Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RESUME

ISU DAN KECENDERUNGAN DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Issue dan trend dalam pendidikan keperawatan komunitas


2. Issue dan trend dalam penelitian keperawatan komunitas

DISUSUN OLEH :

ENDAH SUMINAR

NIM :

2201140666

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

2022
A. TREND DAN ISSUE
a. Definisi Trend
Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, tren
juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat
ini yang biasanya sedang popular di kalangan masyarakat. Trend adalah sesuatu yang
sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta.
b. Definisi issue
Issue adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau
tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik,
hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang
krisis. Issu adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas
faktannya atau buktinya.

B. KEPERAWATAN KOMUNITAS

Berbagai definisi dari keperawatan kesehatan komunitas telah dikeluarkan oleh


organisasi-organisasi profesional. Berdasarkan pernyataan dari American Nurses
Association (2004) yang mendefinisikan keperawatan kesehatan komunitas sebagai
tindakan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dari populasi dengan
mengintegrasikan ketrampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan keperawatan dan
kesehatan masyarakat. Praktik yang dilakukan komprehensif dan umum serta tidak
terbatas pada kelompok tertentu,berkelanjutan dan tidak terbatas pada perawatan yang
bersifat episodik. Definisi keperawatan kesehatan komunitas menurut American Public
Health Association (2004) yaitu sintesis dari ilmu kesehatan masyarakat dan teori
keperawatan profesional yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan pada
keseluruhan komunitas.
1. Trend Dan Issue Pendidikan Keperawatan Komunitas
a. Jenjang pendidikan
Pendidikan keperawatan adalah proses pendidikan yang
diselenggarakan di Perguruan Tinggi untuk menghasilkan berbagai lulusan
Ahli Madya Keperawatan, Ners, Magister Keperawatan, Ners Spesialis, dan
Doktor Keperawatan. Jenis pendidikan perawat adalah pendidikan akademik,
vokasi, dan profesi. Pendidikan akademik merupakan pendidikan yang
diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan. Pendidikan vokasi
merupakan pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan
keahlian tertentu sebagai perawat. Pendidikan profesi merupakan pendidikan
yang diarahkan untuk mencapai kompetensi profesi keperawatan.
Pendidikan keperawatan di indonesia mengacu kepada UU No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jenis pendidikan
keperawatan di Indonesia mencakup :
 Pendidikan Vokasi yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada
kesiapan penerapan dan penguasaan keahlian keperawatan tertentu
sebagai perawat vokasi. Jenjang pedidikan vokasi adalah : pendidikan
diploma D3 keperawatan
 Pendidikan Akademik yaitu pendidikan yang diarahkan terutama pada
penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu keperawatan.
Jenjang pendidikan : pendidikan S1 , pendidikan Magister dan pendidikan
Doctor keperawatan.
 Pendidikan Profesi yaitu pendidikan yang diarahkan untuk mampu
memecahkan masalah sains dan teknologi dalam bidang ilmu
keperawatan untuk mampu mengambil keputusan strategis dengan
akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas tindakan keperawatan
dibawah tanggung jawabnya.
Jenjang pendidikan : profesi dan spesialis
Pendidikan Spesialis Keperawatan terdiri dari:
 Spesialis Keperawatan Maternitas
 Spesialis Keperawatan Anak
 Spesialis Keperawatan Medikal Bedah
 Spesialis Keperawatan Jiwa
 Spesialis Keperawatan Komunitas
Pendidikan spesialis tersebut di atas akan berkembang sesuai dengan
kebutuhan
masyarakat akan pelayanan keperawatan dan kebutuhan pengembangan
ilmu.

b. Kewenangan
 Vokasi
Jenjang pendidikan Diploma III keperawatan memangku peran dan
fungsi sebagai tenaga perawat vokasi yang proses pendidikanya
menggunakan kurikulum terintegrasi. Sampai dengan saat ini jenis tenaga
vokasi masih dibutuhkan baik dalam negeri maupun diluar negeri. Oleh
karena dalam beberapa dekade kedepan pendidikan jenjang Diploma III
masih tetap eksis.
 Akademik
Jenjang pendidikan Magister Keperawatan juga akan tetap
dikembangkan misalnya bidang Ilmu Keperawatan Dasar dan Dasar
Keperawatan, Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan.
Jenis pendidikan Akademik pada jenjang Doktor Keperawatan untuk
meningkatkan pengembangan keilmuan keperawatan melalui berbagai
penemuan inovatif dan memiliki tingkat originalitas tinggi serta meningkatkan
budaya meneliti dan menghasilkan IPTEK baru untuk mendukung
peningkatan praktik keperawatan berbasis bukti (evidence based nursing
practice)
 Profesional
Ners Spesialis yang memiliki kompetensi sesuai bidang spesialisasi
yang memperkuat dan meningkatkan kualitas layanan keperawatan di bidang
spesialisasi tersebut melalui upaya mewujudkan praktik keperawatan berbasis
bukti (evidence based nursing practice) yang terdiri dari :
 Keperawatan Medikal Bedah dengan beberapa area peminatan.
 Keperawatan Jiwa
 Keperawatan Maternitas
 Keperawatan Anak
 Keperawatan Komunitas
 Keperawatan Kritis
 Keperawatan Kardiovaskuler
 Keperawatan Emergensi
 Keperawatan Onkologi
 Keperawatan Gerontik
 Keperawatan Nefrologi
 Keperawatan Neurologi

c. Kewenangan Pendidikan dan Ruang Lingkup


Ruang lingkup pada keperawatan komunitas sudah ditetapkan oleh
PBP-PPNI 2007 bahwa kualifikasi Perawat Kesehatan Komunitas
berdasarkan jenjang pendidikan perawat.
PK I dalam ruang lingkup ini perawat mampu memberikan pelayanan
keperawatan pada klien dan keluarga klien dengan tingkat pendidikan minimal
adalah D3 Keperawatan dengan memmiliki kompetensi memberikan
keperawatan dasar berdasarkan ilmu dasar keperawatan komunitas.
PK II dalam ruang lingkup ini perawat mampu memberikan pelayanan
keperawatan pada klien¸keluarga klien dan kelompok dengan masalah
kesehatan tertentu, dengan tingkat pendidikan minimal adalah S1
Keperawatan dan Ners Komunitas, dimana untuk S1 harus memiliki
kompetensi memberikan keperawatan dasar dalam lingkup keperawatan
komunitas yang masih dalam pengawasan bimbingan dari perawat senior
dengan bimbingan yang terbatas. Sedangkan untuk Ners Komunitas harus
memiliki kompetensi memberikan keperawatan dasar dalam lingkup
keperawatan komunitas dalam pengawasan bimbingan dari perawat senior
yang sepenuhnya sudah dilimpahkan atau diberikan kepercayaan oleh
perawat senior.
PK III dalam ruang lingkup ini perawat mampu mengelola dalam
penanggulangan masalah kesehatan masyarakat, dengan tingkat pendidikan
minimal adalah Magister (S2) Keperawatan Komunitas dengan memiliki
kompetensi melakukan tindakan keperawatan khusus dengan keputusan
mandiri dan bertanggung jawab sepenuhnya atas tindakan keperawatan yang
diberikan.
PK IV dalam ruang lingkup ini perawat mampu dalam
mengembangkan penanggulangan masalah keperawatan kesehatan
masyarakat yang komplek, dengan tingkat pendidikan minimal adalah
Spesialis Komunitas. Pada tingkat pendidikan ini perawat harus memiliki
kompetensi melakukan tindakan keperawatan khusus atau subspesialis
dengan keputusan mandiri, memberikan keperawatan dasar pada klien dalam
lingkup keperawatan komunitas dengan menyeluruh/utuh dan melakukan
rujukan keperawatan.
PK V dalam ruang lingkup ini perawat mampu melakukan konsultasi
dan pengembangan pelayanan, dengan tingkat pendidikan Doktor dan paling
rendah adalah Magister. Doktor dalam tingkatan ini memiliki kompetensi yang
tinggi yaitu melakukan tindakan dan asuhan secara keperawatan khusus
dengan keputusan mandiri dan sebagai konsultan dalam lingkup komunitas.

2. Issue dan Trend dalam Penelitian Keperawatan Komunitas


Issue dan Trend dalam penelitian keperawatan komunitas sudah banyak sekali topik/judul
yang digunakan oleh para peneliti keperawatan komunitas seperti Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Kepatuhan Lansia Berkunjung Ke Kelompok Binaan Khusus Lansia Di
Puskesmas Global Limboto Kabupaten Gorontalo dan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
(PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Anak Sekolah Dasar (SD).
Denurut Depkes 2014 angka kejadian diare sangat tinggi, banyak peneliti yang melakukan
penelitian terhadap PHBS pada anak usia sekolah karena anak usia sekolah lebih aktif dan
rasa keingin tahuan yang tinggi terhadap benda asing sehingga rentan sekali utuk terkena
penyakit daire dan kurangnya suatu penerapan tersebut dari orang tua dan pihak sekolah.
Dengan dilakukannya tindakan PHBS maka anak, dan orang tua mengetahui bahwa
pentingnya melakukan cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum
dan sesudah makan.
Trend dan issue saat ini juga adalah kurangnya dukungan keluarga terhadap lansia,
sehingga para lansia memiliki harga diri rendah seperti merasa sudah tidak berdaya didalam
keluarganya. Dukungan keluarga kepada lansia sangat di butuhkan agar lansia merasa
bahagia dan berguna, dengan cara memberikan motivasi kepada lansia dalam mengikuti
suatu kegiatan di lingkungan sekitar rumah.

Anda mungkin juga menyukai