intraokular yang biasnya diakibatkan oleh infeksi. Penyebaran infksi penyebab endoftalmitis dapat
melalui dua jalur yaitu eksogen dan endogen. Trauma penetrasi dan post operasi intraokular
merupakan penyebab penyebaran infeksi secara eksogen sedangkan penyebaran infeksi secara
endogen melalui penyebaran hematogen dari umber infeksi lain dalam tubuh misalnya pada sepsis.
Gejala endoftalmitis biasanya berupa mata terasa nyeri, tajam penglihatan menurun sampai
menghilang, mata berwarna merah, membengkak dan terasa penuh, serta terlihat adanya hipopyon.
Pemberian antibiotika serta menjaga higienitas mata dapat mencegah terjadinya endoftalmitis.
Apabila telah terjadi endoftalmitis, dapat dilakukan tindakan eviserasi atau enukleasi
- Merupakan radang purulen pada seluruh jaringan intra okuler disertai dengan terbentuknya
abses didalam badan kaca. Penyebab Sepsis, selulitis orbita, trauma tembus, ulkus. B.
Etiologi Penyebab terjadinya endoftalmitis antara lain: 1. Tindakan pembedahan. 2. Luka
yang menembus mata. 3. Bakteri. Penyebab paling banyak adalah Staphylococcus
epidermidis, Staphylococcus aureus, dan spesies Streptococcus 4. Jamur. Penyebab paling
banyak adalah Aspergilus, fitomikosis dan aktinomises.
C. Tanda dan Gejala Peradangan yang disebabkan bakteri akan memberikan gambaran klinik
rasa sakit yang sangat, kelopak merah dan bengkak, kelopak sukar dibuka, konjungtiva
kemotik dan merah, kornea keruh, bilik mata depan keruh. Selain itu akan terjadi penurunan
tajam penglihatan dan fotofobia (takut cahaya). Endoftalmitis akibat pembedahan biasa
terjadi setelah 24 jam dan penglihatan akan semakin memburuk dengan berlalunya waktu.
Bila sudah memburuk, akan terbentuk hipopion, yaitu kantung berisi cairan putih, di depan
iris. Gejalanya seringkali berat, yaitu berupa: - nyeri mata - kemerahan pada sklera - fotofobia
(peka terhadap cahaya) - gangguan penglihatan. Tanda seringkali muncul: Kelopak merah,
bengkak, dan sukar dibuka, kornea keruh, bilik mata keruh.
E. Patofisologi Endoftalmitis atau abses korpus vitreus adalah peradangan berat dalam bola
mata, biasanya akibat trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis. Berbentuk radang
supuratif dalam bola mata, dan akan mengakibatkan abses di badan kaca. Endoftalmitis
eksogen terjadi akibat trauma tembus atau infeksi sekunder pada tindakan pembedahan yang
membuka bola mata. Endoftalmitis endogen akibat penyebaran bakteri, jamur atau parasit
dari fokus infeksi dalam tubuh. Peradangan oleh bakteri memberikan gambaran berupa rasa
sakit yang sangat, kelopak mata merah dan bengkak, bilik mata depan keruh, kadang disertai
hipopion. Di dalam badan kaca dapat ditemukan massa putih abu-abu hippion ringan dan
bentuk abses satelit di dalam badan kaca.
G. Pencegahan Jika pernah mengalami operasi katarak, pencegahan resiko terjadinya infeksi
dengan cara mengikuti instruksi dokter tentang perawatan mata setelah operasi dan juga
kontrol yang teratur ke dokter mata untuk mengetahui perkembangan perbaikan mata setelah
operasi. Untuk mencegah endoftalmitis yang disebabkan karena trauma mata, gunakan
pelindung mata di tempat kerja dan saat berolahraga berat. Kacamata pelindung atau helm
dapat melindungi dari terjadinya trauma pada mata di tempat kerja. H. Komplikasi Kebutaan
inflamasi ( Brunner dan Suddarth, 2001) Analisa Data a. Data fokus 1). Nyeri (ringan sampai
berat) 2). Fotofobia (sensitif terhadap cahaya) atau blepharospasme (kejang kelopak mata) 3).
Ketajaman pengelihatan 2. Diagnosa Keperawatan a. Nyeri pada mata berhubngan dengan
proses peradangan dan inflamasi b. Gangguan penglihatan berhubungan proses peradangan c.
Gangguan citra tubuh berhubung dengan hilangnya penglihatan 3. Fokus Intervensi a. Nyeri
pada mata berhubngan dengan proses peradangan dan inflamasi Tujuan yang diharapkan
Keadaan nyeri pasien berkurang Intervensi 1). Beri kompres basah hangat Rasionalisasi :
Mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan, dan membersihkan mata 2). Beri irigasi
Rasionalisasi : untuk mengeluarkan sekret, benda asing/kotoran dan zat-zat kimia dari mata
(Barbara C .Long, 1996) 5). Beri obat untuk megontrol nyeri sesuai resep Rasionalisasi :
pemakaian obat sesuai resep akan mengurangi nyeri (Brunner dan Suddarth, 1996) b.
Gangguan penglihatan berhubungan proses peradangan Tujuan yang diharapkan
Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu. Intervensi 1). Tentukan
ketajaman, catat apakah satu atau kedua mata terlibat Rasionalisasi : kebutuhan individu dan
pilihan intervensi bervariasi sebab kehilangan penglihatan terjadi lambat dan progesif, bila
bilateral, tiap mata dapat berlanjut pada laju yang berbeda tetapi, biasanya hanya satu mata
diperbaiki per prosedur. 2). Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain
diareanya Rasionalisasi : Memberikan peningkatan kenyamanan dan kekeluargaan
menurunkan cemas. (Marilynn E. Doenges, 2000) c. Gangguan citra tubuh berhubung dengan
hilangnya penglihatan Tujuan yang diharapkan Menyatakan dan menunjukkan penerimaan
atas penampilan tentang penilaian diri
Intervensi 1). Berikan pemahaman tentang kehilangan untuk individu dan orang dekat,
sehubungan dengan terlihatnya kehilangan, kehilangan fungsi, dan emosi yang terpendam
Rasionalisasi : Dengan kehilangan bagian atau fungsi tubuh bisa menyebabkan individu
melakukan penolakan, syok, marah, dan tertekan 2). Dorong individu tersebut dalam
merespon terhadap kekurangannya itu tidak dengan penolakan, syok, marah,dan tertekan
Rasionalisasi : Supaya pasien dapat menerima kekurangannya dengan lebih ikhlas 3). Sadari
pengaruh reaksi-reaksi dari orang lain atas kekurangannya itu dan dorong membagi perasaan
dengan orang lain. Rasionalisasi : Bila reaksi keluarga bagus dapat meningkatkan rasa
percaya diri individu dan dapat membagi perasaan kepada orang lain. 4). Ajarkan individu
memantau kemajuannya sendiri Rasionalisasi : Mengetahui seberapa jauh kemampuan
individu dengan kekurangan yang dimiliki (Lynda Jual Carpenito, 1998)
BAB III A. Kesimpulan Mata merupakan bagian yang sangat peka. mata dapat terjadi infeksi
mata/radang mata yang disebabkan oleh virus, bakteri, trauma, penyakit sistemik, ataupun
sensitivitas terhadap suatu zat. Seperti halnya endoftalmitis, Endoftalmitis atau abses korpus
vitreus adalah peradangan berat dalam bola mata, biasanya akibat trauma atau bedah, atau
endogen akibat sepsis. Berbentuk radang supuratif dalam bola mata, dan akan mengakibatkan
abses di badan kaca. Endoftalmitis eksogen terjadi akibat trauma tembus atau infeksi
sekunder pada tindakan pembedahan yang membuka bola mata. Endoftalmitis endogen akibat
penyebaran bakteri, jamur atau parasit dari fokus infeksi dalam tubuh. Peradangan oleh
bakteri memberikan gambaran berupa rasa sakit yang sangat, kelopak mata merah dan
bengkak, bilik mata depan keruh, kadang disertai hipopion. Di dalam badan kaca dapat
ditemukan massa putih abu-abu hippion ringan dan bentuk abses satelit di dalam badan kaca.
B. Saran 1. Untuk klien yang terkena penyakit peradangan pada mata, penulis berharap klien
segera berobat atau peradangan tersebut segera diobati agar tidak terjadi kerusakan pada mata
atau komplikasi-komplikasi yang lain
2. Kita harus menjaga kebersihan mata dan menghindari kosmetik yang berlebihan, karena
kosmetik yang berlebihan merupakan faktor pendukung terjadinya peradangan pada mata