Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN KEPERAWATAN GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TN.M DENGAN DIAGNOSA


GANGGUAN PROSES KELUARGA DI JONDUL, TABING PADANG
PREKLINIK KEPERAWATAN GERONTIK

Disusun Oleh:
Suci Hayatul Kurnia Firdausya
1811312039

Kelompok C

Dosen Pembimbing :

Dr. Ns. Rika Sabri, M.Kes.,Sp.Kep.Kom

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN

1
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
DATA UMUM

Data-data yang menggambarkan keluarga dalam hal-hal dasar dicantumkan dalam bagian
ini.
1. Nama Keluarga : Tn. M
2. Alamat dan Telepon : Jondul,Tabing Padang
3. Komposisi Keluarga : Nuclear family

No Nama JK Hub Umur Pendi Status Imunisasi Ket


dg dikan BCG Vaksin Covid
KK
1. Tn. M L Sua 65 S1 Belum Post coronoa, 3
mi Tahun bulan setelah
corona, baru 1
bulan

2. Ny. S P Istri 53 S1 Sudah, dosis 2


Tahun

3. Anak. P Ana 29 S1 Sudah dosis 2


U k3 Tahun

2
Genogram
Simbol-simbol yang bisa digunakan :

Laki-laki Perempuan Identifikasi klien Meninggal Menikah Pisah

Cerai Cerai Anak angkat Aborsi Kembar

Keterangan:
Tinggal dalam 1 rumah

Genogram Keluarga:

3
Keterangan
: laki-laki
: perempuan
: pasien
: meninggal
: serumah

4. Tipe bentuk keluarga :

Tipe Keluarga Tn. M adalah tipe nuclear family yaitu keluarga inti yang terdiri
dari Tn. M sebagai kepala keluarga sekaligus suami, Ny. S sebagai istri dan An. U anak
perempuang bungsu nya. Tn. M dan Ny. S saat ini sedang menjalani proses cerai di
Pengadilan Agama Bersama istrinya. Cerai terjadi karena adanya ketidakcocokan dari
kedua belah pihak dan perbedaan kepribadian. walaupun begitu komunikasi antara
keduanya tetap berjalan lancer, komunikasi antara Tn. M dan anak – anak nya berjalan
baik sesame anggota keluarga.

5. Latar belakang Kebudayaan (Etnik) (termasuk luasnya akulturasi): Dalam


menjelaskan data ini, gunakan kriteria berikut ini sebagai panduan untuk menentukan
kebudayaan dan orientasi religius keluarga serta luasnya akulturasi.
5.1. Peryataan keluarga atau anggota keluarga mengenai latar belakang etnik
(identifikasi diri)?:
5.2. Bahasa yang digunakan di rumah? Apakah semua anggota keluarga berbicara
bahasa Inggris?:
5.3. Negara asal dan lama tinggal di Amerika Serikat (generasi ke berapa anggota
keluarga tersebut, dalam kaitannya dengan status imigrasi mereka) dan alasan
keluarga berimigrasi?:
5.4. Jaringan sosial keluarga (dari kelompok etnik yang sama)?:
5.5. Tempat tinggal keluarga (bagian dari lingkungan yang secara etnik bersifat
homogen)?:
5.6. Aktivitas keagamaan, sosial, kebudayaan, rekreasi, dan/atau pendidikan (apakah
aktivitas ini berada dalam kelompok kebudayaan keluarga)?:

4
5.7. Kebiasaan diet dan berpakaian (tradisional atau barat)?:
5.8. Dekorasi rumah (tanda pengaruh kebudayaan)?:
5.9. Keberadaan peran dan struktur kekuasaan keluarga tradisional atau “modern”?:
5.10. Porsi komunitas yang umum bagi keluarga-kompleks teritorial keluarga (apakah
porsi tersebut selalu di dalam komunitas etnik)?:
5.11. Penggunaan praktisi dan jasa keperawatan kesehatan keluarga. Apakah keluarga
mengunjungi praktisi umum, terlibat dalam praktik keperawatan kesehatan
tradisional, atau memilikik kepercayaan tradisional dalam isu keperawatan?:

Tn. M berasal dari Talago, Balai Gurah Agam, dan sudah tinggal di Padang sejak
tahun 1977. Tn. M berserta ke 3 anak dari pernikahan sebelumnya merupakan penduduk
asli minang. Tn. M bersuku tanjung dan Ny. S berasal dari Bali. Bahasa yang digunakan
sehari – hari dalam keluarga adalah Bahasa minang dan Bahasa Indonesia.

Sehari – hari Tn. M mengikuti kegiatan Badminton Bersama – sama dengan teman
– temannya .

Dalam kehidupan sehari – hari, Tn. M menyukai segala jenis masakan dari ikan,
dan kurang menyukai masakan jenis gulai, bersantan, dan pedas.

6. Identifikasi Religius
6.1. Apa agama keluarga?:
6.2. Apakah anggota keluarga berbada dalam keyakinan dan praktik religius mereka?:
6.3. Sejauh mana keluarga aktif terlibat dalam mesjid, gereja, kuil, atau organisasi
keagamaan lainnya?:
6.4. Apa praktik keagamaan yang diikuti keluarga?:
6.5. Apa keyakinan dalam nilai keagamaan yang berpusat dalam kehidupan keluarga?:

Agama yang dianut Tn. M dan keluarga adalah agama islam. Dalam kehidupan sehari
– hari sampai saat ini, Tn. M hanya beribadah di rumah.

7. Status Kelas Sosial


7.1. Identifikasi kelas sosial keluarga, berdasarkan pada tiga indikator di atas:
7.2. Status Ekonomi:

5
7.3. Siapakah pencari nafkah di dalam keluarga?:
7.4. Apakah keluarga menerima bantuan atau dana pengganti? Jika demikian, apa saja
(dari mana)?:
7.5. Apakah keluarga menganggap pendapatan mereka memadai? Bagaiman cara
keluarga melihat diri mereka sendiri dalam mengelola keuangan?:

Keluarga Tn. M tergolong ke kelas social menengah ke atas. Sumber


penghasilan Tn. M saat ini berasal dari Uang Pensiunannya sebagai PNS. Penghasilan
Tn. M hanya disimpan sebagai tabungan. Namun pemenuhan kebutuhan sehari – hari
berasal dari anaknya. Pengeluaran keluarga difokuskan untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari seperti pangan, sandang dan kesehatan termasuk didalamnya
pembayaran tagihan listrik dan air.

8. Mobilitas Kelas Sosial:

9. Tahap Perkembangan Dan Riwayat Keluarga


9.1 Tahap perkembangan keluarga saat ini:
9.2 Sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangan yang sesuai dengan tahap
perkembangan saat ini:
9.3 Riwahat keluarga dari lahir lahir hingga saat ini, termasuk riwayat perkembangan
dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau yang berkaitan dengan
kesehatan (perceraian, kematian, kehilangan, dll) yang terjadi dalam kehidupan
keluarga (gunakan komposisi keluarga untuk mengumpulkan data ini):

6
9.4 Keluarga asal kedua orang tua (seperti apa kehidupan asalnya; hubungan masa
silam dan saat dengan orang tua (nenek-kakek) dari orang tua mereka:

a) Tahap perkembangan saat ini


Tahap perkembangan keluarga Tn.L saat ini yaitu tahap perkembangan
keluarga dengan usia lanjut sampai kehilangan salah satu pasangan, dan
berakhir dengan kematian pasangan yang lain. Tugas perkembangan
keluarga saat ini (Firedman, 2014) :
a. Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan
b. Menyesuaikan terhadap penghasilan yang berkurang
c. Mempertahankan hubungan pernikahan
d. Menyesuaikan terhadap kehilangan pasangan
e. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
f. Melanjutkan untuk merasionalisasi kehilangan keberadaan anggota
keluarga (peninjauan dan integrasi kehidupan)
b) Tahap perkembangan yang belum terpenuhi
1) Mempertahankan kehidupan pernikahan
2) Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan, masih ada anak
Tn.L yang belum berkeluarga yaitu An. u yang sudah berusia 29 tahun
dan sudah bekerja, serta perlu mempersiapkan masa tua, membantu anak
untuk mandiri di masyarakat.
3) Menyesuaikan terhadap kehilangan pasangan. Hal ini dikarenakan kedua
lansia masih bisa bernafas dengan tenang.

c) Riwayat Keluarga inti

Tn. M menikah pertama kali dengan Ny. A dan mempunyai 3 orang


anak yaitu An.D, An.M dan An.U. Masing – masing usianya adalah , , dan 29
tahun. Tn. M mengatakan ke 3 anaknya lahir normal di rumah sakit dan
dahulu diberi imunisasi lengkap.. Dari pernikahan dengan Ny. S saat ini Tn.M
tidak memiliki anak.
a. Riwayat Kesehatan keluarga saat ini
 Tn. M mengatakan tidak memiliki masalah kesehatan dan masih aktif

7
dalam berolahraga yaitu badminton. TD saat pengkajian adalah 130/90
mmhg, HR: 84x/mnt, RR: 20x/mnt, T: 36°C.
 Ny. M saat ini tidak mengalami masalah kesehatan, dan masih aktif
dalam pekerjaannya. TD: 140/80 mmhg, HR: 80x/mnt, RR: 18x/mnt,
T: 36,2°C
 Tn. S mengatakan saat ini tidak mengalami masalah kesehatan.
d) Riwayat keluarga sebelumnya

Tn. M mengatakan bahwa Tn. M tidak pernah menderita sakit akut,


tidak pernah dioperasi dan tidak ada riwayat penyakit keturunan dari
keluarganya

DATA LINGKUNGAN

Data lingkungan keluarga meliputi seluruh alam kehidupan keluarga-mulai dari


pertimbangan area yang terkecil seperti aspek dalam rumah hingga komunitas yang lebih
besar tempat keluarga tinggal.

1. Karakteristik Rumah
1.1. Uraikan tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar, dll). Apakah
keluarga memiliki rumah sendiri atau menyewa rumah?:
1.2. Uraikan kondisi rumah (baik interior maupun eksterior rumah). Interior rumah
meliputi jumlah ruang dan jenis ruang (ruang tamu, ruang tidur, dll), penggunaan
ruang-ruang tersebut dan bagaimana ruang tersebut diatur.
Bagaimana kondisi dan kecukupan perabot?

8
Apakah pnenerangan, ventilasi, dan pemanas memadai (artifisial atau panas
matahari).
Apakah lantai, tangga, pemagaran, dan struktur lainnya dalam kondisi yang
memadai?:
1.3. Di dapur, amati suplai air mnum sanitasi dan adekuasi lemari es?:
1.4. Di kamar mandi, amati sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan
handuk? Apakah anggota keluarga menggunakan handuk yang sama?:
1.5. Kaji pengaturan tidur di dalam rumah. Apakah pengaturan tersebut mamadai bagi
para anggota keluarga dengan pertimbangan usia mereka, hubungan, dan
kebutuhan khusus lainnya?:
1.6. Amati keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah. Apakah ada serbuan
serangga-serangga kecil (khususnya di dalam) dan/atau masalah sanitasi yang
disebabkan adanya hewan peliharaan?:
1.7. Adakah tanda cat yang sudah tua mengelupas (sumber yang mungkin
menyebabkan racun) yang mungkin terpajan oleh anak yang masih kecil?:
1.8. Identifikasi unit teritorial keluarga. Apakah mereka nyaman menggunakan
sumber/pelayanan di lingkungan mereka?:
1.9. Evaluasi pengaturan privasi dan bagaimana perasaan keluarga mengenai adejuasi
privasi:
1.10. Evaluasi ada atau tidak adanya bahaya keamanan:
1.11. Evaluasi adekuasi pembuangan sampah:
1.12. Kaji perasaan puas/tidak puas dari anggota keluarga secara keseluruhan dengan
pengaturan/penataan rumah. Apakah keluarga menyadari keadekuatan rumah
terhadap kebutuhan ini?:

Rumah keluarga Tn.M adalah rumah permanen milik sendiri yang memiliki
2 kamar tidur dan 1 ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan dan dapur yang
terdapat di belakang rumah, dan 3 kamar mandi. Ventilasi dan penerangan rumah
cukup baik, cahaya matahari dapat langsung masuk kerumah dan kamar. Pada
saat pengkajian, terlihat kondisi rumah bersih, lantai rumah tembok, dapur
terlihat cukup bersih, dan teras rumah rapi.

Sumber air minum dari air PDAM yang dimasak oleh Ny. S. Kebutuhan air
yang lain juga bersumber dari air PDAM . Kamar mandi dan WC digabung

9
dalam satu ruangan, pembuangan MCK melalui septik tank yang terbuat dari
drum yang ditenggelamkan langsung ketanah bawah rumah.
Jarak dar irumah ke fasilitas kesehatan terdekat lebihkurang 2,5 km puskesmas.
Maejid nurul haq kira2 300 m dari rumah,

2. Karakteristik Lingkungan Sekitar dan Komunitas yang Lebih Besar


2.1. Apakah karakter fisik dari lingkungan sekitar dan komunitas yang lebih besar?
Tipe lingkungan/komunitas (desa, kota, subkota, antarkota).
Tipe tempat tinggal (hunian, industrial, campuran hunian dan industrial kecil,
agraris) di lingkungan.
Kondisi hunian dan jalan (terpelihara, rusak, tidak terpelihara, sedang dalam
perbaikan).
Sanitasi jalan raya, rumah (kebersihan, pengumpulan sampah, dll).
Masalah yang berkaitan dengan kemacetan lalu linas?
Adanya dan jenis industri di lingkungan.
Apakah ada maslah polusi udara, suara, atau air?:
2.2. Bagaimana karakteristik demografi dari lingkungan dan komunitas?
Karakteristik etnik dan kelas sosial penghuni.
Pekerjaan dan hobi keluarga
Kepadatan populasi
Perubahan demografi baru-baru ini di dalam komunitas/lingkungan:
2.3. Pelayanan kesehatan dan pelayanan dasar apa yang ada dalam komunitas?
Fasilitas pemasaran (makanan, pakaian, apotek, dll).
Institusi kesehatan (klinik, rumah sakit, dan fasilitas gawat darurat).
Lembaga pelayanan sosial (kesejahteraan, konseling, pekerjaan).
Pelayanan tempat suci otomatis untuk kebutuhan keluarga.
Tempat beribadah keluarga:
2.4. Bagaimana kemudahan akses sekolah di lingkungan dan komunitas dan bagaimana
kondisi sekolah tersebut? Apakah ada masalah integrasi yang memengaruhi
keluarga?:
2.5. Fasilitas rekreasi:
2.6. Tersedianya transportasi umum. Bagaimana keluarga dapat mengakses pelayanan
dan fasilitas tersebut (dalam hal jarak, kesesuaian, waktu tempuh)?:

10
2.7. Bagaimana insidens kejahatan di lingkungan dan komunitas? Apakah hal ini
merupakan masalah keamanan yang serius?:

Interaksi dan komunikasi berjalan dengan baik yaitu bersifat terbuka. Tn M


mengatakan tidak ada masalah terkait dengan tetangga di sekitar rumahnya. Tipe
komunitas tempat tinggal Tn M adalah homogen,yaitu bersuku Minang.
Mayoritas penduduk dilingkungan Tn. M adalah pensiunan PNS. Tingkat
kepadatan penduduk sedang.
Fasilitas pemasaran yang tersedia di lingkungan Tn. M adalah, kedai-kedai
kecil dan pasar yang berjualan barang harian dan bahan untuk
memasak.Pelayanan kesehatan yang berada di komunitas adalah puskesmas
dengan jarak dari rumah keluarga Tn.M ± 2,5 km, Fasilitas kesehatan pertama
tempat rujukan BPJS keluarga Tn M adalah Puskesmas Tabing yang berjarak
kurang lebih 2,5 km ditempuh dalam waktu 20 menit dari rumah. Tn. M
mengatakan saat ini kontrol kesehatan ke puskesmas jika ada anggota keluarga
yang sakit.
Tempat ibadah juga tersedia di lingkungan keluarga Tn. M Ada Mushalla
Nurul Haq yang berjarak 300 m dari rumah. Sekitar 200 m dari rumah Tn. M
terdapat sekolah dasar (SD). Ditempat tinggal Tn.L ada transportasi umum yaitu
angkot dan ojek tapi keluarga Tn M sering diantarkan anaknya jika keluar rumah
begitupun jika ingin ke fasilitas kesehatan. Tn. L mengatakan lingkungan sekitar
cukup aman tidak ada kejahatan yang meresahkan.

3. Mobilitas Geografis Keluarga


3.1. Berapa lama keluarga tinggal di wilayah tersebut?:
3.2. Bagaimana riwayat mobilitas geografis dari keluarga ini?:
3.3. Dari mana keluarga tersebut berpindah atau bermigrasi?:
Dari tahun 89
Keluarga Tn. M dan Ny. S tinggal di tempatnya sekitar 10 tahun yang lalu
ketika mereka menikah. Saat ini Tn.M pisah rumah tinggal bersama istrinya Ny.
S dikarenakan sedang berada dalam proses pengadilan, Ny. S tinggal di rumah
Tn. M di Tabing dan Tn. M tinggal Bersama adiknya. sedangkan anak

11
bungsunya berada di luar pulau karena pekerjaan. Keluarga beradaptasi dengan
baik dengan lingkungan setempat.

4. Asosiasi Transaksi Keluarga dengan Komunitas


4.1. Siapa anggota keluarga yang menggunakan pelayanan komunitas atau lembaga
pelayanan apa yang dikenal di komunitas?:
4.2. Seberapa sering atau sejauh mana mereka menggunakan pelayanan atau fasilitas
ini?:
4.3. Apa pola teritorial dari keluarga-komunitas atau wilayah yang sering dikunungi?:
4.4. Apakah keluarga menyadari pelayanan komunitas yang relevan dengan
kebutuhannya, seperti tranportasi?:
4.5. Bagaimana perasaan keluarga tentang kelompok atau organisasi yang memberi
bantuan kepada keluarga atau yang berkaitan dengan keluarga?:
4.6. Bagaimana cara keluarga memandang komunitasnya?:

Tn. M dan keluarga jarang memakai transportasi umum dikarenakan Tn. M


memiliki kendaraan pribadi bagi masing – masing anggota keluarga. Tn. M dan
keluarga juga tidak mengikuti organisasi masjid didekat rumah. Tn. M hanya ke
masjid jika bulan Ramadhan. Tn. M

POLA KOMUNIKASI

1. Dalam mengobservasi keluarga secara keseluruhan dan/atau rangkaian hubungan dari


keluarga, seberapa sering komunikasi fungsional dan disfungsional digunakan?
Buat dalam bentuk diagram atau berikan contoh pola yang berulang. Seberapa tegas dan
jelas anggota keluarga mengutarakan kebutuhan dan perasaan mereka?

12
Sejauh mana anggota keluarga menggunakan klarifikasi dan kualifikasi dalam
berinteraksi?
Apakah anggota keluarga memperoleh dan memberikan respons dengan baik terhadap
umpan balik atau biasanya mereka menghalangi umpan balik dan eksplorasi terhadap
isu?
Seberapa baik anggota menjadi pendengar dan mengikuti ketika berkomunikasi?
Apakah anggota keluarga mencari validasi orang lain?
Sejauh mana anggota menggunakan asumsi dan pernyataan yang bersifat menghakimi
saat berinteraksi?
Apakah anggota berinteraksi dengan pesan dalam suatu sikap yang bersifat menyerang?
Seberapa sering diskualifikasi digunakan?

Berdasarkan pengkajian anggota keluarga dalam keluarga Tn. M tidak ada


seorang pun yang mengalami kerusakan verbal seperti bisu maupun tuli, sehingga
komunikasi dilakukan secara normal. Dikarenakan anak – anak Tn. M sudah
berkeluarga dan tidak tinggal dirumah, maka komunikasi Tn. M dan anak – anak
nya dilakukan melalui telepon. Komunikasi antar keluarga terbuka, dilakukan
secara efektif, berlangsung dua arah dan saling memuaskan kedua belah pihak.
Komunikasi Tn. M dengan Ny. S hanya dilakukan bila ada keperluan mengenai
masalah urusan Pengadilan, dan tidak terbuka. Anak – anak Tn. M telah
membicarakan dan membujuk Tn.M mengenai masalah perceraian tetapi
keputusan Tn. M telah bulat. Komunikasi Ny. S dengan anak – anak Tn. M juga
lancer. Anak – anak dan keluarga besar Tn. M telah menyerahkan segala
keputusan kepada Tn . M.

2. Bagaimana pesan-pesan emosional (efektif) disampaikan di dalam keluarga dan


subsistem keluarga?
Seberapa sering pesan emosional disampaikan?
Jenis-jenis emosi apa yang disampaikan dalam subsistem keluarga?
Apakah emosi yang disampaikan bersifat negatif, positif, atau keduanya?

Jika perilaku anggota keluarga ada yang tidak benar atau tidak sesuai dengan nilai
yang ada di keluarga, maka Tn. M sebagai kepala keluarga akan menasehati anggota

13
keluarga yang melakukan kesalahan. Ini merupakan pesan yang disampaikan secara
positif.

3. Bagaimana frekuensi dan kualitas komunikasi yang berlangsung dalam, jaringan


komunikasi dan dalam beberapa rangkaian hubungan?
Siapa yang berbicara kepada siapa dan dengan sikap seperti apa?
Pola-pola umum apa yang digunakan menyampaikan pesan-pesan penting?
Apakah ada perantara?
Apakah pesan yang disampaikan sesuai dengan usia perkembangan anggota?

Anak – anak dari keluarga Tn. M telah berkeluarga dan tinggal sendiri, maka
komunikasi dilakukan dengan telepon untuk anak bungsu Tn. M yaitu An. U. untuk
An. D dan An.M karena kediaman nya tidak terlalu jauh dari Tn. M, Tn. M sering
berkunjung dan menginap Bersama cucu – cucu Tn. M

4. Apakah kebanyakan pesan yang disampaikan anggota keluarga sesuai dengan konteks
dan instruksi? (termasuk observasi pesan nonverbal).
Jika tidak, siapa yng menunjukkan ketidaksesuaian dan pesan apa yang tidak sesuai?

Penyampaian pesan dalam keluarga sesuai konteks dan instruksi, dan masing-
masing anggota keluarga saling memahami pesan yang disampaikan.

5. Proses disfungsional apa yang terlihat dalam pola komunikasi?

Dalam berkomunikasi masing-masing anggota keluarga mendengarkan pendapat


orang lain dan tidak memaksakan pendapatnya kepada anggota keluarga lain. Pola
komunikasi terjadi secara fungsional.

6. Apa saja isu-isu yang tertutup bagi diskusi, yang merupakan isu penting bagi
kesejahteraan dan fungsi keluarg yang adekuat?

14
Anggota keluarga selalu memikirkan perasaan anggota keluarga yang lain.
Anggota keluarga selalu memperhatikan atau menimbang sesuatu sebelum dibicarakan
dengan anggota keluarga lainnya.

7. Bagaimana faktor-faktor berikut memengaruhi pola komunikasi keluarga:


 Konteks/situasi
 Tahap siklus kehidupan keluarga.
 Latar belakang kebudayaan keluarga.
 Perbedaan gender di dalam keluarga.
 Bentuk keluarga.
 Status sosioekonomi keluarga.
 Minibudaya keluarga yang unik.

 Konteks komunikasi yang terdapat dalam keluarga baik, komunikasi antar


anggota keluarga berjalan dengan baik.
 Siklus kehidupan keluarga masih di tahap menjadi orang tua dengan anak yang
belum menikah
 Latar belakang kebudayaan keluarga tampak dengan jelas, mulai dari bahasa
yang digunakan, keyakinan terhadap adat istiadat dan tradisi budaya
Minangkabau dan agama yang dianut.
 Tidak ada pengaruh perbedaan gender dalam berkomunikasi.
 Bentuk keluarga adalah Nuclear Family sehingga komunikasi yang dilakukan
lebih mudah karena di dalam keluarga hanya ada 3 orang. Tetapi dengan
perceraian antara Tn. M dengan Ny. S, komunikasi keduanya hanya terbatas
masalah urusan pengadilan
 Status sosioekonomi keluarga keluarga cukup baik, karena ada anak yang
membantu dalam mencukupi kebutuhan keluarga.
 Tidak ada minibudaya keluarga yang unik dalam keluarga ini

STRUKTUR KEKUASAAN

15
1. Hasil akhir Kekuasaan
1.1 Siapakah yang membuat keputusan? Siapa yang memegang “kata terakhir” atau
“siapa yang menang”?
1.2 Seberapa penting keptutusan atau isu ini bagi keluarga?
Pertanyaan yang lebih spesifik mungkin meliputi:
Siapa yang menganggarkan, membayar rekening, dan memutuskan bagaimana
uang digunakan?
Siapa yang memutuskan bagaimana cara menghabiskan waktu luang atau siapa
teman atau kerabat yang hendak dikunjungi?
Siapa yang memutuskan perpindahan dalam pekerjaan atau tempat tinggal?
Siapa yang mendisiplinkan dan memutuskan?

Dalam keluarga Tn.M , keputusan dalam keluarga di putuskan secara


bersama antara Tn M dan Ny S baik dalam keputusan dalam penggunaan
keuangan, keputusan dalam pekerjaan, tempat tinggal, kegiatan dan kedisiplinan
anak. Dalam pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah antara Tn M
dan NY S. Jika permasalahaan menyangkut pernikahan maka musyawarah
melibatkan ninik mamak dan keluarga besar Tn M dan Ny S.

2. Proses Pengambilan Keputusan


2.1 Teknik-teknik khusus apa yang digunakan untuk membuat keputusan di dalam
keluarga dan sejauh mana teknik-teknik ini digunakan (mis., konsesus:
akomodasi/tawar-menawar; kompromi/paksaan; de facto)?
Dengan kata lain, bagaimana cara keluarga membuat keputusan?

Dalam keluarga Tn.M keputusan dalam keluarga di putuskan secara


bersama antara Tn M dan Ny S baik dalam keputusan dalam penggunaan
keuangan, keputusan dalam pekerjaan, tempat tinggal, kegiatan dan kedisiplinan
anak. Dalam pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah antara Tn M
dan NY S. Jika permasalahaan menyangkut pernikahan maka musyawarah

16
melibatkan ninik mamak dan keluarga besar Tn M dan Ny S.

3. Dasar-Dasar Kekuasaan. Berbagai dasar dan sumber kekuasaan adalah


kekuasaan/otoritas yang sah dan variasi dari kekuasaan itu, kekuasaan “tak-berdaya”;
kekuasan referen; kekuasan ahli atau sumber; kekuasaan penghargaan; kekuasaan
memaksa; kekuasaan informasional (langsung atau tidak langsung; kekuasaan efektif:
dan kekuasaan manajemen ketegangan.
3.1 Atas dasar kekuasaan apa anggota keluarga membuat keputusan?

Dalam keluarga Tn.M, keputusan dalam keluarga di putuskan secara bersama


yang dipimpin oleh Tn. M selaku kepala keluarga.

4. Variabel yang Memengaruhi Kekuasaan Keluarga


4.1 Mengenali keberadaan salah satu variabel berikut ini akan membuat pengkaji
meninterpretasi perilaku keluarga yang memungkinkan kekuasaan keluarga dapat
dikaji.
 Hierarki kekuatan keluarga.
 Tipe bentuk keluarga.
 Pembentukan koalisi.
 Jaringan komunikasi keluarga.
 Perbedaan gender.
 Faktor usia dan siklus kehidupan keluarga.
 Faktor kebudayaan dan interpersonal.
 Kelas sosial.

Dalam keluarga Tn M, keputusan dalam keluarga di putuskan secara bersama


yang dipimpin oleh Tn. M selaku kepala keluarga. Tn. M sebagai kepala keluarga
memiliki peran sebagai orang yang lebih dihormati dalam keluarga.

5. Keseluruhan Kekuasaan Sistem dan Subsistem keluarga

17
5.1 Dari pengkajian Anda terhadap seluruh isu-isu yang luas di atas, buat kesimpulan
mengenai apakah kekuasaan keluarga tersebut dapat termasuk keluarga dominansi
isntri atau suami, anak, nenek, dll; egalitarian-sinkratik atau otonomi; tanpa
pemimpin atau kaotik (kacau)! Kontinum kekuasaan keluarga dapat digunakan
sebagai suatu presentasi visual analisis Anda.

Keluarga Tn. M memiliki hak yang sama dalam keluarga, tidak ada dominasi
kekuasaan.

6. Kontinum Kekuasaan Keluarga: Jika dominasi ditemukan, siapa yang dominan?


6.1 Untuk menentukan seluruh pola kekuasaan, menanyakan pertanyaan yang terbuka
dan luas sering kali mengaburkan (tanyakan kedua pasangan dan anak-anak jika
mungkin), di bawah ini diberikan beberapa contoh.
Siapa yang biasanya “berkata terakhir” atau membuat keputusan tentang isu yang
penting?
Siapa yang benar-benar ditugaskan dan mengapa (mencari dasar-dasar kekuasaan)?
Siapa yang mengatur keluarga?
Siapa yang memenangkan argumen atau isu-isu penting?
Siapa yang bisa menang jika ada ketidaksepakatan?
Pendapat siapa yang digunakan jika orang tua/suami tidak sepakat?
Apakah anggota keluarga puas dengan bagaimana keputusan dibuat dan siapa yang
membuat keputusan tersebut (y.i., struktur kekuasaan saat ini)?

Di keluarga ini bebas menyampaikan pendapat setiap anggota keluarga. Keputusan


pun dibuat dari hasil musyawarah bersama-sama. Maka dari itu kata kesepakatan antara
satu sama lain tercipta tanpa ada penolakan dari masing-masing anggota keluarga.

STRUKTUR PERAN

18
1. Struktur Peran Formal
1.1 Posisi dan peran formal apa yang dipengaruhi setiap anggota keluarga? Uraikan
bagaimana anggota keluarga melakukan peran-peran formal mereka.
1.2 Apakah peran ini dapat diterima dan konsisten dengan harapan anggota keluarga?
Dengan kata lain, apakah ada ketegangan atau konflik peran?
1.3 Seberapa kompeten anggota merasa mereka melakukan peran terhormat mereka?
1.4 Apakah terdapat fleksibilitas dalam peran jika dibutuhkan?

Struktur Peran Formal


- Tn.M berperan sebagai kepala keluarga, suami dan ayah , sebagai pencari
nafkah dalam keluarga Tn M.
- Ny. S berperan sebagai istri dan ibu sambung dari anak – anak Tn. M
- An. U berusia 29 tahun berperan sebagai anak.

2. Struktur Peran Informal


2.1 Peran informal atau peran samr apa yang terdapat di keluarga? Siapa yang
menjalankan dan seberapa sering atau konsisten peran tersebut dijalankan? Apakah
anggota keluarga secara samar menjalankan peran yang berbeda dari posisi mereka
yang dituntut keluarga untuk mereka mainkan?
2.2 Apa tujuan kehadiran peran-peran yang diidentifikasi sebagai peran samar atau
informal?
2.3 Apakah ada peran informal yang disfungsional pada keluarga atau anggota
keluarga dalam jangka waktu yang lama?
2.4 Apa pengaruh pada orang yang menjalankan peran tersebut?

Peran informal keluarga Tn M yaitu inisiator- kontribusi, dimana


keluarga menyarankan atau mengusulkan ide atau perubahan cara berkenaan
dengan masalah atau tujuan kelompok pada kelompok. Peran ini terlihat dari Ny
S jika ada tetangga yang sakit, Ny S berinisiatif untuk memberitahu dan
mengajak tetangga yang lain untuk bersama-sama menjenguk.

3. Analisis Model Peran (kapan masalah peran muncul)

19
3.1 Siapa yang menjadi model yang memengaruhi seorang anggota keluarga dalam
kehidupan awalnya, siapa yang memberikan perasaan dan nilai-nilai tentang
pertumbuhan , pengalaman baru, peran, dan teknik komunikasi?
3.2 Siapakah yang secara spesifik bertindak sebagai model peran bagi pasangan dalam
peran mereka sebagai orang tua, dan sebagai pasangan pernikahan, sperti apakah
mereka itu?
3.3 Jika peran informal disfungsional di dalam keluarga, siapa yang menjalankan peran
ini di dalam generasi yang sebelumnya?

Tn M mengatakan kedua orangtuanya mendidik dengan baik saat dia


kecil, memberikan pendidikan agama dengan baik. Selain itu, Tn M
mengatakan kedua orang tuanya otoriter dalam mengasuh anak-anaknya.
Sehingga Tn M telah belajar dan merasakan gaya asuh dari orang tuanya, dan
berusaha memberikan gaya asuh yang pebuh kasih saying kepada anak –
anaknya.

4. Variabel yang Memengaruhi Struktur Peran


4.1 Pengeruh kelas sosial: Bagaimana latar belakang kelas sosial memengaruhi struktur
peran informal dan formal di dalam keluarga?
4.2 Pengaruh kebudayaan: Bagaimana struktur peran keluarga dipengaruhi oleh latar
belakang keluarga agama dan etnik?
4.3 Pengaruh perkembangan atau tahap siklus kehidupan: Apakah perilaku peran
anggota keluarga saat ini sesuai dengan tahap perkembangan?
4.4 Peristiwa situasional: Perubahan dalam siklus kesehatan anggota keluarga.
Bagaimana masalah kesehatan memengaruhi peran keluarga? Realokasi
peran/tugas apa yang telah dilakukan? Bagaimana anggota keluarga yang telah
menerima pern-peran baru menyesuaikan diri? Apakah ada bukti tentang stres atau
konflik akibat peran? Bagaimana anggota keluarga dengan masalah kesehatan
bereaksi terhadap perubahan atau hilangnya peran?

Latar belakang kelas sosial keluarga Tn. M adalah kelas menengah

20
keatas. Tn. M mengatakan terkadang perannya sebagai kepala keluarga saat ini
terganggu karena masalah perceraian, tetapi Tn. M percaya dan ikhlas terhadap
keputusannya adalah yang terbaik dan anak – anaknya telah menyerahkan
keputusan tersebut kepada Tn. M, sehingga sekarang Tn. M berusaha menjalani
hidupnya seperti biasa.

NILAI KELUARGA

1. Penggunaan metode “perbandingan” dan “membedakan” memberikan kesan (dengan


nilai dari kebudayaan yang dominan dan kelompok rujukan keluarga-kelompok etnik
yang diidentifikasi mereka-atau keduanya).
Produktivitas/Pencapaian Individu.
Idividualisme
Meterialisme/etika konsumsi
Etika kerja
Pendidikan
Persamaan
Kemajuan dan penugasan lingkungan.
Orientasi masa depan
Efisiensi, keteraturan, dan kepraktisan
Rasionalitas
Kualitas hidup dan pemeliharaan kesehatan

Nilai keluarga dalam keluarga Tn M merupakan nilai ajaran agama Islam


dan adat istiadat minang. Aturan-aturan yang berlaku di keluarga Tn M merujuk
pada norma di masyarakat. Tn M mengatakan pencapaian dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari merupakan salah satu nilai utama dalam keluarga. Walaupun
Tn. M pensiunan PNS tetapi Tn. M tidak kesulitan ekonomi dan bisa memberi
hadiah – hadiah kepada cucu – cucunya. Dan untuk kebutuhan rumah tangga, Tn. M
dibiayai oleh anak – anaknya, sehingga uang pensiunan Tn.M bisa ditabung.

21
2.Perbedaan dalam Sistem Nilai
2.1 Sejauh mana kesesuaian antara nilai keluarga dan kelompok rujukan keluarga
dan/atau sistem yang berinteraksi seperti sistem pendidikan dan
perawatan/pelayanan kesehatan serta komunitas yang lebih luas?
2.2 Sejauh mana kesesuaian antara nilai keluarga dan nilai masing-masing anggota
keluarga?

Nilai keluarga dalam keluarga Tn M merupakan nilai ajaran agama Islam dan
adat istiadat minang. Aturan-aturan yang berlaku di keluarga Tn M merujuk pada
norma di masyarakat.Sehingga semua anggota keluarga mudah beradaptasi karena nilai
yang dianut sesuai dengan masing-masing anggota keluarga.

3. Nilai Keluarga
3.1 Seberapa penting nilai-nilai yang diidentifikasi di dalam keluarga? (Urutkan dari
nilai keluarga yang paling penting).
3.2 Nilai apa yang dianut secara disadari atau tidak disadari?
3.3 Apakah terdapat bukti konflik nilai di dalam keluarga?
3.4 Bagaimana kelas sosial, latar belakang kebudayaan dan derajat akulturasi,
perbedaan generasi, letak geografis (rural, urutan, suburban) keluarga
memengaruhi nilai-nilai keluarga?
3.5 Bagaimana nilai-nilai keluarga memengaruhi status kesehatan keluarga?

Nilai keluarga dalam keluarga Tn M merupakan nilai ajaran agama Islam dan
adat istiadat minang. Aturan-aturan yang berlaku di keluarga Tn M merujuk pada
norma di masyarakat. Jika ada Konflik maka akan diselesaikan dengan musyawarah.
Nilai – nilai keluarga Tn. M tidak mempengaruhi status kesehatan keluarga, jika ada
yang sakit, maka akan dibawa ke RS, Tn.M tidak menolak kehadiran Kedokteran
modern

22
FUNGSI AFEKTIF

1. Saling asuh, Keakraban, dan Identifikasi


1.1 Sejauh mana anggota keluarga saling asuh dan mendukung?
1.2 Apakah terdapat perasaan keakraban dan keintiman di antara lingkungan hubungan
keluarga?
Sebaik apa anggota keluarga bergaul satu sama lain?
Apakah mereka menunjukkan kasih sayang satu sama lain?
1.3 Apakah identifikasi saru sama lain, ikatan, atau kedekatan nampak ada? (penyataan
empati, perhatian terhadap perasaan, pengalaman, dan kesulitan anggota keluarga
lainnya, semuanya ditunjukkan). Untuk menjawab pertanyaan no. 1.1, 1.2, dan 1.3,
diagram pelekatan sangat membantu.

Saling Asuh, Keakraban dan Identifikasi


Tn.M mengatakan keluarganya selalu membina hubungan yang baik dan
saling menyayangi, memberikan pujian pada anaknya saat melakukan hal yang baik.
Tn.M mengatakan ia selalu memberikan dukungan kepada anaknya, selalu memberi
perhatian kepada anak-anaknya, dan selalu memberi dukungan terhadap keputusan
yang dilakukan anaknya yang masih dianggap wajar.. Hal ini terlihat dari hubungan
keluarga yang akrab, harmonis, dan hangat. Keluarga saling mendukung,
menghormati, menghargai satu sama lainnya. Rasa saling memiliki tercipta dalam
keluarga. Hubungan Tn. M dengan Ny. S walaupun sekarang hanya berkomunikasi
mengenai masalah pengadilan, tidak terganggu dan masih bisa dibilang baik dan
menghargai satu sama lain.

2. Keterpisahan dan Keterkaitan


2.1 Bagaimana keluarga menghadapi isu-isu tentang keterpisahan dan keterikatan?

23
Bagaimana keluarga membantu anggotanya agar bersatu dan memelihara
keterkaitan?
Apakah tersedia kesempatan untuk mengembangkan keterpisahan dan apakah
kesempatan tersebut sesuai dengan usia dan kebutuhan setiap anggota keluarga?

Dalam menghadapi isu-isu yang terjadi sepeti permasalahan yang terjadi di salah
satu anggota keluarga, TN.M selalu menekankan kepada anak-anaknya untuk mencari
jalan keluar bersama-sama selalu mendukung satu sama lain.

3. Pola Kebutuhan-Respons Keluarga


3.1 Sejauh mana anggota keluarga merasakan kebutuhan individu lain dalam keluarga
Apakah orang tua (pasangan) mampu mengurangi kebutuhan dan persoalan anak-
anak serta pasangan mereka?
Seberapa peka anggota keluarga dalam menanggapi isyarat yang berkaitan dengan
kebutuhan dan perasaan anggota yang lain?
3.2 Apakah kebutuhan, minat, dan perbedaan masing-masing anggota dihormati oleh
anggota keluarga yang lain?
Apakah terdapat keseimbangan dalam hal hormat-menghormati (apakah mereka
menunjukkan saling menghormati)?
Sejauh mana kepekaan keluarga terhadap tindakan dan persoalan dari setiap
individu?
3.3 Sejauh mana keluarga mengenali bahwa kebutuhan keluarga telah dipenuhi oleh
keluarga?
Bagaimana proses pelepasan emosional (mencurahkan masalah) keluarga?

Setiap anggota keluarga selalu berusaha memenuhi kebutuhan satu sama lain
dan saling menghormati perbedaan kebutuhan, minat dan perbedaan masing-masing.

24
FUNGSIONAL SOSIALISASI

1. Kaji praktik keluarga dalam membesarkan anak dalam isu berikut.


 Pengendalian perilaku, meliputi disiplin, penghargaan, dan hukuman.
 Otonomi dan ketergantungan.
 Memberi dan menerima cinta.
 Latihan perilaku yang sesuai dengan usia (perkembangan fisik, sosial, emosional,
bahasa, dan intelektual).

Dalam mendidik perilaku anak, Tn.M selalu menerapkan kediplinan anak,


memberikan penghargaan jika anak berprestasi dan memberi teguran dan hukuman jika
anak melakukan kesalahan.

2. Seberapa adaptif praktik keluarga dalam membesarkan anak untuk sebuah bentuk
keluarga dan situasi tertentu?

Keluarga Tn. M membesarkan anak berdasarkan pada nilai agama, adat dan
budaya yang berlaku di Minangkabau, begitu juga dengan beliau mendidik dan
membesarkan anaknya dengan metode tradisional tetapi tetap disesuaikan dengan
lingkungan sekitar dan perkembangan zaman. Tn. M mengajarkan anaknya untuk
bersosialisasi dengan keluarga besar dan masyarakat sekitar.

3. Siapa yang menerima tanggung jawab untuk peran membesarkan anak atau fungsi
sosialisasi? Apakah fungsi ini dipikul bersama? Jika demikian, bagaimana hal ini
diatur?

25
Tanggung jawab untuk membesarkan anak dilakukan oleh Tn.M setelah
kematian istri pertamanya, diselingi dengan bekerja. Setelah anak – anaknya sudah
dewasa, barulah Tn. M menikah dengan Ny. S . Fungsi sosialisasi ke masyarakat
diajarkan oleh Tn. M

4. Bagaimana anak-anak dihargai dalam keluarga ini?

Didalam keluarga ini anak-anak dihargai seperti mendorong bakat yang dimiliki
oleh anaknya. Orang tua mendukung bakat anak-anaknya. Didalam keluarga ini anak
bisa mengutarakan perasaan mereka,karena orangtua memberikan kesempatan bagi
anak-anak dalam mengutarakan pendapat.

5. Keyakinan budaya apa yang memengaruhi pola keluarga dalam membesarkan anak?

Keluarga Tn. M membesarkan anak berdasarkan pada nilai agama, adat dan
budaya yang berlaku di Minangkabau, begitu juga dengan beliau mendidik dan
membesarkan anaknya dengan metode tradisional tetapi tetap disesuaikan dengan
lingkungan sekitar dan perkembangan zaman

6. Bagaimana faktor sosial memengaruhi pola pengasuhan anak?

Keluarga Tn. M mendidik dan membesarkan anaknya dengan metode tradisional


tetapi tetap disesuaikan dengan lingkungan sekitar dan perkembangan zaman.

7. Apakah keluarga ini beresiko tinggi mengalami masalah membesarkan anak? Jika
demikian, faktor apa yang menyebabkan keluarga berisiko?

Tidak, karena keluarga tidak ada masalah dalam membesarkan anak.

26
8. Apakah lingkungan rumah cukup memadaibagi anak untuk bermain anak-anak (sesuai
dengan tahap perkembangan anak)? Apakah peralatan permainan yang ada sesuai
dengan usia anak?

Karena anak – anak Tn. M sudah dewasa dan membina keluarga masing –
masing dan Tn. M telah memiliki cucu, maka lingkungan rumah Tn. M ada mainan –
mainan cucu – cucunya, dan rumah Tn. M dibuat ramah untuk wilayah bermain anak.

FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN

1. Keyakinan, nilai, dan perilaku kesehatan:


Nilai apa yang dianut keluarga dalam kesehatan?
Promosi/peningkatan kesehatan? Pencegahan?
Apakah terdapat konsistensi antara nilai kesehatan keluarga seperti yang dinyatakan dan
tindakan kesehatan mereka?
Kegiatan promosi kesehatan apa yang dilakukan keluarga secara teratur?
Apakah perilaku ini merupakan karakteristik dari semua anggota keluarga, atau apakah
pola perilaku promosi kesehatan sangat beragm di antara anggota keluarga?
Apa tujuan kesehatan keluarga?

Tn.M mengatakan jika ada penyakit seperti demam, masuk angin, dll hanya
diobati dirumah dengan membeli obat di kedai dekat rumah atau pergi puskesmas . Tn.
M sejak dahulu sudah aktif mengikuti olah raga badminton kesukaannya, dan aktif
mengikuti perlombaan badminton.

2. Definisi dan tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat-sakit:


Bagaimana keluarga mendefinisikan sehat dan sakit untuk masing-masing anggota
keluarga? Tanda-tanda apa yang memberikan kesan, dan siapa yang memutuskan?
Apakah keluarga dapat mengamati secara akurat dan melaporkan gejala dan perubahan
yang signifikan?
Apakah sumber informasi dan saran kesehatan bagi keluarga?
Bagaimana informasi dan saran tentang kesehatan diteruskan kepada anggota keluarga?

27
Tn.M mengatakan bahwa sehat adalah bisa melakukan aktivitas secara bebas
tanpa ada hambatan, sedangkan sakit adalah ketika tidak bisa melakukan aktifitas
sehari-hari dan harus dirawat. Jika ada keluarga yang sakit maka segera diambil
keputusan untuk berobat. Sumber sarana dan informasi tentang kesehatan didapat dari
keluarga dan orang terdekat. Saat Tn.M terkena Covid, seluruh keluarga besar menjadi
sumber informasi dan mendukung Tn. M dirumahsakit.

3. Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit yang dirasa:


Bagaimana keluarga mengkaji status kesehatanya saat ini?
Masalah kesehatan apa yang saat ini diidentifikasi oleh keluarga?
Masalah kesehatan apa yang membuat keluarga merasa mereka rentan
Apa persepsi keluarga tentang berapa banyak kontrol kesehatan yang mereka lakukan
dengan melakukan tindakan kesehatan yang tepat?

Setelah Tn. M dirawat di RS karena Covid, saat ini Tn. M kembali melakukan
aktifitas seperti biasa. Tn. M tidak mengalami gejala – gejala sesak napas dan gejala
Covid setelah dirawat. Tn. M sekarang membiasakan kebiasaan hidup sehat seperti
mengkonsumsi buah dan sayur. Dan makanan berprotein. Untuk susu, Tn. M tidak
mengkonsumsinya karena tidak terlalu suka. Tn. M mengatakan anggota keluarga lain
jarang menderita sakit.

4. Praktik diet keluarga:


Apakah keluarga mengetahui tentang sumber makanan dari paramida pedoman
makanan?
Apakah diet keluarga adekuat? (cacatan riwayat pola makan keluarga selama tiga hari
dianjurkan).
Siapakah yang bertanggung jawab untuk terhadap perencanaan, belanja, dan persiapan
makanan?
Bagaimana makanan disiapkan?
Berapa banyak makanan yang dikonsumsi per hari?
Apakah ada pembatasan anggaran makanan?
Penggunaan kupon makanan?

28
Bagaimana kelayakan penyimpangan dan lemari pendingin makanan?
Apakah saat makan mamiliki suatu fungsi tertentu bagi keluarga?
Bagaimana kebiasaan sikap keluarga terhadap makanan dan jam makan?
Bagaimana kebiasaan keluarga dalam mengkonsumsi makanan kudapan?

Tn. M mengatakan makanan yang biasa dikonsumsi adalah nasi, lauk pauk
seperti ikan, sayur dan buah – buahan. Tn. M jarang mengkonsumsi makanan
bersantan. Tn. M mengatakan dalam hal perencanaan, belanja dan persiapan makanan
di rumah biasa di lakukan oleh Tn. M karena Tn. M sekarang tinggal Bersama adik laki
– lakinya. Tn. M bisa memasak untuk dirinya dan adik laki – lakinya, dalam seminggu,
Tn.M tinggal Bersama adiknya sekitar 3 hari dan hari lainnya Tn.M tinggal Bersama
anaknya Tn. D dan NY. M. jika Tn. M tinggal di rumah anaknya, maka Tn. M makan
makanan yang telah disiapkan oleh anaknya.

5. Kebiasaan tidur dan beristirahat:


Apakah yang merupakan kebiasaan tidur anggota keluarga?
Apakah kebutuhan tidur anggota keluarga sesuai dengan status kesehatan dan usia
mereka?
Apakah jam tidur ditetapkan secara teratur?
Apakah anggota keluarga melakukan istirahat siang secara teratur dan memiliki cara-
cara lain untuk istirahat selama sehari?
Siapa yang memutuskan kapan anak-anak harus tidur?
Di mana anggota keluarga tidur?

Tn.M mengatakan dalam kebutuhan tidur dan istirahat tidak ada aturan dalam
keluarga jam berapa tidur, jika mengantuk maka tidur didalam kamar yang disediakan.
Istirahat siang rutin dilakukan, Tn.M mengatakan tidur malam rata-rata 7-8 jam yaitu
dari jam 21.00-05.00.

6. Praktik aktivitas fisik dan rekreasi:


Apakah anggota keluarga menyadari bahwa rekreasi aktif dan olahraga secara teratur
penting untuk kesehatan?

29
Apakah pekerjaan harian yang biasa memberikan kesempatan untuk latihan?
Jenis rekreasi dan aktivitas fisik apa (mis., lari, bersepeda, berenang, menari, tenis)
yang dilakukan keluarga? Berapa kali? Siapa yang mengikuti?
Apakah aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh anggota keluarga membutuhkan
energi yang kecil untuk dikeluarkan? Apakah anggota keluarga menghabiskan
sedikitnya 30 menit hampir setiap hari dalam melakukakan

Tn.M mengatakan rajin berolahraga, Tn. M memiliki jadwal khusus untuk


berolahraga yaitu setiap hari selasa . dan Tn. M juga mengikuti lomba badminton
dengan timnya. Rekreasi dilakukan jika Tn. Mmemiliki waktu luang yaitu dengan
berkumpul dengan keluarga sambil bercengkrama.

7. Praktik penggunaan obat terapuetik dan penenang, alkohol serta tembakau di keluarga:
Apakah keluarga menggunakan alkohol, tembakau, kopi, cola, atau teh? (Kafein dan
teobromin adalah stimulan).
Apakah anggota keluarga mengonsumsi obat sebagai penenang?
Sudah berapa lama anggota keluarga menggunakan alkohol atau obat penenang?
Apakah penggunaan tembakau, alkohol, atau obat yang diresepkan oleh anggota
keluarga dirasakan sebagai masalah?
Apakah penggunaan alkohol atau obat lainnya mengganggu kapasitas untuk melakukan
aktivitas yang biasa?
Apakah anggota keluarga secara teratur menggunakan obat yang dijual bebas atau obat
yang diresepkan?
Apakah keluarga menyimpan obat dalam periode yang lama dan menggunakan
kembali?
Apakah obat diberi label dan disimpan dengan tepat di tempat yang aman dan jauh dari
jangkauan anak kecil?

Tn. M mengatakan tidak ada memiliki kebiasaan merokok atau mengkonsumsi


alkohol. TN. M mengatakan untuk obat keluarga kadang – kadang mengkonsumsi obat
yang dibeli di kedai dekat rumah . Tn. M mengatakan anaknya tidak merokok dan tidak
memiliki kebiasaan mengkonsumsi alkohol.

30
8. Peran keluarga dalam praktik perawatan diri:
Apa yang dilakukan keluarga untuk memperbaiki status kesehatannya?
Apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah penyakit?
Siapakah pemimpin kesehatan di dalam keluarga?
Siapa yang membuat keputusan kesehatan di dalam keluarga?
Apa yang dilakukan anggota keluarga ketika merawat anggota yang sakit di rumah?
Bgaimana kemampuan keluarga dalam hal perawatan diri yang berkaitan dengan
pengakuan terhadap tanda dan gejala, diagnosis dan perawatan di rumah terhadap
masalah kesehatan yang umum dan sederhana?
Apa nilai, sikap, dan keyakinan keluarga mengenai perawatan di rumah?

Tn. M mengatakan untuk pencegahan penyakit biasanya keluarga mengatasi


dengan banyak minum air putih, makan buah dan sayur dan berolahraga. Pengambilan
keputusan tentang kesehatan adalah Tn. M . Jika ada anggota kelurga yang sakit saling
mendukung agar cepat sehat.

9. Tindakan pencegahan secara medis:


Bagaimana riwayat dan perasaan keluarga tentang keadaan fisik ketika berada dalam
keadaan sehat?
Kapan pemeriksaan terakhir terhadap mata dan pendengaran dilakukan?
Bagaimana status imunisasi anggota keluarga?
Apakah anggota keluarga menggunakan air yang diberi florida, dan apakah anak-anak
dianjurkan untuk menggunakan florida setiap hari?
Apa kebiasaan higiene oral dalam keluarga yang berkaitan dengan sikat gigi setelah
makan?
Bagaimana pola keluarga dalam mengasup gula dan tepung?
Apakah anggota keluarga menerima perawatan gigi profesional yang bersifat
preventif/pencegahan, termasuk pendidikan kesehatan, penyinaran dengan sinar X
secara periodik, kebersihan, perbaikan, dan untuk anak-anak, florida oral atau topikal?

Menurut Tn. M, sehat adalah keadaan kita tidak sakit dan bisa melakukan
aktivitas sehari-hari seperti biasanya tanpa ada gangguan seperti demam, sakit kepala,

31
sesak nafas, batuk, sakit gigi, sakit lutut dan lain-lain. Tn. M mengatakan imunisasi
anaknya lengkap. Untuk Kebersihan gigi dan mulut keluarga gosok gigi 2x sehari pada
saat mandi pagi dan malam hari.

10. Terapi komplementer dan alternatif:


Apa praktik pelayanan/perawatan kesehatan alternatif yang digunakan oleh anggota
keluarga?
Bagaimana mereka turut mengikuti praktik ini, dan atas alasan apa mereka mengikuti
praktik ini?
Bagaimana perasaan anggota keluarga tentang manfaat praktik ini terhadap
kesehatannya?
Sudahkah praktik ini dilaksanakan berdasarkan koordinasi dengan pelayanan berbasis
medis lainnya?
TN. M mengatakan sering berobat ke praktek dokter ketika ada anggota
keluarganya yang sakit. Apabila ada anggota yang sakit yang harus diobati keluarga
Tn. M lebih memilih untuk berobat ke praktek dokter atau ke puskesmas. Tn. M juga
mengonkunsi obat herbal untuk meningkatkan kekebalan tubuh, seperti jamu.

11. Riwayat Kesehatan Keluarga:


Bagaimana keseluruhan kesehatan dari anggota keluarga dari hubungan pernikahan
(kakek/nenek, orang tua, bibi, paman, sepupu, saudara, dan generasi) selama tiga
generasi?
Apakah ada riwayat penyakit genetik atau keturunan di masa lalu dan sekarang-
penyakit diabetes, jantung, tekanan darah tinggi, stroke, kanker, gout, penyakit ginjal
dan tiroid, asma, dan keadaan alergi lainnya, penyakit darah, atau penyakit keturunan
lainnya.
Apakah ada riwayat keluarga tentang masalah emosi atau bunuh diri?
Apakah terdapat penyakit keluarga yang berkaitan dengan lingkungan?

Tn. M mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga lain yang menderita
penyakit yang sama dengannya yaitu Covid. Dan Tn. M tidak memiliki riwayat
penyakit keturunan..

32
12. Layanan perawatan kesehatan yang diterima:
Dari mana anggota keluarga menerima perawatan (sebutkan praktisi perawatan
kesehatan dan/atau lembaga perawatan kesehatan)?
Apakah penyedia atau lembaga kesehatan merawat dan memerhatikan semua
kebutuhan kesehatan mereka?

Saat ini keluarga Tn. M tidak menerima perawatan kesehatan, Tn. M mengonsumsi
vitamin

13. Perasaan dan persepsi mengenai pelayanan kesehatan:


Bagaimana perasaan keluarga tentang jenis pelayanan kesehatan yang tersedia di
dalam masyarakat?
Bagaimana perasaan keluarga mengenai pelayanan kesehatan yang diterima?
Apakah keluarga merasa nyaman, puas, dan percaya dengan perawatan yang diterima
dari penyedia pelayanan kesehatan?
Apakah keluarga memiliki pengalaman masa lalu dengan pelayanan kesehatan
keluarga?
Apa sikap dan harapan keluarga terhadap peran perawat?
Tn. M mengatakan hanya akan pergi ke RS jika penyakitnya sudah berat. Selama
ini Tn. M jarang sakit akut, hanya demam biasa, jika seperti itu maka Tn. M akan
mengkonsumsi obat yang dibeli di kedai. Dan makan makanan yang bergizi diselingi
dengan obat herbal seperti jamu.

14. Pelayanan kesehatan darurat:


Apa lembaga atau dokter yang memberikan layanan perawat memiliki pelayanan
darurat?
Apakah pelayanan medis dari pemberi pelayanan kesehatan saat ini tersedia, jika
terjadi keadaan darurat?
Jika tidak ada pelayanan darurat, apakah keluarga mengetahui di mana pelayanan
darurat terdekat (menurut kelayakan) baik untuk anak-anak maupun anggota keluarga
yang dewasa?

33
Apakah keluarga mengetahui bagaimana cara menghubungi ambulans dan pelayanan
paramedis?
Apakah keluarga memiliki rencana kesehatan gawat darurat?

Tn. M mengatakan RS terdekat dari rumah nya yaitu RSUD Padang dr. Rasidin
lebih kurang 5 km

15. Sumber pembayaran:


Bagaimana keluarga membayar pelayanan yang diterima?
Apakah kaluarga memiliki rencana asuransi kesehatan swasta, Medicare, atau
haruskah keluaga membayar penuh atau sebagaian?
Apakah keluarga mendapatkan pelayanan gratis (atau mengetahui siapa yang layak
mendapatkannya)?
Apa efek dari biaya perawatan kesehatan terhadap pemakaian pelayanan kesehatan
oleh keluarga?
Jika keluarga memiliki asuransi kesehatan (swasta, Medicare, Medicaid), apakah
keluarga diinformasikan tentang pelayanan preventif, peralatan medis tertentu,
kunjungan rumah, dll?
Tn. M mengatakan semua anggota keluarga memiliki kartu BPJS jadi kalau berobat
tidak terlalu membutuhkan biaya yang mahal.

16. Logistik untuk medapatkan perawatan:


Berapa jarak fasilitas perawatan dari rumah keluarga?
Alat transportasi apa yang digunakan keluarga untuk mencapai fasilitas perawatan?
Jika keluarga harus menggunakan angkutan umum, masalah apa yang timbul dalam
hal jam pelayanan dan lamanya perjalanan ke fasilitas pelayanan kesehatan?

Jarak fasilitas kesehatan seperti puskesmas pembantu terdekat dari rumah Tn. M
sekitar 2,5 km dan RS sekitar 5 KM. Tn. M mengatakan diantarkan anaknya
menggunakan motornya untuk mencapai fasilitas kesehatan. Atau oleh adiknya dengan
mobil.

34
STRES, KOPING, DAN ADAPTASI KELUARGA

1. Stresor, kekuatan, dan persepsi keluarga


1.1 Apa saja stresor (baik jangka panjang maupun pendek) yang pernah dialami oleh
keluarga? Merujuk pada Family Inventory of Live Event and Changes Scale
sebagai contoh stresor yang penting. Pertimbangkan kekuatan dan jangka waktu
dari stresor ini?
1.2 Kekuatan apa yang mengimbangi stresor itu? Apakah keluarga mampu menangani
stres dan ketegangan kehidupan keluarga sehari-hari? Sumber apa yang dimiliki
keluarga untuk mengatasi stresor itu?
1.3 Bagaimana keluarga mendefinisikan situasi tersebut?
Apakah realistik, penuh harapan. dilihat sebagai tantanga?

35
Apakah keluarga mampu bertindak berdasarkan pada penilaian realistis dan
objektif terhadap situasi atau peristiwa yang penuh stres?
Atau apakah stresor utama dilihat sebagai hal yang sangat besar, sulit di atasi, atau
sesuatu yang merusak?

Tn .M mengatakan tidak merasa khawatir dengan penyakit Covid nya karena


sudah dirawat dan sudah tidak mengalami gejala lagi. Dan saat ini sedang menunggu
waktu untuk mendapat vaksinnya. Tn. M mengatakan keluarganya sangat membantu
dan mendukungnya selama dia sakit.
Tn. M mengatakan dia kadang – kadang merasa khawatir mengingat
perceraiannya, tetapi mengingat anak – anak dan keluarga besarnya mendukung penuh
keputusannya. Tn. M merasa lega dan tidak takut akan sendiri dimasa depan dan tidak
ada yang merawatnya.

2. Strategi Koping Keluarga


2.1 Bagaimana keluarga bereaksi terhadap stresor yang sedang dialami? Strategi apa
yang digunakan?
Strategi koping apa yang dilakukan keluarga dan untuk menangani jenis masalah
apa?
Apakah cara kopng anggota keluarga berbeda untuk mengatasi masalah saat ini?
Jika demikian, bagaimana?
Tn. M mengatakan jika ada masalah dalam keluarga selalu berdiskusi dengan
anak-anak-anaknya. Keluarga Tn. M terbuka dan jujur dalam komunikasi keluarga.

2.2 Sejauh mana keluarga menggunakan strategi koping internal?


Mengandalkan kelompok keluarga
Berbagai perasaan, pemikiran, dan aktivitas (memperkuat kohesivitas)
Fleksibilitas peran
Normalisasi
Mengendalikan makna masalah dengan pembingkaian ulang dan penilaian pasif
Pemecahan masalah bersama
Mendapatkan informasi dan pengetahuan
Terbuka dan jujur dalam komunikasi keluarga

36
Menggunakan humor dan tawa

Tn. M mengatakan jika ada masalah dalam keluarga selalu berdiskusi dengan
anak-anak-anaknya dan mencari solusi masalah secara bersama-sama. Keluarga Tn.
M terbuka dan jujur dalam komunikasi keluarga.

2.3 Sejauh mana keluarga menggunakan stretegi koping eksternal berikut?


Memelihara jalinan aktif dengan komunitas
Menggunakan dukungan spiritual
Menggunakan sistem dukungan sosial
Untuk memperoleh informasi jaringan dukungan sosial lebih lanjut, baik genogram
dan ecomap dianjurkan.

Dalam mengatasi masalah yang dialami, Tn. M akan mencoba berpikir sendiri
terlebih dahulu untuk memecahkan masalahnya, jika tidak terpecahkan, akan
meminta bantuan dari orang – orang terdekat seperti anak dan keluarga lainnya.

2.4 Trategi koping disfungsional apa yang pernah digunakan keluarga atau apakah
keluarga saat ini menggunakannya? Adakah ada tanda-tanda disfungsional seperti
yang tercantum di bawah ini? Jika demikian catat dan sejauh mana tanda tersebut
digunakan?
Mengambinghitamkan
Penggunaan ancaman
Mitos keluarga
Orang ketiga
Pseudomutualitas
Otoriterianisme
Perpecahan keluarga
Penyalahgunaan alkohol dan/atau obat-obatan
Kekerasan dalam keluarga (pasangan, anak, sibling, lansia, atau homoseksual
Pengabaian anak

Keluarga tidak pernah menggunakan kekerasan, perlakuan kejam pada anggota

37
keluarga ataupun memberikan ancaman-ancaman dalam menyelesaikan masalah.

3. Adaptasi Keluarga
3.1 Bagaimana pengelolaan atau fungsi keluarga?
Apakah stresor/masalah keluarga dikelola secara adekuat oleh keluarga?
Apa dampak dari stresor pada fungsi keluarga?
3.2 Apakah keluarga berada dalam krisis? (Salah satu tugas primer perawat keluarga
adalah mendeteksi kapan keluarga berada dalam krisis)
Apakah masalah yang ada merupakan bagian dari ketidakmampuan kronik
menyelesaikan masalah (mis., apakah keluarga terpajan krisis)?

Jika ada masalah, keluarga selalu berdiskusi untuk menyelesaikannya dengan


meminta pendapat masing-masing anggota keluarga. Stressor /masalah dapat dikelola
dengan baik oleh keluarga.

4. Melacak Stresor, Koping, Adaptasi Sepanjang Waktu


4.1 Ketika perawat keluarga bekerja dengan keluarga sepanjang waktu, akan sangat
bermanfaat untuk melacak atau memantau bagaimana keluarga bereaksi terhadap
stresor, persepsi, koping, dan adaptasi.
Apakah keluarga mulai pulih, menghasilkan proses koping yang berguna, atau
apakah tetap pada tingkat adaptasi yang sama, atau menunjukkan tanda-tanda
penurunan adaptasi?

Keluarga dapat beradaptasi dengan stressor/masalah dengan baik.

38
DATA FOKUS
- Tn. M mengatakan akan menjalani proses perceraian dengan Ny. S
- Tn. M mengatakan baru sembuh dari covid sekitar 1 bulan yang lalu
- Tn. M mengatakan berat badannya mengalami penurunan lebih dari 3 kg selama 3
bulan ini
- Tn. M mengatakan komunikasi dengan Ny. S hanya sebatas masalah pengadilan
- Tn. M tidak lagi tinggal serumah dengan Ny. S
- Tn. M mengatakan dirinya sekarang tidur di rumah anak – anak nya atau adik –
adiknya
- Tn. M memiliki rutinitas olahraga badminton dengan jadwal yang tetap setiap
minggunya
- Tn. M selalu mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari
- Tn. M mengatakan tidak ingin sakit lagi, dan ingin Bersama dengan cucu –
cucunya
- Keluarga Tn. M telah menyerahkan sepenuhnya keputusan untuk bercerai kepada
Tn. M
- Anak – anak Tn. M hanya berkomunikasi saat ada keperluan dengan Ny. S
- Tn. M dan anak – anaknya berkomunikasi lancer terkadang melalui telepon dan
bertemu langsung
- Tn. M membuat keputusan untuk dirinya sendiri
- Hasil Skrining tes nutrisi dengan the mini nutrisional assessment Tn. M termasuk
kategori dalam resiko malnutrisi
- Tn. M tidak mengalami masalah dengan ingatan dan memorinya
- Tn. M tidak memerlukan bantuan untuk berjalan
- Tn. M tidak memiliki penyakit keturunan
- Selama hidupnya, Tn. M tidak pernah sakit akut hanya Covid yang terjadi baru –
baru ini
- Tn. M masih beraktifitas seperti biasa seperti mengendari motor dan mobil untuk
segala macam keperluan seperti menjemput dan mengantar cucu – cucunya
- Apabila keluarga Tn. M sakit, jika seperti flu atau demam biasanya akan beli obat
di warung, dank e puskesmas
- Tn. M khawatir dengan bercerainya dengan Ny. S cucunya akan kehilangan figure
sosok dan kasih saying seorang nenek
- Tn. M mulai semakin memperhatikan makanan dan pola hidupnya
- Tn. M memiliki selera makan yang baik
-

39
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH PENYEBAB
1 DS : Gangguan proses Perubahan peran
1. Tn. M mengatakan akan menjalani proses perceraian dengan istrinya Ny. S keluarga keluarga

DO :
1. Tn. M tidak berkomunikasi dengan terbuka dan lancer dengan Ny. S
2. Anak – Anak Tn. M berkomunikasi tidak terbuka dengan Ny. S, saat ada perlu
saja
3. Tn. M tidak tinggal serumah dengan Ny. S sehingga komunikasi kurang lancer
4.

2 DO: Kesiapan Post covid


1. Tn. M mengalami penurunan berat badan pasca Covid Peningkatan
2. Tn. M memiliki selera makan baik Manajemen
3. Berdasarkan test the mini nutrisional assessment, Tn. M masuk kategori dalam
Kesehatan
resiko nutrisi dengan skor 21
4. Tn. M mengalami penurunan berat badan lebih dari 3 kg selama 3 bulan ini

DS:
1. Tn. M mengatakan paham dan mengerti mengenai keadaannya saat ini, dan mau
mengikuti kebiasaan hidup sehat
2. Tn. M mengatakan tidak mau sakit lagi dan ingin berumur Panjang agar bisa
Bersama dengan cucunya
3. Tn. M memiliki kebiasaan makan sayur dan buah juga berolahraga rutin yaitu
badminton

40
Data Mayor Data Minor Diagnosis
Subjektif Objektif Subjektif Objektif
( tidak tersedia ) 1. Keluarga tidak 1. Keluarga tidak mampu 1. keluarga tidak mampu Gangguan
DS : mampu mengungkapkan perasaan memenuhi kebutuhan Proses
beradaptasi secara leluasa fisik/emosional/ spiritual
1. Klien mengatakan keluarga
dengan situasi DS : anggota keluarga
akan melalui proses
2. Tidak mampu 1. Klien hanya berkomunikasi 2. keluarga tidak mampu
cerai dengan Ny. S
berkomunikasi mengenai pengadilan mencari atau menerima
2. Tn. M khawatir
secara terbuka dengan Ny. S sehingga bantuan secara tepat
cucunya kekurangan
diantara anggota kesempatan untuk
kasih saying seorang
keluarga memecahkan masalah DO :
nenek
antara keduanya terhambat 1. Dengan perpisahan antara
3. DO : Tn.M dengan Ny. S maka
1. Klien tidak cucu Tn. M kehilangan
berkomunikasi sosok, figure dan kasih
dengan terbuka sayang seorang nenek
dengan Ny. S hanya
sebatas masalah
pengadilan
2. Klien tidak tinggal
Bersama dengan
Ny. S sehingga
masalah tidak
teratasi

41
3. Anak – anak Tn. M
tidak berkomunikasi
secara terbuka
dengan Ny. S

Data Mayor Data Minor Diagnosis

Subjektif Objektif Subjektif Objektif

1. Mengekspresikan 1. Pilihan hidup sehari – 1. Mengekspresikan tidak 1. Tidak ditemukan Kesiapan


keinginan untuk hari tepat untuk adanya hambatan yang adanyagejala masalah Peningkatan
mengelola masalah memenuhi tujuan berarti dalam kesehatan atau penyakit
Manajemen
kesehatan dan program kesehatan mengintergrasikan program yang tak terduga
pencegahannya yang ditetapkan untuk Kesehatan
DO : mengatasi masalah kesehatan DO :
DS : 1. Tn. M memiliki 2. Menggambarkan 1. Tn. M adalah pasien post
2. Tn. M mengatakan kebiasaan makan sayur berkurangnya factor risiko covid, saat ini sudah bulan
paham dan mengerti dan buah setiap makan terjadinya masalah kesehatan pertama, dan 2 bulan lagi
mengenai keadaannya 2. Tn. M mengikuti akan mendapat vaksin
saat ini, dan mau kegiatan olah raga rutin DS : covidnya
mengikuti kebiasaan yaitu badminton 1. Tn. M mengatakan sudah
hidup sehat memulai menjalani
3. Tn. M mengatakan kebiasaan hidup sehat
tidak mau sakit lagi dan
ingin berumur Panjang
agar bisa lebih lama
dengan cucunya

42
Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Slki Siki
1 Gangguan 1. Proses Keluarga 1. Promosi proses efektif keluarga
Proses Keluarga Kriteria Hasil : Observasi
a. Adaptasi keluarga terhadap situasi meningkat 5 a. Identifikasi tipe proses keluarga
b. Kemampuan keluarga berkomunikasi secara b. Identifikasi masalah atau gangguan dalam
terbuka di antara anggota keluarga meningkat 5 proses keluarga tersebut
c. Kemampuan keluarga memenuhi kebutuhan Terapeutik
emosional anggota keluarga meningkat 5 a. Pertahankan interaksi yang berkelanjutan
d. Aktivitas mendukung pertumbuhan anggota dengan anggota keluarga
keluarga meningkat 5 b. Motivasi anggota keluarga untuk melakukan
e. Ketepatan peran keluarga dalam tahap aktifitas Bersama seperti makan Bersama,
perkembangan meningkat 5 diskusi Bersama keluarga
f. Minat keluarga melakukan aktifitas positif Edukasi
meningkat 5 a. Jelaskan strategi mengembalikan kehidupan
2. Status Koping Keluarga keluarga yang normal kepada anggota
Kriteria hasil : keluarga
1. Kekhawatiran tentang anggota keluarga menurun b. Diskusikan dukungan social dari sekitar
5 keluarga
2. Kemampuan memenuhi kebutuhan anggota 2. Dukungan koping keluarga
keluarga Observasi
3. Komunikasi antara anggota keluarga a. Identifikasi respon emosional terhadap
kondisi saat ini
b. Identifikasi beban prognosis secara psikologis
c. Identifikasi kesesuaian antara harapan
pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan
Terapeutik
a. Dengarkan masalah, perasaan,dan
pertanyaan keluarga
b. Terima nilai – nilai keluarga dengan cara

43
tidak menghakimi
c. Fasilitasi pengungkapan perasaan antara
pasien dan keluarga atau antar anggota
keluarga
d. Bersikap sebagai pengganti keluarga untuk
menenangkan pasiendan atau jika keluarga
tidak dapat memberikan perawatan
e. Hargai dan dukung mekanisme koping
adaptif yang digunakan
Edukasi
a. Informasikan kemajuan secara berkala
b. Informasikan fasilitas perawatan kesehatan
yang tersedia
Kolaborasi
a. Rujuk untuk terapi keluarga

2 Kesiapan 1. Manajemen kesehatan 1. Edukasi kesehatan


Peningkatan Kriteria Hasil : Observasi
Manajemen a. Melakukan tindakan untuk mengurangi factor a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
Kesehatan risiko meningkat menerima informasi
b. Menerapkan program perawatan meningkat b. Identifikasi factor – factor yang dapat
c. Aktifitas hidup sehari – hari efektif memenuhi meningkatkan dan menurunkan motivasi
tujuan kesehatan meningkat perilaku hidup bersih dan sehat
2. Pemeliharaan Kesehatan Terapeutik
Kriteria Hasil a. Sediakan materi dan media Pendidikan
a. Menunjukkan perilaku adaptif meningkat kesehatan
b. Menunjukkan pemahaman perilaku sehat b. Jadwalkan Pendidikan kesehatan sesuai
meningkat kesepakatan
c. Kemampuan menjalankan perilaku sehat c. Berikan kesempatan untuk bertanya
meningkat Edukasi
a. Jelaskan factor resiko yang dapat

44
mempengaruhi kesehatan
b. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
c. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat
2. Manajemen nutrisi
Observasi
a. Identifikasi status nutrisi
b. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
c. Identifikasi makanan yang disukai
d. Monitor asupan makanan
e. Monitor berat badan
Terapeutik
a. Fasilitasi menentukan pedoman diet
b. Sajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
c. Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
d. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
Edukasi
a. Anjurkan posisi duduk
b. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan, jika perlu
b. Kolaborasi ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan,
jika perlu

45
46

Anda mungkin juga menyukai