Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TAHAP PERKEMBANGAN

KELUARGA DENGAN ANAK MUDA

KEPERAWATAN KELUARGA

Oleh
Lathifa Nur L NIM 142310101012
Yuke Dwi P.S NIM 142310101024
Wahyu Rahmadani NIM 142310101064
Nanda Ema Avista NIM 142310101120

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2017
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37 Telp./ Fax (0331) 323450 Jember
LEMBAR PENILAIAN
JURNAL FHNNONCOMMUNICABLE DISEASES
KEPERAWATAN KELUARGA
PSIK UNIVERSITAS JEMBER T.A 2017/ 2018

NILAI NILAI YANG


NO VARIABEL PENILAIAN
MAKSIMAL DIPEROLEH
1 Pretest dan Posttest 10
2 Kesesuaian jurnal yang dipilih 10
3 Penguasaan materi 30
4 Aplikasi konsep 20
5 Dokumentasi laporan 20
6 Penampilan dan sikap 10
Jumlah 100

Keterangan Nilai:
A: 80 100 (Sangat Baik) C: 60 69 (Cukup) E: 0 49 (Sangat Kurang)
B: 70 79 (Baik) D: 50 59 (Kurang)

Jember, 26 November 2017


Pembimbing Praktikum
PSIK Universitas Jember

Ns. Kushariyadi, S.Kep., M.Kep


NIP. 760015697
BAB 1 Nursing Process Stage 3
1. Pengkajian
1. Data umum keluarga: informasi tentang anggota keluarga terutama dalam
tahap perkembangan keluarga dengan anak kecil. Data yang diperlukan
meliputi:
a) Identitas kepala keluarga
Nama : Pendidikan :
Umur : Pekerjaan :
Agama : Alamat :
Suku :
b) Komposisi keluarga lengkapi dengan genogram: Mengetahui posisi
angota keluraga dengananak kecil yang diidentifikasi sebagai bagian dari
keluarga mereka. Pengkajian informatif untuk mengetahui keluarga dan
riwayat serta sumber-sumber keluarga. Genogram keluarga memuat
informasi tentang tiga generasi dan dapat menentukan tipe dari keluarga.
Berikut format komposisi keluarga menurut Friedman:

NO NAMA JK UMUR HUB. PEKERJAAN PENDIDIKAN


DNG KK

c) Tipe keluarga:Menunjukan tipe keluarga dan masalah yang terjadi


dengan tipe tersebut. Kecenderungan adanya kebersamaan dalam keluarga
d) Suku bangsa: Berisikan asal suku bangsa dan budaya
e) Agama dan kepercayaan: Keyakinan dalam keluarga, seberapa aktif
keluarga dalam melakukan ibadah keagamaan, kepercayaan dan nilai-nilai
agama yang menjadi fokus dalam kehidupan keluarga. Peran orang tua
dalam mengajarkan anak dalam beragama.
f) Status sosial ekonomi keluarga: Pembentuk utama dari gaya hidup
keluarga yang memiliki anak kecil meliputi, anggota keluarga yang
mencari nafkah, penghasilan, upaya lain yang dilakukan, harta benda yang
dimiliki, kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan, dan tabungan. Anak
mampu bersosial dalam teman sebayanya di lingkungan tempat tinggalnya.
g) Aktivitas rekreasi keluarga: Keluarga dengan anak kecil cenderung
sering menunjukkan kebersamaan mereka pada lingkungan luar.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini: Kondisi perkembangan
keluarga yang sehat dapat mencerminkan adanya keluarga yang harmonis.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi: Keluarga
berada pada tahap transisi, dimana terdapat kemungkinan adanya kurang
mampu mempertahankan keintiman komunikasi yang kondusif
dikarenanaka salah satu orang tua yang tidak memiliki waktu lebih dalam
memantau tumbuh kembang anaknya.
c) Riwayat keluarga inti: Pengakajian ini meliputi riwayat kesehatan
keluarga saat ini, keturunan, dankesehatan masing-masing anggota
keluarga untuk membuktikan tidak adanya keterlambatan tumbuh
kembang anak.
No Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan yang
Kesehatan Kesehatan telah dilakukan

d) Sumber Pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan: Hampir semua


kelurga dengan anak kecil dalam tahap tumbuh kembang memiki atusias
yang tinggiuntuk memeriksakan kondisi anaknya
e) Riwayat keluarga sebelumnya (pihak suami dan istri): Ada atau
tidaknya penyakit keturuan, menular, dan kronis
3. Pengkajian lingkungan
a) Karakteristik rumah: Pengkajian ini meliputi luas rumah, tipe rumah,
kepemilikan, jumlah ratio kamar / ruangan, ventilasi / jendela,
pemanfaatan ruangan, septic tank, sumber air minum, kamar mandi / WC,
pembuangan sampah, keadaan lingkungan, dan penerangan
b) Denah rumah
c) Karakteristik tetangga dan komunitas RW: Kebiasaan, aturan /
kesepakatan, dan budaya. Keluarga dengananak kecil memiliki hubungan
dengan tetangga berlangsung baik.
d) Mobilitas geografis keluarga
e) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat: Keluarga
dengan anak kecil cenderung sering berkunjung kerumah tetangga yang
memiliki anak keil dengan usia yang sama dengan tujuan berinteraksi.
f) Sistem pendukung keluarga: Keluarga menjadi pendukung utama pada
tahap tumbuh kembang anak.
4. Struktur keluarga
a) Pola komunikasi keluarga: berlangsung baik karena tingginyaperhatikan
keluargauntuk mendukung stimulus anak.
b) Struktur kekuatan keluarga: Keluarga responsif terhadap kegiatan yang
dilakukan oleh lingkungannya.
c) Struktur peran (formal dan informal): Masing-masing anggota keluarga
berperilaku sesuai dengan perannya terutama pada pemberian motivasi
d) Nilai atau norma keluarga: Adanya anggota keluarga dengan anak kecil
cenderung lebih terbuka pada sekitar
5. Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif: Tercipta sikap saling menghargai karena dari orang tua
selalu memberikanpeluangdan bisa menerima pendapat dari anaknya untuk
mengekspresikan keinginannya.
b) Fungsi sosialisasi: Meliputi kerukunan hidup dalam keluarga, interaksi
dan hubungan dalam keluarga, kegiatan keluarga waktu senggang, dan
partisipasi dalam kegiatan social.
c) Fungsi perawatan keluarga: Kemampuan perawat dalam menangani
keluraga dengan anak kecil untuk mengetahui pengetahuan dan persepsi
keluarga tentang tingkat perkembangan anak, kemampuan keluarga
mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat, kemampuan
keluarga merawat anaknya yang sakit, kemampuan keluarga memelihara
lingkungan yang sehat, dan kemampuan keluarga menggunakan fasilitas
kesehatan di masyarakat. Perasaan anak yang senang ketika diperhatikan.
d) Fungsi reproduksi: Pengkajian ini meliputi perencanaan jumlah anak,
akseptor KB, dan keterangan lain sesuai dengan usia anak
6. Stress dan koping keluarga: Reaksi kecewa bahkan marah ketika anak tidak
mengikuti ajaran dan menolak perintah orang tua.
7. Keadaan gizi keluarga
a) Pemenuhan gizi: peran keluarga dalam pemenuhan gizi anak yang sudah
tercukupi karena orang tua sangat peduli dengan gizi seimbang.
b) Upaya lain: Sebagian besar orang tua yang memiliki anak kecil akan
memberikan sumplemen atau vitamin agar anak tidak mnegalami
malnutrisi.
8. Pemeriksaan fisik: Melalui pemeriksaan head to toe atau B6, pengkajian ini
dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dalam perawatan anak dengan
format seperti berikut ini:
Anggota Keluarga
No Pemeriksaan

9. Pemeriksaan tambahan lain: pengelompokan masalah keperawatan keluarga


dengan anak menurut teori adaptasi.
10. Harapan keluarga:Pengakajian ini berfokus terhadap masalah kesehatan
dan petugas kesehatan. Keluarga mengharapkan adanya suatu informasi
dari petugas kesehatan tentang masalah kesehatan yang ada dalam
keluarganya dan alternatif pemecahan masalah yang terbaik yang harus di
lakukan oleh keluarga dalam memenuhi tahap tumbuh kembang.

1.2 Analisa Data


1. Tahap Penjajakan Pertama (Mengidentifikasi Masalah)
Tahap penjajakan pertama meliputi:
1) Terdapat Ancaman Kesehatan
a. Penyakit tidak menular melalui faktor perilaku seperti
keterlambatan tumbuh kembang anak
b. Riwayat ibu hamil yang mengalami stres berat, ketikmampuan
memenuhi nutrisi, dan kurangnya pengetahuan dalam pelayanan
kesehatan untuk memantau kondisi janin.
c. Pemenuhan status gizi seperti:
Kurangnya pengetahuan orang tua dalam memenuhi status
nutrisi anak
Anak mengalami kehilangan berat badan hingga 10%
dibawah normal yang disebut juga wasting syndrom jika
Keluarga yang memiliki ekonomi menengah kebawah.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh anak, dalam tahap ini
anak sangat membutuhkan banyak energi untuk beraktifitas.
d. Terdapat berbagai kebiasaan buruk seperti:
Anak sering menangis, marah, dan memukul jika
keinginnanya tidak dituruti oleh orang tua
Kebiasaan jajan sebarangan ketika tidak diawasi oleh orang
tua
Kebiasaan anak bermain di lingkungan yang kotor dan tidak
terbiasaan melakukan PHBS
e. Anggota keluarga menjalankan peran yang tidak sesuai seperti:
Kemungkinan adanya salah satu orang tua yang kurang
meluangkan waktu untuk anaknya
Anak tidak mampu bersosialisasi dengan optimal
f. Suasana dalam anggota keluarga tidak harmonis seperti:
Orang tua yang acuh terhadap kebiasaan buruk anak
Sering terjadi pertengkaran atau ketegangan antar anggota
keluarga yang berlarut dan belum terselesaikan sehingga
menyebabkan anak stres dan mengurung diri di rumah
Antar anggota keluarga terjadi ketidakcocokan pada setiap
hal, seperti pengambilan keputusan dalam berobat atapun
perawatan keluarga yang sakit
2) Kurang atau tidak sehat
Kurang atau tidak sehat merupakan kondisi kegagalan dalam
mencapai kemantapan kesehatan seperti tidak mau memeriksakan
kondisinya kepada tenaga kesehatan
3) Krisis
Krisis merupakan situasi yang menuntut secara berlebihan terhadap
individu atau anggota keluarga dalam hal penyesuaian maupun dalam
hal sumber daya seperti krisis dalam ekonomi dan pengambilan
keputusan sehingga dapat mencetuskan terjadinya penyakit pada anak
2. Tahap Penjajakan Kedua (Mengidentifikasi Penyebab / Tugas
Kesehatan Keluarga)
Kemampuan Keluarga Melakukan Tugas Pemeliharaan Kesehatan
AnggotaKeluarga.
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
Hal ini disebabkan karena: Ketidaktahuan keluarga mengenai fakta
seperti pengertian masalah (harapan anak pada lingkungan), tanda
(anak rewel), gejala (anak menjadi tertutup dan tidak mampu
mengeksplorkan keinginanya), faktor penyebab (kurangnya
komunikasi dan waktu yang dimilik keluarga), faktor yang
memengaruhi (orang tua kurang memberkan perhatian pada anak), dan
persepsi terhadap penyakit pada anak usia pra sekolah dan sekolah
b. Ketakutan pada keluarga tentang masalah sosial misalnya terdapat
kekakuan proses keluarga untuk mengijinkan anak bermain dengan
lingkungan sekitar.
c. Sikap dan falsafah hidup keluarga terhadap anggota keluarga yang
memiliki anak kecil
d. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan mengenai
tindakan kesehatan yang tepat
Hal ini disebabkan karena:
Kurangnya komunikasi antar anggota keluarga dalam mengatasi
masalah dikarenakan anak takut untuk mengungkapkan
keinginannya pada orang tua
Keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami oleh
anggota keluarga lainnya karena orang tua tidak memberikan
waktu yang cukup terhadap proses perkembangan tumbuh
kembang anak
Keluarga memiliki pengetahuan yang rendah mengenai berbagai
macam jalan keluar yang ada dalam merawat atau mengobati anak
usia prasekoah dan sekolah
Tiap anggota keluarga memiliki kesibukan dan kepentingan hidup
masing-masing sehinga tidak mengetahui permasalah yang
muncul pada anak
Keluarga merasa takut terhadap berbagai akibat dari tindakan
misalnya sosial, ekonomi, fisik, dan psikologis dalam melakukan
perawatan dan pengobatan pada masalah anak
PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga menggunakan
system scoring berdasarkan typology dengan pedoman sebagai berikut :
No. Kriteria Nilai Bobot
1. Sifat masalah
Skala : ancaman kesehatan 3
tidak atau kurang sehat 2
krisis 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala : dengan mudah 2
hanya sebagian 1
tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah
Skala : tinggi 3
cukup 2
rendah 1
4. Menonjolkan masalah
Skala : masalah berat harus ditangani 2
ada masalah tapi tidak perlu ditangani 1
masalah tidak dirasakan 0

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada tahapkeluarga
dnegan anak menurut teori diagnosa keperawatan NANDA NIC NOC
adalah sebagai berikiut:
1. Risiko ketegangan peran pemberi asuhan
2. Risiko gangguan perlekatan
3. Hambatan interaksi sosial
4. Kesiapan meningkatkan menjadi orang tua
5. Kesiapan meningkatkan hubungan
3. Intervensi dan Implementasi
a. Diagnosa : Resiko keteganggaan peran pemberian asuhan
Definisi : kesulitan dalam melakukan peran pemberian asuhan
Noc : setelah dilakukan perawatan 1 X 24 Jam keluarga mampu
Indikator 2205.kinerja Cargiver:Perawatan Langsung
1. Pemberian dukungan emosi pada anak.
2. Perhatian yang tulus bagi anak.
3. Penyediaan lingkungan yang aman.
Nic : 7040 Dukungan Pengasuh (cargiver support) dengan aktivitas-
aktivitas
1. Mengkaji tingkat pengetahuan cargiver
2. Monitor intraksi keluarga dalam permasalahan berkaitan
dengan anak.
3. Mengajarkan cargiver mengenai cara meningkatkan rasa aman
bagi anak
4. Mengajarkan kepada caregiver untuk dapat monitor intraksi
orang tua-anak catat (hasil) observasi yang dilakukan
b. Diangnosa : Resiko gangguan perlekatan
Definisi : Beresiko gangguan proses interaksi antara orang tua
dengan anak
Noc : Setelah dilakukan perawatan 2X24 jam keluarga
menunjukan
Indikator 2906 kinerja pengasuh:usia prasekolah
1. Menunjukan hubungan saling mencintai
2. Memberikan aktivitas perkembangan yang aman dan sesuai
usia
3. Memelihara komunikasi terbuka pada prasekolah
4. Membantu anak untuk mengatasi rasa takut
5. Mengajarkan aturan keluarga terkait dengan perilaku
Nic : 6710 Peningkatan kelekatan dengan aktivitas-aktivitas
1. Dukung peran sebagai caregiver
2. Dukung kedekatan secara fisik yang sering antara anak
dengan orang tua
3. Monitor faktor-faktor mungkin menggangu kelekatan

c. Diangnosa : Hambatan interaksi sosial


Definisi : insufiensi atau kelebihan kuantitas atau ketidakefektifan
kulitas pertukaran sosial
Noc : setelah dilakukan perawatan 2x24 jam keluarga
menunjukan
Indikator 2204 Hubungan Cargiver Pasien
1. Komunikasi efektif
2. Kesabaran
3. Pengasuhan dan penguatan
4. Caring
Nic : 5100 peningkatan sosialisasi
1. Anjurkan peningkatan keterlibatan dalam hubungan.
2. Anjuran kesabaran dalam pengembangan hubungan

d. Diangnosis : Kesiapan untuk meningkatkan hubungan


Definisi : pola hubungan mutual yang cukup untuk menyediakan
kebutuhan satu sama lain dan dapat diperkuat.
Noc : setelah dilakukan perawatan 1 X 24 Jam keluarga mampu
2905 kinerja pengasuhan: anak usia pertengahan
1. Menunjukan hubungan saling mencintai
2. Memelihara komunikasi terbuka pada anak
3. Mendukung kemandirian yang tepat
4. Mendukung keterlibatan dalam kelompok usia
Nic : 5370 peningkatan peran
1. Bantu keluarga untuk mengidentifikasi peran dalam keluarga
2. Mefasilitasi diskusi mengenai harapan anak dengan orang tua
karena anak sangat tergantung pada orang tua
e. Diagnosa : Kesiapan meningkatkan menjadi orang tua
Definisi : Pola menyadiakan lingkungan untuk anak atau orang lain
yang bergantung memadai untuk memelihara pertumbuhan dan
perkembangan dan dapat di tingkatkan.
Noc : setelah dilakukan perawatan 1 X 24 Jam keluarga mampu
2905 kinerja pengasuhan: anak usia pertengahan
1. Menunjukan hubungan saling mencintai
2. Memelihara komunikasi terbuka pada anak
3. Mendukung kemandirian yang tepat
4. Menyediakan peraturan mengenai perilaku yang jelas dan
konsisten
5. Menyediakan kesempatan [melakukan} aktivitas yang tenang
Nic : 5566 pendidikan orang tua: keluarga yang membesarkan anak

1. Identifikasi adanya pemicu stres keluarga (misalnya, depresi


orangtua, kecanduan narkoba, alkohol, kesadaran/kecakapan
berbahasa, tingkat pendidikan yang rendah, kekerasan dalam
rumah tangga, kontlik perkawinan, percampuran keluarga
setelah perceraian, dan hukuman yang berlebihan pada
anakanak)
2. Identifikasi tugas perkembangan atau tujuan yang sesuai untuk
anak
3. Fasilitasi diskusi orangtua terkait metode disiplin yang ada,
seleksi, dan hasil yang diperoleh
4. Berikan sumber informasi online, buku, dan literatur yang
dirancang untuk mengajarkan orangtua mengenai pengasuhan
anak
5. Identifikasi dan mengajarkan orangtua mengenai cara
menggunakan berbagai strategi dalam mengelola perilaku anak
6. Motivasi orangtua untuk mencoba strategi berbeda dalam
mengasuh anak
7. Anjurkan orangtua untuk mengamati orangtua lain yang
berinteraksi dengan anak
8. Gunakan teknik bermain peran akan teknik pengasuhan dan
keterampilan komunikasi

4. Evaluasi
a. Resiko keteganggaan peran pemberian asuhan
keluarga mampu melakukan peran pemberian asuhan yaitu
memberian dukungan emosi pada anak, memberikan Perhatian
yang tulus bagi anak dan Penyediaan lingkungan yang aman bagi
anak
b. Risiko gangguan perlekatan
orang tua mampu berinteraksi dengan anak yaitu hubungan saling
mencintai, Memberikan aktivitas perkembangan yang aman dan
sesuai usia, mampu berkomunikasi terbuka, Membantu anak untuk
mengatasi rasa takut dan mampu mengajarkan aturan keluarga
terkait dengan perilaku.
c. Hambatan interaksi sosial
Orang tua tidak memiliki hambatan sosial dengan anak antara lain
orang tua dan anak Komunikasi lebih efektif begitu
sebaliknya,orang tua lebih sabar kepada anaknya,orang tua
memberikan Pengasuhan dan penguatan lebih,orang tua lebih
caring ke anak.
d. Kesiapan meningkatkan hubungan
Orang tua mampu meningkatkan hubungan dengan anak antara lain
Orang tua menunjukan hubungan saling mencintai,memelihara
komunikasi terbuka pada anak,mendukung kemandirian yang tepat
pada anak dan lebih mendukung keterlibatan dalam kelompok usia.
e. Kesiapan meningkatkan menjadi orang tua
Orang tua mampu meningkatkan peran orang tua terhadap anak
dengan menunjukkan hubungan yang saling mencintai,
memberikan aktivitas perkembangan yang aman dan sesuai usia,
berespon dengan tepat pada temperamen bayi, melindungi dari
kekerasan, memelihara lingkungan tidur yang aman, dan
menyediakan nutrisi sesuai usia.
BAB 2. PEMBAHASAN

Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada


sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota
keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau
kurun waktu tertentu. Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang
harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.
Perawat perlu memahami setiap tahapan perkembangan keluarga serta tugas tugas
perkemabangannya. Hal ini penting mengingat tugas perawat dalam mendeteksi
adanya masalah keperawatan yang dilakukan terkait erat dengan sifat masalah
yaitu potensial atau aktual.
Tahap perkembangan dibagi menurut kurun waktu tertentu yang dianggap
stabil. Menurut Rodgers cit Friedman (1998), meskipun setiap keluarga melalui
tahapan perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga
mengikuti pola yang sama.
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun.
Tugas perkembangan :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisai.
c. Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga
harus terpenuhi.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun
dengan masyarakat.
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada
sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar
anggota keluarga disepanjang waktu. Asuhan keperawatan keluarga
merupakan salah satu bentuk dari asuhan keperawatan yang bersifat
komprehensip karena yang dikaji adalah semua anggota keluarga dalam satu
rumah. Asuhan keperawatan keluarga pada anak usia prasekolah lebih
mengkhususkan pengkajian pada anak usia prasekolah.

3.2 Saran
Bagi mahasiswa, sebagai perawat nantinya bisa mengaplikasikan ilmu
ini atau menerapkannya dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga
dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, (2006). Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita. Jakarta :
Direktorat Bina Kesehatan Keluarga
Friedman. 1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.
Gloria, et al. 2013. Nursing Intervetion Classification (NIC), edisi 6. Indonesia:
CV. Mocomedia
Moorhead, et al. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) pengukuran
outcomes kesehatan, edisi 5. Indonesia: CV. Mocomedia
Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Edisi Pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai