Anda di halaman 1dari 36

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan komu


nitas yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga. Dalam
sebuah keluarga biasanya dijumpai permasalahan kesehatan. Misalnya pada
keluarga Tn “R” dan Tn “D” terdapat lebih dari satu masalah.

Keluarga Tn “R” terdiri dari empat anggota keluarga yaitu Tn


“R”sebagai kepala keluarga, seorang istri, dua orang anaknya yang masing –
masing berumur 4 tahun dan 11 bulan, dengan dua permasalahan kesehatan
yaitu: anak kedua Tn.R tidak mendapatkan Asi Eksklusif dan kurangnya
pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang Penyakit Menular Seksual
(PMS) dan pentingnya pemeriksaan papsmear.

Keluarga Tn”D” terdiri dari Tiga anggota keluarga yaitu Tn“D”


sebagai kepala keluarga, seorang istri, dan seorang anak yang berumur 10
bulan, dengan dua permasalahan kesehatan yaitu istri tidak menjadi Akseptor
KB, dan kurangnya pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang Penyakit
Menular Seksual (PMS) dan pentingnya pemeriksaan papsmear.

Diantara masalah-masalah tersebut salah satunya akan dijadikan sebagai


masalah prioritas dan masing-masing masalah dapat diselesaikan dengan baik.
2

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam keluarga sehingga
terwujud keluarga sehat dan sejahtera.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang Asi Eksklusif
b. Untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang Keluarga Berencana
c. Untuk meningkatkan pengetahuan PUS tentang PMS dan pentingnya
pemeriksaan papsemar.
.
3

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Komunitas


1. .Definisi pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang
berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh
bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga
berkualitas, bahagia dan sejahtera

2. Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas


Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian dari upaya kesehatan
keluarga. Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya
kesehatan di masyarakat yang ditujukan kepada keluarga. Penyeleng
garaan kesehatan keluarga bertujuan untuk mewujudkan keluarga kecil,
sehat, bahagia dan sejahtera. Kesehatan anak diselenggarakan untuk mewu
judkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Jadi tujuan dari pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatkan
kesehatan ibu, bayi, anak balita dan PUS di dalam keluarga sehingga ter
wujud keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu.

B. Konsep Manajemen Asuhan Keluarga


Proses pemecahan masalah kesehatan klien dapat diatasi oleh bidan dengan
menggunakan suatu metode pendekatan manajemen yaitu suatu metode yang
4

digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari langkah-langkah pemeca


han masalah serta melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasiennya dari
gangguan kesehatan.
Langkah-langkah kebidanan komunitas:
1. Analisis
Tujuan analisis adalah menggunakan data yang terkumpul dan mencari
kaitan satu dengan lainnya sehingga ditemukan berbagai masalah, melalui
proses analisis ditemukan jawaban tentang hubungan antara penyakit atau
kasus kesehatan dengan lingkungan keadaan sosial budaya (perilaku).
Pelayanan kesehatan serta faktor keturunan yang berpengaruh terhadap
kesehatan.
2. Perumusan Masalah\
Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil analisis. Dalam
rumusan masalah mencakup masalah utama dan penyebabnya serta masalah
potensial.
3. Rencana dan Tindakan
Bila sudah diketahui masalah utama serta penyebannya, maka disusun
rencana dan tindakan yang dilakukan. Tindakan dilakukan berdasar kan
rencana yang disusun:
4. Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan kesempurnaan antara
hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu pengkajian
dinyatakan berhasil bila evaluasi menunjukan data yang sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai. Bila tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji kembali
penyebabnya. Bila kegiatan berhasil mencapai tujuan maka identifikasi
dilakukan dalam mengantisipasi kemungkinan terjadi masalah lain yang
timbul akibat keberhasilan tersebut.
5

C. Konsep Permasalahan Keluarga

Setelah dilakukan pengkajian, ditemukan prioritas masalah atau masalah


utama dalam keluarga Tn”R” yaitu kurangnya pengetahuan tentang konsep PMS
dan pentingnya Papsmear serta tidak mendapat ASI Eksklusif. Sedangkan dalam
keluarga Tn”D” prioritas masalah atau masalah utama dalam keluarga tersebut
yaitu kurangnya pengetahuan tentang PMS dan Papsmear serta Ibu tidak menjadi
Akseptor KB

.
6

BAB III

TINJAUAN KASUS

I. Tinjauan Kasus Keluarga Tn”R”


A. Pengkajian Data
1. Struktur dan Sifat Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn”R”

Umur : 27 tahun

Nikah /lamanya : 1 x / 4 tahun

Pendidikan : SD

Agama : Islam

Suku : Makassar

Pekerjaan : Wiraswasta

Penghasilan : Rp. 2.800.000 / bulan

Alamat : Dusun Kaburu Barat


7

b. Identitas Anggota Keluarga

Nama Hub. L/P Gol Umur Pendapatan Agama Pendidikan/ Imunisasi


keluar . pekerjaan BCG HB DPT Polio campak
ga Da 123 123
Ny Istri P - 25 thn - Islam SD/IRT
“A”
Anak Anak L - 4 thn - Islam TK √ √ √ √ √
“Z”
Anak Anak P - 11 bln - Islam Belum √ √ √ √ √
“R” sekolah
8

c. Genogram

65 60 65 62
0 0

25 33 33 30 27

4 11
Bln

: Asma

: Laki – laki

: Perempuan ……… : Tinggal serumah

: Meninggal : Garis
: Garis keturunan
: Klien
9

2. Faktor Sosial, Ekonomi dan Budaya


a. Konsep diri
Keluarga selalu bersikap terbuka, dan selalu menerima dan mau
diajak bekerjasama.
b. Interaksi dalam keluarga dan lingkungan
Pola interaksi keluarga dan lingkungan sangat baik, komunikasi
biasa menggunakan bahasa Indonesia melayu dan bahasa selayar
c. Sumber daya keluarga
Pencari nafkah dalam keluarga adalah suami dengan penghasilan
Rp.2.800.000,00 setiap bulan dengan pengelolahan kebutuhan
rumah tangga adalah istri.
d. Kebiasaan budaya dalam keluarga
Kebiasaan dalam keluarga dalam setiap mengambil keputusan
selalu dimusyawarahkan terlebih dahulu, dan kebiasaan gotong
royong dalam keluarga selalu diterapkan, kadang suami mem
bantu ibu dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga maupun
mengurus anak.

3. Status Kesehatan Keluarga


a. Data Kesehatan Ibu
1) Karakteristik ibu
Pengetahuan ibu tentang pentingnya imunisasi sudah bagus.
Imunisasi bayi lengkap sesuai umur. Setiap bulan selalu
memeriksakan bayinya ke Puskesmas Barugaiya. Pengeta
huan ibu kurang tentang Asi eksklusif, bayinya hanya diberi
ASI selama 3 bulan. Ibu tidak menggunakan alat kontra
sepsi karena ibu memiliki penyakit Asma sehingga alat
kontrasepsi yang bisa digunakan hanya IUD sedangkan ibu
takut menggunakan IUD. Ibu mengerjakan pekerjaan rumah
10

tangga seperti: memasak, mencuci, membersihkan rumah


serta menjaga anak. Suami turut membantu peker jaan
rumah istri jika suami sedang ada di rumah. Ibu berencana
akan menimbang bayinya tanggal 12 Mei 2018 di Poskesdes
Kaburu.
2) Riwayat Kesehatan
Ibu mengalami penyakit Asma sejak umur17 tahun.
Kondisi tersebut tidak membuat klien harus dirawat di RS
3) Keluarga Berencana
Ibu menggunakan jenis kontrasepsi alamiah berupa:
senggama terputus (Coitus Interuptus)
b. Kesehatan Reproduksi
Pengetahuan keluarga tentang Penyakit Menular Seksual
(PMS) masih kurang, dan keluarga tidak ada riwayat menderita
PMS, ibu dan keluarga belum pernah mendengar dan melakukan
pemeriksaan Papsmear.
c. Data Kesehatan Balita
Balita diimunisasi dasar lengkap. Bayi tidak mendapat ASI
Eksklusif.
d. Data Kesehatan Bayi
Bayi dilahirkan di Puskesmas Barugaiya. Persalinan normal
dengan berat lahir 3.500 gr. Bayi tidak pernah mengalami sakit.
Bayi telah mendapatkan imunisasi HB0, BCG, polio 1, DPT /
HB1, polio 2, DPT/ HB 2 dan polio 3, DPT/HB 3 dan polio 4 dan
Campak. Ibu rajin membawa bayinya ke Posyandu, pertumbuhan
dan perkembangan bayi cukup baik (tidak ada masalah).
e. Data Kesehatan Anak
Selama tiga bulan terakhir ini anaknya tidak pernah sakit.
11

f. Kesehatan Lingkungan
1) Dena Rumah

A A B
C

TV
C

Keterangan :
A : Kamar Mandi
B : Dapur
C : Kamar Tidur
D : Kamar Mandi
E : Pintu Masuk

Bentuk Rumah : permanen


Ventilasi : Cukup baik, pertukaran udara baik,
ruangan dalam rumah cukup
mendapat cahaya matahari.
2) Sumber Air Bersih
Keluarga menggunakan sumber air bersih (PDAM) dan
sumur dan sumber air minum dimasak sendiri.
3) Jamban Keluarga
Keluarga mempunyai jamban dan kamar mandi sendiri
dengan jamban model jongkok.
12

4) Tempat pembuangan sampah


Sampah rumah tangga dibuang di belakang rumah dan
dibakar.
5) Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Rumah memiliki SPAL yang terbuka di dalam rumah, dan
dialirkan ke belakang rumah.

g. Pola Hidup Sehari- hari


1) Nutrisi
Jenis makanan yang dikonsumsi yaitu nasi, lauk (ikan,
tahu, tempe), sayur (kangkung, sawi, kol, dll), buah
(pisang) dengan frekuensi makan 3 kali sehari dan kadang-
kadang minum susu.
2) Istirahat
Kebiasaan keluarga istirahat siang sekitar 1-2 jam setelah
makan siang, dan malam istirahat biasanya mulai pukul
22.00 wita sd pukul 05.00 wita.
3) Personal hygiene
Penampilan umum ibu dan keluarga tampak bersih, kebia
saan mandi 1-2 kali sehari, ibu keramas setiap 2 kali se
minggu, anggota keluarga lain keramas 2 kali seminggu
dan menggosok gigi setiap kali mandi pagi dan sebelum
tidur, keluarga terbiasa menggunakan alas kaki saat keluar
rumah.
4) Aktivitas
Sehari- hari aktivitas suami adalah wiraswasta yang keluar
bekerja sesuai dengan panggilan kerja. Aktivias ibu men
gerjakan pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak sam
bil dibantu oleh ibu kandungnya dan suami jika berada di
13

rumah sedangkan aktivitas anak adalah bermain dengan


teman-teman sebaya, terkadang menjaga adiknya.
5) Fasilitas hiburan
Keluarga memiliki sarana hiburan keluarga televisi 20 inci.
B. Perumusan Diagnosa / Masalah Kesehatan Keluarga
1. Analisis
Bayi tidak mendapatkan ASI Eksklusif
a. Data Subjektif
1) Ibu memberikan ASI kepada bayinya sampai usia 3 bulan.
2) Ibu takut memberikan ASI ke bayinya karena takut penyakit
asmanya menular ke bayinya melalui air susunya.
3) Bayi meminum susu formula dari umur 3 bulan sampai sekarang.
b. Data Objektif
Tidak ada data yang mendukung
2. Analisis
Ibu dan keluarga tidak pernah mendengar tentang penyakit menular sek
sual dan papsmear .
a. Data subjektif
1) Ibu tidak pernah mendengar tentang penyakit menular seksual.
2) Ibu belum pernah mendengar tentang pemeriksaan papsmear.
b. Data objektif
1) Pengetahuan kurang tentang penyakit menular seksual (PMS) dan
pemeriksaan Papsmear.
3. Perumusan Masalah
a. Bayi tidak mendapatkan ASI Eksklusif
b. Ibu dan keluarga tidak pernah mendengar tentang penyakit menular
seksual dan papsmear.
14

4. Prioritas Masalah
a. Bayi tidak mendapatkan ASI Eksklusif
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Bayi yang tidak eksklusif
1 Sifat Masalah 2/3 x 1 0,67 kekebalan tubuhnya
rendah
Kemungkinan
2 masalah dapat 0/2 x 2 0 Tidak dapat diubah
diubah
Potensi
3 masalah dapat 1/3 x 1 0.33 Tidak dapat dicegah
dicegah
Ibu tidak menganggap
Menonjolnya bahwa tidak ASI
4 0/2 x 1 0
masalah Eksklusif adalah suatu
masalah
Total skor 1,00

b. Ibu dan keluarga tidak pernah mendengar tentang penyakit menular


dan Papsmear

No. Criteria Perhitungan Skor Pembenaran

Merupakan ancaman
1. Sifat masalah 2/3 X 1 0,66
kesehatan
Masalah dengan
Kemungkinan mudah dapat di ubah
2. masalah dapat 2/2 X 2 2 karena sarana dan
diubah prasarana kesehatan
cukup.
Pengalihan
Potensi masalah
3. 3/3 X 1 1 pengetahuan cukup
untuk dicegah
mudah dilakukan
Menonjolnya PUS tidak mengetahui
4. 2/2 X 1 1
masalah masalah tersebut
Total skor 4,66
15

Setelah dilakukan pembobotan maka proritas masalah pada keluarga Tn”R”


adalah:

1. Ibu dan keluarga tidak pernah mendengar tentang penyakit menular seksual
dan Papsmear.
2. Tidak mendapatkan ASI Eksklusif

C. Perencanaan Intervensi Masalah Kesehatan Keluarga


1. Berikan informasi kepada ibu tentang konsep PMS dan pentingnya
Papsmear.
2. Berikan informasi kepada ibu tentang Asi Eksklusif

D. Pelaksanaan Intervensi
1. Memberi informasi kepada ibu tentang konsep PMS dan pentingnya Pap
smear.
2. Memberi informasi kepada ibu tentang Asi Eksklusif

E. Evaluasi
1. Ibu mengerti tentang macam-macam penyakit menular seksual, cara penu
laran, ciri-ciri, dan cara menghindari.
2. Ibu mengerti tentang manfaat dan pentingnya Asi Eksklusif untuk anaknya
16

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KELUARGA

DUSUN KABURU BARAT


TANGGAL 26 APRIL 2018

A. Data Subjektif
1. Ibu tidak pernah mendengar tentang penyakit menular seksual..
2. Ibu belum pernah mendengar tentang pemeriksaan papsmear.
B. Data Objektif
Tidak ada data yang mendukung
C. Analisis
Tidak pernah mendengar tentang penyakit menular seksual dan pemeriksaan
papsmear
D. Pelaksanaan
1. Memberikan informasi kesehatan tentang PMS
2. Memberikan informasi tentang pentingnya pemeriksaan papsmear.
17

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KELUARGA

DI DUSUN KABURU BARAT

TANGGAL 02 MEI 2018

A. Subjektif
1. Ibu memberikan ASI kepada bayinya sampai usia 3 bulan.
2. Ibu takut memberikan ASI ke bayinya karena takut penyakit Asmanya menular
ke bayinya lewat air susunya.
3. Bayi meminum susu formula dari umur 3 bulan sampai sekarang.
B. Objektif
Tidak ada data yang mendukung.
C. Assassement
Tidak mendapatkan Asi Eksklusif
D. Penatalaksanaan
1. Memberikan informasi kepada ibu tentang terminologi ASI ekslusif
2. Memberikan Informasi kepada ibu mengenai manfaat dan pentingnya Asi
Eksklusif
18

II. Tinjauan Kasus Keluarga Tn”D”


A. Pengkajian Data
1. Struktur dan Sifat Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn.”D”

Umur : 32 tahun

Nikah/lamanya : 1x / ±6 thn

Pendidikan : SMP

Agama : Islam

Suku : Makassar

Pekerjaan : Pelayaran

Penghasilan : Rp. 3.000.000 / bulan

Alamat : Dusun Kaburu Barat


19

b. Identitas Anggota Keluarga

Nama Hub. L/P Gol Umur Pendapatan Agama Pendidi Imunisasi


keluarga . kan/ BCG HB DPT Polio Campak
Da pekerjaa 123 123
n
Ny “J” Istri P - 29 thn - Islam SD/IRT
Anak Anak L - 10 bln - Islam Blm √ √ √ √ √
“A” sekolah
20

a. Genogram

60 68
0

40 35 29 32
? ? 35

10
Bln

: Laki – laki

: Perempuan ……… : Tinggal serumah

: Meninggal : Garis hubungan

: Klien : Garis keturunan


4. Faktor Sosial, Ekonomi dan Budaya
a. Konsep diri
Keluarga selalu bersikap terbuka, dan selalu menerima dan
mau diajak bekerjasama.
b. Interaksi dalam keluarga dan lingkungan
Pola interaksi keluarga dan lingkungan sangat baik, komunikasi
biasa menggunakan bahasa Indonesia melayu dan bahasa
selayar
c. Sumber daya keluarga
Pencari nafkah dalam keluarga adalah suami dengan
penghasilan Rp.3.000.000,00 setiap bulan dan yang mengelola
kebutuhan ru mah tangga adalah istri.
d. Kebiasaan budaya dalam keluarga
Kebiasaan dalam keluarga dalam setiap mengambil keputusan
selalu dimusyawarahkan terlebih dahulu, dan kebiasaan gotong
ro yong dalam keluarga selalu diterapkan, kadang suami
membantu ibu dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga
maupun meng urus anak.
5. Status Kesehatan Keluarga
a. Data Kesehatan Ibu
1) Karakteristik ibu
Pengetahuan ibu tentang pentingnya imunisasi sudah
bagus. Imunisasi bayi lengkap sesuai umur. Setiap bulan
selalu memeriksakan bayinya ke Posyandu. Ibu tidak
menjadi akseptor KB karena ibu pernah memakai KB
suntik 3 bulan tapi ibu merasa tidak cocok karena nafsu
makannya berku rang. Ibu mengerjakan pekerjaan rumah
tangga seperti me masak, mencuci, membersihkan rumah
serta menjaga anak dengan dibantu oleh ibu kandungnya.
Suami turut memban tu pekerjaan rumah istri jika suami
22

sedang ada di rumah. Ibu berencana akan menimbang


bayinya tanggal 12 Mei 2018 di Poskesdes Kaburu.
2) Riwayat Kesehatan
Ibu tidak mengalami sakit selama 3 bulan terakhir
3) Keluarga Berencana
Ibu tidak menjadi akseptor KB
b. Kesehatan Reproduksi
Pengetahuan keluarga tentang Penyakit Menular Seksual
(PMS) masih kurang, dan keluarga tidak ada riwayat menderita
PMS, ibu dan keluarga belum pernah mendengar dan
melakukan pemeriksaan Papsmear.
c. Data Kesehatan Balita
Balita mendapat imunisasi dasar lengkap.
d. Data Kesehatan Bayi
Bayi dilahirkan di RS Benteng. Persalinan normal dengan
berat lahir 3.300 gr. Bayi tidak pernah mengalami sakit. Bayi
telah mendapatkan imunisasi HB0, BCG, polio 1, DPT / HB1,
polio 2, DPT/ HB 2 dan polio 3, DPT/HB 3 dan polio 4 dan
Campak. Ibu rajin membawa bayinya ke Posyandu,
pertumbuhan dan perkembangan bayi cukup baik (tidak ada
masalah).
e. Data Kesehatan Anak
Selama tiga bulan terakhir ini anaknya tidak pernah sakit.
23

f. Kesehatan Lingkungan
1) Denah Rumah

A B
F
TV

C
E
C

Keterangan :
A : Kamar Mandi
B : Dapur
C : Kamar Tidur
D : Kamar Mandi
E : Pintu Masuk
F : Bak air

Bentuk rumah permanen


Ventilasi cukup baik, pertukaran udara baik, ruangan
dalam rumah cukup mendapat cahaya matahari.
2) Sumber Air Bersih
Keluarga menggunakan sumber air bersih (PDAM) dan
su mur dan sumber air minum dimasak sendiri.
3) Jamban Keluarga
Keluarga mempunyai jamban model jongkok dan kamar
mandi sendiri
4) Tempat pembuangan sampah
Sampah rumah tangga dibuang di belakang rumah dan
diba kar.
5) Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Rumah memiliki SPAL yang terbuka di dalam rumah,
dan dialirkan ke laut di belakang rumah.
24

g. Pola Hidup Sehari- hari


1) Nutrisi
Jenis makanan yang dikonsumsi yaitu nasi, (ikan, ,
tahu,), sayur (kangkung), buah (pisang dan daun kelor)
dengan frekuensi makan 3 kali sehari dan kadang-
kadang minum susu.
2) Istirahat
Kebiasaan keluarga istirahat siang sekitar 1-2 jam
setelah makan siang, dan malam istirahat biasanya
mulai pukul 22.00 wita sd pukul 05.00 wita.
3) Personal hygiene
Penampilan umum ibu dan keluarga tampak bersih,
kebia saan mandi 1-2 kali sehari, ibu keramas setiap 2
kali se minggu, anggota keluarga lain keramas 2 kali
seminggu dan menggosok gigi setiap kali mandi pagi
dan sebelum tidur, keluarga terbiasa menggunakan alas
kaki saat keluar rumah.
4) Aktivitas
Sehari- hari aktivitas suami adalah wiraswaswa yang
keluar bekerja sesuai dengan panggilan kerja. Aktivias
ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan mengurus
anak sambil dibantu oleh ibu kandungnya dan suami
jika berada di rumah sedangkan aktivitas anak adalah
bermain dengan teman-teman sebaya, terkadang
menjaga adiknya.
5) Fasilitas hiburan
Keluarga memiliki sarana hiburan keluarga televisi 20
inci.
25

F. Perumusan Diagnosa / Masalah Kesehatan Keluarga


1. Analisis
Ibu tidak menjadi akseptor KB
a. Data Subjektif
4) Ibu tidak menjadi akseptor KB sekarang
5) Ibu pernah menjadi Akseptor KB Suntik 3 bulan dan berhenti
pada bulan September 2017.
b. Data Objektif
Tidak ada data yang mendukung.
2. Analisis
Pengetahuan ibu kurang tentang penyakit menular seksual dan
papsmear.
a. Data subjektif
1) Ibu tidak pernah mendengar tentang penyakit menular seksual
dan PMS.
2) Ibu belum pernah mendengar tentang pemeriksaan papsmear.
b. Data objektif
1) Pengetahuan tentang penyakit menular seksual (PMS) dan
peme riksaan Papsmear kurang.
3. Perumusan Masalah
a. Ibu tidak menjadi Akseptor KB
b. Pengetahuan tentang PMS dan Papsmear masih kurang.
26

4. Prioritas Masalah
a. Ibu tidak menjadi akseptor KB

No. Criteria Perhitungan Skor Pembenaran

Merupakan ancaman
1. Sifat masalah 2/3 X 1 0,66 kesehatan

Masalah dengan

Kemungkinan mudah dapat di ubah

2. masalah dapat 1/2 X 2 1 karena sarana dan

diubah prasarana kesehatan


cukup.

Pengalihan
Potensi masalah pengetahuan cukup
3. 2/3 X 1 0,66
untuk dicegah mudah dilakukan

Menonjolnya PUS tidak mengetahui


4. 1/2 X 1 0,5 masalah tersebut
masalah

Total skor 2,82


27

b. Kurangnya pengetahuan tentang PMS dan Papsmear.


No. Criteria Perhitungan Skor Pembenaran

1. Sifat masalah 2/3 X 1 0,66 Merupakan ancaman


kesehatan

2. Kemungkinan 2/2 X 2 2 Masalah dengan


masalah dapat mudah dapat di ubah
diubah karena sarana dan
prasarana kesehatan
cukup.

3. Potensi masalah 3/3 X 1 1 Pengalihan


untuk dicegah pengetahuan cukup
mudah dilakukan

4. Menonjolnya 2/2 X 1 1 PUS tidak mengetahui


masalah masalah tersebut

Total skor 4,66

Setelah diadakannya pembobotan maka proritas masalah pada keluarga


Tn”D” adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya pengetahuan tentang PMS dan Papsmear


2. Ibu tidak menjadi Akseptor KB
G. Perencanaan Intervensi Masalah Kesehatan Keluarga
3. Berikan informasi kepada ibu tentang PMS dan Papsmear.
4. Berikan informasi kepada ibu mengenai pentingnya menjarangkan
kehami lan.
5. Berikan informasi kepada ibu tentang konsep Keluarga Berencana.
28

H. Pelaksanaan Intervensi
3. Memberi informasi kepada ibu tentang PMS dan Papsmear.
4. Berikan informasi kepada ibu mengenai pentingnya menjarangkan
kehami lan.
5. Berikan informasi kepada ibu tentang Keluarga Berencana.

I. Evaluasi
3. Ibu mengerti tentang macam-macam penyakit menular seksual, cara
penularan, ciri-ciri, dan cara menghindari penyakit menular seksual.
4. Ibu mengerti dan berencana menjarangkan kehamilanIbu mengerti
tentang macam-macam alat kontrasepsi serta manfaat dan efek
sampingnya dan masih ingin memikirkan mengenai alat kontrasepsi yang
ingin ibu gunakan; ibu berencana memakai alat kontrasepsi PIL
29

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KELUARGA


DI DUSUN KABURU BARAT
TANGGAL 26 APRIL 2018

A. Data Subjektif
1. Ibu tidak pernah mendengar tentang penyakit menular seksual dan PMS.
2. Ibu belum pernah mendengar tentang pemeriksaan papsmear.
B. Data Objektif
Tidak ada data yang mendukung.
C. Analisis
Pengetahuan tentang penyakit menular seksual (PMS) dan pemeriksaan
Papsmear kurang.
D. Pelaksanaan
1. Memberikan informasi kesehatan tentang konsep PMS
2. Memberikan informasi kesehatan tentang pentingnya papsmear.
30

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KELUARGA


DI DUSUN KABURU BARAT
TANGGAL 02 MEI 2018

A. Subjektif
1. Ibu tidak ber-KB sekarang
2. Ibu pernah menjadi Akseptor KB Suntik 3 bulan sejak bulan Juni 2017 dan
berhenti pada bulan September 2017 karena berat badan menurun
B. Objektif
Tidak ada data yang mendukung.
C. Assassement
Ibu tidak menjadi akseptor KB
D. Penatalaksanaan
1. Memberikan informasi kepada ibu mengenai pentingnya menjarangkan
kehamilan.
2. Memberikan informasi kepada ibu tentang Keluarga Berencana.
31

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Kasus pada Keluarga Tn”R”

Setelah dilakukan pengumpulan data pada keluarga Tn”R” maka


ditemukan dua masalah dalam keluarga tersebut yaitu: bayi tidak
mendapatkan ASI Eksklusif, tidak pernah mendengar tentang penyakit
menular seksual dan pentingnya pemeriksaan papsmear.

Saat bayi berumur 3 bulan, ibu menghentikan pemberian ASI karena


pemahaman ibu mengenai penyakit asmanya dapat menurun ke bayinya
melalui air susunya. Berdasarkan teori Asuhan Kebidanan, ASI pertama yang
biasa disebut dengan kolostrum sangat baik untuk pencernaan dan sistem
kekebalan tubuh bayi. Kolostrum tersebut akan menjadi makanan cadangan
bayi sampai 2 hari. ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa
makanan tambahan atau cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh,
dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur
susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan obat.
Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan
memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan
minuman lain, kecuali sirup obat. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi
mulai diberikan makanan pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan
sampai 2 tahun atau lebih. ASI Eksklusif bermanfaat untuk membentuk
Antibodi pada bayi sehingga bayi tidak mudah terserang penyakit,
meningkatkan kecerdasan dan intelegensi serta dapat memaksimalkan
pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Masalah kedua yaitu kurangnya pengetahuan PUS tentang PMS dan


pentingnya pemeriksaan papsmear akan berdampak pada kesehatan
reproduksi, jika dilihat dari umur ibu dan suami yang masih termasuk usia
produktif sangat berpotensi untuk mengalami gangguan kesehatan reproduksi.
32

Oleh karena itu pengetahuan tentang PMS dan pemeriksaan papsmear sangat
penting untuk dimiliki oleh PUS.

Setelah dilakukan pengkajian secara sistematis dan menentukan


prioritas masalah maka pendidikan kesehatan yang dibutuhkan ibu dan
keluarga saat ini adalah pendidikan kesehatan tentang PMS dan pentingnya
pemeriksaan papsmear serta pentingnya pemberian ASI Eksklusif.

B. Pembahasan Kasus pada Keluarga Tn”D”

Setelah dilakukan pengumpulan data pada keluarga Tn.”D” maka


ditemukan dua masalah pada keluarga tersebut yaitu ibu tidak menjadi
akseptor KB, dan kurangnya pengetahuan tentang Pap Smear.

Kurangnya pengetahuan ibu tentang KB merupakan salah satu ancaman


kesehatan, Tujuan umum KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara
pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan
sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain meliputi
pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan
dan kesejahteraan keluarga.
Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan
dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran
seperti: kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.
Adapun beberapa jenis alat kontrasepsi, antara lain :

1. Pil (mini pil dan pil kombinasi) yang mempunyai manfaat tidak
mengganggu hubungan seksual dan mudah dihentikan setiap saat.
Terhadap kesehatan resiko nya sangat kecil.
2. Suntikan (1 Bulan dan 3 Bulan) sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100
perempuan) selama tahun pertama penggunaan. Alat kontrasepsi suntikan
juga mempunyai keuntungan seperti klien tidak perlu menyimpan obat
suntik dan jangka pemakaiannya bias dalam jangka panjang.
33

3. Implant (susuk) yang merupakan alat kontrasepsi yang digunakan


dilengan atas bawah kulit dan sering digunakan pada tangan kiri.
Keuntungannya daya guna tinggi, tidak mengganggu produksi ASI dan
pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan IUD.
4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) merupakan alat kontrasepsi
yang digunakan dalam rahim. Efek sampingnya sangat kecil dan
mempuyai keuntungan efektivitas dengan proteksi jangka panjang 5
tahun dan kesuburan segera kembali setelah pencabutan AKDR.
5. Kondom, merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari
berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami
(produksi hewani) yang dipasang pada alat vital laki-laki saat
berhubungan seksual. Manfaatnya kondom sangat efektif bila digunakan
dengan benar dan murah atau dapat dibeli secara umum.
6. Tubektomi adalah prosedur bedah mini untuk memotong, mengikat atau
memasang cincin pada saluran tuba fallopi untuk menghentikan fertilisasi
(kesuburan) seorang perempuan. Manfaatnya sangat efektif, baik bagi
klien apabila kehamilan akan terjadi resiko kesehatan yang serius dan
tidak ada efek samping dalam jangka panjang.

Masalah kurangnya pengetahuan tentang KB merupakan masalah yang


tidak dirasakan oleh keluarga, karena keluarga terutama di desa masih
menganut kebiasaan-kebiasaan adat istiadat yang dapat merugikan kesehatan.
Hal tersebut juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor misal : pendidikan,
sosial, ekonomi, pengetahuan dan yang paling kuat mempengaruhi adat
istiadat.

Masalah kedua yaitu kurangnya pengetahuan PUS tentang PMS dan


pemeriksaan papsmear akan berdampak pada kesehatan reproduksi, jika
dilihat dari umur ibu dan suami yang masih termasuk usia produktif sangat
berpotensi untuk mengalami gangguan kesehatan reproduksi. Oleh karena itu
pengetahuan tentang PMS dan pemeriksaan papsmear sangat dianggap
penting untuk dimiliki oleh PUS.
34

Setelah dilakukan pengkajian secara sistematis dalam menentukan


prioritas masalah, maka pendidikan kesehatan yang dibutuhkan ibu dan
keluarga saat ini adalah pendidikan kesehatan tentang PMS dan pemeriksaan
papsmear serta pentingnya pemberian ASI Eksklusif.
35

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan komunitas memfokoskan pemberian pelayanan pada
setiap keluarga yang berada dalam wilayah kerjanya.Bentuk pemberian
pelayanan yang dilaksanakan adalah menyelesaikan berbagai permasalahan di
bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak.Kegiatan-kegiatan
tersebut tentunya bertujuan akhir untuk menurunkan angka kematian ibu dan
kematian bayi. Dari berbagai penyuluhan yang telah dilakukan diharapkan
akan mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai permasalahan
kesehatan mereka sehingga diharapkan masyarakat akan lebih mandiri dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di lingkungannya. Begitu juga
dengan keluarga Tn”R” setelah dilakukan beberapa tindakan untuk
menyelesaikan masalah yang ada, kini keluarga Tn”R” semakin lebih
memahami tentang Penyakit menular seksual dan pentingnya pemeriksaan
Papsmear serta pentingnya ASI Eksklusif. Keluarga Tn”R” dapat
menyelesaikan masalah kesehatannya secara mandiri. Begitupun dengan
keluarga Tn”D” setelah dilakukan beberapa tindakan untuk menyelesaikan
masalah yang ada, kini keluarga Tn”D” semakin memahami tentang penyakit
menular seksual dan pentingnya pemeriksaan Papsmear serta Ny”J” sudah
mampu memahami pentingnya Keluarga Berencana (KB) terbukti dengan
keinginan ibu untuk menjadi akseptor KB PIL. Dengan demikian keluarga
Tn”D”dapat menyelesaikan masa lah kesehatannya secara mandiri.
36

B. Saran
1. Kepada Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat menggali lebih dalam mengenai kesehatan
keluarga dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
menyusun laporan asuhan kebidanan pada keluarga.

2. Kepada Keluarga
Dengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan keluarga dapat mengenali
masalah kesehatan serta mampu mencari penyelesaian secara mandiri.
3. Kepada Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan bimbingan yang dapat
memberikan semangat bagi para mahasiswa dalam melakukan praktik dan
menyusun laporan asuhan kebidanan komunitas.

Anda mungkin juga menyukai