Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN PENDAHULUAN, ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA dan

ANALISIS JURNAL pada Tn. J dengan MASALAH KESEHATAN HIPERTENSI


JALAN TEGAL WANGI RT 04, TAMANTIRTO, KASIHAN, BANTUL,
YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

Rista Sulistiani

200300759

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN, ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA dan


ANALISIS JURNAL pada Tn. J dengan MASALAH KESEHATAN HIPERTENSI
JALAN TEGAL WANGI RT 04, TAMANTIRTO, KASIHAN, BANTUL,
YOGYAKARTA

Di Susun Oleh :
Rista Sulistiani
200300759

Telah mendapatkan persetujuan dan pengesahan

pada tanggal ..........................

Pembimbing Akademik Perceptor

( ) ( )
Format Pengkajian Keperawatan
Penjajakan I
A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. J
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Umur : 49 Tahun
4. Alamat : Jalan Tegal Wangi RT 04 Kasihan Bantul
5. Pekerjaan Kepala Keluarga : PNS
6. Pendidikan Kepala Keluarga : SMA
7. Agama : Islam
8. Suku Bangsa : Jawa
9. Tanggal Pengkajian : 10/11/2020
10. Komposisi Keluarga :
No Nama Jenis Umur Hubungan Dengan Pendidikan Pekerjaan
Kelamin Keluarga Terakhir
1. Tn. J Laki-laki 49 th Kepala SMA PNS
Keluarga/Suami/Ayah
2. Ny. I Perempuan 45 th Istri/Ibu SMA Ibu
Rumah
Tangga
3. An.R Laki-laki 18 th Anak Pertama SMP Pelajar
4. An.M Perempuan 15 th Anak Kedua SD Pelajar

1. Komposisi keluarga dan genogram (genogram keluarga dalam 3 generasi)


2. Tipe keluarga
Keluarga Tn.J memiliki tipe keluarga inti, karena dalam satu rumah terdapat Ayah,
Ibu dan 2 orang anak.
3. Latar Belakang Budaya
Latar belakang budaya keluarga Tn.M adalah suku asli jawa.
4. Identifikasi Religius
- Ny.I mengatakan beliau masih tetap menjalakan ibadah seperti sholat. Ny.I
mengatakan mengikuti pengajian di masjid setiap hari kamis dan sabtu dan
pengajian dusun setiap selasa dan jumat.
- Ny.I mengatakan Tn.M masih tetap menjalankan ibadah seperti sholat dan Ny.I
mengatakan Tn.M sering mengikuti yasinan malam jumat di masjid.
- Ny. I mengatakan An. R masih tetap menjalankan ibadahnya seperti sholat dan
mengaji.
- Ny. I mengatakan An. M masih tetap menjalankan ibadahnya seperti sholat dan
mengaji.
5. Status Ekonomi dan Sosial
Ny.I mengatakan untuk pendapatan satu bulan yaitu ± Rp. 2.300.000,00
6. Aktifitas Rekreasi
Ny.I mengatakan keluarga sangat jarang melakukan rekreasi atau pergi berlibur, jika
ada waktu luang hanya menonton bersama atau dirumah saja.
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga Tn.M saat ini yaitu dengan anak berusia dari 13 tahun
hingga 10-20 tahun. Tahap perkembangan keluarga ini bisa lebih singkat jika anak
pertama beranjak remaja memutuskan hidup terpisah dengan orang tua, misalnya
mengeyam pendidkan di luar kota. Selain bertugas menjaga keharmonisan keluarga,
tahap perkembangan keluarga ini juga menantang orangtua untuk membangun
komunikasi yang baik dengan anak. Orangtua wajib memberi kebebasan pada anak,
namun juga memberi tanggung jawab sesuai usia dan kemampuan anak.
2. Sejauh mana keluarga memenuhi tugas–tugas perkembangan yang sesuai dengan
tahap perkembangan saat ini
Orangtua bertugas bisa menjaga keharmonisan keluarga, memberikan kebebasan
pada anak untuk memilih teman dan bergaul namun tetap memberikan tanggung
jawab sesuai usia anak dan kemampuan anak.
3. Apa saja tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu memperbaiki pola
komunikasi yang baik antara orang tua dengan anak-anak, memfokuskan hubungan
kekeluargaan untuk membuat anak lebih terbuka dengan orang tua.
4. Riwayat keluarga ini mulai dari lahir hingga saat ini, termasuk riwayat
perkembangan dan kejadian-kejadian dan pengalaman-pengalaman kesehatan yang
unik atau keterkaitan dengan kesehatan (perceraian, kematian atau hilang) yang
terjadi dalam kehidupan keluarga
- Ny.I mengatakan Tn.J memiliki riwayat keturunan penyakit hipertensi dari
ayahnya.
- Ny.I mengatakan menjaga kesehatan suaminya agar tidak kambuh penyakit yang
diderita Tn.J
- Ny.I mengatakan jika sedang marah Tn.J emosinya tidak bisa dikontrol.
- Ny.I mengatakan bahwa suami sangat tegas dan sifatnya keras terhadap anak,
sehingga anak-anak susah untuk terbuka jika terjadi masalah
- Ny.I mengatakan anak-anaknya sekarang sudah jarang berkomunikasi,
berkomunikasi hanya seperlunya saja.
- Ny.I mengatakan An.R sering bertengkar dengan Tn.J walaupun hanya hal sepele
5. Riwayat keluarga sebelumnya : keluarga asal kedua orang tua, riwayat kesehatan
masa lalu
- Ny. I mengatakan Tn. J memiliki riwayat penyakit hipertensi terdiagnosa sekitar
7 atau 8 tahun yang lalu dan memiliki riwayat hospitalisasi 3 tahun yang lalu
karena penyakit hipertensi yang dialami.
- Ny.I mengatakan penyakit hipertensi yang dimiliki Tn.J didapatkan dari ayahnya
Tn.J
- Ny.I mengatakan beliau tidak memiliki riwayat penyakit.
- Ny.I mengatakan An. R tidak memiliki riwayat penyakit dan tidak memiliki
riwayat hospitalisasi atau mondok di Rumah Sakit.
- Ny.I mengatakan An.M tidak memiliki riwayat penyakit dan tidak memiliki
riwayat hospitalisasi atau mondok di Rumah Sakit.
6. Penyakit yang diderita sekarang oleh setiap anggota keluarga
- Ny.I mengatakan beliau untuk sekarang tidak menderita penyakit apapun
- Ny.I mengatakan Tn.J untuk sekarang menderita penyakit hipertensi
- Ny.I mengatakan An. R untuk sekarang tidak sedang menderita penyakit apapun
- Ny.I mengatakan An. M untuk sekarang tidak sedang menderita penyakit apapun
C. Data Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
a. Denah Rumah

b. Bangunan Rumah
Kepemilikan rumah Tn.M adalah milik sendiri, tipe rumah adalah permanen dan
bangunan terbuat dari semen, ubin keramik dan atap genteng.
c. Karakteristik Dalam Rumah
Kamar mandi terdapat didalam rumah, penampungan air menggunakan tandon,
air bersih dan tidak berasa, dapur terdapat di bagian belakang dengan
menggunakan kompor gas dan kompor minyak, jenis jamban adalah leher angsa.
d. Ventilasi dan Pencahayaan
Ventilasi dalam rumah cukup baik, jendela dan pintu selalu terbuka agar
pertukaran udara dan rumah terasa sejuk dan pencahyaan dalam rumah terang.
2. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal
Rumah keluarga Tn.J terletak diantara rumah tetangga dan kos-kosan. Disamping
kanan rumah Tn.J terdapat kos-kosan. Disamping kiri rumah Tn.J rumah tetangga.
Didepan rumah Tn.J terdapat warung makan dan angkringan.
3. Mobilisasi Geografis Keluarga
Keluarga Tn.J sudah tinggal dan menetap di Jogja sudah lama dan tidak pernah
berpindah-pindah.
4. Hubungan Keluarga dengan Fasilitas Kesehatan Dalam Komunitas
Ketika terdapat anggota keluarganya yang sakit keluarga membawanya ke klinik
terdekat.
5. Sarana Pendukung Keluarga
Keluarga memiliki sepeda motor untuk keperluan mobilitas keluarga untuk
berpergian, keluarga memiliki televisi untuk mendapatkan informasi baru dan
menggunakan handphone sebagai untuk mendapatkan informasi baru juga.
D. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi
Sehari-hari keluarga dalam berkomunikasi menggunakan bahasa jawa dan bahasa
indonesia.
2. Struktur Kekuasaan
Tn.J adalah suami Tn.J sekaligus pemegang kekuasaan dalam keluarga , Tn.J adalah
orang yang tegas dan keras.
3. Struktur Peran
Tn. J adalah suami Tn. J sekaligus sebagai sumber penghasilan keluarga adalah
kepala keluarga yang biasanya berperan mengambil keputusan setiap ada masalah di
keluarga.
4. Struktur nilai-nilai keluarga
Keluarga menganggap kesehatan adalah hal penting dan keluarga percaya bahwa
setiap kehidupan baik buruknya sudah ada yang mengatur.
E. Fungsi Efektif
1. Fungsi Afektif
a. Keadaan Kesehatan
Tn.J mengatakan jika hipertensinya kambuh kepalanya akan merasa pusing, berat
dan sakit.
b. Kebersihan Perorangan
Seluruh anggota keluarga mempunyai kebiasaan mandi 2x dalam sehari dan
menggosok gigi 2x sehari.
c. Penyakit Yang Diderita
Untuk saat ini didalam keluarga yang menderita penyakit hanya Tn.J yaitu
hipertensi
d. Penyakit Keturunan dan Penyakit Kronis Tidak Menular
Penyakit hipertensi yang diderita oleh Tn.J merupakan penyakit keturunan dari
ayahnya Tn.J
e. Kecacatan Keluarga
Tidak ada kecacatan didalam keluarga Tn.J
f. Pola Makan
Pola makan di dalam keluarga Tn.J yaitu 3x dalam sehari dengan menu yang
bemacam-macam disetiap harinya seperti nasi, ayam, ikan, sayur.
g. Pola Istirahat
Tn.J menetapkan peraturan untuk tidur malam dimulai jam 22.00 dan tidak ada
boleh kegiatan lain lagi.
2. Fungsi Sosialisasi
a. Keadaan Emosi
Keadaan emosi keluarga Tn.J pada saat pengkajian cukup baik dan cukup stabil,
keluarga tampak kurang harmonis.

b. Kebiasaan Buruk
Keluarga Tn.J memiliki pola tidur yang teratur dikarenakan Tn.J membuat aturan
untuk tidur malam dimulai jam 22.00 dan bangun 04.30
c. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dilakukan dilakukan oleh Tn.J selaku kepala keluarga
dan sebisa mungkin jika ada permasalahan akan diselesaikan dengan cara
bermusyawarah
d. Ketergantungan Obat/Bahan
Keluarga Tn.J tidak ada yang memiliki ketergantungan obat
e. Mencari Pelayanan Kesehatan
Apabila ada anggota keluarga yang sakit jika tidak parah seperti flu, batuk, pilek
hanya akan dibelikan obat diapotek saja dan dibawa ke klinik atau puskesmas
jika sakit tersebut lumayan cukup parah
3. Fungsi Keperawatan Kesehatan
a. Tingkat Pendidikan
- Pendidikan Tn.J adalah SMA
- Pendidikan Ny.I adalah SMA
b. Hubungan Antar Keluarga
Hubungan antara anggota keluarga cukup baik.
c. Kegiatan Organisasi Sosial
Tn.T dan Ny.I mengikuti kegiatan sosial dimasyarakat seperti arisan RT,
pengajian dan kegiatan lainnya.
d. Keadaan Ekonomi
Pendapatan keluarga perbulan ± Rp.2.300.000,00.
4. Fungsi Reproduksi
Ny.I mengatakan masih mengalami menstruasi
F. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek (< 6 bulan) yang dirasakan keluarga
- Ny.I mengatakan jika khawatir dengan kesehatan suaminya Tn.J.
- Ny.I mengatakan khawatir dengan anak-anaknya yang tidak mau lagi terbuka
dengan dirinya maupun ayahnya.
- Ny.I mengatakan sering merasa khawatir dengan kondisi keluarganya seperti ini.
2. Stressor jangka panjang (> 6 bulan) yang saat ini terjadi pada keluarga
- Ny.I mengatakan sering merasa khawatir dengan kondisi kesehatan suaminya,
walaupun sering kontrol mengenai hipertensi Tn.J
- Ny.I mengatakan sering merasa cemas jika anaknya tidak mau terbuka dengan
orang tuanya.
3. Cara keluarga dalam mengahadapi stressor
- Ny. I mengatakan jika ada masalah sebisa mungkin untuk berkumpul bersama
untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.
- Ny.I mengatakan sebisa mungkin tetap menjaga komunikasi yang baik kepada
kedua anaknya untuk membuat anaknya lebih terbuka.
4. Strategi koping yang digunakan oleh keluarga untuk menghadapi stressor
- Ny.I selalu mengajak Tn.J dan kedua anaknya untuk berkumpul bersama jika ada
waktu senggang.
- Ny.I mengatakan keluarga sering melakukan musyawarah untuk memecahkan
masalah.
5. Apakah anggota keluarga berbeda dalam cara-cara koping terhadap masalah-masalah
mereka sekarang
-Ny.I mengatakan pada saat ini Tn.J dan An.M tidak memiliki selisih saat jika
menyelesaikan masalah
- Ny.I mengatakan kurang mengetahui untuk sekarang jika An.R menyelesaikan
masalah.
G. Harapan Keluarga
Ny.I dan Tn.J berharap keluarganya bisa saling terbuka dalam masalah yang dialami.
H. Pemeriksaan Fisik (Kepada Semua Anggota Keluarga)
1) Ny.I
a) Jenis Kelamin : Perempuan
b) Kesadaran : Composmentis
c) Kondisi Umum : Baik
d) Kebersihan Personal : Mandi 2x dalam sehari
e) Tanda-tanda vital :
(1) Tekanan Darah : 130/90 mmHg
(2) Suhu : 36,50
(3) Nadi : 86x/menit
(4) RR : 21x/menit
f) Berat Badan : 55 kg
g) Tinggi Badan : 158 cm
h) IMT = 55/(158/100)2
= 55/(1,58)2
= 55/2,4964
= 18,55 (Status Gizi Normal)
i) Pemeriksaan Fisik :
(1) Kepala : Tidak ada benjolan, bentuk kepala simetris, tidak ada
nyeri tekan, Ny.I menggunakan kerudung pada saat pengkajian.
(2) Mata : Konjungtiva ananemis dan sklera non-ikterik, tidak
ada kotoran.
(3) Hidung : tidak ada nyeri tekan, tidak secret, bentuk hidung
simetris
(4) Mulut dan tenggorokan : bibir berwarna pink, gigi masih lengkap, lidah
bersih, tidak ada bau mulut, tidak ada gangguan menelan
(5) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
(6) Thoraks :
(a) Inspeksi : Tidak ada lesi, dada kanan dan kiri terlihat simetris
(b) Palpasi : Tidak ada ketinggalan gerak antara dada kiri dan kanan
(c) Perkusi : Suara paru sonor
(d) Auskultasi : Suara paru vesikuler dan tidak ada suara tambahan
(7) Abdomen :
(a) Auskultasi : Peristaltik 15x/menit
(b) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada bagian abdomen, tidak ada
penumpukan cairan
(c) Perkusi : Suara timpani

(8) Ekstremitas : kulit kuning langsat, tidak ada lesi


5 5
5 5

(9) Genitalia : Ny.I mengatakan tidak ada kelainan pada genitalia dan tidak
mengalami keputihan
(10) Anus dan Rektum : Ny.I mengatakan tidak ada gangguan pada anus dan
tidak ada hemoroid
2) Tn.J
a) Jenis Kelamin : Laki-laki
b) Kesadaran : Composmentis
c) Kondisi Umum : Baik
d) Kebersihan Personal : Mandi 2x dalam sehari
e) Tanda-tanda vital :
(1) Tekanan Darah : 180/100 mmHg
(2) Suhu : 36,60
(3) Nadi : 83x/menit
(4) RR : 22x/menit
f) Berat Badan : 60 kg
g) Tinggi Badan : 161 cm
h) IMT = 60/(161/100)2
= 60/(1,61)2
= 60/2,5921
= 20 (Status Gizi Normal)
i) Pemeriksaan Fisik :
(1) Kepala : Tidak ada benjolan, bentuk kepala simetris, tidak ada
nyeri tekan, Ny.I menggunakan kerudung pada saat pengkajian.
(2) Mata : Konjungtiva ananemis dan sklera non-ikterik, tidak
ada kotoran.
(3) Hidung : tidak ada nyeri tekan, tidak secret, bentuk hidung
simetris
(4) Mulut dan tenggorokan : bibir berwarna pink, gigi masih lengkap, lidah
bersih, tidak ada bau mulut, tidak ada gangguan menelan
(5) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
(6) Thoraks :
(a) Inspeksi : Tidak ada lesi, dada kanan dan kiri terlihat simetris
(b) Palpasi : Tidak ada ketinggalan gerak antara dada kiri dan kanan
(c) Perkusi : Suara paru sonor
(d) Auskultasi : Suara paru vesikuler dan tidak ada suara tambahan
(7) Abdomen :
(a) Auskultasi : Peristaltik 15x/menit
(b) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada bagian abdomen, tidak ada
penumpukan cairan
(c) Perkusi : Suara timpani
(8) Ekstremitas : kulit kuning langsat, tidak ada lesi
5 5
5 5

(9) Genitalia : Ny.I mengatakan tidak ada kelainan pada genitalia dan tidak
mengalami keputihan
(10) Anus dan Rektum : Ny.I mengatakan tidak ada gangguan pada anus dan
tidak ada hemoroid
3) An.M
a) Jenis Kelamin : Laki-laki
b) Kesadaran : Composmentis
c) Kondisi Umum : Baik
d) Kebersihan Personal : Mandi 2x dalam sehari
e) Tanda-tanda vital :
(1) Tekanan Darah : 160/100 mmHg
(2) Suhu : 36,60
(5) Nadi : 83x/menit
(6) RR : 22x/menit
f) Berat Badan : 60 kg
g) Tinggi Badan : 161 cm
h) IMT = 60/(161/100)2
= 60/(1,61)2
= 60/2,5921
= 20 (Status Gizi Normal)
i) Pemeriksaan Fisik :
(1) Kepala : Tidak ada benjolan, bentuk kepala simetris, tidak ada
nyeri tekan, Ny.I menggunakan kerudung pada saat pengkajian.
(2) Mata : Konjungtiva ananemis dan sklera non-ikterik, tidak
ada kotoran.
(3) Hidung : tidak ada nyeri tekan, tidak secret, bentuk hidung
simetris
(4) Mulut dan tenggorokan : bibir berwarna pink, gigi masih lengkap, lidah
bersih, tidak ada bau mulut, tidak ada gangguan menelan
(5) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
(6) Thoraks :
(a) Inspeksi : Tidak ada lesi, dada kanan dan kiri terlihat simetris
(b) Palpasi : Tidak ada ketinggalan gerak antara dada kiri dan kanan
(c) Perkusi : Suara paru sonor
(e) Auskultasi : Suara paru vesikuler dan tidak ada suara tambahan
(7) Abdomen :
(a) Auskultasi : Peristaltik 15x/menit
(b) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada bagian abdomen, tidak ada
penumpukan cairan
(c) Perkusi : Suara timpani
(8) Ekstremitas : kulit kuning langsat, tidak ada lesi
5 5
5 5

(9) Genitalia : Ny.I mengatakan tidak ada kelainan pada genitalia dan tidak
mengalami keputihan
(10) Anus dan Rektum : Ny.I mengatakan tidak ada gangguan pada anus dan
tidak ada hemoroid
Penjajakan II
Penjajakan tahap II mengacu pada pelaksanaan 5 tugas kesehatan keluarga :
A. Mengenal masalah
1. Pengertian
Tn.J adalah seorang kepala rumah tangga yang memiliki istri bernama Ny.I dan
memiliki 2 orang anak yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, anak laki-
laki Tn.J bernama An.R dan yang peremupuan bernama An.M, An.R berumur 22
tahun dan An.M berumur 17 tahun. Permasalahan yang dialami oleh keluarga
adalah tidak terbukanya sifat anak dengan orang tua dikarenakan sifat Tn.J yang
terlalu keras dan tegas membuat anak-anaknya menjadi takut jika berhadapan
dengan Tn.J. Anak-anak Tn.J dan Ny.I menjadi memiliki sifat tertutup dan jarang
untuk menceritakan masalah yang dihadapi oleh mereka sendiri
2. Penyebab (contoh dari social, ekonomi, fisik, psikologis)
Ny.I mengatakan sifat Tn.J yang keras dan tegas karena didikan oleh orang tua
Tn.J, karena menurut Tn.J jika dia juga menerapkan sifat dari orangtuanya akan
membuat anaknya menjadi lebih baik dan lebih tegar jika menghadapi masalah
hidup akan tetapi Tn.J tidak tau jika sifat keras dan tegasnya akan membuat anak
menjadi tertutup.
3. Tanda dan gejala
Ny.I mengatakan anaknya mulai menjadi tertutup pada saat Tn.J mulai keras
dengan kehidupan anaknya pada saat An.R mulai memasuki SMA, An.R hanya
berdiam diri dikamar setelah pulang sekolah dan keluar jika ada keperluan saja
sedangkan An.M menunjukkan sifat tertutupnya semenjak kakaknya mulai
berdiam diri dikamar.
A. Mengambil Keputusan, identifikasi adakah hal-hal di bawah ini dalam keluarga:
1. Rasa takut dan menyerah
Tn.J mengatakan ada rasa takut dengan sifatnya yang seperti ini karena
membuat anak-anaknya menjadi tertutup, Tn.J mengatakan mungkin akan
mengurangi sifat tegas dan kerasnya untuk membuat anak-anaknya kembali
terbuka. Tn.J mengatakan sifat tegas dan kerasnya dikarenakan ingin membuat
anaknya menjadi lebih baik.
2. Identifikasi tingkat keseriusan masalah dalam keluarga
Masalah yang dialami oleh keluarga Tn.J bisa anggap serius karenakan sifat
anak yang tidak mau lagi terbuka kepada orangtua.
3. Kurang pengetahuan mengenai macam – macam jalan keluar yang terbuka
bagi keluarga
Ny.I dan Tn.J sudah mencoba untuk mengajak anak-anaknya berkumpul
bersama untuk mengembalikan sifat anaknya menjadi terbuka dan mencari
solusi bersama untuk memecahkan masalah tersebut.
4. Ketidaksanggupan memilih tindakan – tindakan di antara beberapa pilihan
Tn.J mengatakan tidak pernah merasa tidak sanggup dalam hal yang telah
dipilihnya karena hal itu menurutnya suatu kebaikan untuk masa depan
anaknya.
5. Ketidakcocokan pendapat dari anggota keluarga
Tn.J mengatakan pernah beberapa kali ada ketidakcocokan pendapat dengan
anaknya.
6. Sikap negatif terhadap masalah kesehatan yang dimaksud
Tn.J dan Ny.I tidak pernah mengeluh jika diberikan cobaan dari Allah SWT
7. Fasilitas kesehatan yang sulit terjangkau
Tempat tinggal Tn.J dekat dengan fasilitas kesehatan dan mudah untuk diakses
jika ingin pergi ke klinik kesehatan atau puskesmas.
8. Rasa kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
Tn.J dan Ny.I yakin dengan petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan yang
telah ada.
B. Melakukan perawatan sederhana, dikaji meliputi :
1. Cara – cara perawatan yang sudah dilakukan keluarga
Tn.J sering mengkonsumsi mentimun untuk menstabilkan tekanan darah dan sedia
obat hipertensi di rumah
2. Cara – cara pencegahan
Tn.S mengatakan pencegahan yang dilakukan adalah dengan mengurangi
konsumsi garam dan sering berolahraga
3. Penggunaan fasilitas kesehatan yang ada
Tn.J mengatakan jika kepalanya mulai terasa pusing akan segera ke puskesmas
untuk memeriksakan dirinya
4. Pengetahuan mengenai perkembangan penyakit yang diderita atau isu kesehatan
terkini beserta perawatannya.
Tn.J sering mengulas berita kesehatan melalui internet atau sering melihat
informasi di televisi.
Diagnosa Keperawatan Keluarga
A. Analisa Data
No. Hari/Tanggal Analisa Data Diagnosa Keperawatan
Keluarga
1. Selasa, 10/11/2020 DS : Ketegangan Peran Pemberi
Jam 10.00 - Ny.I mengatakan bahwa suami sangat tegas dan sifatnya Asuhan (00061)
keras terhadap anak, sehingga anak-anak susah untuk
terbuka jika terjadi masalah
- Ny.I mengatakan anak-anaknya jarang berkomunikasi,
berkomunikasi hanya seperlunya saja.
- Ny.I mengatakan An.R sering bertengkar dengan Tn.J
walaupun hanya hal sepele
- Ny.I mengatakan sering merasa cemas jika anaknya tidak
mau terbuka dengan orang tuanya
DO :
- Pada saat berbincang-bincang Ny.I dan Tn.J tampak sedih
- An.M tampak hanya diam pada saat berbincang-bincang
2. Selasa, 10/11/2020 DS : Kesiapan Meningkatkan
Jam 10.00 - Ny.I mengatakan Tn.J memiliki riwayat keturunan Manajemen Kesehatan
penyakit hipertensi dari ayahnya. (00162)
- Ny. I mengatakan Tn. J memiliki riwayat penyakit
hipertensi terdiagnosa sekitar 7 atau 8 tahun yang lalu
dan memiliki riwayat hospitalisasi 3 tahun yang lalu
karena penyakit hipertensi yang dialami.
- Ny.I mengatakan Tn.J jika hipertensinya kambuh
kepalanya akan merasa pusing, berat dan sakit.
- Tn.J sudah menyediakan obat hipertensi jika tiba-tiba
hipertensinya kambuh, Tn.J mendapatkan obat dari
fasilitas kesehatan.
- Tn.S mengatakan pencegahan yang dilakukan adalah
dengan mengurangi konsumsi garam, sering berolahraga
dan meminum minuman hangat setiap pagi.
DO :
- Tekanan Darah : 180/100 mmHg

B. Penilaian Skoring Diagnosa


1. Diagnosa Keperawatan 1 : Ketegangan Peran Pemberi Asuhan (00061)
No. Kriteria Bobot Pembenaran
1. Sifat Masalah : 3/3 x 1 = 1
Skala : Benar Terjadi
2. Kemungkinan Masalah Dapat Diubah 1/2 x 2 = 1
Skala : Sebagian
3. Potensi Masalah Untuk Dicegah 2/3 x 1 = 0,7
Skala : Cukup
4. Menonjolnya Masalah 2/2 x 1 = 1
Skala : Segera
Total : 3,7
2. Diagnosa Keperawatan 2 : Kesiapan Meningkatkan Manajemen Kesehatan (00162)
No Kriteria Skor Bobot
.
1. Sifat Masalah : 3/3 x 1 = 1
Skala : Benar Terjadi
2. Kemungkinan Masalah Dapat Diubah 1/2 x 2 = 1
Skala : Sebagian
3. Potensi Masalah Untuk Dicegah 2/3 x 1 = 0,7
Skala : Cukup
4. Menonjolnya Masalah 2/2 x 1 = 1
Skala : Segera
Total 3,7
C. Prioritas Keperawatan Diagnosa
1. Ketegangan Peran Pemberi Asuhan (00061)
2. Kesiapan Meningkatkan Manajemen Kesehatan (00162)
D. Rencana Keperawatan
No. Hari/Tanggal/Jam Diagnosa Perencanaan
Keperawatan
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
1. Selasa/10-11- Ketegangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x Peningkatan Integritas Keluarga (7100)
2020/Jam 13.00 Peran kunjungan diharapkan masalah keperawatan 1. Monitor hubungan keluarga saat ini
Pemberi ketegangan peran pemberi asuhan (0006) 2. Pertimbangkan perasaan keluarga
Asuhan dapat teratasi dengan kriteria hasil: terhadap situasi yang mereka hadapi
(00061) Kinerja Pengasuhan (2211) 3. Identifikasi priorias konflik yang
Indikator Outcame Outcame ada diantara anggota keluarga
Awal Akhir 4. Jadilah pendengar yang baik bagi
Menggunakan 3 4 anggota keluarga
interaksi yang tepat 5. Dukung keluarga untuk
sesuai temprament meningkatkan hubungan yang
anak (221110) positif
Berinteraksi positif 3 4
dengan anak
(221115)
Memelihara 3 4
komunikasi terbuka
(221129)
Menunjukkan 3 4
hubungan yang
saling mencintai
(221117)

3 : kadang-kadang menunjukkan
4 : sering menunjukkan
2. Selasa/10-11- Kesiapan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x Pengajaran Proses Penyakit (5602)
2020/Jam 13.00 Meningkatkan kunjungan diharapkan masalah keperawatan 1. Identifikasi penyebab timbulnya
Manajemen kesiapan meningkatkan manajemen penyakit
Kesehatan kesehatan dapat teratasi dengan kriteria hasil: 2. Motivasi pasien dan keluarga
(00162) Perilaku Patuh (1600) mengenai tindakan untuk
Indikator Outcam Outcame meminimalkan gejala
e Awal Akhir Peningkatan Efikasi Diri (5395)
Menanyakan 3 4 1. Identifikasi persepsi atau tindakan
pertanyaan terkait individu yang memungkinkan gejala
kesehatan (160001) timbul
Menggunakan jasa 3 4 2. Bantu individu untuk untuk
pelayanan kesehatan berkomitmen terhadap rencana
sesuai dengan tindakan untuk mengubah perilaku
kebutuhan (160010) 3. Berikan penguatan kepercayaan diri
Melakukan aktivitas 3 4 dalam membuat perubahan perilaku
hidup harian sesuai dan mengambil tindakan
dengan energi dan
toleransi (16011)
Melakukan monitor 3 4
sendiri mengenai
status kesehatan

3 : kadang-kadang dilakukan
4 : sering dilakukan
E. Implementasi Keperawatan Diagnosa Keperawatan 1 Hari Ke-1
No. Diagnosa Hari/Tanggal/Jam Implementasi Keperawatan Respon Klien
Keperawatan
1. Ketegangan Rabu/11-10-2020 Peningkatan Integritas Keluarga (7100) S : Ny.I mengatakan hubungan
Peran Pemberi 10.00 1. Monitor hubungan keluarga saat ini keluarga ini cukup baik
Asuhan (00061) O : Hubungan keluarga Tn.J tampak
cukup baik

10.10 2. Mempertimbangkan perasaan keluarga S : - Ny. I mengatakan bingung dengan

terhadap situasi yang mereka hadapi perasaan keluarganya saat ini


-Tn.J mengatakan juga merasa bimbang
dan sedikit bingung dengan
perasaannya saat ini
O : Keluarga tampak sedih
S : Tn.J mengatakan konflik dalam
10.20 3. Mengidentifikasi prioritas konflik yang
keluarga saat ini adalah anak-anak yang
ada diantara anggota keluarga
tidak mau terbuka dengan dirinya
O : An. M tampak hanya diam
10.25 4. Menjadikan orang tua pendengar yang
S : Ny.I mengatakan sebisa mungkin
baik bagi anggota keluarga
mengajak anak-anak untuk berbagi
cerita bersama
O : Pasien tampak berharap jika
anaknya bisa terbuka kembali
5. Mendukung keluarga untuk
10.45 S : Ny.I dan Tn.J mengatakan akan
meningkatkan hubungan yang positif
selalu berusaha membangun hubungan
positif dengan anak-anak
O : Tn.J dan Ny.I tampak berharap
dengan yakin

F. Evaluasi Hari Ke-1


No. Hari/Tanggal/Jam Diagnosa Evaluasi
Keperawatan
1. Rabu/11-10-2020 Ketegangan Peran S:
11.00 Pemberi Asuhan - Ny.I mengatakan hubungan keluarga ini cukup baik
(00061) - Ny. I mengatakan bingung dengan perasaan keluarganya saat ini
- Tn.J mengatakan juga merasa bimbang dan sedikit bingung dengan
perasaannya saat ini
- Ny.I mengatakan sebisa mungkin mengajak anak-anak untuk berbagi
cerita bersama
- Ny.I dan Tn.J mengatakan akan selalu berusaha membangun hubungan
positif dengan anak-anak
O:
- Hubungan keluarga Tn.J tampak cukup baik
- Keluarga tampak sedih
- An. M tampak hanya diam
- Pasien tampak berharap jika anaknya bisa terbuka kembali
A:
Masalah keperawatan ketegangan peran pemberi asuhan teratasi belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
Peningkatan Integritas Keluarga (7100)
1. Monitor hubungan keluarga saat ini
2. Pertimbangkan perasaan keluarga terhadap situasi yang mereka hadapi
3. Identifikasi priorias konflik yang ada diantara anggota keluarga
4. Jadilah pendengar yang baik bagi anggota keluarga
5. Dukung keluarga untuk meningkatkan hubungan yang positif
Kinerja Pengasuhan (2211)
Indikator Outcame Awal Outcame Akhir Capaian
Menggunakan 3 4 3
interaksi yang tepat
sesuai temprament
anak (221110)
Berinteraksi positif 3 4 3
dengan anak (221115)
Memelihara 3 4 3
komunikasi terbuka
(221129)
Menunjukkan 3 4 3
hubungan yang saling
mencintai (221117)

3 : kadang-kadang menunjukkan
4 : sering menunjukkan
G. Implementasi Keperawatan Diagnosa Keperawatan 2 Hari Ke-1
No. Diagnosa Hari/Tanggal/Jam Implementasi Keperawatan Respon Klien
Keperawatan
2. Kesiapan Rabu/11-10-2020 Pengajaran Proses Penyakit (5602) S : Tn.J mengatakan akan berusaha
Meningkatkan 15.00 1. Mengidentifikasi penyebab timbulnya mengontrol emosinya agar
Manajemen penyakit seperti emosi yang berlebih hipertensinya tidak kambuh
Kesehatan O : Tn.J tampak bersungguh-sungguh
(00162) 15.10 2. Memotivasi pasien dan keluarga S : Keluarga mengatakan akan
mengenai tindakan untuk meminimalkan hal-hal yang akan
meminimalkan gejala menyebabkan penyakit timbul
O : Keluarga tampak kooperatif

Peningkatan Efikasi Diri (5395)


15.20 S : Keluarga mengatakan tindakan yang
1. Mengidentifikasi persepsi atau tindakan
membuat Tn.J sering kambuh yaitu jika
individu yang memungkinkan gejala
terlalu banyak pikiran
timbul
O : Keluarga menjelaskan penyebab
atau hal-hal yang membuat tekanan
15.30
darah Tn.J naik
2. Membantu individu untuk untuk S : Ny.I mengatakan akan selalu
berkomitmen terhadap rencana membantu Tn.J dalam menjaga
tindakan untuk mengubah perilaku kesehatan suaminya
O : Tn.J dan Ny.I bertanya tindakan apa
15.50 saja yang bisa merubah perilaku
3. Memberikan penguatan kepercayaan
S : Keluarga Tn.J mengatakan
diri dalam membuat perubahan
perilaku dan mengambil tindakan O:
H. Evaluasi Keperawatan Diagnosa Keperawatan 2 Hari Ke-1

No. Hari/Tanggal/Jam Diagnosa Evaluasi


Keperawatan
2. Rabu/11-10-2020 Kesiapan S :
Jam 16.00 Meningkatkan - Tn.J mengatakan akan berusaha mengontrol emosinya agar
Manajemen Kesehatan hipertensinya tidak kambuh
(00162 - Keluarga mengatakan akan meminimalkan hal-hal yang akan
menyebabkan penyakit timbul
O:
A:
Masalah keperawatan kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan Intervensi
Pengajaran Proses Penyakit (5602)
1. Identifikasi penyebab timbulnya penyakit
2. Motivasi pasien dan keluarga mengenai tindakan untuk meminimalkan
gejala
Peningkatan Efikasi Diri (5395)
1. Identifikasi persepsi atau tindakan individu yang memungkinkan gejala
timbul
2. Bantu individu untuk untuk berkomitmen terhadap rencana tindakan untuk
mengubah perilaku
3. Berikan penguatan kepercayaan diri dalam membuat perubahan perilaku
dan mengambil tindakan
Perilaku Patuh (1600)
Indikator Outcame Outcame Capaian
Awal Akhir
Menanyakan pertanyaan terkait 3 4 3
kesehatan (160001)
Menggunakan jasa pelayanan 3 4 3
kesehatan sesuai dengan
kebutuhan (160010)
Melakukan aktivitas hidup harian 3 4 3
sesuai dengan energi dan
toleransi (16011)
Melakukan monitor sendiri 3 4 3
mengenai status kesehatan

3 : kadang-kadang dilakukan
4 : sering dilakukan

I. Implementasi Keperawatan Diagnosa Keperawatan 1 Hari Ke-2

No. Diagnosa Hari/Tanggal/Jam Implementasi Keperawatan Respon Klien


Keperawatan
1. Ketegangan Kamis/12-10-2020 Peningkatan Integritas Keluarga (7100) S : Ny.I mengatakan hubungan
Peran Pemberi 10.00 1. Monitor hubungan keluarga saat ini keluarga cukup baik
Asuhan (00061) O : Hubungan keluarga Tn.J tampak
cukup baik

10.10 2. Mempertimbangkan perasaan keluarga S : - Ny. I mengatakan sudah sedikit

terhadap situasi yang mereka hadapi merasa lega


-Tn.J mengatakan sudah mencoba
untuk mengajak anak-anaknya
berbincang-bincang baik
O : Keluarga tidak menunjukkan sikap
sedih
S : Tn.J mengatakan konflik dalam
10.20 3. Mengidentifikasi prioritas konflik yang keluarga saat ini adalah anak-anak yang
ada diantara anggota keluarga tidak mau terbuka dengan dirinya
O : An. M tampak hanya diam

10.25 4. Menjadikan orang tua pendengar yang S : Ny.I mengatakan sebisa mungkin
baik bagi anggota keluarga mengajak anak-anak untuk berbagi
cerita bersama
O : Pasien tampak berharap jika
anaknya bisa terbuka kembali
S : Ny.I dan Tn.J mengatakan akan
10.45 5. Mendukung keluarga untuk
selalu berusaha membangun hubungan
meningkatkan hubungan yang positif
positif dengan anak-anak
O : Tn.J dan Ny.I tampak berharap
dengan yakin

J. Evaluasi Diagnosa Keperawatan 2 Hari Ke-2


No. Hari/Tanggal/Jam Diagnosa Evaluasi
Keperawatan
1. Kamis/12-10-2020 Ketegangan Peran S:
11.00 Pemberi Asuhan - Ny.I mengatakan hubungan keluarga ini cukup baik
(00061) - Ny. I mengatakan bingung dengan perasaan keluarganya saat ini
- Tn.J mengatakan juga merasa bimbang dan sedikit bingung dengan
perasaannya saat ini
- Ny.I mengatakan sebisa mungkin mengajak anak-anak untuk berbagi
cerita bersama
- Ny.I dan Tn.J mengatakan akan selalu berusaha membangun hubungan
positif dengan anak-anak
O:
- Hubungan keluarga Tn.J tampak cukup baik
- Keluarga tampak sedih
- An. M tampak hanya diam
- Pasien tampak berharap jika anaknya bisa terbuka kembali
A:
Masalah keperawatan ketegangan peran pemberi asuhan teratasi belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
Peningkatan Integritas Keluarga (7100)
6. Monitor hubungan keluarga saat ini
7. Pertimbangkan perasaan keluarga terhadap situasi yang mereka hadapi
8. Identifikasi priorias konflik yang ada diantara anggota keluarga
9. Jadilah pendengar yang baik bagi anggota keluarga
10. Dukung keluarga untuk meningkatkan hubungan yang positif
Kinerja Pengasuhan (2211)
Indikator Outcame Awal Outcame Akhir Capaian
Menggunakan 3 4 3
interaksi yang tepat
sesuai temprament
anak (221110)
Berinteraksi positif 3 4 3
dengan anak (221115)
Memelihara 3 4 3
komunikasi terbuka
(221129)
Menunjukkan 3 4 3
hubungan yang saling
mencintai (221117)

3 : kadang-kadang menunjukkan
4 : sering menunjukkan
K. Implementasi Keperawatan Diagnosa Keperawatan 2 Hari Ke-2
No. Diagnosa Hari/Tanggal/Jam Implementasi Keperawatan Respon Klien
Keperawatan
2. Kesiapan Kamis/12-10-2020 Pengajaran Proses Penyakit (5602) S : Tn.J mengatakan akan berusaha
Meningkatkan 15.00 3. Mengidentifikasi penyebab timbulnya mengontrol emosinya agar
Manajemen penyakit seperti emosi yang berlebih hipertensinya tidak kambuh
Kesehatan O : Tn.J tampak bersungguh-sungguh
15.10
(00162) S : Keluarga mengatakan akan
4. Memotivasi pasien dan keluarga
mengenai tindakan untuk meminimalkan hal-hal yang akan
meminimalkan gejala menyebabkan penyakit timbul
O : Keluarga tampak kooperatif

15.20 Peningkatan Efikasi Diri (5395)


S : Keluarga mengatakan akan berusaha
4. Mengidentifikasi persepsi atau tindakan meminimalkan penyebab atau tindakan
individu yang memungkinkan gejala yang akan menimbulkan penyakit
timbul
O:
15.30
S : Ny.I mengatakan selalu membantu
5. Membantu individu untuk untuk apapun keputasan semua keluarga
berkomitmen terhadap rencana asalkan hal itu terbaik
tindakan untuk mengubah perilaku
O:

6. Memberikan penguatan kepercayaan


15.50 S : Keluarga mengatakan akan tetap
diri dalam membuat perubahan
selalu berusaha saling menguatkan jika
perilaku dan mengambil tindakan
ada terjadi perubahan dalam keluarga
O:

L. Evaluasi Keperawatan Diagnosa Keperawatan 2 Hari Ke-2


No. Hari/Tanggal/Jam Diagnosa Evaluasi
Keperawatan
2. Kamis/12-10-2020 Kesiapan S :
Jam 16.00 Meningkatkan - Tn.J mengatakan akan berusaha mengontrol emosinya agar
Manajemen Kesehatan hipertensinya tidak kambuh
(00162 - Keluarga mengatakan akan meminimalkan hal-hal yang akan
menyebabkan penyakit timbul
O:
A:
Masalah keperawatan kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan Intervensi
Pengajaran Proses Penyakit (5602)
3. Identifikasi penyebab timbulnya penyakit
4. Motivasi pasien dan keluarga mengenai tindakan untuk meminimalkan
gejala

Peningkatan Efikasi Diri (5395)


1. Identifikasi persepsi atau tindakan individu yang memungkinkan gejala
timbul
2. Bantu individu untuk untuk berkomitmen terhadap rencana tindakan
untuk mengubah perilaku
3. Berikan penguatan kepercayaan diri dalam membuat perubahan perilaku
dan mengambil tindakan
Perilaku Patuh (1600)
Indikator Outcame Outcame Capaian
Awal Akhir
Menanyakan pertanyaan terkait 3 4 3
kesehatan (160001)
Menggunakan jasa pelayanan 3 4 3
kesehatan sesuai dengan
kebutuhan (160010)
Melakukan aktivitas hidup harian 3 4 3
sesuai dengan energi dan
toleransi (16011)
Melakukan monitor sendiri 3 4 3
mengenai status kesehatan

3 : kadang-kadang dilakukan
4 : sering dilakukan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan kondisi peningkatan tekanan darah
seseorang diatas normal yang dapat mengakibatkan peningkatan angka
kesakitan (mordibitas) dan angka kematian (mortalitas) (Sumartini,
Zulkifli & Adhitya, 2019). Hipertensi merupakan salah satu penyakit
tidak menular yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius.
Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang 7 kali
lebih besar terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena penyakit jantung
kongestif dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung. Pada lanjut
usia hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang
sering terjadi pada lanjut usia, dengan kenaikan tekanan darah sistolik
lebih dari 150 mmHg dan tekanan darah diastolik 150-155 mmHg
dianggap masih normal pada lansia.
2. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi berdasarkan tekanan darah sistolik dan tekanan
darah diastolik terbagi menjadi empat klasifikasi , klasifikasi tersebut
yaitu :
Klasifikasi berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik

Kategori Tekanan darah Tekanan darah


sistolik (mmHg) diastolik (mmHg)
Normal < 120 mmHg < 80 mmHg
Prahipertensi 120 – 139 mmHg 80 – 89 mmHg
Stadium 1 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
Stadium 2 160 mmHg 100 mmHg
Hipertensi juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tekanan darah pada
orang dewasa menurut Triyanto (2014), seperti pada tabel berikut.
Klasifikasi berdasarkan tekanan darah pada orang dewasa

Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah


Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 130 mmHg < 85 mmHg
Normal tinggi 130 – 139 mmHg 85 – 89 mmHg
Stadium 1 (ringan) 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
Stadium 2 (sedang) 160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg
Stadium 3 (berat) 180 – 209 mmHg 110 – 119 mmHg
Stadium 4 (maligna) 220 mmHg 120 mmHg

3. Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor medulla otak. Rangsangan pusat vasomotor
yang dihantarkan dalam bentuk impuls bergerak menuju ganglia
simpatis melalui saraf simpatis. Saraf simpatis bergerak melanjutkan
ke neuron preganglion untuk melepaskan asetilkolin sehingga
merangsang saraf preganglion bergerak ke pembukuh darah untuk
melepaskan nonepineprin yang mengakibatkan kontriksi pembuluh
darah. Mekanisme hormonal sama halnya dengan mekanisme saraf
yang juga ikut bekerja mengatur tekanan pembuluh darah. Mekanisme
tersebut yaitu :
a. Mekanisme vasokonstriktor norepineprin-epineprin
Perangsangan susunan saraf simpatis selain menyebabkan eksitasi
pembuluh darah juga menyebabakan pelepasan norepineprin dan
epineprin oleh medulla adrenal ke dalam darah. Hormon
norepineprin dan epineprin yang berada dalam pembuluh darah
untuk vasokontriksi. Faktor seperti kecemasan dan kekuatan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan
vasokonstiktor.
b. Mekanisme vasokonstriktor renin-angiotensin
Renin yang dilepaskan oleh ginjal akan memecah plasma manjadi
substrat renin untuk melepaskan angiotensin I, kemudian dirubah
menjadi angiotensin II yang merupakan vasokonstriktor kuat.
Peningkatan tekanan darah terjadi selama hormon ini masih
menetap didalam darah.

Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh


darah perifer memiliki pengaruh pada perubahan tekanan darah
yang terjadi pada lanjut usia. Perubahan struktural dan fungsional
meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan kemampuan relaksasi otot polos pembuluh darah ,
sehingga menurunkan kemampuan aorta dan arteri besar dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume
sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan
peningkatan tahanan perifer.

4. Etiologi dan Faktor Resiko Hipertensi


Penyebab hipertensi sesuai dengan tipe masing-masing hipertensi,
yaitu :
a. Etiologi
1) Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial belum dapat diketahui,
sementara penyebab sekunder dari hipertensi esensial tidak
ditemukan penyakit reninvaskuler, gagal ginjal maupun
penyakit lainnya, genetik serta ras menjadi bagian dari
penyebab timbulnya hipertensi esensial termasuk stress, intake
alkohol, merokok, lingkungan dan gaya hidup.
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder penyebabnya dapat diketahui seperti
kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid
(hipertiroid), hiperaldosteronisme, penyakit perenkimal.
b. Faktor Resiko
1) Faktor resiko yang bisa dirubah
a) Usia
Faktor usia merupakan salah satu faktor resiko yang
berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan
bertambahnya usia maka semakin tinggi pula resiko
mendapatkan hipertensi. Insiden hipertensi meningkat
seiring dengan bertambahnya usia, hal ini disebabkan oleh
perubahan alamiah dalm tubuh yang mempengaruhi
pembuluh darah, hormon serta jantung.
b) Lingkungan
Faktor lingkungan seperti stress memiliki pengaruh
terhadap hipertensi. Hubungan antara stress dengan
hipertensi melalui saraf simpatis, dengan adanya
peningkatan tekanan saraf simpatis akan meningkatkan
tekanan darah secara menurun intermitten.
c) Obesitas
Faktor lain yang dapat menyebabkan hipertensi adalag
kegemukan atau obesitas. Penderita obesitas dengan
hipertensi memiliki daya pompa jantung dan sirkulasi
volume yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
penderita yang memiliki berat badan normal.
d) Rokok
Kandungan rokok yaitu nikotin dapat menstimulus
pelepasan katekolamin. Katekolamin yang mengalami
peningkatan dapat menyebabkan denyut jantung, iritabilitas
miokardial serta terjadi vasokontriksi yang dapat
meningkatkan tekanan darah.
e) Kopi
Substansi yang terkandung dalam kopi adalah kafein.
Kafein sebagai anti-adenosine (adenosine berperan untuk
mengurangi kontraksi otot jantung dan relaksasi pembuluh
darah sehingga menyebabkan tekanan darah turun dan
memberikan efek rileks) menghambat reseptor untuk
berikatan dengan adenisne sehingga menstimulus sistem
saraf simpatis dan menyebabkan pembuluh darah
mengalami konstriksi disusul dengan terjadinya
peningkatan tekanan darah.
2) Faktor resiko yang tidak bisa dirubah
a) Genetik
Faktor genetik ternyata juga memiliki peran terhadap angka
kejadian hipertsni. Penderita hipertensi esensial sekitar 70-
80% lebih banyak pada kembar monozigot (satu telur)
daripada heterozigot (beda telur). Riwayat keluarga yang
menderita hipertensi juga menjadi pemicu seseorang
menderita hipertensi, oleh sebab itu hiperteni disebut
penyakit turunan.
b) Ras
Orang berkulit hitam memiliki resiko yang lebih menderita
hipertensi primer ketika predisposisi kadar renin plasma
yang rendah memgurangi kemampuan ginjal untuk
mengeksresikan kadar natrium yang berlebih.
5. Penatalaksanaan Hipertensi
a. Penatalaksanaan Nonfaemakologi
Modifikasi gaya hidup dalam penatalaksanaan nonfarmakologi
sangat penting untuk mencegah tekanan darah tinggi.
Penatalaksanaan nonfarmakologi pada penderita hipertensi
bertujuan untuk menurunkan tekanan darah tinggi dengan cara
memodifikasi faktor resiko yaitu :
1) Mempertahankan berat badan ideal
Mempertahankan berat badan ideal sesuai Body Mass Index
dengan rentang 18,5 – 24,9 kg/m2, BMI dapat diketahui
dengan rumus membagi berat badan dengan tinggi badan yang
telah dikuadratkan dalam satuan meter. Obesitas yang terjadi
dapat diatasi dengan melakukan diet rendah kolesterol kaya
protein dan serat. Penurunan berat badan sebesar 2,5 – 5 kg
dapat menurunkan tekanan darah diastolik sebesar 5 mmHg
2) Mengurangi asupan natrium
Mengurangi asupan sodium dilakukan dengan melakukan diet
rendah garam yaitu tidak lebih dari 100 mmol/hari (kira-kira 6
gr NaCl atau 2,4 gr garam/hari), atau dengan mengurangi
konsumsi garam sampai dengan 2300 mg setara dengan satu
sendok teh setiap harinya. Penurunan tekanan darah sistolik
sebesar 5 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 2,5
mmHg dapat dilakukan dengan cara mengurangi asupan garan
menjadi ½ sendok teh/hari.
3) Batasi konsumsi alkohol
Mengonsumsi alkohol lebih dari 2 gelas perhari pada pria atau
lebih dari 1 gelas per hari pada wanita dapat meningkatkan
tekanan darah. Sehingga membatasi atau menghentikan
konsumsi alkohol daoat membantu dalam penurunan tekanan
darah.
4) Makan K dan Ca yang cukup dari diet
Kalium merunkan tekanan darah dengan cara meningkatan
jumlah natrium yang terbuang bersamaan dengan urin.
Konsumsi buah-buahan setidaknya sebanyak 3-5 kali dalam
sehari dapat membuat asupan potassium menjadi cukup. Cara
mempertahankan asupan diet potasium (>90 mmol setara 3500
mg/hari) adalah dengan konsumsi diet tinggi buah dan sayur.
5) Menghindari rokok
Merokok meningkatkan resiko komplikasi pada penderita
hipertensi seperti penyakit jantung dan stroke. Kandungan
utama rokok adalah tembakau, didalam tembakau terdapat
nikotin yang membuat jantung bekerja lebih keran karena
mempersempit pembuluh darah dan meningkatkan frekuensi
denyut jantung serta tekanan darah.
6) Penurunan stress
Stress yang terlalu lama dapat menyebakan kenaikan tekanan
darah sementara. Menghindari stress pada penderita hipertensi
dapat dilakukan dengan cara relaksasi otot, yoga atau meditasi
yang dapat mengontrol sistem saraf sehingga menurunkan
tekanan darah yang tinggi.
7) Aromaterapi
Aromaterapi adalah salah satu teknik penyembuhan alternatif
yang menggunakan minyak esensial untuk memberikan
kesehatan dan kenyamanan emosional, setelah aromaterapi
digunakan akan membantu kita rileks sehingga menurunkan
aktifitas vasokontriksi pembuluh darah, aliran darah menjadi
lancar dan menurunkan tekana darah.
8) Terapi masase
Masase atau pijat dilakukan untuk memperlancar aliran energi
dalam tubuh sehingga meminimalisir gangguan hipertensi
beserta komplikasinya, saat semua jalur energi terbuka dan
aliran energi tidak terhalangan oleh tegangnya otot maka resiko
hipertensi dapat diminimalisir.
b. Penatalaksanaan Farmakologi
Penatalaksanaan farmakologi menurut Saferi & Mariza (2013)
merupakan penanganan menggunaka obat-obatan, antara lain :
1) Diuretik (Hidroklorotiazid)
Diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan berlebih
dalam tubuh sehingga daya pompa jantung menjadi lebih
ringan.
2) Penghambat simpatetik (Metildopa, Klonidin dan Reserpin
Obat-obatan jenis penghambat simpatetik berfungsi untuk
menghambat aktifitas saraf simpatis.
3) Betabloker (Metoprolol, Propanolol dan Atenolol)
Fungsi dari obat jenis betabloker adalah untuk menurunkan
daya pompa jantung, dengan kontraindikasi pada penderita
yang mengalami gangguan pernapasan seperti asam bronkial.
4) Vasodilator (Prasosin, Hidralasin)
Vasodilator bekerja secara langsung pada pembuluh darah
dengan relaksasi otot polos pembuluh darah.
5) Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor (Captopri)
Fungsi utama adalah untuk menghambat pembentukan zat
angiotensin II dengan efek samping penderita hipertensi akan
mengalami batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
6) Penghambat Reseptor Angiotensin II (Valsartan)
Daya pompa jantung akan lebih ringan ketika obat-obatan jenis
penghambat reseptor angiotensin II diberikan karena akan
menghalangi penempelan zat angiotensin II pada reseptor.
7) Antagonis Kalsium (Dilitiasem dan Verapamil)
Kontraksi jantung (kontraktilitas) akan terhambat.
6. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d hipertensi
b. Resiko tinggi injuri b/d ketidaksadaran (pingsan)
7. NOC & NIC

No. Dx Keperawatan NOC NIC


1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan intervensi selama 1x8 jam Monitor Tanda-Tanda Vital (6680)
perfusi jaringan diharapkan Tn.S dengan masalah keperawatan 1. Identifikasi kemungkinan
perifer b/d hipertensi ketidakefetifan perfusi jaringan perifer b/d penyebab perubahan tanda-tanda
hipertensi dapat teratasi dengan kriteria hasil : vital
Manajemen Diri : Hipertensi (3107) 2. Monitor tekanan darah, nadi dan
Indikator Awal Akhir suhu
Memantau tekanan darah 3 4 3. Monitor tekanan darah pasien
Mempertahankan berat 4 5 saat berbaring, duduk dan berdiri
badan yang optimal Monitor Nutrisi (1160)
Mengikuti diit yang 3 4 1. Monitor diet dan asupan kalori
direkomendasikan 2. Tentukan makanan yang disukai
Membatasi asupan garam 3 4 3. Kurangi makan dengan asupan
garam tinggi.
3 : Kadang-kadang menunjukkan
4 : Sering menunjukkan Rista Sulistiani (ners)
5 : Secara konsisten menunjukkan
2. Resiko tinggi injuri Setelah dilakukan intervensi selama 1x8 jam Manajemen Lingkungan
b/d ketidaksadaran diharapkan Tn.S dengan masalah keperawatan 1. Sediakan lingkungan yang aman
(pingsan) resiko tinggi injuri b/d ketidaksadaran untuk pasien
(pingsan) dapat teratasi dengan kriteria hasil : 2. Indentifiikasi kenutuhan
Kontrol Resiko keamanan pasien sesui dengan
kondisi pasien
Indikator Awal Akhir 3. Memindahkan barang-baranf
Klien terbebas dari cedera 3 4 yang dapat membahayakan
Klien mampu menjelaskan 3 4 pasien
faktor resiko dari 4. Berikan penjelasan pada pasien
lingkungan
dan keluarga jika adanya
Memantau tekanan darah 3 4
3 : Sedang kejadian perubahan status kesehatan
4 : Ringan kejadian
3 : Kadang menunjukkan
4 : Sering menunjukkan
DAFTAR PUSTAKA

Black. M.j. 2014. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta : Elsevier

Brunner & Suddarth. 2007. Keperawatan Medical Bedah Edisi ke 8. Jakarta: EGC
Waspadji. A, Soeparman, (2008), Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Jakarta, Balai
Penerbit FKUI.

Herman.T.H & Kamitsuru.S. 2018. Nanda-I Diagnosa Keperawatan Definisi dan


Klasifikasi 2018-2020. Edisi 11. Jakarta : EGC

Moorhead Sue,dkk. 2016. Nursing Outcame Classification (NOC). Edisi 5.


Singapore : Elsevier

Bulechek M.Gloria, dkk. 2026. Nursing Intervention Classification (NIC). Edisi 6.


Singapore : Elsevier
Umur Obesitas Merokok Gaya hidup

Hipertensi

Vasokontriksi Ginjal Suplay O2 ke Otak


pembuluh darah otak

Vasokontriksi Resistensi
After load pembuluh darah ginjal pembuluh
darah ke
Pingsan Gangguan otak
perfusi
Aliran darah jaringan
COP
Resiko tinggi Tekanan
injuri pembuluh
Respon renin angiotensin darah otak
dan aldosteron

Nyeri
Aldosteron tekan

Nyeri
Retensi Na

Edema

Kelebihan volume
cairan
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
Jl. Brawijaya 99, Tamantirto, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Tlp. (0274)434 2288, 434 2277. Fax. (0274)4342269. Web: www.almaata.ac.id

Analisa Jurnal Hasil Penelitian

Nama Mahasiswa : Rista Sulistiani

NIM : 200300759

1. Judul Artikel : Perbedaan Konsep Diri Antara Remaja Akhir yang Mempersepsi Pola
Asuh Orang Tua Authoritarian, Permissive dan Authoritative
2. Sumber artikel : diakses melalui pada tanggal 10 November 2020
3. Analisa PICO
Tabel 1. Analisa PICO

No Kriteri Jawab Pembenaran dan Critical Thingking


a
1 P Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang
berusia 18-22 tahun
2 I Intervensi Intervensi yang dilakukan pada jurnal adalah
3 C Controling/Comparing Tidak terdapat pembanding karena penelitian ini
menggunakan pre-eksperiment only one group
pretest and posttest design dengan mengambil 29
responden untuk sampel dengan usia rata-rata 67
tahun. Penelitian ini memiliki 62,1% responden
lansia laki-laki dan 37,9% responden lansia
perempuan.Penelitian membandingkan
keseimbangan tubuh sebelum dan sesudah
dilakukan jalan tendem
4 O Outcome Hasilnya adalah ada pengaruh pemberian laytihan
jalan tendem terhadap keseimbangan tubuh lansia
untuk mengurangi resiko jatuh pada lansia di UPT
Pelayanan Sosial Lanjut Usia

4. Analisa Kritis
Jawablah sesuai dengan yang ditemukan dalam artikel dan berikan penjelasan.
a. Bagaimana level pembuktian artikel/evidence based dalam hirarki evidence
based?
Jawab: penelitian ini reliabel dan dapat dibuktikan karena alat dari penelitian ini
adalah menggunakan Berg Balance Scale dan Time Up and Go Test dengan
intrument yang berisi 14 instruksi yang terdiri dari posisi duduk, berdiri tanpa
bantuan, duduk dengan punggung tidak disangga, duduk dari posisi berdiri,
berpindah tempa, berdiri dengan mata tertutup, berdiri dengan kaki dirapatkan,
menjangkau kedepan, memungut barang dari lantai, melihat kebelakang, berputar
360 derajat, menempatkan kaki bergantian dibangku kecil,berdiri dengan satu kaki
didepan kaki lain dan berdiri diatas satu kaki. Penelitian ini dilakukan selama 8
minggu dibantu oleh petugas di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia. Penelitian ini
menggunakan purposive sampling untuk pengambilan sampel dengan menggunakan
uji Paired t-test untuk mengetahui perbedan skor rata-rata keseimbangan tubuh
lansia sebelum dan sesudah dilakukan latihan jalan tendem.
b. Apakah jenis metodologi penelitian yang digunakan dalam artikel?
Jawab: metode pre-eksperiment only one group pretest adn posttest design yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan jalan tendem terhadap
keseimbangan tubuh lansia untuk mengurangi resiko jatuh.
c. Apakah hasil penelitian ini reliable dan relevan dengan kondisi di lapangan?
Ya, hasil penelitian ini relevan dengan responden kami, yaitu pasien lansia
dengan resiko jatuh

d. Bagaimana etika penelitian artikel yang ditemukan?


Etika penelitian dengan menekankan prinsip-prinsip dalam etika yang
berlaku,meliputi:lembar persetujuan menjadi responden tanpa nama,kerahasiaan
e. Bagaimana implikasi dalam keperawatan?
Hasil dari penelitian dapat kita implikasikan dalam keperawatan yaitu latihan
jalan tendem yang merupakan suatu latihan yang bertujuan melatih sikap atau
posisi tubuh, mengontrol kesimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh yang
bermanfaat bagi para lanjut usia.

5. Kesimpulan dan Saran


a. Kesimpulan
Bahwa jalan tendem dapat digunakan sebagai salah satu intervensi dalam
meningkatkan stabilitas keseimbangan lanjut usia sehingga resiko jatuh pada
lansia dapat diminimalisir.
b. Saran
Lansia diharapkan dapat secara rutin dan aktif melakukan kegiatan latihan yang
dapat meningkatkan keseimbangan tubuh untuk mengurangi resiko jatuh

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai