Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171

Volume 3, Nomor 1, Januari 2023

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Dengan Pemberian


Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas
Jontor Kota Subulussalam Tahun 2022

Turipah1, Lidya Natalia Sinuhaji 2, Edy Marjuang Purba3 , Anna Waris Nainggolan4
1,2,4
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Husada Medan, Indonesia
3
Universitas Negeri Medan, Indonesia
Email: Turipah12@gmail.com

Abstrak− Berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan tahun 2018, cakupan imunisasi TT di Indonesia masih tergolong
cukup rendah (23,4%). Kesadaran masyarakat khususnya ibu-ibu hamil untuk melakukan Imunisasi Tetanus Toksoid masih
rendah, hal ini dapat dilihat dengan rendahnya cakupan imunisasi Tetanus Toksoid. Untuk wilayah kerja Puskesmas Jontor
Kota Subulussalam, Pada Tahun 2021 dengan jumlah ibu hamil sebanyak 226 yang melakukan imunisasi TT1. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil dengan Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid
di Wilayah Kerja Puskesmas Jontor Kota Subulussalam Tahun 2022. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional
analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Jumlah populasi diperoleh adalah sebanyak 178 orang yang tinggal
di Puskesmas Jontor Kota Subulussalam Tahun 2022. Sampel berdasarkan rumus besar sampel sebanyak 42 orang. Sampel
diperoleh dengan menggunakan simple random samping. Analisa data bivariat dilakukan dengan uji statistic menggunakan chi-
square, untuk melihat adanya hubungan antara variable independen dan variable dependen dengan derajat kemaknaan α =0,05.
Ada hubungan pengetahuan (p=0,027) dan sikap (p=0,027) dengan pemberian imunisasi TT di Wilayah Kerja Puskesmas
Jontor Kota Subulussalam Tahun 2022. disarankan kepada Puskesmas, untuk meningkatkan fungsi promotif tentang imunisasi
Tetanus Toksoid untuk dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil terkait dengan pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid dan
penyakit tetanus.

Kata Kunci: Tetanus toxoid, pengetahuan, sikap


Abstract−Based on a 2018 report from the Ministry of Health, the coverage of TT immunization in Indonesia is still quite low
(23.4%). Public awareness, especially pregnant women, to carry out Tetanus Toxoid Immunization is still low, this can be seen
by the low coverage of Tetanus Toxoid immunization. For the work area of the Jontor Health Center, Subulussalam City, in
2021 there will be 226 pregnant women who will have TT1 immunization. The purpose of this study was to determine the
relationship between the knowledge and attitudes of pregnant women and the administration of tetanus toxoid immunization
in the work area of the Jontor Health Center, Subulussalam City in 2022. This type of research is an analytic observational
study using a cross sectional approach. The total population obtained was 178 people who lived at the Jontor Health Center in
Subulussalam City in 2022. The sample was based on the sample size formula of 42 people. Samples were obtained using a
simple random side. Bivariate data analysis was carried out using a statistical test using chi-square, to see a relationship between
the independent variables and the dependent variable with a degree of significance α = 0.05. There is a relationship between
knowledge (p=0.027) and attitude (p=0.027) with the provision of TT immunization in the Work Area of the Jontor Health
Center, Subulussalam City in 2022. It is suggested to the Health Center, to increase the promotive function of Tetanus Toxoid
immunization to be able to increase pregnant women's knowledge related to giving Tetanus Toxoid Immunization and tetanus
disease.
Keywords: Tetanus toxoid, knowledge, attitudes

76
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 3, Nomor 1, Januari 2023

1. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar meningkatnya darajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian,
adil dan merata serta bermanfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut
usia (lansia), dan keluarga miskin (Kementerian Kesehatan, 2018).
Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan
disegala bidang kesehatan. Seperti yang tercantum dalam Pemikiran Dasar Sistem Kesehatan Nasional, bahwa
pembangunan di bidang kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh masyarakat
untuk mencapai kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional (Kementerian Kesehatan, 2018).
Hal ini selaras dengan tujuan pembangunan millennium atau Millennium Development Goals (MDGs)
nomor 4 (empat), yaitu menurunkan angka kematian ibu dan anak sampai dua-pertiganya pada tahun 2015.
Peningkatan dan perbaikan upaya kelangsungan, perkembangan dan peningkatan kualitas hidup anak merupakan
upaya penting untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Upaya kelangsungan hidup, perkembangan dan
peningkatan kuaalitas anak berperan penting sejak masa dini kehidupan, yaitu masa dalam kandungan, bayi dan
anak balita (Kementerian Kesehatan, 2018).
Kelangsungan hidup anak itu sendiri dapat diartikan bahwa anak, hakikat pembangunan nasional adalah
menciptakan manusia Indonesia seutuhnya serta pembangunan seluruh masyarakat Indonesia menuju masyarakat
adil dan makmur berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945. Salah satu indikator untuk menentukan
derajat kesehatan suatu bangsa ditandai dengan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Hal ini merupakan
suatu fenomena yang mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan. (Prawirohardjo,
2019).
Berdasarkan laporan Analisis Uji Coba di Indonesia pada tahun 2015-2016 yang disusun oleh WHO (World
Health Organization) yang bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tetanus masih
merupakam penyebab kematian dan kesakitan maternal dan neonatal. Kematian akibat tetanus di negara
berkembang lebih tinggi dibandingkan Negara maju.
Di Indonesia 9,8% (18.032) dari 184 ribu kelahiran bayi menghadapi kematian karena cakupan imunisasi
Tetanus Toksoid yang rendah. Imunisasi dilakukan dengan maksud untuk menurunkan angka mortalitas dan
morbiditas yang merupakan salah satu program dari Puskesmas. Bila ibu hamil tidak mendapatkan imunisasi
Tetanus Toksoid (TT) dapat menyebabkan bayi rentan terhadap penyakit Tetanus Neonatorium. Pada saat ibu
memeriksakan kehamilan, ibu hamil diberikan suntikan imunisasi Tetanus Toksoid. Pemberian vaksin tetanus
toksoid melalui suntikan diperlukan untuk melindungi ibu dan bayi terhadap Tetanus Neonatorium. Sosialisasi
imunisasi TT perlu dilakukan mengingat masih banyak ibu hamil yang belum mengetahui manfaat imunisasi TT
bagi ibu itu sendiri dan bayi yang dikandungnya dan berapa kali pemberian imunisasi TT serta jarak antara
pemberian imunisasi TT1 dan TT2 (Kementerian Kesehatan, 2015).
Berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan tahun 2018, cakupan imunisasi TT di Indonesia masih
tergolong cukup rendah, ini dapat dilihat dengan jumlah ibu hamil sebanyak 5.290.235 yang melakukan TT1
sebanyak 1.239.173 (23,4%) dan untuk TT2 sebanyak 1.155.907 (21,8%). (Kemenkes RI, 2018). Provinsi Aceh
berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk mencapai 12.985.075 jiwa, dengan jumlah
penduduk perempuan 6.506.024 jiwa. Cakupan imunisasi Tetanus Toksoid tahun 2017 dengan jumlah ibu hamil
sebanyak 331.834, pencapaian imunisasi TT1 131.034 (57,8%) dan TT2 112.027 (61,8%). Pada tahun 2018
dengan jumlah ibu hamil sebanyak 338.258 untuk TT1 38.689 (65.4%) dan TT2 35.548 (63,5%). (Dinkes Aceh,
2018).
Kesadaran masyarakat khususnya ibu-ibu hamil untuk melakukan Imunisasi Tetanus Toksoid masih
rendah, hal ini dapat dilihat dengan rendahnya cakupan imunisasi Tetanus Toksoid. Untuk wilayah kerja
Puskesmas Jontor Kota Subulussalam, Pada Tahun 2021 dengan jumlah ibu hamil sebanyak 226 yang melakukan
imunisasi TT1 sebanyak 48,6%, yang melakukan TT2 sebanyak 43,7%.
Keberhasilan program imunisasi masih terdapat kendala yang berpotensi menurunkan pencapaian
imunisasi yang dapat berakibat dalam peningkatan kasus/kejadian Luar Biasa (KLB) sampai wabah yang
disebabkan oleh Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Terdapat kasus Tetanus Neonatorum
(TN) dibeberapa wilayah Indonesia, pada tahun 2019 terdapat 119 kasus tetanus neonatorum, sebanyak 83 kasus
tetanus neonatorum dengan status imunisasinya tidak di imunisasi TT.
Upaya ekselerasi eliminasi Tetanus Neonatorum ditargetkan dapat menurunkan insiden Tetanus
Neonatorum hingga kurang 1 per 1000 kelahiran hidup pertahun. Namun sampai sekarang kejadian Tetanus
Neonatorum masih dijumpai dan tidak dapat teratasi. Walaupun program imunisasi TT telah dilaksanakan, tetapi
jangkauan imunisasi TT bagi ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Jontor masih jauh dari harapan, disebabkan
masih kurangya informasi tentang manfaat dan pelaksanaan program imunisasi TT.

77
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 3, Nomor 1, Januari 2023

Faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan imunisasi TT diwilayah kerja Puskesmas Jontor diduga
karena kurangnya kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas Jontor serta rendahnya pengetahuan masyarakat
terhadap imunisasi TT walau imunisasi tersebut dapat diperoleh secara gratis ditempat pelayanan kesehatan
pemerintah.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian yang berjudul Hubungan Pengetahuan dan
Sikap Ibu Hamil dengan Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Jontor Kota
Subulussalam Tahun 2022.

2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional
yaitu untuk menganalisis Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil dengan Pemberian Imunisasi Tetanus
Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Jontor Kota Subulussalam Tahun 2022. Dalam penelitian ini yang menjadi
populasi adalah seluruh ibu hamil dengan usia kehamilan lebih dari 8 bulan yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas
Jontor Kota Subulussalam dan bersedia diwawancarai. Jumlah populasi diperoleh adalah sebanyak 178 orang yang
tinggal di Puskesmas Jontor Kota Subulussalam Tahun 2022. Sampel berdasarkan rumus besar sampel sebanyak
42 orang. Sampel diperoleh dengan menggunakan simple random samping yaitu dengan mengambil sampel secara
acak sederhana dari populasi yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sebagai sampel penelitian dan kemudian
dilakukan pengambilan data. Analisa data univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan
persentase tiap variablel yang akan diteliti yang meliputi : umur, pengetahuan dan sikap. Analisa data bivariat
dilakukan dengan uji statistic menggunakan chi-square, untuk melihat adanya hubungan antara variable
independen dan variable dependen dengan derajat kemaknaan α =0,05. Apabila p value < 0,05 maka Ho ditolak
dan apabila p value > 0,05 maka Ho gagal ditolak.

3. HASIL
Pengetahuan
Distribusi frekuensi pengetahuan responden terkait dengan pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid dan
penyakit tetanus dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Jontor Kota
Subulussalam Tahun 2022
No. Pengetahuan Jumlah Persentase
(n) (%)
1. Baik 3 7,1
2. Sedang 14 33,3
3. Buruk 25 59,6
Jumlah 42 100,0
Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan buruk
tentang imunisasi TT yaitu sebanyak 25 orang (59,6%) dan paling sedikit responden memiliki pengetahuan baik
yaitu 3 orang (7,1%).

Sikap
Distribusi frekuensi sikap responden terkait dengan pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid dan
penyakit tetanus dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap di Wilayah Kerja Puskesmas Jontor Kota
Subulussalam Tahun 2022
No. Sikap Jumlah (n) Persentase (%)

1. Baik 12 28,6
2. Sedang 30 71,4
3. Buruk 0 0,0
Jumlah 42 100,0

78
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 3, Nomor 1, Januari 2023

Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki sikap sedang tentang
imunisasi TT yaitu sebanyak 30 orang (71,4%) dan tidak ada responden yang memiliki sikap buruk.

Pemberian Imunisasi TT
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemberian Imunisasi TT di Wilayah Kerja Puskesmas
Jontor Kota Subulussalam Tahun 2022
No. Pemberian Jumlah Persentase
Imunisasi TT (n) (%)
1. Ya 15 35,7
2. Tidak 27 64,3
Jumlah 42 100,0
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa mayoritas responden tidak diberikan imunisasi TT yaitu
sebanyak 27 orang (64,3%).

Analisis Bivariat
Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian Imunisasi TT
Tabel 4. Hasil Analisis Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian Imunisasi TT di Wilayah Kerja
Puskesmas Jontor Kota Subulussalam Tahun 2022
Jumlah p-
Pemberian Imunisasi TT k value
No. Pengetahuan Ya Tidak
n % n % N %
1. Baik 3 100,0 0 0,0 3 100,0
2. Sedang 6 42,9 8 57,1 14 100,0 0,027
3. Buruk 6 24,0 19 76,0 25 100,0
Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan pemberian imunisasi TT diperoleh bahwa dari 3
responden yang memiliki pengetahuan baik, seluruhnya (100%) telah mendapatkan imunisasi TT. Kemudian
dari 14 responden yang memiliki pengetahuan sedang, yang mendapatkan imunisasi TT sebanyak 6 orang
(42,9%) dan yang tidak mendapatkan imunisasi TT sebanyak 8 orang (57,1%). Selanjutnya, dari 25 responden
yang memiliki pengetahuan buruk, yang mendapatkan imunisasi TT sebanyak 6 orang (24%) dan yang tidak
mendapatkan imunisasi TT sebanyak 19 orang (76%). Dari hasil uji statistik chi-square, diketahui nilai
p=0,03<0,05 berarti bahwa ada hubungan pengetahuan dengan pemberian imunisasi TT (p=0,027) di Wilayah
Kerja Puskesmas Jontor Kota Subulussalam Tahun 2022 .
Hubungan Sikap dengan Pemberian Imunisasi TT
Tabel 5. Hasil Analisis Hubungan Sikap dengan Pemberian Imunisasi TT di Wilayah Kerja Puskesmas
Jontor Kota Subulussalam Tahun 2022
Pemberian Imunisasi TT Jumlah p-
k value
No. Sikap Ya Tidak
n % n % N %
1. Baik 8 66,7 4 33,3 12 100,0
0,008
2. Sedang 7 23,3 23 76,7 30 100,0
Hasil analisis hubungan antara sikap dengan pemberian imunisasi TT diperoleh bahwa dari 12 responden yang
memiliki sikap baik, yang mendapatkan imunisasi TT sebanyak 8 orang (66,7%) dan yang tidak mendapatkan
imunisasi TT sebanyak 4 orang (33,3%). Kemudian dari 30 responden yang memiliki sikap sedang, yang telah
mendapatkan imunisasi TT sebanyak 7 orang (23,3%) dan yang tidak mendapatkan imunisasi TT sebanyak 23
orang (76,7%). Dari hasil uji statistik chi-square, diketahui nilai p=0,008<0,05 berarti bahwa ada hubungan antara
sikap dengan pemberian imunisasi TT (p=0,027) di Wilayah Kerja Puskesmas Jontor Kota Subulussalam Tahun
2022 .

79
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 3, Nomor 1, Januari 2023

4. PEMBAHASAN
Hasil analisis univariat pada variabel pengetahuan diketahui bahwa mayoritas ibu hamil memiliki
pengetahuan buruk tentang imunisasi TT yaitu sebanyak 25 orang (59,5%) dan paling sedikit ibu hamil memiliki
pengetahuan baik yaitu 3 orang (7,1%). Hal ini dapat dilihat dari distribusi jawaban ibu hamil yang menyebutkan
bahwa sebesar 90,5% ibu hamil tidak tahu bahwa penyakit tetanus adalah penyakit syaraf, sebesar 69,0% ibu
hamil tidak tahu bahwa imunisasi TT adalah adalah sejenis suntikan yang berisi kuman yang telah dilemahkan
dan sebesar 64,3% ibu hamil tidak tahu bahwa jarak pemberian antara imunisasi TT1 dan TT2 adalah minimal
4 minggu.
Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan pemberian imunisasi TT yang dilakukan kepada
42 orang ibu hamil maka diperoleh bahwa dari 3 ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik, seluruhnya (100%)
telah mendapatkan imunisasi TT. Kemudian dari 14 ibu hamil yang memiliki pengetahuan sedang, yang
mendapatkan imunisasi TT sebanyak 6 orang (42,9%) dan yang tidak mendapatkan imunisasi TT sebanyak 8
orang (57,1%). Selanjutnya, dari 25 ibu hamil yang memiliki pengetahuan buruk, yang mendapatkan imunisasi
TT sebanyak 6 orang (24%) dan yang tidak mendapatkan imunisasi TT sebanyak 19 orang (76%). Berdasarkan
hasil uji statistik chi-square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 diperoleh nilai p=0,027 yang berarti
bahwa ada hubungan pengetahuan dengan pemberian imunisasi TT.
Hasil penelitian ini didukung oleh Sabirin (2016) dengan hasil penelitiannya yang menunjukkan
adanya hubungan pengetahuan dengan kepatuhan ibu hamil melakukan imunisasi TT. Hasil penelitian ini juga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukmawati (2018) di Puskesmas Mandai Kelurahan Bontoa
Kecamatan Mandai Kabupaten Maros yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi TT.
Menurut Bloom yang dikutip Notoatmodjo (2017) bahwa pengetahuan merupakan hasil pengindraan
manusia tau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, telinga, hidung dan
sebagainya). Pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi TT juga berkaitan erat dengan kepatuhan dalam
melakukan imunisasi TT. Kurangnya pengetahuan bisa mempengaruhi perilaku seseorang termasuk perilaku di
bidang kesehatan sehingga bisa menjadi penyebab tingginya angka penyebaran suatu penyakit termasuk
penyakit tetanus yang mempunyai resiko penularan bagi bayi yang dikandungnya.
Lebih jauh dikemukakan oleh Notoatmodjo (2017) bahwa pengetahuan adalah segala sesuatu yang
diketahui tentang objek tertentu. Jadi, pengetahuan juga dapat diperoleh melalui informal yang disampaikan
oleh orang tua, buku, surat kabar, serta media elektronik. Pengetahuan juga merupakan domain yang penting
untuk terbentuknya perilaku seseorang (overt behavior).
Hasil analisis univariat pada variabel sikap diketahui bahwa mayoritas ibu hamil memiliki sikap sedang
tentang imunisasi TT yaitu sebanyak 30 orang (71,4%) dan tidak ada ibu hamil yang memiliki sikap buruk. Hal
ini dapat dilihat dari distribusi jawaban ibu hamil yang menyebutkan bahwa sebesar 83,3% ibu hamil sangat
setuju/setuju bahwa penyakit tetanus dapat dicegah dengan minum obat saja dan sebesar 85,8% ibu hamil sangat
setuju/setuju bahwa imunisasi TT tidak perlu dilakukan sewaktu hamil.
Hasil analisis hubungan antara sikap dengan pemberian imunisasi TT yang dilakukan kepada 42 orang
ibu hamil maka diperoleh bahwa dari 12 ibu hamil yang memiliki sikap baik, yang mendapatkan imunisasi TT
sebanyak 8 orang (66,7%) dan yang tidak mendapatkan imunisasi TT sebanyak 4 orang (33,3%). Kemudian
dari 30 ibu hamil yang memiliki sikap sedang, yang telah mendapatkan imunisasi TT sebanyak 7 orang (23,3%)
dan yang tidak mendapatkan imunisasi TT sebanyak 23 orang (76,7%).
Berdasarkan hasil uji statistik chi-square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 diperoleh nilai p=0,008
yang berarti bahwa ada hubungan sikap dengan pemberian imunisasi TT.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh Sartno (2016) dengan hasil penelitiannya yang menunjukkan
adanya hubungan perilaku terhadap imunisasi TT. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sukmawati (2018) di Puskesmas Mandai Kelurahan Bontoa Kecamatan Mandai Kabupaten
Maros yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan kepatuhan ibu hamil
dalam melakukan imunisasi TT.
Menurut Notoatmodjo (2017) bahwa sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus objek tertentu,
yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang tidak senang, setuju tidak setuju,
baik tidak baik, dan sebagainya). Newcomb (2015), salah seorang ahli psikologi sosial dalam Sukmawati (2019)
menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan
motif tertentu. Dengan adanya sikap seorang ibu hamil, merupakan suatu pemikiran tentang maksud dan tujuan

80
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 3, Nomor 1, Januari 2023

dari kepatuhan dalam melakukan imunisasi TT dan sikap juga memegang peranan penting bagi ibu hamil untuk
patuh melakukan imunisasi TT (Sukmawati, 2019)

5. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dialkukan maka dapat disimpulkan bahwa : Mayoritas responden di Wilayah
Kerja Puskesmas Jontor Kota Subulussalam Tahun 2022 memiliki pengetahuan buruk tentang imunisasi TT yaitu
sebanyak 25 orang (59,6%) dan paling sedikit responden memiliki pengetahuan baik yaitu 3 orang (7,1%).
Mayoritas responden di Wilayah Kerja Puskesmas Jontor Kota Subulussalam Tahun 2022 memiliki sikap sedang
tentang imunisasi TT yaitu sebanyak 30 orang (71,4%) dan tidak ada responden yang memiliki sikap buruk. Ada
hubungan pengetahuan dengan pemberian imunisasi TT (p=0,027) di Wilayah Kerja Puskesmas Jontor Kota
Subulussalam Tahun 2022 . ada hubungan antara sikap dengan pemberian imunisasi TT (p=0,027) di Wilayah
Kerja Puskesmas Jontor Kota Subulussalam Tahun 2022. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka disarankan
kepada Puskesmas, untuk meningkatkan fungsi promotif tentang imunisasi Tetanus Toksoid untuk dapat
meningkatkan pengetahuan ibu hamil terkait dengan pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid dan penyakit tetanus.
Diharapkan kepada Tenaga Kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya imunisasi TT bagi ibu
dan bayi yang akan dilahirkan.

DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. (2019). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Yoggyakarta.
Dinas Kesehatan Kabupaten Subulussalam, (2017). Profil Kesehatan Kota Subulussalam. 2017, Subulussalam
Dinkes Provsu. (2018). Profil Dinas Kesehatan Sumatera Utara. Medan: Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
Kemenkes RI. 2015. Modul Kegiatan Lima Imunisasi Dasar Lengkap. Jakarta: Ditjen PP & PL, Jakarta.
Idanati, R., (2015). Analisis Faktor yang Mempengaruhi KinerjaPetugas Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Ibu Hamil di
Kota Madiun. Available from: http://adln.lib.unair.ac.id/go.php?id=jiptunair-gdl-s2-2015-idanatiruk-
1328&PHPSESSID=6ce6b123e7a82bf1c96610203047eb13.
Ismoedijanto, Darmowandowo, W., (2016). Tetanus. Available from:
www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&filepdf=0&pdf=&html=07110-
prmh279.htm.
Kemenkes RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian
Kesehatan. Jakarta.
Kemenkes RI. (2017). Modul Kegiatan Lima Imunisasi Dasar Lengkap. Jakarta: Ditjen PP & PL, Jakarta.
Kemenkes RI. (2016). Modul Latihan Petugas Imunisasi. Direktorat Janderal Kesehatan Masyarakat, Direktorat Promosi
Kesehatan
Manuaba. (2012). Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC National Health and Medical Research Council.
National Immunisation Program : The Austtralian Immunisation. Edisi ke-9. Commenwealth of Australia : 2018
Jahriani, N., Maryaningsih, M., Vera, Y. Y., & Sulaiman, S. (2022). Pkm Edukasi Personal Hygien Pada Balita di TK ABA
2. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Digital, 31-38.
http://jurnalpkmibbi.org/index.php/Pubarama/article/view/16
Ningsih, S., Witarti, N. (2017). Asuhan Keperawatan Dengan Tetanus. Available from:
http://www.pediatrik.com/perawat_pediatrik/061031-joiq163.doc. [Accesed 30 March 2022]
Notoatmodjo, S. (2015). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo. 2017. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Ilmu prilaku Kesehatan. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Prawirohardjo, Sarwono.(2019). Ilmu Kebidanan. Jakarta: P.T Bina Pustaka Jakarta.
Puskesmas Jontor.(2018). Profil Puskesmas Jontor Tahun 2018. Kecamatan Jontor. Kota Subulussalam
Rahayu, Pramita. (2019). Imunisasi Lengkap untuk Menurunkan Angka Kematian Anak. Jakarta: Karya Perda Bangsa
Rahayuningsih, SU. (2018). Sikap (Attitude). Diambil dari website: www.staff.gunadarma.ac.id. [Accesed 30 March 2022].
World Health Organization (WHO), 2018. Tetanus. Available from:
http://www.who.int/immunization/topics/tetanus/en/index.html. [Accesed 30 March 2020].
World Health Organization (WHO), 2016. Maternal and Neonatal Tetanus (MNT) Elimination. Available from:
http://www.who.int/immunization_monitoring/diseases/MNTE_initiative/en/index1.html. [Acessed 15 April 2022].

81

Anda mungkin juga menyukai