Anda di halaman 1dari 17

LEMBAR PENGESAHAN

Panduan Praktikum
Parasitologi

Oleh :
dr. Hanina, M.Bmd
dr. Putri Sari Wulandari, M.Ked.Trop
dr. Lipinwati, M.Biomed
dr. Maria Estela Karolina, M.Si.Med, Sp.MK

Dinyatakan dapat digunakan

Disahkan pada tanggal 4 Maret 2019

Mengetahui Penanggung Jawab Praktikum


Ketua Program Studi Kedokteran Parasitologi

dr. Ave Olivia Rahman, M.Sc dr. Hanina, M.Bmd


NIP. 198112292008122003 NIP. 198411132009122003
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Alloh SWT yang telah


melimpahkan rahmat-Nya, Panduan Praktikum Parasitologi untuk mahasiswa
Prodi Kedokeran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi ini
dapat
diselesaikan. Secara garis besar, panduan praktikum ini berisi tentang tata tertib
dan materi praktikum yang akan dijalankan di Prodi Kedokteran FKIK Unja.
Secara garis besar lingkup makalah ini terdiri dari tiga bab. Bab I
Praktikum Kerokan Kulit yang akan dilakukan pada Blok 4.2 Kelainan Organ
Sensori, Bab II Praktikum Identifikasi Nematoda, Trematoda dan Cestoda yang
akan dilaksanakan pada Blok 5.1 Infeksi Penyakit Tropis dan Emerging Disease.
Bab III Praktikim Identifikasi Plasmodium yang juga akan dilaksanakan pada
Blok 5.1 Infeksi Penyakit Tropis dan Emerging Disease.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
mendukung penyusunan panduan praktikum ini. Oleh karena itu, saran dari
berbagai pihak sangat diharapkan demi kemajuan selanjutnya.

Jambi, Maret 2019


Penyusun,
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM........................................................................iv

BAB I
Praktikum Kerokan Kulit......................................................................................1

BAB II
Praktikum Identifikasi Nematoda, Trematoda, Cestoda.......................................2

BAB III

Identifikasi Plasmodium.......................................................................................16
Tata Tertib Praktikum
Parasitologi

1. Datang minimal 15 menit sebelum praktikum dimulai. Mahasiswa yang datang terlambat
akan mendapatkan sanksi.
2. Letakkan tas dan benda-benda lain yang tidak diperlukan pada tempat yang telah disediakan
sebelum praktikum dimulai.
3. Gunakanlah jas laboratorium dan berpakaian rapi sebelum masuk laboratorium dan selama
praktikum masih berlangsung. Praktikan yang tidak menggunakan jas laboratorium
tidak diperkenankan mengikuti praktikum. Bagi mahasiswa perempuan, rambut harus diikat
atau jilbab dimasukkan ke dalam jas laboratorium.
4. Apabila merusak barang di lab maka wajib mengganti.
5. Apabila tidak dapat mengikuti praktikum wajib izin ke dosen pengampu praktikum
parasitologi dengan membawa surat yg dapat dipertanggung jawabkan.
6. Wajib memakai masker saat praktikum
7. Setiap mahasiswa diwajibkan membawa buku panduan praktikum, alat tulis, dan pensil
warna masing-masing yang akan digunakan untuk menggambar preparat saat praktikum.
8. Setiap kelompok hanya diperkenankan membawa 1 HP yang digunakan untuk
dokumentasi preparat.
9. Dilarang merokok, makan dan minum saat praktikum.
10. Dilarang membuang bahan padat atau cairan kimia ke wastafel.
11. Menjaga ketenangan selama praktikum berlangsung.
12. Jauhkan tangan dari mulut, hidung, telinga selama bekerja di laboratorium
13. Jika terjadi kesalahan atau kecelakaan segera lapor kepada dosen pembimbing praktikum
atau staf laboratorium.
14. Setelah praktikum selesai, bersihkan semua alat-alat yang telah digunakan menurut
ketentuan laboratorium. Meja dibersihkan dari sisa-sisa bahan dan alat praktikum.
15. Setiap kali selesai praktikum, mahasiswa mengumpulkan laporan kepada dosen
pembimbing praktikum masing-masing.
16. Sebelum praktikum dimulai akan diadakan pretest sesuai materi yang
akan dipraktikumkan.
17. Praktikan yang terlambat hadir setelah pretest berlangsung maka nilai pretest 0 dan tidak
ada pretest susulan.
18. Sebelum meninggalkan laboratorium, jangan lupa mencuci
BAB I
PRAKTIKUM KEROKAN KULIT

Tujuan Pembelajaran
Menemukan gambaran jamur berupa sel ragi atau bentuk hifa dari spesimen kerokan kulit,
kuku, atau rambut

Cara Pengambilan Sampel


Kerokan kulit :
- bersihkan kulit yang akan dikerok dengan kapas alkohol 70% untuk menghilangkan
lemak, debu dan kotoran lainnya
- keroklah bagian yang aktif dan tertutup skuama dengan skalpel dari atas ke bawah
(scalpel miring 45º)
- letakkan hasil kerokan pada kertas atau wadah bersih

Kuku :
- bersihkan kuku yang akan dikerok dengan kapas alkohol 70%
- keroklah bagian permukaan dan bagian bawah kuku yang sakit, bila perlu kuku
tersebut digunting
- letakkan hasil kerokan pada kertas atau wadah bersih

Rambut :
- rambut yang sakit dicabut atau digunting pada bagian yang kasar atau kusam
- letakkan rambut pada kertas atau wadah bersih

Cara Pembuatan Sediaan


- Teteskan 1-2 tetes larutan KOH 10 % (kerokan kulit dan kuku) / KOH 20% (rambut)
pada kaca objek
- Letakkan bahan yang akan diperiksa pada tetesan tersebut dengan menggunakan
pinset, kemudian tutup dengan kaca penutup
- Fiksasi sediaan dengan cara memanaskan kaca objek diatas api bunsen beberapa
detik
- Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10X atau 40X
BAB III
IDENTIFIKASI NEMATODA, TREMATODA CESTODA

Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa mampu mengidentifikasi setiap stadium spesies cacing


yang menginfeksi manusia

Instruksi : Gambarkan dan beri keterangan sesuai stadium dan spesies cacing berikut

NEMATODA USUS
1. Ascaris lumricoides
a. Telur Gambar
Telur.yang dibuahi.
- Bentuk oval/lonjong.
-.ukuran 60 x45 mikron.
-.dinding terdiri dari.
- Lapisan luar (albuminoid)
- Lapisan tengah (hyalin)
- Lapisan dalam (lipoidal/vitelin )
- isi embrio yang belum membelah.

Gambar
Telur yang decorticated.
- seperti telur yang dibuahi namun
kehilangan lapisan albuminoid.

Telur yang tidak dibuahi.


-.bentuk lonjong,lebih panjang. Gambar
-.ukuran 90x40 mikron.
- dinding lebih tipis.
- isinya granula

b. Cacing dewasa Gambar


- Bentuk bulat panjang (silindris )
- Panjang cacing jantan 15 - 31 cm.
- Panjang cacing betina 20 -35 cm.
- Ekor cacing jantan melingkar, ada spikulum.
- Ekor cacing betina lurus,runcing.
- Cacing betina ada cincin kopulasi ,terletak
kira-kira 1/3 anterior badan
- Mempunyai tiga bibir

2. Trichuris trichiura Gambar


a. Telur
- Ukuran 50 –22 mikron.
- Bentuk seperti tempayan.
- Kulitnya,kuning tengguli
- Kedua ujung jernih (operculum)
- Isi sel / larva

b. Cacing dewasa. Gambar


- Kepala halus, ekor tebal, seperti cambuk
- Ukuran betina 5 cm, jantan 4 cm.
- Ekor jantan melingkar, ada spikulum.

3. Cacing tambang Gambar


a. Telur cacing Tambang.
- bentuk lonjong.
- ukuran 60 x 40 mikron.
- dinding tipis, jernih.
- isi 4 -8 sel.

b. Cacing dewasa Gambar


- bentuk silindris kecil
- badan melengkung membentuk huruf
S (N. americanus) atau C (A. duodenale)
- panjang lebih kurang 1 cm
- ekor cacing betina runcing.
- ekor cacing jantan mempunyai bursa
copulatrix

Gambar
Bursa copulatrix.
terdiri atas ray-ray yang tersusun seperti payung
dan mempunyai speculum
4. Strongyloides stercoralis Gambar
a. Larva filariform.
- bentuk halus ,panjang.
- esophagus ½ panjang badan tanpa bulbus
- ekor bertakik menyerupai huruf V
terbalik.

b. Larva rhabditiform.
- bentuk halus pendek.
- esophagus 1/3 badan dengan bulbus
- mulut lebar pendek.

5. Oxyuris vermicularis
a. Telur Gambar
- bentuk lonjong,asimetris
- satu dinding mendatar
- dinding sedikit lebih tebal dari pada
dinding
telur cacing tambang
- jernih.
- Isinya larva /embrio

b. Cacing dewasa betina. Gambar


- Panjang kurang lebih 1 cm
- bentuk silindris transparan.
- ekor runcing seperti jarum.
- Tampak alae pada bagian kepala.
- Vulva pada 1/3 anterior badan.
- Uterus berisi telur.

c. Cacing dewasa jantan. Gambar


- bentuk seperti tanda tanya.
- Panjang 2---5 mm.
- Bagian ekor melingkar.
- Tampak ada speculum

6. Trichinella spiralis Gambar


a. Larva dalam otot
- Tampak larva melingkar dalam kista.
- Ukuran diameter 0,8 –1 mm.
- Reaksi jaringan hospes sekitar dinding kista
b. Cacing dewasa Gambar
- bentuk halus seperti rambut.
- panjang betina 2-5 mm, jantan 1,5 mm.
- Jantan terdapat 2 papil pada ekor
- Vulva pada 1/3 anterior badan.
- Uterus berisi larva.

Nematoda Jaringan
1. Wuchereria bancrofti
Mikrofilaria Gambar
- Panjang 250-300 x 8 mikron
- Kepala p = l
- Ekor tanpa inti
- Inti teratur.
- Lekuk badan luwes.
- Sarung pada pulasan giemsa tak terpulas

2. Brugia malayi
Gambar
Mikrofilaria
- Panjang 200-260 x 8 mikron
- Kepala p = 2x l
- Ekor terdapat 2 inti tambahan.
- Inti tak teratur
- Lekuk badan patah-patah
- Sarung pada pewarnaan giemsa : merah muda

3. Brugia timori Gambar


Mikrofilaria
- Panjang 280-310 x 7 mikron
- Kepala p=3 xl
- Inti tak teratur
- Lekuk badan patah –patah.
- Sarung pada pewarnaan giemsa tak terpulas

Cestoda
1. Taenia saginata Gambar
a. Telur Taenia sp.
- Bentuknya bulat.
- Besarnya 35 u
- Dindingnya tebal dengan struktur radiar.
- Embrio hexacanth ( 6 buah kait )

Gambar

b. Skoleks
- Bentuk bulat.
- Batil isap 4,bulat
- Rostelum dan kait-kait tidak ada

Gambar
c. Proglotid matang.
- Struktur alat kelamin.jantan dan betina
lengkap.
- Ovarium bilobus

2. Taenia solium Gambar


a. Sistiserkus selulose.
- Gelembung dengan skoleks yang
mempunyai batil isap dan kait-kait.

Gambar
b. Skoleks bulat.
- Batil isap 4,bulat
- Rostelum dengan kait

c. Proglotid matang. Gambar


- Struktur alat kelamin.jantan dan betina
lengkap
- Lubang kelamin dipinggir.
- Ovarium trilobus.
3. Hymenolepis nana
a. Telur Gambar
- Bentuk lonjong
- Ukuran 37 x47 u
- Dinding tebal.ada membran luar dan
membran
dalam, membran menebal pada kedua kutub,
pada tempat ini keluar filamen.
- Berisi onkosfer dengan 3 pasang kait

Gambar
b. Cacing dewasa.
- Panjang :25---40 mm,lebar 1 mm
- Skoleks :bulat dengan batil isap dan
rostelum dengan kait-kait.
- Proglotid matang :tampak 3 buah testis,
lubang kelamin.dipinggir sama pada satu
sisi
- Proglotid gravid:seperti trapezium

4. Hymenolepis diminuta Gambar


a. Telur
- Bentuknya lonjong.
- Ukuran : 50 x70 u.
- Dinding tebal,ada membran luar dan
membran
dalam, membran menebal pada kedua
kutub,
tanpa filamen pada kedua kutub.
- Isi onkosfer dengan 3 pasang kait

b. Cacing dewasa.
Gambar
- Panjang 20----60 cm.
- Skoleks bulat,mempunyai 4 batil isap,
rostelum tanpa kait.
- Proglotid berbentuk trapesium,lebar >
panjang,
mempunyai 3 testis yang letaknya
berjauhan.
- Lubang kelamin dipinggir,sama pada setiap
ruas

5. Diphyllobothrium latum Gambar


a. Skoleks
- Bentuk seperti sendok
- Terdapat 2 batil isap berupa celah

b. Proglotid gravid Gambar


- Lebar > panjang
- Lubang kelamin di tengah proglotid.
- Mempunyai lubang uterus.
- Uterus berbentuk roset dan penuh berisi
telur.

Trematoda
1. Fasciolopsis buski Gambar
a. Telur
- Bentuk lonjong.
- Besarnya 130—140 u x80-85 u.
- Mempunyai operculum yang kecil.
- Dinding tipis.
- Berisi sel-sel

b. Cacing dewasa. Gambar


- Besarnya. 5—7 cm.
- Bentuk seperti daun.
- Mempunyai batil isap perut yang besar.
- Sekum berkelok-kelok.
- Dua testis bercabang banyak,letak tendom
anterior.

2. Metagonimus yokogawai
Cacing dewasa. Gambar
- Bentuk seperti buah jambu.
- Ukuran 1,4 x 0,6 mm.
- Kulit berduri.
- Batil isap perut agak ke lateral.
- Testis 2,terususn berdampingan.
- Ovarium kecil didepan testis berbentuk
bulat kecil.
- Vitellaria berbentuk seperti kipas dibagian
lateral posterior.

3. Echinostoma Gambar
Cacing dewasa
- Ukuran 1,5 cm.
- Bentuk seperti daun.
- batil isap mulut dan batil isap perut.
- Terdapat duri disekitar batil isap mulut .
- Testis terletak tandem.

4. Gastrodiscoides hominis
Cacing dewasa Gambar
- Bentuk seperti buah jambu.
- Ukuran 5—3mm x3-5mm.
- Bagian posterior seperti kerucut.
- Bagian posterior seperti cakram dengan batil
isap perut yang besar.
- Sekum pendek,sampai pertengahan cakram.
- Testis berlobus terletak tendem dibawah
percabangan sekum.
- Vetellaria dibagian lateral posterior,

5. Clonorchis sinensis Gambar


Cacing dewasa.
- Bentuk seperti lanset.
- Ukuran 10-25 mm x 3-5 mm.
- Batil isap mulut besar.
- Testis bercabang-cabang letak tandem
- Vitellaria berbentuk granula halus di 1/3
lateral.

6. Opisthorchis felineus
Cacing dewasa. Gambar
- Bentuk seperti lanset.
- Ukuran :7-12 mm x2-3 mm.
- Testis berlobus,lekuk dangkal.miring
cranio-caudal.
- Ovarium jauh didepan testis.
- Vitellaria berbentuk kelompok di 1/3 tengah
lateral.

7. Opisthorchis viverrini
Telur Gambar
- Bentuk lonjong.
- Ukuran 20 x 30 mikron.
- Dinding agak tebal,warna kuning kecoklatan.
- Pada satu kutub tampak operkulum dan pada
kutub lain tampak benjolan kecil.
- Berisi mirasidium.

8. Fasciola hepatica
Cacing dewasa.
- Bentuk seperti daun. Gambar
- Besarnya 3 cm.
- Bagian anterior berbentuk kerucut (cephalic
cone) dengan bahu sempit.
- Batil isap perut lebih besar dari pada batil
isap mulut.
- Sekum bercabang.
- Testis bercabang ,letak tandem.
- Vitellaria bercabang-cabang banyak.

9. Fasciola gigantica
Cacing dewasa.
- Bentuk seperti daun. Gambar
- Besarnya 3 cm.
- Bagian anterior berbentuk kerucut (cephalic
cone)
dengan bahu sempit.
- Btil isap perut lebih besar dari pada batil isap
mulut.
- Sekum bercabang.
- Testis bercabang ,letak tandem.
- Vitellaria bercabang-cabang banyak.

10. Schistosoma mekongi/japonicum


a. Telur Gambar
- Bentuk bundar:
- berdinding hialin.
- ada tonjolan pada satu sisi dekat kutub
(lateral knop)
- isi mirasidium
- ukuran 100 x 60 mikron.

c. Cacing jantan.
- Bentuk seperti daun melipat.gemuk.
- Panjang: 12-20 mm.
- Permukaan tubuh licin. Gambar
- Testis 5- ,berderet lurus.

d. Cacing betina.
- Bentuk silindris ,lebih halus dan panjang
berada dlm canalis gynaecophorus cacing
jantan.
- Panjang 26 mm.
- Ovarium dipertengahan badan.
- Uterus berisi lebih 50 telur.

11. Schistosoma mansoni


Gambar
a. Telur
- Bentuk lonjong panjang.
- Berdinding hialin
- .berduri agak panjang disisi dekat kutub.
- Isi ; mirasidium.
- Ukuran 150 x 60 mikron.

b. Cacing jantan.
- bentuk seperti daun melipat,gemuk.
- panjang 10 mm.
- Kutikula bertuberkel kasar. Gambar
- Testis tersusun berbaris zigzag.
- Jumlah 8-9.

c. Cacing betina.
- Panjang 14 mm.
- Bentuk silindris,lebih halus dan lebih
panjang.
- Berada dalam canalis gynaecophorus
cacing jantan.
- Ovarium anterior dari tengah badan.
- Uterus berisi 1—3 telur.

12. Schistosoma haematobium


a. Telur Gambar
- Bentuk panjang lonjong
- Berdiding hialin.
- Berduri panjang di ujung kutub.
- Ukuran 150 x 60 mikron.

b. Cacing jantan.
- Berbentuk seperti daun melipat ,gemuk.
- Kutikula bertuberkel (bertonjol ) halus.
- Testis 4-5 ,berkelompok.
Gambar
- Panjang 80—15 mm.

c. Cacing betina,
- Berbentuk silindris,lebih halus dan lebih
panjang.
- Berada dalam canalis gynaecophorus cacing
jantan.
- Panjang 20 mm.
- Ovarium posterior dari pertengahan
badan. Gambar

d. Serkaria schistosoma.
- Terdiri dari badan dan ekor.
- Ekor becabang.
- Batil isap perut.
- Batil isap mulut
III. PLASMODIUM

Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa mampu mengidentifikasi setiap stadium spesies


Plasmodium yang menginfeksi manusia

Instruksi : Gambarkan dan beri keterangan sesuai stadium dan spesies Plasmodium berikut

1. Plasmodium falciparum
Gambar
a. Ring form
- Eritrosit terinfeksi tidak membesar
- Sitoplasma halus (delicated ring)
- Double chromatin dots
- Double/multiple infection
- Marginal, applique atau accole sign
- Terdapat Maurer’s dot pada sitoplasma
eritrosit

Gambar
b. Gametosit
- Bentuk seperti pisang atau bulan sabit
- Makrogametosit intinya di tengah, diffuse
- Mikrogametosit intinya di tepi, padat

c. Hapus darah tebal Gambar


- Ring form banyak, terlihat seperti tanda seru

2. Plasmodium vivax
a. Ring form Gambar
- Eritrosit terinfeksi membesar
- Sitoplasma parasit tidak teratur (amuboid)
- Terdapat Schufner’s dot pada sitoplasma
eritrosit
b. Gametosit
Gambar
- Berbentuk bulat.
- Makrogametosit intinya di tengah, diffuse
- Mikrogametosit intinya di tepi, padat

3. Plasmodium malariae
a. Ring form Gambar
- Eritrosit terinfeksi tidak membesar
- Sitoplasma berupa band form
- Cincin kromatin berada di dalam
sitoplasma (bird eye)

4. Plasmodium ovale
a. Ring form Gambar
- Eritrosit terinfeksi membesar
- Fimbriae pada eritrosit terinfeksi

Anda mungkin juga menyukai