Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KELOMPOK

PRAKTIKUM KETERAMPILAN KEBIDANAN KOMUNITAS DI


KELURAHAN JATINGALEH WILAYAH KERJA PUSKESMAS CANDISARI
KOTA SEMARANG

Disusun Oleh :

Chinta Agustina Darato NIM 2104003


Mukiyem NIM 2104016
Putry Chrisya Lasamahu NIM 2104019
Restika Lelung NIM 2104020
Siska Shintawati NIM 2104023
Sri Tatun NIM 2104024
Nur Intan Suciati NIM 2104028
Alfiah Majid NIM 2104073
Endang Minaharsi NIM 2104075
\ 2104076
Sumarni NIM

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS KESEHATAN KARYA HUSADA

1
SEMARANG

2021

2
ANALISA DATA DAN DIAGNOSIS KEBIDANAN

A. Identitas Umum
1. Identitas Kepala Keluarga

Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. N

Umur : 38 tahun

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : TNI

Alamat : Jatingaleh RT 4/RW 10 Candisari


- Semarang
Identitas Istri
Nama Istri : Ny. H
Umur : 36 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jatingaleh RT 4/RW 10 Candisari
- Semarang

3
2. Komposisi Keluarga :

No. Nama L/P Hub. Kel Umur Pendidikan Imunisasi KB

1 Tn. N L Suami 38 th SMA Lengkap


2 Ny. H P Istri 36 th SMA Lengkap 3 Bulan
3 An. Z P Anak 11 th SMP Lengkap
4 An. M L Anak 8 th SD Lengkap
5 An. S P Anak 28 bln Belum sekolah Lengkap

3. Genogram

Tn. N ....................... Ny.

An. Z An. M An. S

Ket. Genogram :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan

4
4. Tipe keluarga
a. Jenis tipe keluarga
Keluarga ini tergolong dalam Nucear Family karena keluargnya
adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak.
b. Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut Tidak ada masalah dengn
tipe keluarga ini.
5. Suku bangsa (etnis)
a. Keluarga ini berbudaya suku Jawa yang mempunyai anggapan makan
tidak makan yang penting berkumpul
b. Tempat tinggal keluarga
c. Seluruh anggota keluarga saat ini tinggal di Jatingaleh RT 4/RW 10
Candisari - Semarang
d. Kegiatan-kegiatan keagamaan,sosial, budaya, rekreasi, pendidikan
Keluarga sering mengikuti kegiatan keagamaan seperti pengkajian,
sosial budaya maupun kegiatan pendidikan.
e. Kebiasan diet dan berbusana
Dalam keluarga tidak ada yang memiliki kebiasaan diet dan berbusana
sewajarnya
f. Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau modern
Struktur kekuasaan keluarga bersifar modern atau demokratis artinya
dalam pengambilan keputusan keluarga harus menerima pendapat dari
anggota keluarga yang lain (istri)

5
g. Bahasa yang digunakan di rumah
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia dan bahasa jawa
tidak ada hambatan komunikasi dalam keluarga khususnya
penggunaan bahasa
h. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi
Menurut Keterangan Tn. N jika ada anggota keluarga yang sakit
maka segera membawa kefasilitas kesehatan
6. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
a. Seluruh anggota keluarga menganut agama islam
dan memiliki pandangan yang sama dalam praktik keyakinan beragama
b. Anggota keluarga aktif dalam kegiatan keagamaan seperti menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Menurut Ny. H pendapatan keluarganya cukup untuk membiayai kebutuhan
sehari-hari. Jumlah pendapatan suami dan istri kurang lebih Rp.
3.000.000,-/bulan. Biaya yang dikeluarkan meliputi pengeluaran untuk
kebutuhan hidup sehari-hari, sandang, pangan, listrik, air, kebutuhan bayi
dan lain sebagainya.
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Pemanfaatan waktu luang dalam keluarga digunakan untuk menonton
televisi bersama.

B. Riwayat & Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tn. N dan Ny. H saat ini mempunyai seorang anak usia balita yaitu An. S yang
berusia 2 tahun. tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu keluarga yang
Lengkap
2. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Saat ini keluarga sedang bertumbuh dan berkembang dan sudah menimbang
An. S. masih sangat membutuhkan asupan gizi yang sangat baik karena An. S
berat badannya tidak sesuai dengan usinya dan susah untuk makan

6
C. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
1. Riwayat keluarga sebelumnya
a. Riwayat keluarga dari pihak suami
Keluarga Tn. N dalam keadaan sehat dan Tn. N perokok aktif , Tn. N tidak
ada yang menderita penyakit seperti TBC, HIV, hipertensi, DM, dll
b. Riwayat keluarga dari pihak istri
Keluarga Ny. D dalam keadaan sehat dan tidak ada yang menderita
penyakit seperti TBC, HIV, hipertensi, DM, dll
2. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :

Keadaan Imunisasi Tindakan


No Nama Umur BB Kesehatan (BCG/Polio/D Masalah yang telah
. P Kesehatan dilakukan
T/HB/Campak
1 Tn. N 38 th 70 kg Sehat Lengkap Tidak ada -
2 Ny. H 36 th 60 kg Sehat Lengkap Tidak ada -
3 An. Z 11 th 28 kg Sehat Lengkap Tidak ada -
4 An. M 8 th 23 kg Sehat Lengkap Tidak ada -
5 An. S 28 bln 8.5 kg Tidak Sehat Lengkap Gizi Kurang

3. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


Menurut Ny. H jika dalam anggota keluarga ada yang sakit segera dibawa
ke fasilitas kesehatan seperti Klinik, Puskesmas maupun Rumah sakit.

D. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Gambar tipe tempat tinggal yang sedang ditempati adalah permanen dan
milik sendiri. Beliau memiliki luas rumah 6x16 m2.
a. Jenis rumah : Permanen
b. Lantai : marmer
c. Status : Milik sendiri

7
d. Denah rumah

a d d d

c e
f

Keterangan Gambar :
1. Teras Rumah
2. Ruang tamu
3. Ruang keluarga
4. Kamar Keluarga
5. Dapur
6. Kamar mandi/WC

a. Gambar kondisi rumah terdiri dari dinding tembok yang kuat dan dapat
melindungi suhu dingin maupun gangguan keamanan yang lain, ukuran
rumah 4x9 meter, lantai keramik, atap terbuat dari genting, ventilasi
berupa pintu dan jendela, keadaan ventilasi tidak memenuhi syarat
kesehatan karena sering tertutup (jendela), penerangan menggunakan
listrik. Pembagian ruangan adalah 3 kamar tidur, 1 kamar mandi dan 1
dapur, 1 ruang tamu dan 1 ruang keluarga. Kebersihan ruangan cukup
bersih, sumber air dari PDAM dan air sumur,

8
alat masak lengkap dan bersih karena selesai dipakai selalu dicuci. Alat
masak menggunakan kompor gas dan tempat penyimpanan perabot
dapur disimpan di rak piring.
b. Kamar mandi terkesan bersih, lantai dari keramik, sumber air berasal dari
PDAM dan air sumur, toilet terkesan bersih karena anggota keluarga
rajin membersihkan toilet. Peralatan mandi lengkap dan berada pada
tempat khusus peralatan mandi dan setiap anggota memiliki peralatan
mandi sendiri-sendiri seperti sikat gigi, bak mandi dikuras setiap
seminggu dua kali.
c. Kamar tidur terdiri dari 3 ruang. Keadaan ruangan cukup rapi dan bersih.
Penerangan kamar menggunakan listrik yang cukup. Kamar tidur
terdapat terdapat pintu dan ada jendela, untuk ventilasi udara cukup baik,
karena jendela dibuka setiap hari. Dalam ruang kamar tidur masing-
masing ditempat oleh 2 orang.
d. Keadaan rumah dalam keadaan cukup bersih dan penataan ruangan
cukup rapi. Dalam keluarga tidak memiliki hewan ternak dan saat
pengkajian dilakukan di dalam rumah.
e. Keluarga mengatakan bahwa mereka merasa aman dan nyaman tinggal di
dalam rumah dan dapat melakukan kegiatan dengan leluasa. Keluarga
merasa aman karena di depan rumah mempunyai teras sehingga bisa
digunakan untuk bersama tetangga.
f. Anggota keluarga mengatakan bahwa mereka dapat melakukan aktivitas
dengan leluasa dan tidak merasa terganggu dari luar, karena jika dalam
keluarga ada masalah diselesaikan dengan musyawarah tanpa
mengganggu tetangga sehingga tetangga tidak ikut campur.
g. Rumah relatif aman dari resiko kecelakaan ataupun ancaman kriminal.
Rumah dikelilingi oleh rumah-rumah tetangga yang sangat berdekatan
dan kendaraan yang lewat jalan dengan hati-hati karena jalannya sempit
hanya bisa dilewati sepeda motor, sehingga resiko kecelakaan kecil.
h. Sampah rumah tangga dibuang di tempat yang berada di samping rumah
dan setiap sampah dikelola oleh dinas kebersihan. Keluarga merasa tidak
ada masalah dengan pembuangan sampah.

9
2. Karakteristik tetangga & komunitas RW
Hubungan antar tetangga penuh dengan keakraban dan saling mengunjungi
Mobilitas geografis keluarga. Keluarga adalah penduduk asli daerah
tersebut
3. Perkumpulan keluarga & interaksi dengan masyarakat.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat penuh dengan
keakraban, anggota keluarga aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang
ada di dalam masyarakat dan sering memanfaatkan waktu luang untuk
berkumpul bersama tetangga dan berbagi cerita
4. Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga 5 orang, dimana keluarga Tn. N. Anak ke 3 Tn. N
usia 28 bulan saat ini sedang mengalami susah makan dan sudah periksa ke
fasilitas kesehatan yaitu Puskesmas. Keluarga memiliki jaminan kesehatan
seperti BPJS sebagai faktor pendukung saat memiliki masalah kesehatan.
Tempat berobat keluarga adalah puskesmas, Dokter umum, Bidan dan
perawat yang jaraknya mudah dijangkau dari fasilitas kesehatan, Alat
transportasi yang di miliki 2 motor.

E. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka, bahasa yang dipakai
setiap hari adalah bahasa Jawa dan kadang-kadang bahasa Indonesia,
keluarga tidak memiliki kesulitan bahasa dalam penerimaan pesan,
frekuensi komunikasi dalam keluarga setiap hari dilakukan dan selama ini
tidak ada masalah dalam keluarga mengenai komunikasi.
2. Struktur kekuatan keluarga
Pengendali keluarga adalah Tn. E sebagai kepala keluarga. Keputusan oleh
kepala keluarga melalui musyawarah dengan seluruh anggota keluarga dan
setelah pengambilan keputusan tidak ada permasalahan dalam anggota
keluarga dan secara umum tidak ada yang mendominasi kekuasaan, hanya
struktur tertinggi dipegang oleh kepala keluarga.

10
3. Struktur peran
Peran kepala keluarga mencari nafkah tugas istri merawat anak. Pendidikan
anak dilakukan bersama. Model peran yang dianut lebih dominan ibu dan
selama ini tidak terjadi konflik peran di dalam keluarga.
4. Nilai atau norma keluarga
Norma keluarga yang berkaitan dengan kesehatan adalah bila ada keluarga
yang sakit segera diperiksakan ke sarana kesehatan. Dalam kehidupan
setiap hari di keluarga menjalani hidup berdasarkan agama islam.
F. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Sikap dan hubungan antar anggota keluarga baik,dan menurut ibu dalam
keluarga mengembangkan sikap saling menghormati antar sesama
anggota keluarga dan berkomunikasi dengan baik.
2. Fungsi Sosialisasi
Interaksi dalam keluarga baik dan keluarga mulai belajar mendidik anak
dan bersama-sama belajar memberikan pendidikan yang baik dan optimal
bagi anak.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Ny. H telah memenuhi kebutuhan gizi balitanya dengan memberikan
makanan tambahan.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan, apabila ada
permasalahan kesehatan keluarga merundingkan secara bersama-
sama.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, sesuai
dengan anjuran dokter atau petugas kesehatan.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah cukup bagus,
keluarga cukup mengetahui tentang pentingnya kebersihan
lingkungan, pada kunjungan rumah dalam keadaan cukup bersih.
e. Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan, bila
sakit segera dibawa ke Rumah Sakit, Puskesmas atau bidan.

11
4. Fungsi Reproduksi
Sudah memiliki 3 anak. Keluarga dalam merencanakan jumlah anggota
keluarga nya nanti yaitu dengan menggunakan alat kontrasespsi yang mana
bisa membatasi jumlah kelahiran, saat ini Ny. H menggunakan metode
kontrasepsi 3 bulan
5. Fungsi Ekonomi
Menurut Ny. H pendapatan keluarganya cukup untuk membiayai kebutuhan
sehari-hari. Jumlah pendapatan suami kurang lebih Rp. 3.000.000,-/bulan.
Biaya yang dikeluarkan meliputi pengeluaran untuk kebutuhan hidup sehari-
hari, sandang, pangan, listrik, air, kebutuhan bayi dan lain sebaginya.
Pengelola keuangan dalam keluarga ini adalah Ny. H

G. Stress dan Koping keluarga


1. Stressor Jangka Pendek
Ibu menyatakan sempat khawatir tentang keadaan anak balitanya
yang mengalami gizi kurang sehingga menjadi rewel dan lemas.
2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi atau Stressor
Bila ada masalah kesehatan, secepatnya dibawa ke tenaga kesehatan
3. Strategi Koping yang digunakan
Jika ada masalah selalu dibicarakan bersama keluarga untuk
dimusyawarahkan
4. Strategi Adaptasi Disfungsional
Bila ada masalah dalam keluarga diselesaikan dengan musyawarah

H. Pemeriksaan Fisik
1. Balita
Identitas
Nama : An. S
Usia : 28 bulan
Tanggal lahir : 20 – 08 – 2019
a. Keluhan/riwayat penyakit saat ini
Ibu mengatakan An. S susah makan dan BB dibawah standar usia
b. Riwayat penyakit sebelumnya
Ibu mengatakan sebelumnya An. S tidak menderita penyakit apapun
c. Riwayat Imunisasi
12
No Imunisasi Status
1. Hb < 7 hari √
2. BCG, Polio 1 √
3. DPT-HB-Hib 1, Polio 2 √
4. DPT-HB-Hib 2, Polio 3 √
5. DPT-HB-Hib 3, Polio 4 √
6. Campak √

d. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Antropometri
BB : 8,5 kg
TB : 87 cm
LILA : 12 cm
3) Tanda Tanda vital
Suhu : 36 ºC
Pernapasan : 45 x/ menit
N : 110x/menit
e. Status Present
Kepala Mesochepal
Rambut Hitam dan bersih
Mata Simetris. Konjungtiva tidak pucat, dan konjungtiva
merah muda, mata
Hidung Bersih, tidak ada polip
Mulut Bibir tidak kering, lidah tidak kotor, gigi sudah
tumbuh,
Telinga Simetris, tidak ada serumen
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid Dada,
Simteris, ada retraksi dinding dada
Abdomen Perut buncit, tidak ada nyeri tekan hepar dan
gaster
Ektremitas Simetris, terkoordinasi,tidak oedema,kuku bersih,
jari lengkap, massa otot kurang

13
Kulit Kulit kering dan bersisik
Genetalia Bersih, tidak ada kelainan, labia mayora
menutupi labiya minora, uretra berlubang
Anus Tidak ada kelainan, ada lubang anus

I. Harapan Keluarga
1. Terhadap masalah kesehatannya
Harapan keluarga adalah keluarga dapat mengetahui cara mengatasi masalah
yang dihadapi dan keluarga ikut terlibat dalam membantu mengoptimalkan
kesehatan setiap anggota keluarganya
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada
Harapan keluarga adalah petugas kesehatan dapat selalu memperhatikan dan
memberikan pendidikan kesehatan serta melibatkan keluarga dalam
pemeliharaan kesehatan
Analisis Data

No Data Penyebab Masalah


1 An. S usia 28 bulan An. S susah Gizi kurang
Ds : Ibu mengatakan makan
anaknya susah
makan dan hasil
timbangan setiap
bulan kenaikan BB
di angka 100 gram
Do :
1.Keadaan Umum
: Baik
2.Antropometri
BB : 8.5 kg
TB : 87 cm
LILA : 12 cm
2 Ds : Ibu mengatakan An. S susah An. S usia 2 tahun dengan
anaknya susah makan makan gizi kurang
Do : BB 8,5 kg

Prioritas Masalah

Diagnosa : An. S usia 28 bulan dengan kebutuhan massage tuina untuk balita susah
makan

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

14
1. Sifat masalah : 3 1 3/3 x 1 = 1 Anak memiliki
Tidak/kurang sehat keluhan susah makan
2. Kemungkinan masalah dapat 2 2 2/2 x 2 = 2 Anak diberikan susu
diubah : formula dan ibu akan
berusaha menyajikan
Dengan mudah makanan yang
menarik
3. Potensi masalah untuk 3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah ini dapat
dicegah : dicegah dengan
selalu memberikan
Tinggi nutrisi seimbang dan
, menjaga pola hidup
sehat anak dan selalu
memeriksakan
anaknya ke petugas
kesehatan
4. Menonjolnya 1 1 1/1 x 1 = 1 Bayi tampak kurus,
masalah : keadaan umum An. S
baik
Ada, masalah tapi tidak
perlu segera di tangani

Total skor 5

15
Rencana Asuhan Kebidanan
Tujuan Evaluasi
No Diagnosa Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
1 AN. S, usia Setelah diberikan 1. Keluarga Tn. N Knowledge 1. Keluarga mampu 1. Gali informasi terkait
28 Bulan asuhan kebidanan dapat mengetahui dan masalah yang di alami oleh
dengan terapi massage mengetahui memahami tentang anak
kebutuhan Tuina diharapkan apa penyebab definisi susah makan 2. Jelaskan definisi gizi
massage keluarga mampu Susah makan 2. Keluarga mampu buruk pada balita
Tuina mengatasi susah 2. Keluarga Tn. N mengetahui dan 3. Jelaskan penyebab
makan pada An.S dapat memahami tentang terjadinya gizi buruk pada
mengetahui penyebab susah makan balita
pentingnya dan gizi buruk 4. Jelaskan pada keluarga
menjaga 3. Keluarga mampu definisi massage
pola nutrisi mengetahui dan tuina
pada balita Afektif memahami tentang 5. Jelaskan pada keluarga
3. Keluarga Tn. N massage tuina manfaat massage
dapat 4. Keluarga tuina
melakukan memutuskanakan 6. Jelaskan pada ibu untuk
penanganan melakukan melanjutkan memberikan
susah makan penanganan terhadap susu formula sebagai nutrisi
pada balita Psikomotor masalah susah makan tambahan
dan gizi buruk pada 7. Beri tahu pada ibu untuk
balita tidak khawatir dengan
keadaan balitanya sekarang
8. Memberitahu ibu
untuk menghubungi Bidan
atau tenaga kesehatan
ketika ada keluhan/masalah
lanjutan

16
Implementasi Asuhan Kebidanan
Tanggal : 10 November 2021 Waktu : 10.00 WIB

1. Menjelaskan definisi gizi buruk pada balita


Balita gizi buruk atau malnutrisi adalah kondisi ketika anak tidak menerima nutrien,
mineral, dan kalori yang cukup untuk membantu perkembangan organ vital. Gizi buruk
akan berdampak pada pertumbuhan dan kesehatan anak.
2. Menjelaskan penyebab terjadinya gizi buruk pada balita
Berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab balita gizi buruk:
a. Kurang makan: Kurangnya asupan makanan bisa memicu kekurangan nutrien yang
penting hingga berujung pada gizi buruk.
b. Makan tidak teratur: Makan secara tidak teratur bisa memicu masalah pencernaan dan
malnutrisi.
c. Gangguan pencernaan: Beberapa anak mungkin mengalami gangguan pencernaan,
seperti penyakit Crohn’s, yang membatasi kemampuan tubuh untuk menyerap nutrien
meski mengonsumsi makanan sehat.
d. Kurang ASI: Air susu ibu bagi anak yang baru lahir sangat penting karena
mengandung nutrien penting. Kurangnya ASI berisiko menyebabkan bayi gizi buruk.
e. Kurang aktivitas: Pencernaan tidak akan berjalan lancar jika anak kurang beraktivitas
hingga memicu malnutrisi.
f. Fasilitas layanan dasar buruk: Sejumlah layanan dasar, misalnya sanitasi, yang buruk
juga bisa memicu masalah gizi.
3. Menjelaskan pada keluarga definisi massage tuina untuk balita susah makan
Pijat Tui Na merupakan tehnik pijat yang lebih spesifik untuk mengatasi kesulitan makan
pada balita dengan cara memperlancar peredaran darah pada limpa dan
pencernaan,melalui modifikasi dari akupunktur tanpa jarum,teknik ini menggunakan
penekanan pada titik meridian tubuh atau garis aliran energi sehingga relatif lebih mudah
dilakukan dibandingkan akupuntur
4. Menjelaskan pada keluarga manfaat massage tuina untuk balita susah makan
Menurut Munjidah (2015), yang menyebutkan bahwa pijat Tui Naberpengaruh positif
terhadap kesulitan makan pada balita danmenerapkan asuhan inovasi pijat Tui Na untuk
membantu meningkatkan nafsu makan pada balita yang diharapkan membantu ibu dalam
mengatasi masalah nafsu makan pada balita.
5. Menjelaskan pada ibu untuk melanjutkan memberikan susu formula sebagai nutrisi

17
tambahan dan memberikan varian makanan
6. Memberitahu pada ibu untuk tidak khawatir dengan keadaan balitanya sekarang dengan
memberikan support mental pada ibu dan keluarga
7. Menjelaskan massasge Tuina pada ibu
Langkah 1
- Tekuk sedikit ibu jari anak dan gosok garis di pinggir ibu jari di sisi telapaknya. Pijat
dari ujung ibu jari hingga ke pangkalnya antar 100 - 500 kali. Ini membantu memperkuat
fungsi pencernaan dan limpa.
Langkah 2
- Pijat tekan melingkar bagian pangkal ibu jari yang paling tebal berdaging 100 - 300 kali.
Ini akan menguraikan akumulasi makanan yang belum dicerna serta menstimulasi
lancarnya sistem cerna.
Langkah 3
- Gosok melingkar tengah telapak tangan 100 - 300 kali dengan radius lingkaran kurang
dari dua pertiga dari tengah telapak tangan ke pangkal jari kelingking. Stimulasi ini akan
memperlancar sirkulasi daya hidup dan darah serta menyelaraskan lima organ utama
tubuh.
Langkah 4
- Tusuk dengan kuku Anda serta tekan melingkar titik yang berada di tengah lekuk buku
jari yang terdekat dengan telapak. Untuk jari telunjuk, tengah, manis, dan kelingking.
Tusuk dengan kuku sebanyak tiga hingga lima kali dan pijat tekan 30 - 50 kali per titik.
Ini akan memecah stagnasi di meridian dan menghilangkan akumulasi makanan.
Langkah 5
- Tekan melingkar dengan bagian tengah telapak tangan Anda, di area tepat di atas
pusarnya searah jarum jam sebanyak 100 - 300 kali. Ini menstimulasi makanan agar lebih
lancar.

Langkah 6
- Dengan kedua ibu jari, tekan, dan pisahkan garis di bawah rusuk menuju perut samping
100 - 300 kali. Ini memperkuat fungsi limpa, lambung, dan memperbaiki pencernaan.
Langkah 7
- Tekan melingkar titik di bawah lutut bagian luar, sekitar empat lebar jari anak di bawah
tempurung lututnya sekitar 50 - 100 kali. Gerakan ini bakal menyelaraskan lambung,

18
usus, dan pencernaan.
Langkah 8
- Pijat secara umum punggung anak lalu tekan dengan ringan tulang punggungnya dari
atas ke bawah sebanyak tiga kali. Lalu cubit kulit di kiri-kanan tulang ekor dan merambat
ke atas hingga lebar tiga hingga lima kali. Gerakan ini mendukung aliran chi (daya hidup)
sehat dan memperbaiki nafsu anak.
8. Memberitahu ibu bayi bahwa tindakan telah selesai
9. Memberikan obat gizi dan PMT berupa biscuit balita sebagai upaya penanggulangan
gizi buruk yang dilakukan orang tua dan puskesmas
10.Membereskan alat
11.Memberitahu ibu untuk menghubungi Bidan atau tenaga kesehatan ketika ada
keluhan/masalah lanjutan

Evaluasi :
1. Ibu mengatakan memahami definisi gizi buruk
2. Ibu mengatakan memahami penyebab terjadinya gizi buruk pada balita
3. Ibu mengatakan memahami definisi massage tuina
4. Ibu mengatakan memahami manfaat massage tuina
5. Ibu mengatakan memahami akan memberikan susu formula sebagai nutrisi tambahan
6. Ibu mengatakan memahami apa yang disampaikan oleh bidan

19
20

Anda mungkin juga menyukai