbatas (Score 1-3)
3. Pengetahuan sedang (Score 4-6)
4. Pengetahuan banyak (Score 7-9)
5. Pengetahuan sangat banyak (Score 10)

277
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

PEMBAHASAN meningkat dibuktikan dengan pasien


dapat menyampaikan kembali
Pada hari Selasa 13 Februari bagaimana cara perawatan tali pusat
dan Rabu 14 Februari 2019 penulis seperti yang telah disampaikan penulis
melakukan pendidikan kesehatan dan perawatan tali pusat pada bayi di
tentang perawatan tali pusat pada bayi rumah secara rutin pada pagi hari hingga
baru lahir dilanjutkan demonstrasi tali pusat lepas/puput pada bayi Klien I.
perawatan tali pusat kepada bayi yang Sehingga terdapat perbedaan antara
bertujuan untuk memperjelas apa yang sebelum dilakukan pendidikan
telah disampaikan penulis kepada kesehatan dan setelah dilakukan
pasien. Tindakan ini dilakukan satu kali pendidikan kesehatan.
selama 15 menit diruang perawatan ibu Salah satu faktor yang
post partum. Pada kegiatan ini informasi mempengaruhi pengetahuan menurut
yang diberikan dengan ceramah dengan Mubarak (2008) adalah Usia.
media lembar balik dan leaflet yang Bertambahnya Usia seseorang akan
sudah sesuai dengan apa yang terjadi perubahan pada aspek fisik dan
dibutuhkan ibu yaitu informasi yang psikologis. Usia akan sangat
berisi tujuan perawatan, cara perawatan, berpengaruh terhadap daya tangkap dan
sampai dengan tanda-tanda infeksi pada daya ingat sehingga pengetahuan yang
tali pusat dan cara pencegahan infeksi. diperoleh akan semakin baik. Pada usia
Selain memberikan informasi dengan yang lebih muda seseorang cenderung
ceramah informasi juga diberikan memiliki daya ingat yang masih bagus
dengan cara demonstrasi langsung dan kemampuan membaca yang masih
bagaimana cara perawatan tali pusat baik. Kondisi pendengaran juga
pada bayi baru lahir menggunakan set berpengaruh pada proses belajar
perawatan tali pusat dengan kasa dan mengajar, dan pada usia muda
NaCl dan adanya demonstrasi akan pendengaran responden lebih fokus pada
menghilangkan kejenuhan pada ibu serta informasi yang disampaikan, sedangkan
memperjelas informasi yang telah pada usia yang lebih tua dengan
disampaikan. Karena dengan adanya berlangsungnya proses degenerasi dapat
demonstrasi pasien tidak hanya terjadi penurunan kemampuan
menggunakan indra pendengaran tetapi menerima suara atau bunyi sehingga
juga menggunakan indra penglihatan daya tangkap informasi yang telah
dan memacu daya ingat pasien. Semakin diberikan akan makin sulit untuk
banyak alat indra yang digunakan untuk diterima.
menerima dan mengolah informasi, Semakin banyak alat
maka semakin besar informasi tersebut indera yang digunakan untuk menerima
dimengerti. Pada saat dilakukan dan mengolah informasi maka semakin
pendidikan kesehatan dan demonstrasi besar informasi tersebut dimengerti dan
mengenai perawatan tali pusat pada bayi dapat dipertahankan dalam ingatan.
baru lahir pasien sangat antusias dan Salah satu gambaran yang paling banyak
semangat mengikuti proses kegiatan. dijadikan acuan sebagai landasan teori
penggunaan media dalam proses belajar
Setelah dilakukan tindakan adalah Dale’s Cone of Experience
pendidikan kesehatan dan demonstrasi (Kerucut Pengalaman Dale). Dalam
tentang perawatan tali pusat pada bayi kerucut ini dijelaskan bahwa hasil
baru lahir untuk meningkatkan belajar seseorang diperoleh mulai dari
pengetahuan ibu post partum hasil yang pengalaman langsung, kenyataan yang
didapatkan pada kedua pasien yaitu ada di lingkungan kehidupan seseorang
pengetahuan ibu post partum tentang kemudian memlalui benda tiruan,
perawatan tali pusat pada bayi semakin

278
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

sampai kepada lambang verbal. Semakin dalam perawatan bayi. Ibu yang kurang
ke atas puncak kerucut semakin abstrak memiliki pengetahuan dapat
media penyampai pesan itu. Dasar menimbulkan gangguan tumbuh
pengembangan kerucut pengalaman kembang bagi bayi selama hidupnya.
Dale bukan berdasarkan tingkatkesulitan Dari hasil penelitian Erniati
namun berdasarkan tingkat keabstrakan (2015) menyatakan bahwa pengetahuan
jumlah jenis indera yang turut serta yang rendah akan mengakibatkan orang
selama penerimaan isi 15 pengajaran mengalami kesulitan dalam hal
pesan. Pengalaman langsung akan menyerap informasi dari luar, baik itu
memberikan kesan paling utuh dan tenaga kesehatan maupun dari
bermakna mengenai informasi dan mediamedia lainnya. Asiyah (2017)
gagasan dalam pengalaman, karena pengetahuan yang rendah akan
melibatka indera penglihatan, mengakibatkan ibu mengalami kesulitan
pendengaran, perasaan, penciuman, dan dalam hal menyerap informasi mengenai
peraba atau istilahnya dikenal dengan cara pelakukan perawatan tali pusat
learning by doing (Azhar Arsyad, 2008) pada bayi.
Salah satu faktor yang Tali pusat sendiri merupakan
mempengaruhi pengetahuan menurut jalan masuk utama ketika infeksi
Mubarak (2008) adalah Pendidikan. sistemik akan masuk pada bayi baru
Pendidikan adalah bimbingan yang lahir (Asiyah 2017). Perawatan tali pusat
diberikan seseorang pada orang lain diperlukan guna mencegah terjadinya
terhadap suatu hal untuk dapat infeksi dan mempercepat putusnya tali
memahami. Semakin tinggi pendidikan pusat. Infeksi tali pusat pada dasarnya
seseorang semakin mudah pula untuk dapat dicegah dengan melakukan
menerima informasi. Sebaliknya jika perawatan tali pusat yang baik dan
seorang tingkat pendidikannya rendah, benar, yaitu dengan prinsip perawatan
akan menghambat perkemangan seorang kering dan bersih. Banyak pendapat
terhadap penerimaan. tentang cara terbaik untuk merawat tali
Salah satu upaya yang dapat pusat. (Permanasari, DK. 2009)
dilakukan untuk menurunkan angka
kesakitan dan angka kematian bayi KESIMPULAN
akibat tetanus neonatorum dan infeksi Dari hasil penerapan pendidikan
perawatan tali pusat adalah dengan kesehatan dan pendemonstrasian
memberikan pelayanan kesehatan yang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir
efektif pada masyarakat tentang untuk mencegah terjadinya infeksi dan
perawatan tali pusat. Dalam pengurangan angka kematian bayi akibat
melaksanakan upaya tersebut diperlukan infeksi tali pusat didapatkan kesimpulan
sumber daya manusia yang mempunyai bahwa, tingkat pengetahuan ibu post
kemampuan untuk memberikan partum tentang perawatan tali pusat
pelayanan yang berkualitas. Dengan pada bayi baru lahir semakin meningkat
memberikan penyuluhan tentang setelah dilakukan pendidikan kesehatan
kesehatan kepada masyarakat kepada kedua Klien. Dibuktikan dengan
diharapkan dapat mempengaruhi meningkatnya nilai pengetahuan pada
perilaku masyarakat terjadap perawatan Klien I yaitu dari nilai awal 2 menjadi 4
tali pusat (Sarwono, 2010). Hal ini dari pengetahuan terbatas menjadi
seperti yang dikatakan oleh Yuliani pengetahuan banyak dan dilakukannya
(2011) Selama perawatan pada bayi perawatan tali pusat pada bayi di rumah
memerlukan peran seorang ibu. Dimana Klien I secara rutin pada pagi hari
dibutuhkan pengetahuan, sikap serta hingga tali pusat lepas/puput. Sehingga
tindakan ibu yang sangat berperan terdapat perbedaan antara sebelum

279
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

dilakukan pendidikan kesehatan dan Kementrian Kesehatan Republik


setelah dilakukan pendidikan kesehatan. Indonesia 2013. Pelayanan
Kesehatan ibu di fasilitas
DAFTAR PUSTAKA kesehatan dasar dan rujukan.
Aisyah, N, Islami, Mustagfiroch L, Pedoman bagi tenaga kesehatan
(2017) Perawatan Tali Pusat Indonesia. In: Indonesia, K.K.R
Terbuka Sebagai Upaya (ed).
Mempercepat Pelepasan Tali Pusat.
Indonesia Jurnal Kebidanan. Vol. I Moorhead, Sue., Johnson, Marion.,
No.I (2017). Maas, Meridean L.,Swanson,
Elizabeth. 2016. Nursing Outcomes
Astuti, Dyah Puji, dkk. (2017). Waktu Classification (NOC) 5th
Efektif Penjepitan Tali Pusat Indonesian Edition. Elseiver.
Terhadap Luaran Bayi Baru Lahir. Singapore
Yogyakarta : PT Leutika
Nouvalitera Nanda. (2015). Diagnosis Keperawatan
Defisiensi & Klasifikasi 2015-2017
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Edisi 10 editor T Heather
(Jakarta: PT Raja Grafindo Herdman, Shigemi Kamitsuru.
Persada, 2008), hal. 10- Jakarta : ECG.
11
Neinik Sulasikin, S.2014. Hubungan
Bulechek, G.M., Butcher H.K., Perawatan Tali Pusat pada Bayi
Dotcherman J.M.2016.Nursing Baru Lahir dengan Lama Lepas
Interventions Classification (NIC) Tali Pusat di BPM Mujiasih
6th Indonesian Pandak Bantul Yogyakarta tahun
Editiion.Elseiver.Singapore 2014. Naskah Publikasi.
Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu
Dinas Kesehatan Jawa Tengah, (2015) Kesehatan ‘AisyiyahYogyakarta
Profil Dinas Kesehatan Jawa http://digilib.unisayogya.ac.id/1110
Tengah /1/NASKAH%20PUBLIKASI_NE
Dinas Kesehatan Kebumen, (2015) INIK%20SULASIKIN_201310104
Profil Dinas Kesehatan Kabupaten 175.pdf
Kebumen Nurazah Aziz, Desti Pretty. (2018).
Erniati (2015). Hubungan Pengetahuan Asuhan Keperawatan Pasien Post
tentang Perawatan Bayi BBLR dan Partum Sectio Caesarea (SC)
Praktik Perawatan Menjaga Suhu dengan Pre-Eklamsia Berat di
Tubuh pada Ibu yang Memiliki Ruang Bougenvil RSUD
Bayi BBLR Pasca Perawatan di Dr.Soedirman Kebumen. Karya
RSUD Ambarawa. Karya Tulis Tulis Ilmah. Kebumen : Sekolah
Ilmiah. Ambarawa Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Gombong
Istiqamah, Ari Andriani. (2015) .
Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Pujiastuti IM (2014) Pengetahuan Ibu
Tentang Perawatan Tali Pusat di tentang Perawatan Tali Pusat di RB
Puskesmas Ngawen Blora. Karya An Nur Surakarta. Karya Tulis
Tulis Ilmiah. Surakarta : Sekolah Ilmiah. Surakarta : STIKES
Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Kusuma Surakarta
Husada Surakarta Reeder,S., Martin, L., & Griffin, D.
(2011). Keperawatan Maternitas

280
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Kesehatan Wanita, Bayi dan


Keluarga. Jakarta: EGC.

Saleha.(2009).Asuhan Kebidanan Pada


Masa Nifas.jakarta.Salemba
Medika

Sarwono.(2009).Ilmu
Kebidanan.Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sodikin. (2012). Buku Saku Perawatan


Tali Pusat. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Sulistyawati,A. (2009). Buku Ajar


Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Nifas.Yogyakarta: C.V Andi
Offset.

Susanti, Partesia. (2017). Gambaran


Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas
terhadap Perawatan Tali Pusat di
RSUD Wates Kulon Progo
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jendral Ahmad Yani Yogyakarta

Wulandini, P., & Roza, S. A. (2018).


PENGETAHUAN IBU
TENTANG PERAWATAN TALI
PUSAT DI POSYANDU KASIH
IBU DESA PENGHIDUPAN
KAMPAR RIAU 2018. JOMIS
(Journal Of Midwifery Science),
2(2), 60–66.

YOPTUMYFKPKementrian kesehatan
(2010). Pedoman Teknis Pelayanan
Kesehatan Dasar. Kementrian
Kesehatan republic Indonesia

281

Anda mungkin juga menyukai