Anda di halaman 1dari 16

Tugas UTS Metodologi Penelitian

Nama : Radiah Utami Lestari


Nim : 220602133
Dosen Pengampu : Ary Oktora Sri Rahayu, SST, M. Kes

1. Tentukan Masalah atau topik penelitian


Jawab :
• Apakah ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil dan Dukungan Suami
Dengan Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) di wilayah kerja Puskesmas Sipayung
Rengat Tahun 2021?

2. Tentukan judul berdasarkan masalah atau dari topik penelitian yang anda temukan
Jawab :
• Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil dan Dukungan Suami Dengan Imunisasi
Tetanus Toksoid (TT) di wilayah kerja Puskesmas Sipayung Rengat Tahun 2021.

3. Buatlah BAB 1 penelitian yang terdiri dari :


a. Latar Belakang
Jawab :

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pembangunan berkelanjutan yang disepakati oleh beberapa


negara didunia yang lebih dikenal dengan Sustainable Development Goals yang
disingkat dengan SDGs adalah 17 tujuan dengan 169 capaian yang terukur dan
telah ditentukan oleh PBB sebagai agenda dunia pembangunan untuk
kemaslahatan manusia. Salah satu target SDGs adalah menjamin adanya
kehidupan yang sehat, serta mendorong kesejahteraan untuk semua orang di
dunia pada semua usia.
Salah satu area prioritas Program Indonesia Sehat dengan pendekatan
keluarga adalah penurunan Angka Kematian Ibu Dan Bayi (AKI/AKB)
(Permenkes No. 39 tahun 2016 pasal 2). Angka Kematian Bayi (AKB) adalah
jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran
hidup. Salah satu penyebab kematian bayi disebabkan oleh infeksi dari kuman
clostridium tetani.2,3 Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.7 tahun 2014, dalam mengatasi AKB dilakukan pelayanan kesehatan masa
sebelum hamil dengan dilakukannya pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
pada calon pengantin.
Imunisasi tetanus toksoid adalah suatu proses guna membangun
kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Ibu hamil
penting dalam melakukan imunisasi TT karena dengan melakukan imunisasi
saat kehamilan, molekul imunoglobulin akan disalurkan dari ibu kepada bayi
melalui plasenta sebagai kekebalan pasif untuk bayi. Apabila ibu tidak
melakukan imunisasi TT 2 akan menyebabkan bayi terkena infeksi tetanus
neonatorum yang berakibat bayi mengalami kematian.
Di Indonesia, upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi
adalah dengan meningkatkan cakupan imunisasi TT pada ibu hamil. Imunisasi
tetanus toksoid adalah suatu proses guna membangun kekebalan sebagai upaya
pencegahan terhadap infeksi tetanus. Dalam imunisasi TT ibu harus
mendapatkan paling sedikit 2 kali suntikan selama hamil. Imunisasi TT dapat
diberikan kepada wanita usia subur, calon pengantin, dan ibu hamil.
Pencapaian cakupan imunisasi tetanus toksoid dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah persepsi jarak kepelayanan kesehatan,
pekerjaan, dan dukungan suami dalam melakukan imunisasi TT. Selain itu juga
dapat dipengaruhi oleh pendidikan, kesadaran, pengalaman ibu yang sudah
mendapatkan imunisasi TT saat hamil dan pengetahuan ibu hamil dalam
melakukan imunisasi TT. Pengetahuan ibu hamil yang kurang dalam melakukan
imunisasi TT dapat mengakibatkan kurang mengetahuinya ibu hamil tentang
penyakit tetanus yang dapat membahayakan ibu dan janin.
Berdasarkan data Kemenkes RI, dari tahun 2013-2015, pencapaian
imunisasi TT pada ibu hamil mengalami kenaikan dan penurunan, dimana tahun
2013 sebesar 64,8%, tahun 2014 sebesar 47,3%, dan tahun 2015 sebesar 65,2%.
Target nasional dari semua program imunisasi lengkap adalah 90% pada tahun
2017. Di Indonesia ibu hamil yang melakukan imunisasi TT-1 mencapai
(23,4%), TT-2 mencapai (21,8%), TT-3 mencapai (9,4%), TT-4 mencapai
(7,8%), TT-5 mencapai (8,2%), dan TT2+ mencapai (47,3%). Kabupaten
Indragiri Hulu TT-1 mencapai 27,32%, TT-mencapai 21,72%, TT-3 mencapai
16,21%, TT-4 mencapai 19,96% 3 dan TT-5 mencapai 12,38% dan TT2+
mencapai 70,=26%. Di Puskesmas Sipayung Rengat tahun 2016 ibu hamil yang
melakukan imunisasi TT-1 mencapai (19,15%), TT-2 mencapai (14,79%), TT-
3 mencapai (10,41%), TT-4 mencapai (6,58%), TT- 5 mencapai (2,47%), TT+2
mencapai (34,25%). Dilihat dari data diatas bahwa cakupan imunisasi TT pada
ibu hamil belum mencapai hasil yang ditargetkan. Pada tahun 2014 di
puskesmas Sipayung Rengat juga terjadi 1 orang kematian neonatal yang
disebabkan oleh infeksi tetanus neonatorum.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ayuningrum dan
Murdiati, 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Imunisasi Tetanus
Toksoid dengan Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toksoid pada Ibu Hamil
Primigravida di Puskesmas Rowosari Kota Semarang. Menggunakan
pendekatan crossectional. Populasi ibu primigravida dengan pengambilan
teknik Total sampling dengan jumlah 32 orang. Dengan hasil penelitian dari 32
responden sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan rendah sebanyak 17
orang (53,1%) dan status imunisasi TT tidak lengkap sebanyak 18 orang
(56,2%). Dengan kesimpulan pvalue 0,002 (p< = 0,005) yang menunjukkan
adanya hubungan tingkat pengetahuan tentang imunisasi tetanus toksoid dengan
kelengkapan imunisasi tetanus toksoid pada ibu primigravida di Rowosari Kota
Semarang.
Berdasarkan survei awal yang penulis lakukan di Puskesmas Sipayung
Rengat tanggal 26 April 2017 dari 16 orang ibu hamil yang peneliti temui dan
wawancarai hanya 6 orang yang imunisasi TTnya lengkap, 10 orang dari ibu
tersebut tidak mengetahui manfaat imunisasi TT, mereka mengatakan tidak
melakukan imunisasi TT karena kehamilannya dalam keadaan sehat-sehat saja
dan 6 orang mengatakan suaminya tidak ada mengingatkan pemberian
imunisasi 4 TT karena suami sibuk dengan aktivitas sehari-hari seperti harus
bekerja setiap hari dalam memenuhi kebutuhan keluarganya.
Berdasarkan masalah tersebut peneliti melakukan penelitian tentang
hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dan dukungan suami dengan imunisasi
Tetanus Toksoid (TT) di Wilayah Kerja Puskesmas Sipayung Rengat Tahun
2021.
B. Perumusan Masalah
Jawab :
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam
penelitian ini apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dan
dukungan suami dengan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) di Wilayah Kerja
Puskesmas Sipayung Rengat tahun 2021?

b. Tujuan penelitian yang terdiri dari :


-Tujuan Umum
-Tujuan Khusus
Jawab :

a. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dan dukungan


suami dengan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) di Wilayah Kerja Puskesmas
Sipayung Rengat Tahun 2021.

b. Tujuan Khusus
a. Diketahui distribusi frekuensi cakupan imunisasi Tetanus Toksoid
(TT) pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sipayung
Rengat Tahun 2021.
b. Diketahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
imunisasi Tetanus Toksoid (TT) di Wilayah Kerja Puskesmas Sipayung
Rengat Tahun 2021.
c. Diketahui distribusi frekuensi dukungan suami tentang
imunisasi Tetanus Toksoid (TT) pada ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Sipayung Rengat Tahun 2021.
d. Diketahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan imunisasi
Tetanus Toksoid (TT) di Wilayah Kerja Puskesmas Sipayung Rengat
Tahun 2021.
e. Diketahui hubungan dukungan suami dengan imunisasi
Tetanus Toksoid (TT) pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Sipayung Rengat Tahun 2021.
c. Manfaat Penelitian
Jawab :
1. Bagi Peneliti
Untuk mengembangkan diri serta menjadi suatu kesempatan yang
berharga bagi peneliti untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah diperoleh
selama masa kuliah ke dalam penelitian lapangan.
2. Bagi Puskesmas
Sebagai informasi atau masukan bagi program KIA dalam pelaksanaan
pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) di Puskesmas Sipayung Rengat.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan referensi dan bahan bacaan bagi mahasiswa di Stikes Al-Insyirah
Pekanbaru.
4. Peneliti Selanjutnya
Agar dapat melanjutkan penelitian ini dengan melihat faktor-faktor yang
berhubungan dengan pelaksanaan imunisasi TT pada ibu hamil dengan variabel yang
berbeda.

d. Penelitian Terkait
Jawab :

1. Jurnal Ilmiah Suryati, Eskalila. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil
dengan Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas
Maga Kecamatan Lembah Sorik Marapi Kabupaten Mandailing Natal [Skripsi].
Medan : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara; 2015
2. Jurnal Ilmiah Ayuningrum dan Murdiati. Hubungan Tingkat Pengetahuan
Tentang Imunisasi Tetanus Toksoid dengan Kelengkapan Imunisasi Tetanus
Toksoid pada Ibu Hamil Primigravida di Puskesmas Rowosari Kota Semarang
[Jurnal]; 2013.
3. Tesis Laili, Alfi. Hubungan Faktor Predisposisi terhadap Tindakan Imunisasi
Tetanus Toksoid pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sambi Rejo
Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat [Tesis]. Medan : Program Studi S2 Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara; 2015.
4. Jurnal Ilmiah Pratiwi, Cindy. Faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan
Imunisasi Tetanus Toksoid pada Ibu Hamil di Puskesmas Tabongo Kecamatan
Tabongo Kabupaten Gorontalo [Jurnal]. Gorontalo : Program Studi
Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas
Negeri Gorontalo; 2013.
5. Jurnal Ilmiah Wijayanti, Lumastari, Ajeng, dkk. Hubungan Pengetahuan Ibu
Hamil dengan Minat Ibu dalam Mengikuti Imunisasi Tetanus Toksoid di
Wilayah Desa Tunge Kecamatan Wates Kabupaten Kediri [Jurnal] Volume II
Nomor 2. Kediri; 2012.
4. Buatlah BAB II yang terdiri dari
a. Teori-teori berdasarkan variabel yang akan diteliti
b. Kerangka konsep dan hipotesis berdasarkan judul penelitian
Jawab :

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

1. Pengertian
Imunisasi adalah pemberian vaksin pada tubuh seseorang untuk memberikan
perlindungan kepada kekebalan tubuh. Sangat penting untuk mencoba menghindari
pajanan infeksi yang dapat berbahaya bagi ibu dan janin selama kehamilan. Imunisasi
selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit yang dapat
menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis imunisasi yang diberikan adalah Tetanus
Neonatorum (TT) yang dapat mencegah penyakit tetanus. Vaksin Tetanus Toksoid
(TT) adalah vaksin yang mengandung toksoid kuman tetanus yang telah dilemahkan
dan dimurnikan yang terabsorbsi kedalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Vaksin Tetanus
Toksid dipergunakan untuk mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir dengan cara
mengimunisasi ibu yang sedang hamil, dan juga untuk mencegah tetanus.

2. Tujuan Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)


Tujuan diberikannya imunisasi Tetanus Toksoid antara lain : untuk melindungi
bayi baru lahir dari tetanus neonatorum, melindungi ibu terhadap kemungkinan tetaus
apabila terluka, pencegahan penyakit pada ibu hamil dan bayi kebal terhadap kuman
tetanus, serta untuk mengeliminasi penyakit tetanus pada bayi baru lahir.

3. Manfaat Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Manfaat imunisasi TT pada ibu hamil menurut Depkes RI adalah :


a. Bagi Bayi : untuk melindungi bayi yang baru lahir dari tetanus neonatorum.
b. Bagi Ibu Hamil : melindungi ibu hamil terhadap kemungkinan terjadinya tetanus
apabila terluka pada saat persalinan.
c. Untuk Negara : memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat
dan penting dalam mencapai salah satu tujuan dari program imunisasi secara
nasional yaitu, eliminasi tetanus maternal tetanus neonatorum.
Imunisasi aktif didapat dengan menyuntikan tetanus toksoid dengan tujuan
merangsang tubuh membentuk antibodi. Ibu hamil yang telah mendapatkan imunisasi
tetanus toksoid mendapatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tetanus dan
kekebalan tersebut disalurkan melalui plasenta dan tali pusat kepada janin yang
dikandungnya, selain itu setelah melahirkan ibu tetap menyalurkan kekebalan tersebut
melalui air susu ibu.

4. Efek Samping Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Efek samping biasanya hanya gejala ringan saja seperti kemerahan,


pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat suntikan. Tetanus toksoid adalah antigen yang
sangat aman dan juga aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu
hamil mendapatkan imunisasi tetanus toksoid. Efek samping tersebut berlangsung 1-2
hari, ini akan sembuh sendiri dan tidak diperlukan tindakan/pengobatan. Penggunaan 9
jarum suntik yang tidak steril atau telah digunakan berulang kali dapat meyebabkan
penyakit. Oleh karena itu penggunaan alat harus steril khususnya jarum suntik harus baru
dan steril.

5. Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Sebelum memberikan imunisasi TT pada ibu, harus terlebih dahulu dilakukan


skrining tentang status imunisasi tetanus dengan menanyakan riwayat imunisasi
sebelumnya. Apakah ibu tersebut sudah pernah menerima DPT lengkap 3 dosis pada
waktu bayi, imunisasi pada usia sekolah dan imunisasi waktu calon pengantin.
Tabel 2.1

Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid

6. Tempat Pelayanan Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)


Menurut Depkes RI, tempat pelayanan untuk mendapatkan imunisasi TT antara lain :
a. Puskesmas
b. Puskesmas Pembantu
c. Rumah Sakit
d. Rumah Bersalin
e. Polindes
f. Posyandu
g. Rumah Sakit Swasta

B. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia,
yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
2. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan seseorang secara rinci terdiri dari enam tingkatan, yaitu :

a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar


tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya) ialah dapat menggunakan rumus-rumus,
metode, prinsip dan sebagainya dalam situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek di dalam
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan,
membedakan, mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata
lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah :

a. Faktor Internal

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan


orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan
mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan
untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga
perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta
dalam pembangunan, pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
menerima informasi.

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang
kehidupan dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih
banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak
tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu.
Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

3) Umur

Umur adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang
tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berfikir dan bekerja.

b. Faktor eksternal

1) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya
yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2) Faktor budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam
menerima informasi
4. Klasifikasi Tingkat Pengetahuan

Pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi
materi yang diukur dari subjek penelitian atau 14 responden. Dalam mengukur pengetahuan harus
diperhatikan rumusan kalimat pertanyaan menurut tahapan pengetahuan. Pengetahuan seseorang
dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan skala, yaitu :

a. Rendah < 50%

b. Tinggi jika > 50%

C. Dukungan Suami

1. Pengertian

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya
dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya. Suami adalah pria yang
menjadi pasangan hidup resmi seorang wanita (istri). Dukungan suami adalah bentuk nyata dari
kepedulian dan tanggung jawab suami terhadap kesehatan istrinya. Dukungan suami sebagai
salah satu wujud rasa cinta kasih, tanggung jawab, perhatian, dan fungsi suami sebagai kepala
rumah tangga yang melindungi, mengayomi, dan mengasihi istri dan anak-anaknya.

2. Bentuk Dukungan Suami

Bentuk dukungan dari suami yaitu :

a. Dukungan emosional
Dukungan emosional memberikan pasien perasaan nyaman, merasa dicintai
meskipun saat mengalami suatu masalah, bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa
percaya, perhatian sehingga 15 individu yang menerimanya merasa berharga. Pada dukungan
emosional ini keluarga menyediakan tempat istirahat dan memberikan semangat kepada
pasien yang dirawat di rumah. Jenis dukungan bersifat emosional atau menjaga keadaan
emosi atau ekspresi. Yang termasuk dukungan emosional ini adalah ekspresi dari empati,
kepedulian, dan perhatian kepada individu. Memberikan individu perasaan yang nyaman,
jaminan rasa memiliki, dan merasa dicintai saat mengalami masalah, bantuan dalam bentuk
semangat, kehangatan personal, cinta, dan emosi.
b. Dukungan informasi
Dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab bersama, termasuk
didalamnya memberikan solusi dari masalah yang dihadapi pasien di rumah, memberikan
nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh seseorang.
Keluarga dapat menyediakan informasi dengan menyarankan tempat, dokter dan terapi yang
baik bagi dirinya dan tindakan spesifik bagi individu untuk melawan stressor. Pada dukungan
informasi keluarga sebagai penghimpun informasi dan pemberi informasi.
c. Dukungan instrumental
Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan, bantuan
finansial dengan menyediakan dana untuk biaya pengobatan, dan material berupa bantuan
nyata (Instrumental Support/ Material Support), suatu kondisi dimana benda atau jasa akan
membantu memecahkan masalah kritis, termasuk didalamnya bantuan 16 langsung seperti
saat seseorang membantu pekerjaan sehari-hari, menyediakan informasi dan fasilitas,
menjaga dan merawat saat sakit serta dapat membantu menyelesaikan masalah. Pada
dukungan nyata, keluarga sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis.
d. Duku ngan penghargaan
Dukungan pengharapan merupakan dukungan berupa dorongan dan motivasi yang
diberikan keluarga kepada pasien. Dukungan ini merupakan dukungan yang terjadi bila ada
ekspresi penilaian yang positif terhadap individu. Pasien mempunyai seseorang yang dapat
diajak bicara tentang masalah mereka, terjadi melalui ekspresi penghargaan positif keluarga
kepada pasien, penyemangat, persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan pasien. Dukungan
keluarga ini dapat membantu meningkatkan strategi koping pasien dengan strategi-strategi
alternatif berdasarkan pengalaman yang berfokus pada aspek-aspek positif.

3. Pengukuran Dukungan

Pengukuran dukungan dilakukan berdasarkan, yaitu :

a. Tidak Mendukung, jika skor < mean

b. Mendukung, jika skor ≥ mean

D. Kerangka Teori

Menurut L. Green (1980) dalam Notoatmodjo (2012),19 perilaku kesehatan dipengaruhi


oleh faktor predisposisi (predisposing factors) yaitu pengetahuan, pendidikan, sikap, keyakinan dan
pekerjaan. Faktor pendukung (enabling factor) yaitu fasilitas atau sarana kesehatan dan faktor
pendorong (reinforcing factors) yaitu peran petugas kesehatan dan keluarga/suami. Adapun
kerangka teori dari penelitian ini adalah
Sumber : L. Green (1980) dalam Notoatmodjo (2012)

Gambar 2.1
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan

E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana


seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang
dianggap penting untuk masalah. Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen yaitu
tingkat pengetahuan dan dukungan suami sedangkan yang menjadi variabel dependen yaitu
imunisasi Tetanus Toksoid (TT) pada ibu hamil. Adapun kerangka konsep penelitian ini adalah
:
Variabel Independent Variabel Dependent

Tingkat Pengetahuan

Ibu Hamil

Imunisasi Tetanus Toksoid


( TT )

Dukungan Suami

Gambar 2.2
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil dan Dukungan Suami dengan
Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) di Wilayah Kerja
Puskesmas Sipayung Rengat Tahun 2021
4. Buatlah definisi operasional serta skala ukuran dari variabel penelitian
Jawab :

Variabel Defenisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur
Imunisasi TT Ibu hamil yang Kuesioner Observasi 0.Tidak lengkap Nominal
pada ibu hamil melaksanakan Dan Buku KIA jika tidak sesuai
atau Buku KIA dengan jadwal.
mendapatkan
Imunisasi
Tetanus
Toksoid (TT),
sesuai jadwal
yaitu : 1. Lengkap jika
1. Catin 1x sesuai dengan
Bila 1 bulan jadwal
kemudian
hamil
diberikan TT
1x selama
kehamilan
2. Catin 1x
Bila > 6 bulan
kemudian
hamil
diberikan TT 2
x selama
kehamilan

Pengeta huan Segala sesuatu Kuesioner Angket 0. Rendah bila < Ordinal
yang diketahui 50%
ibu hamil
tentang
imunisasi 1. Tinggi bila >
Tetanus 50%
Toksoid (TT),
meliputi :
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Manfaat
4. Efek
samping
5. Jadwal
pemberian
6. Tempat
memperoleh
imunisasi TT
Dukungan Bentuk Kuesioner Angket 0.Tidak menduk Ordinal
suami perhatian dan ung, jika skor <
kepedulian mean
suami kepada
ibu hamil 1. Menduk ung,
dalam jika skor > mean
mendapatkan
imunisasi TT

G. Hipotesa
Ha : Diduga ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Dengan
Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) di Wilayah Kerja Sipayung Rengat
Tahun 2021
Ho : Diduga Tidak ada ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Dengan
Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) di Wilayah Kerja Sipayung Rengat
Tahun 2021

Anda mungkin juga menyukai