Oleh : Kelompok N
(....................................) (........................................)
BAB I
PENDAHULUAN
2) Katup pulmonal
Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari
dalam ventrikel kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus
pulmonalis bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan
kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan
dan kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup
pulmonalis yang terdiri dari 3 daun katup yang terbuka bila
ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila ventrikel
kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir
dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.
3) Katup bicuspid
Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari
atrium kiri menuju ventrikel kiri. Seperti katup trikuspid,
katup bikuspid menutup pada saat kontraksi ventrikel.
Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.
4) Katup Aorta
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada
pangkal aorta. Katup ini akan membuka pada saat ventrikel
kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir keseluruh
tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel
kiri relaksasi, sehingga mencegah darah masuk kembali
kedalam ventrikel kiri.
Jantung adalah salah satu organ tubuh yang vital. Jantung kiri berfungsi
memompa darah bersih (kaya oksigen/zat asam) ke seluruh tubuh, sedangkan
jantung kanan menampung darah kotor (rendah oksigen, kaya karbon dioksida/zat
asam arang), yang kemudian dialirkan ke paru-paru untuk dibersihkan. Jantung
normal besarnya segenggam tangan kiri pemiliknya. Jantung berdenyut 60-80 kali
per menit, denyutan bertambah cepat pada saat aktifitas atau emosi, agar
kebutuhan tubuh akan energi dapat terpenuhi. Andaikan denyutan jantung 70 kali
per menit, maka dalam 1 jam jantung berdenyut 4200 kali atau 100.800 kali sehari
semalam. Tiap kali berdenyut dipompakan darah sekitar 70 cc, jadi dalam 24 jam
jantung memompakan darah sebanyak kira-kira 7000 - 7.571 liter.
Fungsi lain dari jantung ialah mengisi darah dengan oksigen yang segar
dari udara dan pada saat yang bersamaan mengekskresi salah satu hasil akhir
metabolisme yaitu karbondioksida. Pertukaran kedua gas ini dengan udara dari
alveoli paru berlangsung melaui membran alveolus yang sangat tipis. Jika tekanan
sama tingginya dengan tekanan di bilik kiri atau aorta, cairan darah segera akan
mengisi alveoli dengan cara filtrasi dan penderita akan mati oleh karena edema
paru.
Gagal jantung sangat sering ditemukan. Penyakit ini termasuk salah satu
dari urutan tertinggi dalam daftar penyebab kematian dikebanyakan negara-negara
Barat, tetapi di negara tropis penyakit ini juga merupakan penyebab sangat
penting dari invaliditas dan bahkan kematian.
BAB II
TI NJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian CHF
Penyakit Gagal Jantung yang dalam istilah medisnya disebut
dengan "Heart Failure atau Cardiac Failure", merupakan suatu keadaan
darurat medis dimana jumlah darah yang dipompa oleh jantung seseorang
setiap menitnya {curah jantung (cardiac output)} tidak mampu memenuhi
kebutuhan normal metabolisme tubuh. Dampak dari gagal jantung secara
cepat berpengaruh terhadap kekurangan penyediaan darah, sehingga
menyebabkan kematian sel akibat kekurangan oksigen yand dibawa dalam
darah itu sendiri. Kurangnya suplay oksigen ke otak (Cerebral Hypoxia),
menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran dan berhenti bernafas
dengan tiba-tiba yang berujung pada kematian. Gagal jantung kongestif
pada bayi dan anak merupakan kegawatdaruratan yang sangat sering
dijumpai oleh petugas kesehatan dimanapun berada. Keluhan dan gejala
sangat bervariasi sehingga sering sulit dibedakan dengan akibat penyakit
lain di luar jantung. Kondisi pada penyakit gagal jantung bukanlah berarti
bahwa jantung stop bekerja (cardiac arrest), melainkan jantung tidak lagi
mampu memompakan darah sebagaimana tugasnya sehari-hari bagi tubuh
seseorang.
B. Patofisiologi CHF
Biasanya yang pertama mengalami kegagalan ialah bilik kiri. Lagipula,
bilik kiri mempunyai tugas yang paling berat. Jika bilik kiri tidak mampu
memompakan darah, maka timbul tiga hal :
a. Darah yang tinggal di dalam bilik kiri akan lebih banyak pada
akhir sistole daripada sebelumnya dan karena pengisian pada saat
diastole berlangsung terus, maka akan terdapat lebih banyak darah
di dalam bilikk kiri pada akhir diastole. Peninggian volume dari
salah satu ruang jantung, dalam hal ini bilik kiri (preload). Jika
penyakit jantung berlanjut, maka diperlukan peregangan yang
makin lama makin besar untuk menghasilkan energi yang sama.
Pada satu saat akan terjadi bahwa peregangan diastolik yang lebih
besar tidak lagi menghasilkan kontraksi yang lebih baik dan
jantung akan gagal melakukan fungsinya (dekompensasi).
b. Jika bilik kiri tidak mampu memompakan darahnya yang cukup ke
aorta untuk memenuhi kebutuhan dari organ yang terletak perifer,
berarti curah jantung sangat rendah dan juga akan menimbulkan
tekanan darah yang rendah. Pada kebanyakan kasus, hal ini akan
menimbulkan perasaan lelah pada penderita. Curah jntung yang
rendah menimbulkan perasaan lesu. Pada kasus-kasus yang berat,
perfusi darah arteri ke otak akan berkurang dan otak akan
menderita, yang akan menimbulkan kecendrungan timbulnya
pingsan, meskipun hal ini jarang ditemukan pada gagal jantung
kronik kecuali miokard yang mengalami kerusakan hebat atau
ritme jantung sangat abnormal.
c. Sistim Renin-angiontensin-aldosteron (sistim RAA) karena perfusi
dari glomerus berkurang, maka ultrafiltrasinya juga akan
berkurang, natrium direabsorpsi lebih sempurna di dalam nefron
dan natrium yang hilang dari urin akan berkurang. Pada saat yang
sama perfusi dari aparatus jugstaglomerular juga berkurang sistem
RAA diaktifkan akan terjadilah sekresi aldosteron oleh kelenjar
adrenal. Aldosteron ini akan menyebabkan reabsorpsi Na+ di
tubulus distal bertambah banyak yang diganti dengan ion K+ dan
H+. Akibat dari retensi natrium ini ialah tertahannya air dalam
ruang ekstra seluler dan dalam aliran darah oleh tekanan osmotik
dari natrium. Volume darah akan bertambah dan cadangan vena
akan terisi penuh dengan darah. Tekanan di dalam vena sistemik
sentral akan meninggi. Serambi dan bilik akan lebih diregangkan
dari sebelumnya (preload yang meninggi) dan dengan demikian
mekanisme kompensasi dapat diperbaiki. Namun bertambahnya isi
darah ven aakan menyebabkan hepatomegali. Penambahan jumlah
ion Na+ dan H2O pada ruang interstisial bersama-sama dengan
tekanan yang tinggi di dalam sistim vena kadang-kadang akan
menimbulkan pitting edema
C. Etiologi dan Faktor Resiko CHF
Penyebab gagal jantung dapat berupa faktor dari dalam jantung itu
sendiri maupun dari luar. Faktor dari dalam lebih sering karena terjadinya
kerusakan-kerusakan yang sudah dibawa, sedangkan faktor dari luar cukup
banyak, antara lain: penyakit jantung koroner, hipertensi, dan diabetes
mellitus. Terdapat tiga kondisi yang mendasari terjadinya gagal jantung,
yaitu :
a. Gangguan mekanik ; beberapa faktor yang mungkin bisa terjadi
secara tunggal atau bersamaan yaitu :
1) Beban tekanan
2) Beban volume
3) Tamponade jantung atau konstriski perikard (jantung tidak
dapat diastole).
4) Obstruksi pengisian bilik
5) Aneurisma bilik
6) Disinergi bilik
7) Restriksi endokardial atau miokardial
Periode Neonatus
Disfungsi miokardium relatif jarang terjadi pada masa neonatus,
dan bila ada biasanya berhubungan dengan asfiksia lahir, kelainan
elektrolit atau gangguan metabolik lainnya. Lesi jantung kiri seperti
sindrom hipoplasia jantung kiri, koarktasio aorta, atau stenosis aorta berat
adalah penyebab penting gagal jantung pada 1 atau 2 minggu pertama.
Periode Bayi
Antara usia 1 bulan sampai 1 tahun penyebab tersering ialah
kelainan struktural termasuk defek septum ventrikel, duktus arteriosus
persisten atau defek septum atrioventrikularis. Gagal jantung pada lesi
yang lebih kompleks seperti transposisi, ventrikel kanan dengan jalan
keluar ganda, atresia tricuspid atau trunkus arteriosus biasanya juga terjadi
pada periode ini.
Periode Anak
Gagal jantung pada penyakit jantung bawaan jarang dimulai
setelah usia 1 tahun. Di negara maju, karena sebagian besar pasien dengan
penyakit jantung bawaan yang berat sudah dioperasi, maka praktis gagal
jantung bukan menjadi masalah pada pasien penyakit jantung bawaan
setelah usia 1 tahun.
Perubahan-perubahan yang terlihat pada gagal jantung :
1 2 3
Keterangan :
Gambar 1 : Jantung normal.
Gambar 2 : Dinding jantung merentang dan bilik-bilik jantung
membesar, dinding jantung merentang untuk menahan
lebih banyak darah.
Gambar 3 : Dinding-dinding jantung menebal, dinding otot jantung
menebal untuk memompa lebih kuat.
Tanda serta gejala penyakit gagal jantung dapat dibedakan berdasarkan
bagian mana dari jantung itu yang mengalami gangguan pemompaan
darah, lebih jelasnya sebagai berikut :
1. Gagal jantung sebelah kiri ; menyebabkan pengumpulan cairan di
dalam paru-paru (edema pulmoner), yang menyebabkan sesak nafas
yang hebat. Pada awalnya sesak nafas hanya dirasakan saat seseorang
melakukan aktivitas, tetapi sejalan dengan memburuknya penyakit
maka sesak nafas juga akan timbul pada saat penderita tidak
melakukan aktivitas. Sedangkan tanda lainnya adalah cepat letih
(fatigue), gelisah/cemas (anxity), detak jantung cepat (tachycardia),
batuk-batuk serta irama degub jantung tidak teratur (Arrhythmia).
2. Sedangkan Gagal jantung sebelah kanan ; cenderung mengakibatkan
pengumpulan darah yang mengalir ke bagian kanan jantung. Sehingga
hal ini menyebabkan pembengkakan di kaki, pergelangan kaki,
tungkai, perut (ascites) dan hati (hepatomegaly). Tanda lainnya adalah
mual, muntah, keletihan, detak jantung cepat serta sering buang air
kecil (urin) dimalam hari (Nocturia). CHF menurut New York Heart
Assosiation dibagi menjadi :
Grade 1 : Penurunan fungsi bilik kiri tanpa gejala.
Grade 2 : Sesak nafas saat aktivitas berat
Grade 3 : Sesak nafas saat aktivitas sehari-hari.
Grade 4 : Sesak nafas saat sedang istirahat
D. Penatalaksanaan CHF
DIET JANTUNG I
Indikasi : Diet jantung I diberikan bagi pasien dengan gagal jantung.
Dasar diet :
Karena fungsi jantung terganggu maka aliran darah ginjal juga akan
terganggu. Agar kadar ureum darah tidak meningkat maka perlu diberikan
protein yang rendah. Sebagai akibat kegagalan jantung bisa menyebabkan
timbulnya oedema. Untuk mengurangi oedema, pemberian garam harus
dibatasi.
Tujuan Diet :
1. Mengurangi beban ginjal
2. Mengurangi atau mencegah retensi natrium
Syarat-syarat :
1. Cukup kalori (sesuai dengan kecukupan normal)
2. Karbohidrat sedang
3. Lemak rendah
4. Air dibatasi
5. Mineral + vitamin cukup ( Ca dibatasi)
6. konsumsi protein rendah 0,8 - 1g/kgBB
7. konsumsi natrium dibatasi 150-180 mg/hr pada bayi, 400 mg/hr
pada anak.
Bentuk makanan : Dihidangkan dalam bentuk makanan cair,
mudah dicerna.
Contoh menu sehari :
Keterangan :
3 : Cukup
4 : Ringan
BAB III
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN
V. Pemeriksaan Penunjang
Foto thorax : cardiomegaly (LVH) dengan edema pulmo dan efusi pleura
bilateral minimal menyokong gambaran congestive cor susp TB Pulmo
aktif
ANALISA DATA
ANALISIS JURNAL
A. Kesimpulan
Penyakit Gagal Jantung yang dalam istilah medisnya disebut dengan
"Heart Failure atau Cardiac Failure", merupakan suatu keadaan darurat
medis dimana jumlah darah yang dipompa oleh jantung seseorang setiap
menitnya (curah jantung (cardiac output)) tidak mampu memenuhi kebutuhan
normal metabolisme tubuh. Dampak dari gagal jantung secara cepat
berpengaruh terhadap kekurangan penyediaan darah, sehingga menyebabkan
kematian sel akibat kekurangan oksigen yand dibawa dalam darah itu sendiri.
Kurangnya suplay oksigen ke otak (Cerebral Hypoxia), menyebabkan
seseorang kehilangan kesadaran dan berhenti bernafas dengan tiba-tiba yang
berujung pada kematian. Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang
memberi fasilitas proses pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel
tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut jantung, dan
sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mergalirkan darah dari jantung, dan
vena yang mengalirkan darah menuju jantung. Jantung manusia merupakan
jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan 2 ventrikel. Jantung merupakan
organ berotot yang mampu mendorong darah ke berbagai bagian tubuh.
B. Saran
Dalam asuhan keperawatan ini hanya menggunakan satu jurnal, diharapkan
untuk kedepannya lebih kreatif dalam pemilihan jurnal dan semua diagnosa
yang ditemukan pada klien bisa menerapkan jurnal dalam setiap
implementasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2012. Keperawatan Medical Bedah Edisi ke 8. Jakarta: EGC
Waspadji. A, Soeparman, (2015), Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Jakarta, Balai
Penerbit FKUI.