No Komponen yang di analisis Hasil analisis Komentar
1. Alasan pengambilan judul Karena pasien gagal jantung sering kesulitan
mempertahankan oksigenasi sehingga cenderung sesak nafas, kecemasan yang terjadi adalah kecemasan berat. Dan untuk mengatasi kecemasan dengan menggerakkan sumber koping di lingkungan yang berupa model ekonomi, kemampuan penyelesaian masalah, dukungan sosial dan keyakinan budaya. 2. Judul : Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan a. Singkat Mekanisme Koping Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Diruangan CVBC (CARDIO VASKULER BRAIN CENTRE) Lantai III Di RSUP. PROF. DR. R KANDOU MANADO b. Menggambarkan Kecemasan pada pasien gagal jantung masalah dan kareana kesulitan mempertahankan variable yang diteliti oksigenasi. c. Tempat dan waktu LANTAI III RSUP. PROF. DR. D. KANDOU pengambilan MANADO 3. Penulis ( peneliti ) dan Imelda Suratinoyo, Julia V. Rottie, Gresty N. alamat Massi 4. Abstrak : Untuk mengetahui adakah hubungan a. Tujuan tingkat kecemasan dengan mekanisme koping pada pasien gagal jantung kongestif di Ruangan CVBC Lantai III RSUP. PROF. DR. D Kandou Manado. b. Desain penelitian Menggunakan pendekatan cross sectional Sampel sebanyak 33 orang, dengan metode purposive sampling. c. Tempat penelitian Diruangan CVBC Lantai III RSUP. PROF. DR. D Kandou Manado d. Waktu penelitian e. Populasi peneitian Seluruh pasien yang ada diruangan CVBC (CARDIO VASKULER BRAIN CENTRE) Lantai III RSUP. PROF. DR. D KANDOU MANADO. f. Teknik pengambilan Data dikumpulkan dengan wawancara data menngunakan kuesioner. g. Hasil penelitian Tingkat kecemasan ringan 12,1%, Kecemasan sedang 48,5%, Sedangkan kecemasan berat 39,4% dan mekanisme koping adaptif 63,6%, Mekanisme koping maladaptif 36,4%. h. Kesimpulan Ada hubungan tingkat kecemasan dengan mekanisme koping pada pasien gagal jantung kongestif.
i. Kata kunci Kecemasan, Mekanisme Koping
5. Pendahuluan Gagal jantung merupakan ketidakmampuan jantung memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi kejaringan tubuh (Smeltzer & Bare 2001). Data yang diperoleh WHO tahun 2012 menunjukkan bahwa pada tahun 2008 terdapat 17 juta atau sekitar 48% dari total kematian disebabkan gagal jantung kongestif. Prevalensi gagal jantung di Indonesia menurut Riskesdas 2013 sebesar 0,3 data prevalensi penyakit di tentukan berdasarkan hasil wawancara pad responden umur >15 tahun berupa gabungan kasus penyakit yang pernah di diagnosis dokter atau kasus yang mempunyai gejala penyakit gagal jantung. Berdasarkan data awal melalui observasi data kunjungan pasien di ruangan CVBC Lantai III RSUP. PROF. DR. R.D KANDOU MANADO angka penderita gagal jantung tiga bulan terakhir sampai bulan oktober 2015 sekitar kurang lebih 150 pasien. Seriousness of the problem / keseriusan masalah Magnitude / besarnya masalah Manageability / pengelolaan atau penyelesaian masalah 6. Metode penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian analitik dengan rancangan cross sectional yaitu penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2010). 7. Teknik pengumpulan data Dengan wawancara menggunakan kuesioner. 8. Instrument penelitian Kuesioner tentang perilaku responden terdiri dari dua bagian yaitu tingkat kecemasan dan mekanisme koping. 9. Hasil dan bahasan 1. Setelah dilakukan penelitian menurut umur bahwa gagal jantung kongestif yang paling banyak terjadi pada umur >60 tahun. 2. Setelah dilakukan penelitian berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak menderita gagal jantung kongestif baik umur lanjut adalah jenis kelamin laki-laki. 3. Setelah dilakukan penelitian pada tingkat SMA, SD dan SMP yang lebih cenderung mengalami tingkat kecemasan adalah tingkat pendidikan SMA dedibandingkan tingkat pendidikan SD dan SMP. 4. Setelah dilakukan penelitian pada wiraswasta dan PNS kejadian gagal jantung paling banyak adalah wiraswasta sebesar 40% karena seseorang erat kaitannya dengan tingkat aktivitas dan istirahat seseorang. 5. Setelah dilakukan penelitian melalui tingkat kecemasan sedang, ringan dan berat menunjukkan hasil bahwa tingkat kecemasan sedang lebihb banyak dan cemderung dari pada kecemasan ringan dan berat. 6. Setelah dilakukan penelitian melalui koping adaptif dan maladaptif hasilnya dimana mekanisme koping adaptif lebih banyak dibandingkan maladaptif. 7. Setelah dilakukan penelitian bahwa ada hubungan antara tingkat kecemasan dan mekanisme koping pada gagal jantung kongestif. 10. Simpulan dan saran SIMPULAN: Berdadarkan hasil penelitian dan bahasan dapat disimpulkan bahwa: sebagian besar pasien gagal jantung kongestif di ruang CBVC lantai III RSUP. PROF. DR. D Kandou Manado respon yang terbanyak berumur 61-75 tahun dengan jenis kelamin laki-laki, tingkat pendidikan SMA dan pekerjaan wiraswasta. Kemudian sebagian besar pasien gagal jantung kongestif diruang CVBC Lantai III RSUP. PROF. DR. R. D Kandou Manado berada dalam tingakt kecemasan ringan dan sedang sebagian besar juga melakukan mekanissme koping adaptif. SARAN: Bagi rumah sakit tingkat kecemasan mempumyai hubungan yang signifikan dengan mekanisme koping, oleh karena itu pihak rumah sakit untuk lebih menekankan pada pemberian konseling sehingga pasien dapat mengendalikan kecemasannya dan melakukan koping yang bersifar konstruktif. 11. Referensi
12. Implikasi keperawatan Jadi manajemen koping pada pasien gagal
jantung kongestif ini dapat dilakukan untuk mengurangi rasa kecemasan pada pasien gagal jantung diruangan CVBC Lantai III RSUP. PROF.DR.R. D. Kandou Manado. 13. Rekomendasi Semoga dengan adanya penelitian ini, manajemen koping dapat diterapkan pada semua rumah sakit yang memiliki pasien gagal jantung kongestif, sehingga tingkat kecemasan pasien bisa dikurangi.