Abstrak
Kata Kunci : Latar Belakang : Penyebab kematian neonatal yang paling
Defisiensi pengetahuan, tinggi adalah infeksi tetanus neonaturum, salah satunya
pendidikan kesehatan, disebabkan karena perawatan tali pusat yang tidak benar,
perawatan tali pusat sehingga dibutuhkan peran tenaga kesehatan untuk
melakukan pendidikan kesehatan pada ibu post partum
tentang penatalaksanaan perawatan tali pusat pada bayi baru
lahir.
Tujuan Penulisan : Memahami gambaran asuhan
keperawatan post partum spontan dengan masalah
keperawatan defisit pengetahuan ibu tentang perawatan tali
pusat pada bayi baru lahir di RSUD Dr.Soedirman Kebumen.
Metode : Deskriptif dengan pendekatan studi kasus dalam
bentuk asuhan keperawatan, terhadap 2 pasien post partum
spontan yang mengalami masalah keperawatan defisiensi
pengetahuan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir.
Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x15
menit masalah defisiensi pengetahuan berhubungan dengan
kurang informasi teratasi. Pengetahuan ibu post partum
tentang perawatan tali pusat semakin meningkat dibuktikan
dengan meningkatnya nilai pengetahuan pada Klien I yaitu
dari nilai awal 2 menjadi 4 dari pengetahuan terbatas
menjadi pengetahuan banyak dan dilakukannya perawatan
tali pusat pada bayi baru lahir secara mandiri.
Rekomendasi : Diharapkan petugas kesehatan mampu
berkonstribusi dalam mengembangkan ilmu dan tekhnologi
terkait pelaksanaan pada pasien post partum spontan dan
perawatan tali pusat pada bayi baru lahir.
272
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
penyebab kematian yang kedua setelah tali pusat yaitu pada perawatan neonatal.
Asfeksia neonatorum yang berkisar Dimana perawatan tali pusat tidak
antara 49% hingga 60%. Sebagian besar dianjurkan untuk ditutup, mengoles
infeksi bayi baru lahir adalah Tetanus alkohol ataupun yodium masih
neonatorum yang ditularkan melalui tali diperbolehkan, tetapi tidak dikompres
pusat, karena pemotongan dengan alat karena akan menyebabkan tali pusat
tidak steril, infeksi juga dapat terjadi menjadi lembab.
melalui pemakaian obat, bubuk, talk Hasil ini juga diteliti oleh
serta daun-daunan yang digunakan Purnasari (2015) bahwa pentingnya
masyarakat dalam merawat tali pusat. penatalaksanaan ibu nifas dalam
Aisyah (2017). Angka Kematian perawatan tali pusat, sehingga
Neonatal (AKN) merupakan jumlah dibutuhkan peran tenaga kesehatan
kematian bayi umur kurang dari 28 hari untuk melakukan pendidikan kesehatan
(0-28) per 1000 kelahiran hidup dalam pada ibu nifas tentang penatalaksanaan
kurun waktu satu tahun. Angka perawatan tali pusat. Dari hasil
kematian neonatal di Jawa Tengah tahun penelitian Erniati (2015) didapatkan
2015 sebesar 7,2 per 1000 kelahiran bahwa pengetahuan yang rendah akan
hidup. (Profil Dinas Kesehatan Jawa mengakibatkan orang mengalami
Tengah, 2015). Jumlah kematian bayi di kesulitan dalam hal menyerap informasi
Kabupaten Kebumen Tahun 2015 dari luar, baik itu tenaga kesehatan
sebanyak 201 kasus dari 20.444 maupun dari media dan yang lainnya.
kelahiran hidup. Penyebab kematian Tujuan penelitian ini adalah Memahami
bayi di Kabupaten Kebumen Tahun gambaran asuhan keperawatan post
2015 terbanyak adalah Berat Bayi Lahir partum spontan dengan masalah
Rendah (BBLR) yaitu 56 kasus keperawatan defisit pengetahuan ibu
sedangkan untuk 57 Kasus lain disebkan tentang perawatan tali pusat pada bayi
karena infeksi, kelainan jantung, febris, baru lahir di RSUD Dr.Soedirman
kejang dan lain sebagainya. (Depkes Kebumen.
Kab.Kebumen, 2015)
Selama perawatan pada bayi METODE PENELITIAN
memerlukan peran seorang ibu. Dimana Metode pengumpulan data studi
dibutuhkan pengetahuan, sikap serta kasus didapatkan menggunakan tekhnik
tindakan ibu yang sangat berperan pengumpulan data secara deskriptif
dalam perawatan bayi. Ibu yang kurang dengan pendekatan studi literature,
memiliki pengetahuan dapat dimana penulisan ini menjelaskan dan
menimbulkan gangguan tumbuh memaparkan dari jurnal yang didapatkan
kembang bagi bayi selama hidupnya. untuk mempermudah penulisan asuhan
(Yuliani, 2017). Pengetahuan dan sikap keperawatan sebelum ke lapangan
yang dimiliki ibu mengenai perawatan secara langsung meliputi pengkajian-
tali pusat pada bayi baru lahir akan evaluasi. Fokus studi kasus yang
berpengaruh pada status kesehatan bayi dilakukan disini berfokus pada 2 ibu
serta pemberian informasi secara tepat post partum dengan masalah defisit
dan jelas akan mengatasi ketakutan dan pengetahuan mengenai perawatan tali
kekhawatiran ibu dalam merawat tali pusat pada bayi baru lahir pada hari ke-1
pusat. masa post partum di RSUD
Tali pusat merupakan jalan Dr.Soedirman Kebumen dengan lama
masuk utama ketika infeksi sistemik rawat 3 hari. Analisia data yang
akan masuk pada bayi baru lahir. dicantumkan dalam studi kasus ini
(Aisyah, 2017). Kementrian kesehatan dalam bentuk naratif yang diolah dari
(2010) menetapkan standar perawatan proses pengkajian sampai evaluasi dan
273
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
274
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
H1
No Indikator
Pre Post
Memandikan
1 Bayi 2 2 -
Perawatan
2 Tali Pusat 2 2 -
Memakaikan
3 Popok Bayi 2 2 -
H2
No Indikator
Pre Post
Memandikan
1 Bayi 2 3 1
Perawatan
2 Tali Pusat 2 3 1
Memakaikan
3 Popok Bayi 2 3 1
H3
No Indikator
Pre Post
Memandikan
1 Bayi 3 4 1
Perawatan
2 Tali Pusat 3 4 1
Memakaikan
3 Popok Bayi 3 4 1
Nilai
No Indikator
Perbandingan
Memandikan 2
1 Bayi
Perawatan 2
2 Tali Pusat
Memakaikan 2
3 Popok Bayi
Keterangan nilai :
275
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
276
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
H1
No Indikator
Pre Post
Memandikan
1 Bayi 2 2 -
Perawatan
2 Tali Pusat 2 2 -
Memakaikan
3 Popok Bayi 2 2 -
H2
No Indikator
Pre Post
Memandikan
1 Bayi 2 2 -
Perawatan
2 Tali Pusat 2 2 -
Memakaikan
3 Popok Bayi 2 2 -
H3
No Indikator
Pre Post
Memandikan
1 Bayi 2 3 1
Perawatan
2 Tali Pusat 2 3 1
Memakaikan
3 Popok Bayi 2 3 1
Nilai
No Indikator
Perbandingan
Memandikan 1
1 Bayi
Perawatan 1
2 Tali Pusat
Memakaikan 1
3 Popok Bayi
Keterangan nilai :
1. Tidak ada pengetahuan (Score 0)
2. Pengetahuan terbatas (Score 1-3)
3. Pengetahuan sedang (Score 4-6)
4. Pengetahuan banyak (Score 7-9)
5. Pengetahuan sangat banyak (Score 10)
277
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
278
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
sampai kepada lambang verbal. Semakin dalam perawatan bayi. Ibu yang kurang
ke atas puncak kerucut semakin abstrak memiliki pengetahuan dapat
media penyampai pesan itu. Dasar menimbulkan gangguan tumbuh
pengembangan kerucut pengalaman kembang bagi bayi selama hidupnya.
Dale bukan berdasarkan tingkatkesulitan Dari hasil penelitian Erniati
namun berdasarkan tingkat keabstrakan (2015) menyatakan bahwa pengetahuan
jumlah jenis indera yang turut serta yang rendah akan mengakibatkan orang
selama penerimaan isi 15 pengajaran mengalami kesulitan dalam hal
pesan. Pengalaman langsung akan menyerap informasi dari luar, baik itu
memberikan kesan paling utuh dan tenaga kesehatan maupun dari
bermakna mengenai informasi dan mediamedia lainnya. Asiyah (2017)
gagasan dalam pengalaman, karena pengetahuan yang rendah akan
melibatka indera penglihatan, mengakibatkan ibu mengalami kesulitan
pendengaran, perasaan, penciuman, dan dalam hal menyerap informasi mengenai
peraba atau istilahnya dikenal dengan cara pelakukan perawatan tali pusat
learning by doing (Azhar Arsyad, 2008) pada bayi.
Salah satu faktor yang Tali pusat sendiri merupakan
mempengaruhi pengetahuan menurut jalan masuk utama ketika infeksi
Mubarak (2008) adalah Pendidikan. sistemik akan masuk pada bayi baru
Pendidikan adalah bimbingan yang lahir (Asiyah 2017). Perawatan tali pusat
diberikan seseorang pada orang lain diperlukan guna mencegah terjadinya
terhadap suatu hal untuk dapat infeksi dan mempercepat putusnya tali
memahami. Semakin tinggi pendidikan pusat. Infeksi tali pusat pada dasarnya
seseorang semakin mudah pula untuk dapat dicegah dengan melakukan
menerima informasi. Sebaliknya jika perawatan tali pusat yang baik dan
seorang tingkat pendidikannya rendah, benar, yaitu dengan prinsip perawatan
akan menghambat perkemangan seorang kering dan bersih. Banyak pendapat
terhadap penerimaan. tentang cara terbaik untuk merawat tali
Salah satu upaya yang dapat pusat. (Permanasari, DK. 2009)
dilakukan untuk menurunkan angka
kesakitan dan angka kematian bayi KESIMPULAN
akibat tetanus neonatorum dan infeksi Dari hasil penerapan pendidikan
perawatan tali pusat adalah dengan kesehatan dan pendemonstrasian
memberikan pelayanan kesehatan yang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir
efektif pada masyarakat tentang untuk mencegah terjadinya infeksi dan
perawatan tali pusat. Dalam pengurangan angka kematian bayi akibat
melaksanakan upaya tersebut diperlukan infeksi tali pusat didapatkan kesimpulan
sumber daya manusia yang mempunyai bahwa, tingkat pengetahuan ibu post
kemampuan untuk memberikan partum tentang perawatan tali pusat
pelayanan yang berkualitas. Dengan pada bayi baru lahir semakin meningkat
memberikan penyuluhan tentang setelah dilakukan pendidikan kesehatan
kesehatan kepada masyarakat kepada kedua Klien. Dibuktikan dengan
diharapkan dapat mempengaruhi meningkatnya nilai pengetahuan pada
perilaku masyarakat terjadap perawatan Klien I yaitu dari nilai awal 2 menjadi 4
tali pusat (Sarwono, 2010). Hal ini dari pengetahuan terbatas menjadi
seperti yang dikatakan oleh Yuliani pengetahuan banyak dan dilakukannya
(2011) Selama perawatan pada bayi perawatan tali pusat pada bayi di rumah
memerlukan peran seorang ibu. Dimana Klien I secara rutin pada pagi hari
dibutuhkan pengetahuan, sikap serta hingga tali pusat lepas/puput. Sehingga
tindakan ibu yang sangat berperan terdapat perbedaan antara sebelum
279
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
280
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
Sarwono.(2009).Ilmu
Kebidanan.Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
YOPTUMYFKPKementrian kesehatan
(2010). Pedoman Teknis Pelayanan
Kesehatan Dasar. Kementrian
Kesehatan republic Indonesia
281