Di susun oleh:
Kelompok B
Tahun : 2017
Judul : Effect Moist Wound Healing Technique Toward Diabetes Mellitus Patients With
Ulkus Diabetikum In Dhoho Room Rsud Prof Dr. Soekandar Mojosari
Link : http://jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/Kep/article/view/161/143
ANALISIS JURNAL
Implikasi Keperawatan pada jurnal yang dapat diterapkan pada kasus trigger case bahwa
perawatan luka ulkus DM dengan Teknik moist wound healing memiliki pengaruh baik
terhadap perbaikan kerusakan integritas kulit akibat ulkus.
Teknik moist wound healing merupakan teknik penangganan luka dengan cara menjaga
keadaan luka agar tetap lembab sehingga dapat menfasilitasi pergerakan sel pada luka,
serta dapat mempercepat proses granulasi sebesar 40% dari pada luka dengan keadaan
kering (Koutoukidis & Lawrence, 2009).
Teknik moist wound healing ini menunjukkan bahwa eksudat luka dapat memberikan
bahan – bahan yang dibutuhkan dalam proses penyembuhan, seperti enzim, growth
factors, dan faktor kemotaktik dimana dapat mengendalikan infeksi, serta dapat
menyediakan lingkungan yang terbaik dalam proses penyembuhan (Hendrickson, 2005).
Dengan demikian harapannya dengan hasil penelitian tersebut teknik moist wound
healing dapat diimplikasikan pada praktik keperawatan luka ulkus DM
Judul : Pengaruh Terapi Relaksasi Autogenik Terhadap Tingkat Nyeri Akut Pada Pasien
Abdominal Pain Di Igd Rsud Karawang 2014
Halaman : 2338-7246
Link : https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk/article/view/148/113
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh tehnik relaksasi yang signifikan
terhadap nyeri akut pada pasien dengan abdominal pain di IGD RSUD Karawang. Hasil
analisa diperoleh (Pv=0,000) < α (0,005). Berdasarkan hal tersebut maka rekomendasi
dari hasil penelitian ini adalah kepada unit pelayanan kesehatan untuk dapat menerapkan
prosedur tehnik relaksasi autogenik sebagai salah satu alternatif untuk menurunkan
tingkat nyeri pada pasien khususnya abdominal pain.
Implikasi keperawatan pada jurnal bahwa Terapi relaksasi autogenik dapat dijadikan
sebagai salah satu terapi alternatif untuk mengatasi nyeri khususnya abdominal pain.
Namu dengan demikian teknik Menejemen nyeri ini tetap menggunakan pendekatan
multidisiplin yang didalamnya termasuk pendekatan farmakologikal (termasuk pain
modifiers) pemberian obat analagesik yang artinya perawat berkolaborasi dengan doket
untuk pemberian terapi obat, kemudian pendekatan non farmakologikal dan psikologikal.
Managemen nyeri non farmakologikal merupakan upaya-upaya mengatasi atau
menghilangkan nyeri dengan menggunakan pendekatan non farmakologi. Pada hal ini
peran perawat sangat diperlukan dalam penurunan nyeri yaitu dengan upaya-upaya teknik
relaksassi autogenik tersebut antara lain relaksasi, distraksi, massage, guided imaginary
dan lain sebagainya.