KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini dalam bentuk dan isi yang sangat
sederhana.
Salam dan salawat semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, dimana beliau adalah
sosok yang sangat dimuliakan dan dirindukan oleh seluruh umatnya, kami sampaikan terima kasih
kepada dosen dan rekan-rekan yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
yang akan kami buat selanjutnya.
Mariana
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1.Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah mewujudkan indonesia sehat 2015 yang
antara lain memuat harapan agar penduduk indonesia memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata.untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan
tersebut di selenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang, dan
terpadu.puskesmas adalah penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat
pertama dan juga merupakan wadah peran serta masyrakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan
dasar yang tersebar luas kepolosok seluruh tanah air.
Puskesmas sebagai salah satu sistem penyelenggara pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar
peningkatan kualitas manusia yang secara empirik telah dapat meratakan pelayanan di bidan kesehatan.
Puskesmas adalah unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat
penyelenggara pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyrakat yang tinggal di
wilayah tertentu.
Aspek kualitas dan nilai pelayanan harus di nilai dari dua sisi,yaitu dari sisi petugas dan dari sisi
pasien.dari sisi petugas, kualitas pelayanan berarti keleluasaan dalam melakukan tindakan yang tepat
untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien sesuai dengan standar teknis yang berlaku.dari sisi
pasien, pelayanan kesehatan di anggap berkualitas jika sesuai dengan harapannya.
4. Mahasiswa mampu mengetahui Apakah yang dimaksud mutu pelayanan dalam kebidanan
PEMBAHASAN
Kualitas pelayanan adalah suatu pelayanan yang diharapkan untuk memaksimalkan suatu ukuran
yang inklusif dari kesejahtraan klien sesuatu itu dihitung keseimbangan antara keuntungan yang diraih
dan kerugian yang semua itu merupakan penyelesaian proses atau hasil dari pelayanan keseluruhan
bagian ( donabedian, 1980 cit. Wijoyo, 1999 )
Kualitas pelayanan kesehatan mengacu pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang
disatu pihak menimbulkan kepuasan pasien ( Azwar )
Kualitas pelayanan merupakan upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta
ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen ( tjiptono 2007 )
Kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi
harapan konsumen. Pelayanan dalam hal ini dapat diartikan sebagai jasa atau survice yang di sampaikan
oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan , kecepatan ,hubungan ,kemampuan dan keramahtamahan
yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen ( kotler
2002;83 )
Menciptakan visi tentang pelayanan Antenatal sehingga semua petugas polindes mempunyai komitmen
untuk melaksanakan pelayanan Antenatal secara maksimal.
5.2.1 Perlu dikembangkan supervisi yang memfasilitasi (kunjungan rumah) seperti ibu hamil yang
belum pernah memeriksakan kehamilannya.
5.2.2 Perlu adanya upaya untuk menyesuaikan target ibu hamil dengan jumlah ibu hamil yang ada di
wilayah polindesmelalui validasi data secara dinamis. Pendataan dapat melalui bidan desa, kader desa
wisma, atau kader posyandu.
5.2.3 Menyusun perencanaan terpadu polindes dengan melibatkan masyarakat desa untuk
meningkatkan kualitas pelayanan Antenatal.
5.2.4 Menyusun Standart Operating Procedure(SOP) yang meliputi prosedur untuk memenuhi hak-
hak ibu hamil dalam pelayanan Antenatal.
5.2.5 Memberikan kesempatan kepada bidan dan petugas kesehatan lainnya untuk pelatihan dan
pengembangan sebagai upaya meningkatkan kompetensinya.pelatihan tersebut termasuk pelatihan
tentang tehnik komunikasi yang efektif dan pengelolaan program KIA, agar mampu menyampaikan
berbagi informasi yang dibutuhkan oleh ibu hamil untuk memelihara kehamilan yang sehat dan
pelatihan pelayanan Antenatal comprehensif dan pelayanan prima untuk meningkatkan kemampuan
bidan dalam memberikan pelayanan Antenatal yang lebih berkualitas.
5.2.6 Review pelaksanaan pencatatan kohort dan pelaporan PWS KIA secara benar.
Philip kotler dalam bukunya “marketing management” mendefinisikan bahwa ; kepuasan adalah tingkat
keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau
outcome produk/jasa yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang.
Dengan demikian tingkat kepuasan pelanggan adalah suatu fungsi dari perbedaan antara penampilan
produk/jasa dengan harapan pelanggan.
Djoko wijoyo, dalam bukunya “manajemen mutu pelayanan kesehatan” menyebutkan bahwa ;
5.3.3 bila penampilan melebihi harapan , pelanggan amat puas atau senang
Menurut Parasuraman dalam Wiyono (1999) terdapat 10 indikator untuk mengukur kepuasan
pelanggang. Dalam perkembangan selanjutnya ke sepuluh faktor tersebut dirangkum menjadi 5 (lima)
dimensi mutu pelayanan sebagai penentu kualitas jasa, yaitu ;
- Bukti langsung ; adalah segala sesuatu yang tampak seperti ;fasilitas, peralatan, kenyamanan
ruangan dan sikap petugas
- Keandalan adalah elemen yang berkaitan dengan kemampuan untuk mewujutkan pelayanan yang
dapat di andalkan
- Daya tangkap adalah elemen yang berkaitan dengan kesediaan karyawan dalam membantu dan
memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien , petugas dapat memberikan informasi yang jelas,
petugas memberikan pelayanan dengan segera dan tepat waktu, petugas memberikan pelayanan yang
baik.
- Jaminan hal ini terutama mencakup pengetahuan , kemampuan ,kesopanan dan sikap dapat
dipercaya petugas. Selain itu, bebas dari bahaya saat pelayanan merupakan jaminan juga
Seperti peningkatan mutu pelayanan yang dilakukan bidan didesa dengan wadah polindes. Wijoyo
(1999) menerangkan bahwa mutu dapat dilihat dari berbagai perspektif ;
2.4.1 untuk pasien dan masyarakat , mutu pelayanan berarti suatu empati, respek dan tanggap akan
kebutuhan, pelayanan harus sesuai dengan mereka dan diberikan dengan cara yang ramah waktu
merekah berkunjung.
2.4.2 untuk petugas kesehatan ,mutu berarti bebas melakukan segala sesuatu secara profesional untuk
meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan ilmu pengataahuan dan
keterampilan yang maju, mutu pelayanan yang baik dan memenuhi standar yang baik.
2.4.3 untuk manager dan administrator, mutu pelayanan tidak terlalu berhubungan langsung dengan
tugas mereka sehari – hari. Namun, tetap sama pentingnya. Untuk manager, faktor pada mutu akan
mendorongnya untuk mengatur staf, pasien dan masyarakat yang baik.
2.4.4 untuk yayasan atau pemilik rumah sakit, mutu dapat berarti memiliki tenagah profesionl yang
bermutu dan cukup. Pada umumnya para manger dan pemilik institusi mengharapkan efesiensi dan
kewajiban penyelenggaraan, minimal yang tidak merugikan jika dipandang dari berbagai aspek seperti
tidak adanya pemborosan tenaga, peralatan, biaya, waktu dan sebagainya.
Unsur – unsur yang pokok dalam program menjaga mutu pelayanan agar selalu berkualitas terbagi atas
4 unsur , diantaranya;
a. Unsur masukan
Unsur masukan adalah semua hal yang diperlukan untuk terselengaranya satu pelayanan kesehatan,
unsur masukan terpenting adalah tenaga , dana dan sarana yang meliputi satrana fisik, perlengkapan,
peralatan ,organisasi dan managemen , keuangan , sumber daya manusia serta sumber daya lainya di
fasilitas kesehatan. Hal ini berarti yang dimaksud dengan struktur adalah infut , baik tidaknya struktur
infut dapat diukur dari ;
4. Kewajaran
Dan sarana ( kuantitas dan kualitas ) tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan ( standard of
personels and facilities ), serta jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulitlah
diharapkan bermutunya pelayanan kesehatan.
b. Unsur lingkungan
Unsur lingkungan adalah keadaan lingkungan sekitar yang mempengaruhi penyelengaraan pelayanan
kesehatan . untuk suatu institusi kesehatan, keadaan sekitar yang terpenting adalah kebijakan,
organisasi dan mangemen , secara umum disebutkan apabila kebijakan, organisasi dan managemen
tersebut tidak sesuaidengan standar dan /atau tidak bersifat mendukung, maka sulitlah diharapkan
bermutuny pelayanan kesehatan
c. Unsur proses
Unsur proses adalah semua tindakan yang dilakukan pada waktu penyelengaraan pelayanan kesehatan .
tindakan tersebut dapat dibedakan atas 2 macamyakni ; tindakan medis dan tindakan non medis , secara
umum disebukan apabila kedua tindakan ini tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
( standard of conduct ) maka sulitlah diharapkan bermutunya pelayanan kesehatan
Proses;
Proses adalah semua kegiatan yang dilaksanankan secara profesional oleh tenaga kesehatan dan
interaksinya dengan pasien. Dalam pengertian proses ini mencakup diagnosa , rencana
pengobatan ,indikasi, tindakan, sarana kegiatan dokter, kegiatan perawatan, dan penanganan kasus .
baik tidaknya proses dapat diukur dari;
3. Mutu proses itu sendiri sesuai dengan standar pelayanan yang sesuai
d. Unsur keluaran
Unsur keluaran adalah yang menunjukan pada penampilan ( performance ) pelayanan kesehatan.
Penampilan dapat dibedakan atas dua macam, pertama penampilan aspek medis pelayanan kesehatan ,
kedua penampilan aspek non medis pelayanan kesehatan . secara umum disebutkan apabila keduan
penampilan ini tidak sesuai dengan standar yang telah dietapkan ( standard of performance ) maka
berarti pelayanan kesehatan yang diselenggarakan bukan pelayanan kesehatan yang bermutu. Keempat
unsur pelayanan ini saling terkait dan mempengaruhi.
Out came;
Out came adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional terhadap pasien .
penilaian terhadap outcame adalah hasil akhir dari kesehatan atau kepuasan .outcam jangka pendek
sepeti semuh dari sakit , cacat dan lain – lain. Outcame jangka panjang seperti kemungkinan –
kemungkinan kambuh , kemungkinan sembuh dimasa datang
Berdasarkan dari penilaian di atas , mutu pelayanan yang baik menurut (sabarguna, 2004) adalah;
2. Tepat kebutuhan
Pondok bersalin desa (polindes adalah salah satu bentuk serta peran masyrakat dalam menyediakan
tempat pertolingan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak lainnya,termasuk KB di desa
(Depkes RI, 1999) polindes di rintis dan di kelola oleh pamong desa setempat. Berbeda dengan posyandu
yang pelaksanaanya di lakukan oleh kader dukun oleh petugas puskesmas, maka petugas polindes
pelayanannya tergantung pada keberadaan bidan,oleh karena pelayanan di polindes merupakan
peelayanan profesi bidan.
Kader masyrakat yang paling terkait dengan pelayanan di polindes adalah dukun bayi, oleh karena itu
polindes di manfaatkan pula sebagai sarana untuk meningkatkan kemitraan bidan dengan dukun bayi
dalam proses persalinan. Kader posyandu dapat pula berperan di polindes seperti perannya dalam
melaksanakan kegiatan posyandu yaitu dalam penggerakan masyrakat dan penyuluhan. Selain itu bila
memungkinkan, kegiatan posyandu dapat di laksanakan pada tempat yang sama dengan polindes.
Idealnya suatu polindes mempunyai bangunan tersendiri namun bisa juga menumpan di salah satu
rumah warga atau bersatu dengan kediaman bidan di desa, dan masih di bawah pengawasan dokter
puskesmas setempat (bisma, 2006).
Pertolongan persalinan yang di tangani di polindes adalah persalinan normal serta kasus dengan resiko
sedang (faktor yang secara tidak langsung dapat membahayakan ibu hamil dan bersalin sehingga
memerlukan pengawasan serta perawatan profesional). Pondok bersalin desa atau Polindes adalah
salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyrakat (UKBN) yang merupakan wujud nyata
bentuk peran serta masyrakat di dalam penyediaan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan
kesehatan ibu dan anak lainnya, termasuk KB di desa
Secara umum persyaratan untuk mendirikan polindes adalah tersedianya tempat yang
bersih,namun serasi dengan lingkungan perumahan di desa. Secara lebih rinci persyaratan yang di
perlukan adalah:
2. Tersedianya sarana untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi bidan,antara lain;
- bidan KIT
- IUD KIT
- Inkubator sederhana
- Ventilasi cukup
- Penerangan cukup
4. Lokasi dapatdi capai dengan mudah oleh penduduk sekitar dan mudah di jangkau oleh kendaraan
roda empat
5. Ada tenpat untuk melakukan pertolongan persalinan dan perawatan post partum (minimal satu
tempat tidur).
2.5.2 Fungsi polindes
3. Sebagai tempat untuk konsultasi, penyuluhan dan pendidikan kesehatan masyrakat dan dukun bayi
maupun kader.
Faktor pendukun tumbuh kembang polindes antara lain: dikungan pemerintah daerah setempat,
kerja sama lintas sektor dan lintas progrm ( KIA dan promosi kesehatan), koordinasi yang baik antara
puskesmas dengan camat dan kepala desa, kebutuhan masyrakat terhadap pelayanan kesehatan,
keberadaan bidan desa serta keterampilan dan keramahan bidan desa. Faktor penghambat tumbuh
kembang polindes antara lain kesulitan mendapat lokasi strategis, kesulitan manggali peran serta
masyrakat, bidan tidak tinggal di desa, budaya masyarakat melahirkan di dukun dan melahirkan di
rumahnya sendiri (Dinkes Bonbol 2009).
1. Fisik tempat yang di sediakan oleh masyarakat untuk polindes perlu memenuhi antara lain:
Bangunan polindes tanpak bersih, Lingkungan yang sehat, Mempunyai jumlah ruangan yang cukup,
Tempat pelayanan yang bersih dengan aliran udara/vertilitas yang baik terjamin, mempunyai perabotan
dan alat-alat yang menandai untuk pelaksaan pelayanan, mempunyai sarana air bersih dan jamban yang
memenuhi persyaratan kesehatan.
2. Tempat tinggal bidan desa, keberadaan idan di desa secara terus menerus ( menetap) menentukan
efektifitas pelayananya
3. Pengelolaan polindes yang baik akan menentukan kualitas pelayanan sekaligus pemanfaatan
pelayanan oleh masyarakat.
4. Tingkat rendahnya cakupan persalinan di pengaruhi oleh banyak faktor di antaranya ketersediaan
sumber daya tenaga kesehatan termasuk di dalamnya keberadaan polindes sert tenaga profesionalnya
5. Tersedianya air bersi merupakan salah satu persyaratan untuk hidup sehat
6. Kemitraan bidan dan dukun bayi, kader masyarakat yang paling terkait dengan pelayanan di
polindes adalah dukun bayi
7. Kegiatan KIE. Merupakan salah satu teknolgi peningkatan peran serta masyarakat yang bertujuan
untuk mendorong masyarakat agar mau dan mampu memelihara dan melaksanakan hidup sehat sesuai
dengan kemampuan yang di milikinya, melalui jalan komunikasi informasi dan edukasi yang bersifat
praktis
8. Dana sehat/JPKM merupakan wahana memandirikan masyarakat untuk hidup sehat, pada
gilirannya di harapkan akan mampu melestarikan berbagai jenis upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat setempat.
Misi bisnis
harapan pelanggan
komitmen
proses personel
pengurangan biaya
sertifikasi
BAB III
KESIMPULAN
Kualitas pelayanan adalah suatu pelayanan yang diharapkan untuk memaksimalkan suatu ukuran yang
inklusif dari kesejahtraan klien sesuatu itu dihitung keseimbangan antara keuntungan yang diraih dan
kerugian yang semua itu merupakan penyelesaian proses atau hasil dari pelayanan keseluruhan bagian
( donabedian, 1980 cit. Wijoyo, 1999 )
Seperti peningkatan mutu pelayanan yang dilakukan bidan didesa dengan wadah polindes. Wijoyo
(1999) menerangkan bahwa mutu dapat dilihat dari berbagai perspektif ;
· untuk pasien dan masyarakat , mutu pelayanan berarti suatu empati, respek
dan tanggap akan kebutuhan, pelayanan harus sesuai dengan mereka dan diberikan dengan cara yang
ramah waktu merekah berkunjung.
· untuk yayasan atau pemilik rumah sakit, mutu dapat berarti memiliki tenagah
profesionl yang bermutu dan cukup. Pada umumnya para manger dan pemilik institusi mengharapkan
efesiensi dan kewajiban penyelenggaraan, minimal yang tidak merugikan jika dipandang dari berbagai
aspek seperti tidak adanya pemborosan tenaga, peralatan, biaya, waktu dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Manajemen mutu pelayanan kesehatan untuk bidan syafirudin ,SKM,Mkes Dkk ,trans info media jakarta,
hal;59-78
Ilmu-pasti-pengunkap-kebenaran.blogspot.com/2012/06/makalah-mutu-pelayanan-kebidanan.html?
m=1
BAB IPENDAHULUAN
LatarBelakang
Beberapapenelitiantelahmembuktikanbahwakualitaspelayananrumahsakitsangatmempengaruhikepuasa
npasien.PenelitianKhasanah(2010) menunjukkan bahwa dimensi kualitas pelayanan secara individual
danbersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumendi Rumah Sakit St.
Elisabeth Semarang (p value 0,000). Penelitian
Nursini(2010)jugatelahmembuktikanbahwadimensikualitaspelayanansecaraindividual dan bersama-
sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadapkepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Teras
Boyolali (p value 0,000).Selainitu,hasilpenelitianPuti(2013)jugamenyimpulkanbahwakualitas
pelayanan dan kepuasan berpengaruh positif terhadap loyalitas pasien RawatJalandan RawatInap
Rumah SakitOtoritaBatam.
Pengukuran kepuasan pasien secara berkala perlu dilakukan oleh
setiaprumahsakit.Halinidisebabkankarenamasyarakatsemakinkritisdansemakin menuntut pelayanan
yang berkualitas dari rumah sakit. Pengukurankepuasan pasien dapat menjadi salah satu metode untuk
mengetahui
sejauhmanadimensikualitaspelayananyangtelahdiberikan.Hasilpengukurantersebutdapatdijadikansebag
aireferensiuntukmeningkatkankualitaspelayananpadaperiodeselanjutnya(Efendi,2009).Semakinketatnya
persaingansertapasienyangsemakinselektifdanberpengetahuan,mengharuskan semua fasilitas
pelayanan kesehatan untuk selalu meningkatkankualitaspelayanannya.
memudahkan penjelasan data. Persepsi konsumen IPA telah diterima secaraumum dan digunakan pada
berbagai bidang kajian karena kemudahan untukditerapkan dan tampilan hasil analisis yang
memudahkan usulan perbaikankinerja(Yuri dan Nurcahyo, 2013).
Berdasarkan laporan kunjungan pasien rawat jalan di Rumah Sakit UNSBulan Maret hingga Juni 2017,
jumlah kunjungan Bulan Maret berjumlah1.683, kunjungan Bulan April berjumlah 1.899, jumlah
kunjungan Bulan Meiberjumlah 2,613, dan kunjungan Bulan Juniberjumlah 2.187. Berdasarkandata
kunjungan tersebut dapat dilihat dari Bulan Maret sampai dengan Meimengalami kenaikan, namun di
Bulan Juni mengalamipenurunan.
RumahSakitUNStelahmengupayakanmemberikanpelayanankesehatanyangberkualitas,namundalamperja
lanannyamasihsajamendapatkeluhandari
Rumah Sakit UNS saat ini dalam tahap persiapan akreditasi. Akreditasirumah sakit bertujuan untuk
memberikan jaminan, kepuasan, perlindunganterhadap masyarakat dan memberikan pengakuan
kepada rumah sakit yangtelahmenerapkanstandarpelayanankesehatanyangmencakupstruktur,proses
dan hasil. Standar akreditasi rumah sakit 2012 PMKP.3.2 mensyaratkanagar rumah sakit mengukur
harapan dan kepuasan pasien dan keluarga, danmenjadikannya salah satu indikator mutu manajerial.
Salah satu cara
yangdapatdilakukanadalahdenganmelakukansurveikepuasanpasiendankeluarga.Dalamprosespersiapana
kreditasi,RumahSakitUNSselaluberupaya untuk meningkatkan pelayanan sesuai dengan standar
pelayanan
danmampumemberikanpelayanansesuaidenganharapanpasien.Akantetapi,saatiniRumahSakitUNSbelum
pernahmelakukananalisispenilaianpasien
RumusanMasalah
TujuanPenelitian
TujuanUmum
TujuanKhusus
MendeskripsikankarakteristikpasienrawatjalandiRumahSakitUNS.
ManfaatPenelitian
BagiInstansiKesehatan
Rumah Sakit
DinasKesehatan
BagiMasyarakat
Pasien
Hasilpenelitianinidiharapkandapatmenjadiwadahuntukmenampungaspirasidankeluhanpasienterhadapp
elayananyangmereka rasakan di Rumah Sakit UNS sehingga bisa disampaikan kepihakmanajemen
RumahSakit UNS.
MasyarakatUmum
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumberinformasi atau data sekunder untuk
mengembangkan penelitian dengantemayangberkaitandengankepuasan
pasienterhadapkualitaspelayanan.