PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan
individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian dari
keluarga dan di keluarga juga semua dapat diekspresikan tanpa hambatan yang berarti. Pada
tahun 1960, keluarga di Indonesia sekitar 30 juta, tahun 1990-an menjadi 35-40 juta, dan pada
awal abad ke-21 diperkirakan berlipat jumlahnya menjadi 60-65 juta (BKKBN, 1996 dalam
Suprajitno, 2004).
Menurut UU No.10 tahun 1992 dalam Suprajitno, 2004 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri dari suami-istri, atau suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
anaknya.
Keluarga adalah kelompok individu manusia yang melakukan interaksi yang pastinya
memiliki suatu masalah-masalah kesehatan di dalamnya. Perawatan kesehatan keluarga adalah
tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada keluarga sebagai kesatuan
dengan sehat sebagai tujuan keperawatan sebagai sarananya.
Berbagai fenomena di dalam keluarga yang tercermin dalam masalah kesehatan keluarga
yang ada memiliki kaitan yang erat dengan tugas keluarga khususnya dalam bidang kesehatan.
Hal ini dimuali dengan pengenalan masalah kesehatan, penentuan tindakan kesehatan yang tepat,
merawat keluarga yang mengalami gangguan, modifikasi lingkungan, dan pemanfaatan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada.
Prioritas tertinggi dari keluarga adalah kesejahteraan anggota keluarganya. Hal ini
tercapai apabila fungsi-fungsi dari keluarga yang untuk memenuhi kebutuhan tiap individu yang
ada dalam keluarga dapat tercapai dan terpenuhi.
Keluarga Tn. S yang beralamatkan di RT 4 RW 1 dsn Sawentar Ds sawentar menjadi
studi kasus dalam asuhan keperawatan keluarga saat ini karena ada beberapa alasan yang
mendukung dijadikannya keluarga Tn. S sebagai sasaran dalam Asuhan Keperawatan Keluarga
diantaranya yaitu :
1. Keluarga Tn. S merupakan keluarga resiko tinggi kesehatan karena di
dalamnya terdapat usia lanjut
2. Diantara keluarga Tn. S ada yang menderita penyakit hipertensi dan keju linu
(Tn. S).
B. Pembahasan masalah
Asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn. S diprioritaskan pada diagnosa
keperawatan pertama yaitu gangguan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan keluarga (pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, pencegahan, perawatan pada penderita hipertensi).
C. Tujuan
1.1.1 Tujuan umum
Keluarga Tn. S mau dan mampu meningkatkan derajat kesehatannya melalui pemberian
asuhan keperawatan keluarga.
1.1.2 Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang terjadi di dalam keluarga Tn. S
2. Menganalisa dan merumuskan masalah keperawatan yang terjadi pada keluarga Tn. S,
kemudian menentukan prioritas masalah melalui skoring dengan keluarga.
3. Menyusun rencana tindakan keperawatan keluarga.
4. Memberikan implementasi pendidikan kesehatan dan memberikan fasilitas perawatan
kesehatan.
5. Mengevaluasi terhadap asuhan keperawatan keluarga yang diberikan kepada keluarga Tn.
S
D. Manfaat
1.1.3 Mahasiswa
1. Untuk melatih dan membiasakan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah kesehatan
keluarga melalui Asuhan Keperawatan Keluarga.
2. Untuk meningkatkan ketrampilan berfikir kritis dalam menyelesaikan masalah kesehatan
keluarga dengan melalui Asuhan Keperawatan Keluarga.
1.1.4 Keluarga
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan sendiri.
Sehingga tercipta peningkatan status dan derajat kesehatan keluarga yang optimal.
BAB 2
METODE
2.1 Lokasi
Praktek lapangan Keperawatan Kesehatan Keluarga bagi mahasiswa semester VI Program
Studi Keperawatan Blitar Politeknik Kesehatan Depkes Malang bertempat di wilayah Puskesmas
Kanigoro. Dalam penyusunan Asuhan Keperawatan keluarga ini mengambil studi kasus dengan
sasaran keluarga Tn. S yang beralamatkan di RT 4 RWI Dusun Sawentar Desa Sawentar
Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar.
2.2 Strategi
Dalam pelaksanaan praktek lapangan Keperawatan Kesehatan Keluarga ini menggunakan
beberapa strategi, yaitu:
1. Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil (9-10 mahasiswa) dan masing-masing
mendapatkan wilayah praktek berbeda sesuai dengan wilayah RW yang telah ditentukan
dalam kegiatan PKMD sebelumnya.
2. Setiap mahasiswa melakukan Asuhan Keperawatan Keluarga secara individu dan wajib
mendokumentasikan Asuhan Keperawatan tersebut.
3) Genogram :
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal 1 rumah
: cerai
: Meninggal dunia
4) Bentuk keluarga
Keluarga Tn. S berbentuk keluarga inti
5) Latar belakang budaya / etnis
Keluarga Tn. S berlatar belakang budaya / etnis Jawa
6) Identifikasi religius
Seluruh anggota keluarga Tn. S beragama Islam
7) Status dan kelas sosial
Walaupun memiliki rumah yang besar dan pekarangan yang cukup luas keluarga Tn. S
termasuk keluarga kurang mampu karena sumber penghasilan keluarga hanya berasal dari
anaknya yang bekerja sebagai penjahit dengan penghasilan perbulan sekitar Rp. 300.000,-
8) Aktivitas rekreasi / waktu luang keluarga
Pada waktu luang terutama pada waktu sore hari keluarga Tn. S biasanya nonton Tv
bersama sambil ngobrol.
b. Riwayat dan Tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan usia lanjut.
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tidak ada
3) Riwayat kesehatan keluarga inti
Tn. S pernah menderita penyakit kencing manis ± 6 tahun yang lalu. Tn. S juga pernah
operasi prostat pada tahun 2000 di RS Mardi Waluyo. Saat ini Tn. S masih menjalani
pengobatan alternatif. Saat pengkajian Tn. S mengatakan saat ini mengeluh kelelahan.
Ny. S saat ini menderita penyakit darah tinggi. ± 1 tahun yang lalu Ny. S pernah di rawat
di RS Budi Rahayu karena tidak bisa bicara, karena tidak cepat sembuh akhirnya keluarga
memutuskan untuk mencoba pengobatan alternatif akhirnya sembuh. Saat ini Ny. S masih
menjalani pengobatan alternatif.
Ny. Sn belum pernah dirawat di RS tetapi pernah mengalami operasi kecil yaitu operasi
benjolan pada punggung.
4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Ny. S mengatakan ada anggota keluarganya yang menderita penyakit darah tinggi yaitu
ayahnya.
c. Data lingkungan
1) Karakteristik rumah
Luas rumah Tn. S ± 150 m² (15 X 10 m) yang terdiri dari 6 kamar tidur, 1 ruang menjahit,
ruang tamu, ruang keluarga dan dapur sedangkan untuk kamar mandi terdapat di belakang
rumah. Tipe bangunan yang ditempati permanen. Keadaan lantai terbuat dari plester yang
lembab dengan kebersihan cukup. Pencahayaan untuk bagian depan cukup sedangkan
untuk bagian belakang kurang. Jumlah jendela 6 buah dengan ukuran 2 X 1 m. kamar
tidur berukuran 2 X 3 m. Sumber air minum berasal dari sumur (sanyo). WC berupa
septic tank, jarak pembuangan dengan sumber air < 10 m.
Denah rumah :
12
Keterangan :
U 7 8 9 11 1 : Ruang tamu
2 : Ruang jahit
3,4 : Kamar tamu
5 7,8 : Kamar tamu
6 10 5,9 : Kamar keluarga
6 : Ruang keluarga
10 : Ruang makan
11 : Dapur
4 12 : kamar mandi
3 1
d. Struktur keluarga
1) Struktur peran
Tn. S berperan sebagai KK walaupun sudah tidak bekerja lagi. Ny. S berperan sebagai ibu
rumah tangga sedangkan Ny. Sn berperan sebagai tulang punggung keluarga dalam
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
2) Nilai dan norma
Norma yang berlaku dalam keluarga sesuai dengan norma yang berlaku di lingkungan
masyarakat. Saat ada anggota keluarga sakit keluarga lebih memilih untuk dibawa berobat
ke Rumah Sakit atau petugas kesahatan (mantri) daripada dibawa ke dukun. Keluarga
juga memperhatikan kebersihan lingkungannya.
3) Pola komunikasi keluarga
Tn. S selalu mengadakan musyawarah untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
4) Struktur kekuatan keluarga
Tn. S sekeluarga selalu mengingatkan kepada anggota keluarga yang lain untuk menjaga
kesehatannya dan menghindari makanan yang merusak kesehatan dan menghindari rokok.
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi ekonomi
Menurut keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari keluarga merasa kurang
karena sumber penghasilan hanya berasal dari Ny. Sn yang bekerja sebagai penjahit
dengan penghasilan perbulan sekitar Rp. 300.000,-.
2) Fungsi mendapatkan status sosial
Tn. S sekeluarga selalu berusaha untuk berbuat baik dengan tetangga dan bertingkah laku
sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
3) Fungsi pendidikan
Tn. S mengajarkan kepada anak-anaknya untuk berbuat baik terhadap sesama, tidak
durhaka kepada orang tua dan hormat kepada orang yang lebih tua.
4) Fungsi sosialisasi
Hubungan keluarga dengan tetangga baik. Keluarga Tn. S saling membantu dengan
tetangga bila ada yang membutuhkan. Hubungan antar anggota keluarga baik.
5) Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan
a) Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Tn. S sekeluarga cukup mampu untuk mengenal masalah kesehatannya. Ny. S
misalnya karena mempunyai tekanan darah tinggi Ny. S menghindari untuk makan
daging kambing dan menghindari makanan yang berlemak. Akan tetapi saat ditanya
penyebab dan tanda dari penyakit darah tinggi keluarga tidak mampu menjawab.
b) Kemampuan mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Bila ada anggota keluarga yang sakit anggota keluarga yang lain berusaha untuk
segera mencari obat baik dengan cara mendatangi petugas kesehatan (mantri) atau
dibawa ke rumah sakit.
c) Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit dengan membawa ke petugas
kesehatan atau dibawa ke rumah sakit.
d) Kemampuan keluarga memelihara / memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
Setiap hari keluarga Tn. S selalu membersihkan rumah untuk menjaga kesehatan.
Saat ada keluarga yang sakit keluarga yang lain mampu menciptakan lingkungan
yang aman dan tenang.
e) Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga mampu memanfaatkan Puskesmas dan tenaga kesehatan (mantri) terdekat
untuk sekedar mengontrol kondisi kesehatannya.
6) Fungsi reproduksi
Tn. S dan Ny. S mepunyai 7 orang anak. Saat ini anak yang masih hidup berjumlah 5
orang sedangkan 2 orang lannya telah meninggal. Ny. Sn mempunyai 2 orang anak. Anak
yang pertama telah menikah dan tinggal di rumah sendiri sedangkan anak yang kedua ikut
kakaknya. Ny. Sn telah bercerai dengan suaminya sejak 1 tahun yang lalu.
7) Fungsi afeksi
Keluarga mengatakan berusaha memelihara hubungan baik antar anggota keluarga dan
bila ada anggota keluarga lain yang membutuhkan maka anggota keluarga akan
membantu.
f. Stress dan koping
1) Stressor jangka pendek dan panjang
Keluarga mengatakan saat ini memikirkan masalah kesehatan yang terjadi pada
keluarganya yaitu penyakit Ny. S selain itu keluarga juga bingung mengenai masalah
ekonomi keluarga yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
2) Kemampuan keluarga dalam berespon terhadap stressor
Anggota keluarga berusaha untuk memberikan dorongan dan semangat kepada anggota
keluarga yang memiliki masalah. Keluarga selalu berusaha untuk menyelesaikan masalah
keluarga dengan jalan musyawarah. Keluarga juga tak lupa untuk berdoa agar diberi jalan
keluar yang terbaik.
3) Strategi koping yang digunakan
Bila ada anggota keluarga yang sakit keluarga membawa ke petugas kesehatan atau
rumah sakit terdekat.
4) Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga selalu mengingatkan pada Ny. S untuk menghindari makanan yang
menyebabkan tekanan darah tinggi seperti daging kambing.
Kriteria Dx 1 Dx 2 Dx 3
Skore Pembenaran Skore Pembenaran Skore Pembenaran
1. Sifat masalah (bobot 1) 3/3 x 1 Saat ini Ny. S sedang 2/3 x 1 Tn. S tidak 3/3 x 1 Kondisi ruangan
Skala : =1 merasakan tanda-tanda = 2/3 mengetahui =1 yang gelap dapat
dari penyakit hipertensi tentang masalah menyebabkan
3 = aktual timbulnya
2 = resiko yang apabila tidak kesehatannya
penyakit
segera ditangani akan
1 = keadaan sejahtera
berbahaya
2. Kemungkinan masalah dapat 1/1 x 2 Keluarga tidak
Ny. S masih sulit untuk 1/2 x 2 Tn. S merasa 1 x 2 merasa dampak
diubah (bobot 2) =1 mengurangi pikirannya = 1 penyakitnya =2 negatif dari
Skala : (sedang banyak pikiran) karena faktor usia gelapnya ruangan.
2 = mudah
1 = sebagian
0 = tidak dapat
Terjadinya ancaman 2/3 x 1 Dapat dicegah 1/3 x 1 Kurangnya
3. Potensi masalah untuk dicegah 2/3 x 1 kemauan keluarga
(bobot 1) = 2/3 kesehatan dapat dicegah = 2/3 dengan = 1/3 dan tidak begitu
Skala : dengan memperhatikan memberikan
perhatianya
konsumsi makanan penyuluhan
3 = tinggi keluarga dengan
mengenai masalah yang
2 = cukup penyakitnya dihadapi.
1 = rendah
4. Menonjolnya masalah (bobot 2/2 x 1 Keluarga mengetahui 1/2 x 1 Tn. S merasa 0/2 x 1 Keluarga merasa
1) =1 bahwa penyakit HT bila = 1/2 penyakitnya dapat = 0 keadaan tersebut
Skala : tidak segera ditangani diatasi dengan tidak begitu
2 = berat, segera ditangani akan dapat banyak istirahat. dirasakan
1 = tidak perlu segera ditangani menyebabkan stroke
0 = tidak dirasakan
Total 3 2/3 2 5/6 3 1/3
b. Prioritas diagnosa keperawatan keluarga