Anda di halaman 1dari 75

PROPOSAL PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN DOKTER (S-1)

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Serang, Januari 2015

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
I. PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
1.1.1 Misi. tujuan, dan cara pencapaian tujuan
1.1.2 Manfaat program studi
1.1.3 Kemampuan dan potensi perguruan tinggi
1.1.4 Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
1.2 Aspek Spesifikasi
1.2.1 Nomenklatur dan jenjang program studi
1.2.2 Posisi program studi
1.2.3 Keunggulan dan karakteristik program studi
1.2.4 Hubungan program studi yang diusulkan terhadap program studi lain di Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa
II. KURIKULUM
2.1 Rumpun Keilmuan
2.1.1 Bidang Ilmu yang menjadi pokok program studi dan konstelasinya dengan bidang
ilmu lainnya
2.1.2 Perkembangan bidang ilmu
2.2 Rancangan Kurikulum
2.2.1 Profil dan profesi lulusan program studi
2.2.2 Analisis profil
2.2.3 Capaian pembelajaran program studi
2.2.4 Matrik bahan kajian yang diturunkan dari capaian pembelajaran
2.2.5 Matakuliah yang mengait pada bahan kajian
2.2.6 Susunan mata kuliah per semester berikut bobotnya
2.3 Sistem Pembelajan
2.3.1 Metode dan bentuk pembelajaran yang diadobsi
2.3.2 Cara mengembangkan suasana dan interaksi akademik dan perilaku
kecendikiawanan
2.3.3 Rancangan proses pembelajaran yang terkait dengan penelitian mahasiswa pada
tugas akhir
2.3.4 Rancangan proses pembelajaran yang terkait dengan pengabdian masyarakat
2.3.5 Sistem/pola pembelajaran yang dapat mengantarkan lulusan mampu membuat
karya ilmiah/nyata layak publikasi
2.3.6 Sistem pembobotan dan beban belajar
2.3.7 Sistem penilaian pembelajaran dan tatacara pelaporan penilaian
III. SUMBER DAYA
3.1 Sumberdaya Manusia
3.1.1 Ketersediaan jumlah dan kualifikasi seluruh dosen
3.1.2 Ketersediaan jumlah dan kualifikasi tenaga kependidikan
3.1.3 Perencanaan dan pengembangan dosen dan tenaga kependidikan
3.1.4 Kebutuhan dan mekanisme pemenuhan kebutuhan dan rencana pengembangannya
3.1.5 Kebijakan tentang value dan reward system untuk sumberdaya manusia
3.2 Sarana dan Prasarana
3.2.1 Kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran
3.2.2 Kebutuhan dan mekanisme pemenuhan kebutuhan, dan perencanaan
pengembangan sarana dan prasarana

2
IV. PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
4.1 Kebijakan di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
4.1.1 Kebijakan pengalokasian anggaran untuk penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat
4.1.2 Kebijakan pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat oleh dosen
4.1.3 Kebijakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat oleh dosen bersama
mahasiswa dikaitkan dengan upaya pencapaian misi dan tujuan program studi
4.1.4 Kebijakan dan standard operation procedures penguanggahan tugas akhir
mahasiswa dan karya ilmiah dosen
4.2 Publikasi dosen
V. PENDANAAN
5.1 Manajemen Finansial
5.1.1 Kebijakan, regulasi, panduan, dan SOP dari manajemen keuangan di Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa
5.1.2 Kebijakan untuk mencegah korupsi
5.1.3 Kebijakan untuk memastikan terjadinya efektivitas dan efisiensi manajemen
keuangan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
5.1.4 Kebijakan tentang aid and affordability
5.1.5 Keterlibatan aktif pengelolaan program studi dalam proses pengelolaan dana
5.1.6 Cash flow selama lima tahun pertama penyelengaraan program studi
5.1.7 Cara penggalangan sumber dana untuk operasional pendidikan, riset, pengabdian
kepada masyarakat dan dana investasi
5.2 Aspek Keberlanjutan
5.2.1 Jumlah dan kebutuhan lulusan dengan profil dan kopetensi program studi
5.2.2 Jumlah dan lulusan yang dihasilkan dibandingkan dengan kebutuhan pasar dalam
menyerap lulusan
5.2.3 Keberadaan sumber peserta didik
5.2.4 Jumlah mahasiswa yang akan direkrut
5.2.5 Dukungan kerjasama
5.2.6 Penggalangan beasiswa untuk mahasiswa yang tidak mampu secara ekonomi
VI. MANAJEMEN AKADEMIS
6.1 Manajemen Akademis
6.1.1 Prosedur dan penutupan program studi di tingkat fakultas dan perguruan tinggi
6.1.2 Struktur organisasi dan manajemen penyelengaraan PSPD Untirta
6.1.3 Metode pengelolaan dan pengembangan sumberdaya yang ada tanpa mengganggu
program studi lain dan metode peningkatan mutu akademik program studi
pendidikan dokter untirta
6.1.4 Mekanisme penerimaan dan jumlah mahasiswa baru yang direncanakan dalam 5
(lima) tahun pertama
6.1.5 Rencana pengembangan dan peningkatan mutu akademik program studi untuk
jangka pendek, menengah dan panjang
VII. SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
7.1 Sistem Penjaminan Mutu Internal
7.1.1 Sistem Penjaminan Mutu yang dapat menjamin terselenggaranya proses
pembelajaran
7.1.2 Struktur organisasi unit pengawasan dan penjaminan mutu internal
7.1.3 Manual Mutu
7.1.4 Implementasi Penjaminan Mutu
7.1.5 Sistem monitoring dan evaluasi penjaminan mutu Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa
VIII. SIMPULAN
LAMPIRAN

3
I. PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Banten merupakan provinsi hasil pemekaran dari Provinsi Jawa Barat berdasarkan Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2000. Provinsi Banten terletak di ujung barat pulau Jawa dengan wilayah administratif
seluas 9.662,92 km2, memiliki 8 kabupaten dan kota yang terdiri dari 4 Kabupaten (Pandeglang, Lebak,
Tangerang dan Serang), dan 4 Kota (Tangerang, Cilegon, Serang dan Tangerang Selatan) serta
154 kecamatan, 262 kelurahan, dan 1.273 desa.
Bila dikaitkan dengan posisi geografis dan pemerintahan maka wilayah Banten terutama daerah
Tangerang Raya (Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan) merupakan wilayah
penyangga bagi Jakarta. Secara ekonomi wilayah Banten memiliki banyak industri dan
beberapa pelabuhan laut yang dikembangkan sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas
dari pelabuhan laut di Jakarta dan ditujukan untuk menjadi pelabuhan alternatif selain Singapura.
(wikipedia)
Dalam hal kependudukan, berdasarkan data dari BPS Provinsi Banten diketahui bahwa jumlah
penduduk Banten pada tahun 2012 adalah 11.248.947 orang, sedangkan pada tahun 2011 adalah
11.005.518 orang sehingga angka pertumbuhannya 2,21% sedangkan angka pertumbuhan penduduk
Indonesia 1,49% dengan demikian pertumbuhan penduduk di Banten sangatlah tinggi. Tingkat kepadatan
penduduk tiap km2 adalah 1.164 org/km2, dimana daerah terpadat adalah di Kabupaten Tangerang
(3.050.929 org) dan terendah di kota Cilegon (392.341 org).
Berdasarkan data statistik tahun 2013 diketahui bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di
Provinsi Banten adalah 71,9 sedangkan IPM nasional 73,81 dan IPM pada provinsi di pulau jawa: DKI
Jakarta (78.33), D I Yogyakarta (76.75), Jawa Tengah (73.36), Jawa Barat (73.11), Jawa Timur (72.83)
dengan demikian maka IPM di Provinsi Banten masih dibawah nilai IPM Nasional dan merupakan IPM
terendah di pulau jawa.
Berdasarkan data BPS Banten, jumlah rumah sakit di Banten pada tahun 2012 sebanyak 72 Rumah
Sakit (Negeri dan Swasta) dengan 7148 tempat tidur. Jumlah rumah sakit terbanyak di Kota Tangerang
Selatan (21 RS; 1428 tempat tidur) dan di Kota Tangerang (18 RS; 2.067 tempat tidur), sedangkan yang
terkecil berada Kabupaten Pandeglang (1 RS, 259 tempat tidur). Jumlah Puskesmas sebanyak 228 buah,
terbanyak di Kabupaten Tangerang (42 buah) dan terendah di Kota Cilegon (8 buah).
Jumlah dokter secara keseluruhan pada tahun 2012 sebanyak 4732 (dokter umum, dokter gigi dan
dokter spesialis), terdiri dari 3.949 orang bertugas di RS dan 783 orang bertugas di Puskesmas; 2027 dokter
umum, 1805 dokter spesialis dan 900 dokter gigi. Berdasarkan data dari BPS Banten tahun 2012, Rasio
ketersediaan dokter umum dan spesialis dengan jumlah penduduk di provinsi banten adalah 1 : 2377, jadi 1
dokter melayani 2377 orang; dengan sebaran terbaik di di Kota Tangerang Selatan 1: 1241 dan yang
terendah di Kabupaten Pandeglang dengan rasio 1: 6563.

4
Berdasarkan data laporan Evaluasi Kinerja Pembagunan Daerah (EKPD) tahun 2013, keterbatasan
memperoleh pelayanan kesehatan yang layak ini menjadi salah satu penyebab utama tingginya angka
kematian ibu dan bayi, juga rendahnya usia harapan hidup, seperti terlihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Derajat Kesehatan Masyarakat Banten
NO INDIKATOR BANTEN NASIONAL
1 Angka Kematian Ibu (per 100.000 lahir hidup) 216 359
2 Angka Kematian Bayi (per 1000 kelahiran) 27,80 228/100000
3 Angka Harapan Hidup (tahun) 66,45 tahun 65,4

Berdasarkan data laporan Evaluasi Kinerja Pembagunan Daerah (EKPD) tahun 2013, dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Pemerintah Provinsi Banten telah melaksanakan berbagai
upaya seperti peningkatan akses kesehatan bagi seluruh masyarakat. Untuk itu, Pemprov Banten telah
berupaya meminta penambahan kuota untuk tenaga medis ke Kementerian Aparatur Negara. Pemprov
Banten juga mendukung penyiapan Fakultas Kedokteran di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan
bekerjasama guna menyusun konsep grand desain pembangunan kesehatan masyarakat Banten. Upaya ini
adalah untuk memenuhi tenaga medis bagi rumah sakit dan puskemas di Banten. Berbagai langkah ini
diharapkan bisa meningkatkan indeks kesehatan masyarakat dan menekan angka kematian bayi dan ibu
melahirkan.

1.1.1 Visi dan Misi Program Studi Pendidikan Dokter Untirta


Visi Program Studi Pendidikan Dokter
Visi yang akan dikembangkan Menjadi Program Studi Pendidikan Dokter yang Maju, Bermutu
dan Berkarakter dalam mencetak dokter layanan primer dengan keunggulan pada bidang
Kedokteran Okupasi
Misi Program Studi Pendidikan Dokter
1. Menyelenggarakan pendidikan dan perkuliahan berbasis internet Computer and Technology
(ICT) untuk menghasilkan dokter layanan primer yang memenuhi tujuh area kompetensi
sesuai Standar Pendidikan Dokter Indonesia oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) dengan
keunggulan pada bidang Okupasi;
2. Melaksanakan Riset bidang kedokteran khususnya bidang Okupasi yang bermutu dan
berdaya saing serta bermanfaat bagi stakeholder;
3. Melaksanakan Pengabdian masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat industri, kota hingga pelosok pedesaan;

Tujuan Program Studi Pendidikan Dokter


1. Menghasilkan lulusan sebagai dokter yang bermutu dan berkarakter, sesuai kode etik
kedokteran, profesional dan memiliki kepribadian yang handal;
2. Menghasilkan lulusan yang mampu memanfaatkan ICT dalam praktek kedokteran dan
berwawasan global sehingga mempunyai daya saing tinggi;

5
3. Menghasilkan riset bidang kedokteran khususnya bidang okupasi, baik yang bersifat
penemuan maupun pengembangan.
4. Tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal serta terpenuhinya pelayanan
kesehatan dalam bidang okupasi dan kesehatan masyarakat hingga ke pelosok daerah
khususnya Banten.

Cara Pencapaian Tujuan


1. Menyusun kurikulum pendidikan berdasarkan standar kompetensi dokter indonesia tahun
2012 dari KKI dengan keunggulan bidang Okupasi;
2. Melaksanakan proses perkuliahan berbasis ICT dengan mengedepankan aspek etik dan
moral;
3. Membangun budaya riset bagi dosen dan mahasiswa;
4. Membangun akses kerjasama dengan stakeholder dalam hal penyediaan Rumah Sakit
Pendidikan dan akses jejaring pada fasilitas kesehatan demi tercapainya kompetensi dokter
dan pelayanan kesehatan masyarakat hingga ke pelosok.

1.1.2 Manfaat Program Studi Pendidikan Dokter Untirta


Berdasarkan data statistik dan kondisi di lapangan dapat disimpulkan bahwa derajat kesehatan
masyarakat banten masih rendah sehingga pendirian Program Studi Pendidikan Dokter di Provinsi Banten
merupakan kebutuhan yang mendesak. Hal lainnya, Provinsi Banten memiliki kawasan industri terbesar di
indonesia dengan jumlah tenaga kerja industri yang banyak sehingga sangat mempengaruhi karakteristik
penyakit dan kesehatan masyarakat di sekitarnya. Berdasarkan hal tersebut maka keberadaan PSPD
Untirta diharapkan dapat menghasilkan dokter layanan primer dengan keunggulan pada bidang Kedokteran
Okupasi.
Adanya PSPD Untirta dapat memperluas akses bagi putra dan putri banten untuk mendapatkan
pendidikan sebagai dokter melalui program bea siswa ikatan dinas dari Pemda setempat di Banten sehingga
dapat menyelesaikan masalah distribusi dokter yang tidak merata di Provinsi Banten dan akses kesehatan
dapat terpenuhi hingga pelosok.
Pembukaan PSPD Untirta merupakan langkah strategis dalam memperluas peran Untirta pada
masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Banten pada
khususnya. Selain perhatian utama pada permasalahan kesehatan masyarakat di Provinsi Banten,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa juga mempertimbangkan posisi strategis Banten dan memperhatikan
banyaknya kawasan industri yang tersebar di Provinsi Banten maka Kedokteran Dunia Kerja (Okupasi) akan
dijadikan keunggulan dari Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Dipilihnya bidang Okupasi (Kedokteran Dunia Kerja) sebagai bidang unggulan dalam Program Studi
Pendidikan Dokter Untirta karena mempertimbangkan lokasi kampus berada dalam kawasan industri
Anyer, Merak, Cilegon dan Bojonegera dengan ratusan industri yang beragam. Terdapat ratusan industri di

6
sekitar lokasi yang akan digunakan sebagai kampus Kedokteran Untirta, dintaranya PT. Krakatau Steel
(Persero) Tbk dan Group; PT. Krakatau Posko (Merupakan join antara PT. Krakatau Steel dengan Pohang
Steel Korea) dan Posco Family; PT. Chandra Asri Tbk; PT. Nipon Soukbai Indonesia; PT. Lotte Titan
Indonesia; PT. Indonesia Power UBP Suralaya; PT. Pelabuhan Indonesia; dan sebagainnya.
Sebaran keberadaan industri dalam kawasan industri Anyer Merak Cilegon Bojonegara yang ada di
sekitar kampus PSPD Untirta tersebut dapat dilihat dalam Gambar 1 berikut:

Kampus PSPD Untirta

Gambar 1. Sebaran Indutri di sekitar kampus PSPD Untirta

1.1.3 Kemampuan Dan Potensi Untirta


Kemampuan dan Potensi yang dimiliki oleh Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dalam mengelola
Program Studi Pendidikan Dokter ini diantaranya adalah:
1. Merupakan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dalam lingkungan Kementerian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi dengan sarana dan prasaran serta tenaga pendidik yang memadai serta
mendapatkan dukungan pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Republik Indonesia.
2. Mendapatkan dukungan dari Pemerintah Provinsi Banten melalui Surat Pernyataan Gubernur
Banten Nomor 440/5092-DINKES/14 tanggal 28 Desember 2014. Dukungan yang akan diberikan
dalam bentuk:
a. Memberikan ijin dan rekomendasi bagi penggunaan dan pengelolaan Rumah Sakit Umum
Propinsi Banten sebagai Rumah Sakit Pendidikan (Teaching Hospital) bagi Kedokteran Untirta;
b. Memberikan ijin dan rekomendasi kepada para dokter dalam lingkungan Dinas Kesehatan
Provinsi Banten yang memenuhi kualifikasi sebagai tenaga pengajar untuk dapat terlibat dalam
proses pembelajaran di Fakultas Kedokteran Untirta;

7
c. Mengalokasikan Anggaran Dana Hibah untuk pembangunan dan pemenuhan sarana prasarana
serta biaya operasional Fakultas Kedokteran Untirta, sesuai dengan mekanisme hibah
Pemerintah Provinsi Banten;
d. Menyiapkan beasiswa ikatan dinas bagi putra dan putri Banten yang memenuhi kelayakan
sebagai peserta didik pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Untirta;
e. Memberikan rekomendasi bagi penggunaan seluruh puskesmas di daerah Banten sebagai
bagian wahana pendidikan bagi mahasiswa kedokteran Fakultas Kedokteran Untirta.
3. Mendapatkan Dukungan dari DPRD Provinsi Banten melalui surat Rekomendasi Nomor
161.1/11/DPRD/XII/2014 tanggal 29 Desember 2014 tentang Dukungan Terhadap Pendirian
Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Mendapatkan Dukungan dari Pemerintah Kota Cilegon melalui surat Pernyataan Walikota Cilegon
tanggal 19 Januari 2015 Nomor 421.4./87-Dindik. Adapun bentuk dukungan Pemerintah Kota
Cilegon adalah sebagai berikut:
a. Memberikan ijin dan rekomendasi untuk penggunaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota
Cilegon sebagai Rumah Sakit Pendidikan (Teaching Hospital) bagi Fakultas Kedokteran Untirta.
b. Pemerintah Kota Cilegon bersedia memberikan Beasiswa ikatan dinas bagi 5 (lima) orang
putra/putri cilegon untuk melanjutkan studi pada Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD)
Fakultas Kedokteran Untirta hingga lulus dalam jangka waktu lima tahun atau 5 (lima)
angkatan;
c. Pemerintah Kota Cilegon bersedia memberikan bantuan pembiayaan melalui APBD Kota
Cilegon untuk pembangunan sarana dan prasarana pada Program Studi Pendidikan Dokter
(PSPD) Fakultas Kedokteran Untirta sesuai dengan ketersediaan anggaran dan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
5. Mendapatkan dukungan dari DPRD Kabupaten Tanggerang melalui surat dukungan nomor
170/167/Setwan pada tanggal 20 Januari 2015.
6. Mendapatkan dukungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) melalui surat Nomor
10396/H2.F1.D1/OTL.04.00/2012 tanggal 06 Agustus 2012 perihal Kerjasama dengan Untirta
dimana FKUI bersedia untuk mengampu Kedokteran Untirta.
7. Bekerjasama dengan Yayasan Pengembangan Medik Indonesia (YAPMEDI) dalam hal Technical
Assistance Pembentukan Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) Untirta melalui dokumen
Kerjasama Nomor Untirta: 001/UN.43/MoU.DT/01/2015 dan Nomor Yapmedi: 11/YPM/KS/I/2015.

8
1.1.4 Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman
Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dimaksudkan untuk mengkaji dan
mendeskripsikan secara cermat posisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dalam mempersiapkan pendirian
dan rencana pengembangan Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD). Adapun uraiannya adalah sebagai
berikut:

Kekuatan (Strengths)
1. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dalam lingkungan
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan berstatus Badan Layanan Umum (BLU);
2. Memiliki dosen dan tenaga kependidikan yang berstatus Pegawai Negeri Sipil;
3. Memiliki dukungan yang kuat dari berbagai pihak, di antaranya Gubernur dan Bupati/Walikota
di Provinsi Banten, DPRD Banten, dan Dinas Kesehatan Banten serta masyarakat umum;
4. Tersedianya Rumah Sakit bagi Rumah Sakit Pendidikan diantaranya RSUD Kota Cilegon, RS
Provinsi Banten, RS Krakatau Medika bagi Rumah Sakit Pendidikan (Teaching Hospital);
5. Mempunyai kerjasama dan dukungan dari Yayasan Pengembangan Medik Indonesia (YAPMEDI)
dan Fakultas Kedokteran Universitas Indoensia (FKUI);
6. Tersedianya lahan dan bangunan yang cukup memadai
7. Berada dalam kawasan industri Cilegon

Kelemahan (Weaknesses)
1. Dosen dengan status Pegawai Negeri Sipil bagi PSPD masih sedikit;
2. Sarana Laboratorium masih belum lengkap;
3. Sarana dan prasarana yang tersedia masih belum memadai;
4. Pengalokasian Anggaran harus melalui prosedur keuangan negara dan peraturan daerah.

Peluang (Opportunities)
1. Distribusi dokter di provinsi Banten khususnya di daerah pelosok masih sangat rendah;
2. Laju pertumbuhan penduduk di banten sangat tinggi sehingga kebutuhan tenaga dokter besar;
3. Minat masyarakat dan lulusan SMU jurusan IPA di Propinsi Banten untuk melanjutkan studi pada
Program Studi Pendidikan DokterUniversitas Sultan Ageng Tirtayasa sangatlah tinggi.
4. Adanya komitmen hibah Pemda Provinsi dan Kabupaten/Kota bagi PSPD Untirta.
5. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan komunikasi.

Ancaman (Threats)
1. Adanya globalisasi dan pasar bebas pada kawasan ASEAN, ASIA dan Cina;
2. Kesanggupan pemerintah untuk mengangkat dokter sebagai pegawai negeri masih terbatas.;
3. Biaya operasional bagi Program Pendidikan Dokter sangat tinggi.

9
Matrik SWOT

Faktor Internal
Kekuatan ( Strength ) Kelemahan ( Weakness )
1. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai 1. Dosen dengan status Pegawai
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dalam lingkungan Negeri Sipil bagi PSPD masih

MATRIK Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi;


2. Memiliki dosen dan tenaga kependidikan yang
berstatus Pegawai Negeri Sipil
sedikit;
2. Sarana Laboratorium masih belum
lengkap;
3. Memiliki dukungan yang kuat dari berbagai pihak, di 3. Sarana dan prasarana yang
antaranya Gubernur dan Bupati/Walikota di Provinsi tersedia masih belum memadai;
Banten, DPRD Banten, dan Dinas Kesehatan Banten 4. Pengalokasian Anggaran harus
serta masyarakat umum; melalui prosedur keuangan negara
4. Tersedianya Rumah Sakit bagi Rumah Sakit dan peraturan daerah.
Pendidikan diantaranya RSUD Kota Cilegon, RS
Provinsi Banten, RS Krakatau Medika;
5. Mempunyai kerjasama dan dukungan dari Yayasan
Pengembangan Medik Indonesia (YAPMEDI) dan
Fakultas Kedokteran Universitas Indoensia (FKUI);
6. Tersedianya lahan dan bangunan yang cukup
memadai
7. Berada dalam kawasan industri Cilegon;
8. Memiliki data survey peminatan masyarakat Banten
pada Program Studi Pendidikan Dokter.
Faktor Eksternal
Peluang ( Opportunity ) S - O Strategi W - O Strategi
1. Rasio ketersediaan dokter di provinsi 1. Membuka akses bagi masyarakat Banten untuk 1. Bekerjasama dengan Dinas
Banten sangatlah rendah; dapat kuliah di PSPD Untirta; Kesehatan dan Rumah sakit daerah
2. Laju pertumbuhan penduduk di banten 2. Memberikan fasilitas bea siswa ikatan dinas bagi untuk menugaskan dokter yang
sangat tinggi sehingga kebutuhan Putra/Putri Banten melalui kerjasama dengan Pemda memenuhi kualifikasi dapat
tenaga dokter akan semakin dan Industri; menjadi tenaga pengajar di PSPD
meningkat. 3. Menyiapkan masterplan pembangunan gedung Untirta
3. Minat masyarakat dan lulusan SMU kuliah dan sarana penunjang bagi PSPD Untirta
jurusan IPA di Propinsi Banten untuk melalui skema pembiayaan dari Pemda dan Industri; 2. Mengajukan usulan pengadaan
melanjutkan studi pada Program Studi 4. Mejadikan Fakultas Kedokteran Universitas sarana dan prasarana dari alokasi
Pendidikan DokterUniversitas Sultan Indonesia sebagai Pengampu PSPD Untirta; pemda;
Ageng Tirtayasa sangatlah tinggi. 5. Menjadikan RSUD Kota Cilegon sebagai Rumah Sakit 3. Mengoptimalkan ICT dalam
4. Adanya komitmen hibah Pemda Pendidikan Utama bagi PSPD Untirta; pembelajaran
Provinsi dan Kabupaten/Kota bagi 6. Merancang pembelajaran berbasis ICT
PSPD Untirta. 7. Menetapkan keunggulan PSPD Untirta dalam bidang
5. Sangat pesatnya kemajuan ilmu Okupasi
pengetahuan dan teknologi
komunikasi.

Ancaman ( Threat ) S - T Strategi W - T Strategi


1. Adanya globalisasi dan pasar bebas
pada kawasan ASEAN, ASIA dan Cina;
2. Kesanggupan pemerintah untuk
mengangkat dokter sebagai pegawai
negeri masih terbatas.;
3. Biaya operasional bagi Program
Pendidikan Dokter sangat tinggi.

1.2 Aspek Spesifikasi


1.2.1 Nomenklatur dan Jenjang Program Studi
Program studi baru yang akan dibuka adalah Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) yang
merupakan unit pembelajaran akademik strata satu (S-1) dalam lingkungan Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa. Program studi ini bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pendidikan sampai tahap Sarjana
Kedokteran (S.Ked) sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Standar Pendidikan Kedokteran
dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Peserta didik dinyatakan lulus setelah melaksanakan seluruh
kurikulum dan sistem pembelajaran yang telah ditetapkan.

10
Setelah menyelesaikan tahapan S-1 dengan gelar Sarjana Kedokteran, maka setiap lulusan program
studi ini masih harus menjalani pendidikan profesi untuk menghasilkan dokter sesuai dengan Standar
Kompetensi Dokter dari KKI dan kualifikasi tingkat 7 sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI).

1.2.2 Posisi program studi yang diusulkan terhadap bidang ilmu di tingkat nasional dan internasional
Sebagai unit pembelajaran di tingkat pendidikan tinggi, Program Studi Pendidikan Dokter Untirta
berkewajiban melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan karenannya berkesempatan untuk
melaksanakan, mengembangkan dan menerapkan ilmu kedokteran yang meliputi Bioetika dan Humaniora,
Biomedik, Kedokteran Klinik, Kedokteran Komunitas, Kesehatan masyarakat dan Pendidikan Kedokteran.
Sesuai dengan potensi yang ada, maka Program Studi Pendidikan Dokter akan diarahkan untuk
berkontribusi dalam pengembangan dan penerapan keterpaduan pembelajaran ilmu kedokteran dengan
berbagai bidang kesehatan lainnya yang ada di lingkungan untirta. Hal ini dapat menjadi kontribusi
langsung sangat berharga bagi pendidikan kedokteran baik di indonesia dan dunia.

1.2.3 Keunggulan dan Karakteristik program studi yang diusulkan dalam pengembangan bidang
keilmuan dan keahlian berkarya
Kedokteran Dunia Kerja (Okupasi) akan menjadi kekhasan dari Program Studi Pendidikan Dokter
(PSPD) yang akan dibuka di Untirta. Bidang ini dipilih dengan mempertimbangkan kondisi Banten yang
terdiri dari banyak industri dan secara nasional konsentrasi kedokteran bidang ini belum ada yang memiliki.
Namun demikian tidak berarti akan mengabaikan penyakit masyarakat pada umumnya sehingga dalam
program ini akan menggunakan beberapa rumah sakit dengan konsentrasi masing-masing. Misalnya untuk
rumah sakit di cilegon (RSUD dan RSKM) akan difokuskan pada bidang Okupasi dan RS Provinsi Banten akan
difokuskan pada penyakit masyarakat.
Beberapa strategi yang akan ditempuh untuk mencapai keunggulan tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut:
MoU dengan beberapa rumah sakit dan perusahaan mitra di sekitar kawasan
Melakukan penelitian dan layanan medis bagi para pekerja di lingkungan industri serta memberikan
pelayanan pada penyakit di masyarakat umum.
Penciptaan Atmosfir Akademik yang Kondusif
Penerapan Standar Penjaminan Mutu Internal berstandar Nasional dan Internasional secara
konsisten
Penyelarasan Kopetensi Lulusan (dokter) yang mempunyai unggulan khusus dan memenuhi
kebutuhan nasional dan global
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
Peningkatan Pelayanan pada Pemangku Kepentingan

11
Dalam mengimplementasikan strategi dalam menciptakan keunggulan dari program studi yang
akan dibuka maka pembelajaran akademik di PSPD Untirta diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang
mampu bekerja sama erat dengan berbagai profesi kesehatan lainnya yang turut menentukan keberhasilan
dan pencapaian terbaik dalam pelayanan kesehatan. Dalam upaya mewujudkan hal ini maka kerjasama dan
integrasi dalam proses pembelajaran diupayakan secara maksimal dalam seluruh kegiatan pembelajaran
berbagai program studi rumpun kesehatan yang ada di lingkungan untirta.

1.2.4 Hubungan Program Studi Pendidikan Dokter terhadap program studi lain di Untirta
Beberapa program studi dalam lingkungan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang berhubungan
dengan Program Studi Pendidikan Dokter ini diantaranya adalah Pendidikan Biologi, Teknik Kimia, Teknik
Industri, Pendidikan Fisika, Pendidikan Kimia, Agroekoteknologi, Manajemen dan Akutansi.
Sebelum sarana dan prasaran pada PSPD Untirta terpenuhi seluruhnya maka penggunaan sumber
daya manusia selaku dosen dan tenaga kependidikan dapat menggunakan aset yang ada. Begitu juga
dengan fasilitas laboratorium dapat dintegrasikan penggunaannya dengan jadwal yang ada disesuaikan
dengan kebutuhan kurikulum PSPD Untirta.

12
II. KURIKULUM

2.1 Rumpun Keilmuan


2.1.1 Rumpun Keilmuan
Ilmu kedokteran merupakan rumpun ilmu kesehatan. Namun demikian, ilmu kesehatan
berhubungan erat dengan manusia sebagai subyek dan obyeknya sehingga sangat berhubungan dengan
ilmu humaniora, filsafat, agama, social budaya, dan bahasa. Selain itu juga kental dipengaruhi oleh ilmu
pengetahuan alam, biologi, fisika, kimia, dan matematika dasar.
2.1.2 Perkembangan Bidang Ilmu
Ilmu kedokteran disampaikan melalui sebuah kurikulum yang merupakan seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum
menyerupai perangkat lunak pada sebuah komputer, perangkat lunak tertentu akan menerima input
kemudian diolah lalu diperoleh output. Pembaruan perangkat lunak akan selalu mengikuti jaman, dalam
hal ini tantangan/kebutuhan konsumen dan ketersediaan teknologi pendukung serta sumber daya
manusia sebagai operatornya.
Dunia pendidikan kedokteran mendapatkan tantangan pada kemampuan adaptasi terhadap
kebutuhan konsumen jasa kesehatan dan pemangku kepentingan (stakeholder) melalui perubahan
kurikulumnya yang serupa dengan perangkat lunak sebuah komputer.
Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang terus berkembang dengan temuan-temuan baru serta
perkembangan teknologi informasi harus diimbangi oleh para calon dokter maupun dokter yang
sudah lulus. Kondisi ini diharapkan agar para profesional dokter mampu beradaptasi dengan
kebutuhan masyarakat yang dinamis.
Kurikulum diarahkan untuk menghasilkan dokter yang mampu memberikan pelayanan primer
dengan menerapkan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga. Untuk itu perlu disusun kurikulum
berbasis kompetensi yang diharapkan dapat membekali lulusan dengan pengetahuan dan
ketrampilan yang cukup di bidang ilmu kedokteran, mandiri, dan tanggap terhadap berbagai
perubahan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam mengembangkan profesinya.
Tekanan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran harus diimbangi
dengan kurikulum dengan strategi pembelajaran yang memberi kesempatan secara leluasa bagi
peserta didik untuk berkembang. Kurikulum berbasis kompetensi dengan materi yang terintegrasi
serta proses pembelajaran yang terpusat pada peserta didik diharapkan menjawab keinginan tersebut.
Dengan strategi problem-based learning (PBL) kurikulum dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan
pendidikan seperti yang diharapkan. PSPD Untirta kelak sebagai bagian dari institusi pendidikan
kedokteran di Indonesia akan ikut berperan dalam mencetak dokter lulusan sesuai dengan standar
kompetensi dokter yang telah ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).

13
2.2 Rancangan Kurikulum
2.2.1 Profil dan profesi lulusan program studi
Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) Untirta bertujuan menghasilkan dokter layanan primer
dengan keunggulan pada bidang Kedokteran Okupasi yang memenuhi tujuh area kompetensi sesuai
Standar Pendidikan Dokter Indonesia oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Mampu melaksanakan Riset
bidang kedokteran khususnya bidang Okupasi yang bermutu dan berdaya saing serta bermanfaat bagi
stakeholder dan melaksanakan Pengabdian masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat industri, kota hingga pelosok pedesaan.

2.2.2 Analisis profil


Lulusan dokter PSPD Untirta harus memiliki seperangkat kompetensi wajib. Kompetensi
merupakan seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab, yang dimiliki oleh seseorang
sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang
pekerjaan tertentu. Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia, visi dan misi Untirta
kemudian ditetapkan kompetensi lulusan. Kompetensi utama dokter yang akan dihasilkan oleh PSPD
Untirta adalah dokter yang mampu memberikan pelayanan primer yang menerapkan prinsip-prinsip
dokter layanan primer dengan unggulan kedokteran okupasi. Unggulan kedokteran okupasi merupakan
kompetensi pendukung yang menjadi ciri khas lulusan. Untuk mencapai kompetensi tersebut,
terdapat tujuh area kompetensi yang harus dikuasai oleh lulusan, meliputi: 1) Komunikasi efektif, 2)
Ketrampilan klinis; 3) Landasan ilmiah ilmu kedokteran; 4) Pengelolaan masalah kesehatan; 5) Pengelolaan
informasi; 6) Mawas diri dan pengembangan diri; 7) Etika, moral, medikolegal, dan profesionalisme serta
keselamatan pasien; dan 8) Kompetensi unggulan kedokteran okupasi.
Kompetensi unggulan merupakan penajaman dan pendalaman dari learning outcome masing-
masing area kompetensi seuai dengan visi dan misi Untirta. Kompetensi penunjang ini terintegrasi di
dalam tujuh area kompetensi.

2.2.3 Capaian pembelajaran program studi


Tujuan pembelajaran.
Learning objective dan learning outcome yang di sarikan dari tujuh area kompetensi yang telah
ditetapkan selanjutnya dijabarkan dalam komponen kompetensi Seluruh learning objective diwadahi
blok yang merupakan satu kesatuan tema dan menjadi tujuan dalam belajar. Tema blok disusun
secara berurutan dengan memperhatikan level of achievement setiap jenjang.
Provisi level makro.
Bersifat vertical organization karena berupa urutan konten yang bertahap dan saling berhubungan.
Provisi level mikro.
Lebih bersifat konstruktivis karena menekankan pengulangan materi dengan penambahan beban dan
derajat pengetahuan serta analisis pada setiap blok yang dilalui.

14
Media dan teknologi untuk menyampaikan kurikulum.
Lebih besifat konvergen karena menggunakan berbagai metoda/media pembelajaran (diskusi tutorial,
kuliah, keterampilan klinik dasar) untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Organisasi kurikulum
Pendidikan kedokteran di PSPD Untirta dilaksanakan dalam tiga fase yang
diselenggarakan selama 10 semester. Fase I dan II merupakan tahap akademik atau tahap
pendidikan sarjana (S1). Peserta didik yang menyelesaikan dua tahap ini mendapatkan gelar
Sarjana Kedokteran (S.Ked.). Selanjutnya adalah fase III, merupakan tahap pendidikan profesi yang
lulusannya mendapatkan sebutan dokter (dr.).
Untuk mempermudah pencapaian tujuan pembelajara, pada tahap pendidikan akademik
dibuat tema dalam setiap semester. Tema ini menjadi kerangka penguasaan kompetensi dalam setiap
semester, sehingga proses belajar lebih terarah. Penyusunan modul tutorial, modul praktikum, modul
ketrampilan medik, serta modul lain disesuaikan dengan tema semester berjalan. Berikut ini adalah
uraian masing-masing fase dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter PSPD Untirta.
1. Fase I (Adaptasi)
Tema fase I pada tahun pertama adalah adaptasi. Fase ini berlangsung pada semester I dan
semester II. Tujuan fase ini adalah mahasiswa mampu menggunakan ketrampilan belajar mandiri
dan penguasaan teknologi informasi untuk mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat
(dengan studi khusus pada kelompok masyarakat industri) serta penguasaan konsep biomedik
dasar. Peserta didik diharapkan mampu berfikir kritis dan berkomunikasi secara efektif sesuai
dengan prinsip etika profesi dan memahami perkembangan kedokteran berbasis bukti (evidence-
based medicine). Pada fase ini peserta didik menjalani proses belajar melalui diskusi tutorial,
kuliah, latihan ketrampilan medik, praktikum laboratorium, belajar mandiri, observasi di
masyarakat secara langsung dan lembaga pelayanan kesehatan.
2. Fase II (Biomedik)
Fase ini berlangsung selama 5 semester setelah fase I, yaitu semester III-VII. Tujuan
dari fase ini adalah memberikan bekal landasan ilmiah kedokteran dan ketrampilan
klinik dasar yang digunakan untuk menjalankan prosedur klinik untuk memecahkan masalah
kedokteran dan kesehatan (dengan studi spesifik pada kelompok masyarakat agroindustri) pada
pasien simulasi dalam konteks pelayanan primer dan dokter layanan primer. Pada fase ini
peserta didik menjalani proses belajar melalui diskusi tutorial, kuliah, latihan ketrampilan
medik, praktikum laboratorium, belajar mandiri, observasi di masyarakat secara langsung
dan lembaga pelayanan kesehatan.
Pada fase ini peserta didik juga diberi kesempatan mengembangkan diri sesuai dengan
minat dan bakat berkaitan dengan karirnya di masa depan. Setelah menyelesaikan
fase ini peserta didik berhak menyandang gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked.).

15
3. Fase III (Klinik)
Fase ini dilalui selama 3 semester setelah fase II, yang berlangsung pada semester
VIII sampai dengan semester X. Fase ini bertujuan memberikan bekal ketrampilan profesional
seorang dokter. Peserta didik menjalani proses belajar di tataran pelayanan kesehatan nyata di
rumah sakit, pusat pelayanan kesehatan, klinik keluarga, serta unit pelayanan kesehatan yang
lain. Setelah menyelesaikan fase ini, peserta berhak menyandang sebutan dokter (dr.). Proses
pembelajaran di fase ini diatur secara khusus di dalam Pedoman Pendidikan Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran Untirta.

2.2.4 Matriks bahan kajian yang diturunkan dari capaian pembelajaran


Tabel 2.1 Matrik Bahan Kajian

INTERNSHIP
TAHUN - 5

DOKTER
KEPANITERAAN KLINIK

13 14 15
TAHUN - 4

S. KED

LOKOMOTOR NEURO PSKIATRI NEURO SENSORIS


KKN

KEPANITERAAN KLINIK
SKRIPSI
TRAMED: DOKTER LAYANAN PRIMER
TAHUN - 3

13 14 15 16 17 18
LOKOMOTOR NEURO PSKIATRI NEURO SENSORIS DEGENERATIF KEDOKTERAN GAWAT
& ONKOLOGI TROPIS DARURAT &
TRAUMA
TRAMED: KEPALA & NEUROMUSKULOSKELETAL TRAMED: INTEGRASI & INTERVENSI

7 8 9 10 11 12
TAHUN - 2

RESPIRASI KARDIOVASA ENDOKRIN PENCERNAAN EKSKRESI REPRODUKSI

TRAMED: THORAKS & COLI TRAMED: ABDOMEN & UROGENITALIA

1 2 3 4 5 6
TAHUN-1

HUMANIORA, MASALAH DAUR HIDUP HOMEOSATIS BIODIAGNOSIS INTERVENSI


ETIKA & TI KESEHATAN

AGAMA + TRAMED: KOMUNIKASI TRAMED: PEMERIKSAAN FISIK DASAR & NLS

2.2.5 Matakuliah yang mengait pada bahan kajian


Sebagai penganti matakuliah, digunakan system blok/modul yang mencakup beberapa bahan
kajian ilmu kedokteran. Nama blok dan isi modul dapat dilihat pada Tabel 1.

16
2.2.6 Susunan mata kuliah per semester berikut bobotnya
Sebaran matakuliah Blok (Modul) pada setiap semester yang harus ditempuh oleh mahasiswa PSPD
Untirta adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Susunan Matakuliah Blok (Modul)
SEMESTER KODE URUT
TAHAP FASE NAMA BLOK SKS MINGGU
(TEMA) BLOK BLOK
1 Belajar, Humaniora, Etika & TI 6 7
I 2 Masalah Kesehatan 7 7
BELAJAR 3 Daur Hidup 7 7
24 SKS V1 Agama 3 -
I
T1 Tramed: Komunikasi 1 -
ADAPTASI
46 SKS
4 Horneostatis 7 7
II
5 Bodiagnostik 7 7
PARAMEDIK
6 Intervensi 7 7
22 SKS
T2 Tramed: Pemeriksaan Fisik Dasar 1 -

7 Respirasi 7 7
III
8 Kardiovasa 7 7
THORAKS COLI
9 Endokrin 7 7
22 SKS
T3 Tramed: Thoraks & Coli 1 -

10 Pencernaan 7 7
IV
SARJANA 11 Ekskresi 7 7
ABDOMEN
148 SKS 12 Reproduksi 7 7
22 SKS
T4 Tramed: Abdomen & Urogenatalia 1 -

V 13 Lokomotor 7 7
II NEOROMUSKULO 14 Neuropsikiatri 7 7
BIOMEDIK KULOSKELETAL 15 Neorosensoris 7 7
102 SKS 22 SKS T5 Tramed: Kepala & Neuromusku 1 -

16 Degeneratif & Onkologi 7 7


VI
17 Kedokteran Tropis 7 7
ANTAR SYSTEM
18 Kegawatdaruratan&Traumatologi 7 7
22 SKS
T6 Tramed: Integrasi & Intervensi 1 -

19 Manajemen Kesehatan 4 5
VII
20 Elektif (Okupasi) 2 -
PENGEMBANGAN
U2 Skripsi 3 -
DIRI
U3 KKM 3 -
14 SKS
T7 Tramed: Dokter layanan primer 1 -

P01 Interna 6 12
P02 Pediatri 4 8
P03 Bedah & Anestesiologi 6 12
P04 Obstetri & Genekologi 4 8
VIII IX P05 Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin 2 4
ROTASI KLINIK P06 Psikiatri 2 4
III 34 SKS P07 Neurologi 2 4
PROFESI
KLINIK P08 Ilmu Penyakit Mata 2 4
40 SKS
40 SKS P09 Ilmu Penyakit THT 2 4
P10 Forensik 2 4
P11 Radiologi 1 2

X P12 Kedokteran Komuniti 2 4


INTEGRASI P13 Dokter layanan primer 3 6
6 SKS P14 Kedokteran Okupasi 2 4

17
2.3 Sistem Pembelajaran
2.3.1 Metode dan bentuk pembelajaran yang diadobsi
Kurikulum Pendidikan Dokter di PSPD Untirta diselenggarakan berdasarkan paradigma baru
pendidikan dokter yang dikenal dengan SPICES. Problem-based learning (PBL) menjadi strategi utama
dengan tutorial sebagai jantung kegiatan dalam proses pembelajaran. Kegiatan belajar
dilaksanakan berdasarkan modul yang berisi skenario sebagai triger atau pemicu dalam belajar.
Rangkaian kegiatan dimulai dari tutorial pertama yang dilanjutkan dengan pencarian informasi secara
mandiri, perkuliahan, konsultasi pakar, praktikum dan kegiatan lain yang mendukung. Informasi yang
terlah diperoleh selanjutnya divalidasi pada tutorial kedua. Tutorial diselenggarakan dalam kelompok kecil
yang didampingin oleh seorang fasilitator. Untuk mempersiapkan peserta didik menjalani pendidikan
profesi dengan optimal diselenggarakan pelatihan ketrampilan medik di laboratorium ketrampilan medik.
Kegiatan ini diselenggarakan di seluruh semester dengan materi relevan dengan tema blok.
Diskusi Tutorial
Diskusi tutorial dalam kelompok beranggotakan 8-10 mahasiswa dan dipandu oleh tutor
yang bertugas sebagai fasilitator. Dalam berdiskusi mahasiswa akan dihadapkan pada masalah
dalam bentuk skenario sebagai pemicu dalam diskusi. Setiap skenario diselesaikan dalam dua kali
pertemuan dengan selang waktu 3-4 hari. Diskusi dilakukan dengan pendekatan seven jumps (tujuh
langkah) yang terdiri dari: 1) Mengklarifikasi istilah/konsep; 2) Menetapkan permasalahan; 3)
Menganalisis masalah; 4) Menarik kesimpulan langkah; 5) Menentukan tujuan belajar; 6) Belajar
mandiri; 7)Menarik kesimpulan dari seluruh informasi yang telah ada.
Langkah (1) sampai dengan langkah (5) dilaksanakan pada pertemuan pertama sehingga diperoleh
hal-hal yang akan dipelajari seperti yang ditetapkan dalam tujuan belajar. Langkah (6) dikerjakan
di luar kelompok untuk mendapatkan referensi yang bisa diperoleh dari belajar mandiri,
perkuliahan, praktikum, konsultasi pakar, serta kegiatan lain yang berkaitan. Langkah (7) dilaksanakan
pada pertemuan kedua, yang merupakan validasi atas seluruh informasi yang diperoleh pada saat
langkah (6). Pada langkah ini terjadi diskusi dengan mengkonfrontasi hasil penelusuran informasi yang
telah didapat.
Perkuliahan
Perkuliahan diselenggarakan untuk memperjelas konsep atau teori yang sulit dipahami, atau
merupakan pengetahuan yang khusus sehingga membutuhkan seorang pakar untuk membantu
peserta didik dalam meningkatkan pemahaman suatu materi. Kuliah dilaksanakan dalam bentuk
interaktif berdasarkan masalah. Kuliah dapat diselenggarakan secara terjadwal maupun atas
permintaan bila diperlukan.
Praktikum
Praktikum bertujuan meningkatkan atau memperjelas pemahaman suatu materi serta
memberikan ketrampilan bekerja di laboratorium.

18
Pelatihan Ketrampilan Medik
Pelatihan ketrampilan medik bertujuan memberi bekal ketrampilan profesional seorang dokter
agar siap ketika mengikuti pendidikan profesi dokter. Dalam kegiatan ini peseta didik dilatihkan
berbagai ketrampilan dasar yang dibutuhkan untuk menjadi seorang dokter menggunakan manekin
dan pasien simulasi. Ketrampilan yang diberikan mulai dari prosedur diagnostik, prosedur klinik, serta
ketrampilan yang lain yang relevan.
Kerja Klinik
Kerja klinik berupa kegiatan menjalankan pekerjaan profesional seorang dokter dibawah
bimbingan supervisor klinik dalam tatanan pelayanan kesehatan yang nyata.
Kerja Lapangan
Kerja lapangan dimaksudkan untuk melatih peserta didik berinteraksi secara langsung dengan
masyarakat untuk menerapkan ilmu kedokteran yang telah diperoleh. Kegiatan lapangan dilakukan
di puskesmas, desa binaan, daerah bencana alam, pabrik farmasi, serta lingkungan industri.
Konsultasi Pakar
Konsultasi pakar dilaksanakan secara terjadwal atau atas permintaan mahasiswa apabila menemui
kesulitan dalam memahami konsep atau teori ketika diskusi tutorial maupun belajar bandiri.
Konsultasi pakar bisa dilaksanakan dalam kelompok kecil maupun besar tergantung kebutuhan.
Belajar Mandiri
Belajar mandiri dilaksanakan dalam rangka menggali informasi yang lebih luas atau lebih dalam
tentang suatu materi yang terkait dengan masalah yang sedang dipelajari sehingga dapat
memahami sebuah materi secara komprehensif. Diskusi tutorial melalui PBL dan praktikum menjadi
dua cara utama untuk menyampaikan materi dalam mencapai kompetensi. Terlihat dari beban
penghitungan bobot jam terhadap sistem kredit semester (SKS) yang ditempuh mahasiswa.

2.3.2 Cara mengembangkan suasana dan interaksi akademik dan perilaku kecendikiawanan
Aspek pelatihan meliputi praktikum biomedik dan keterampilan klinis dasar. Aspek pendidkan
meliputi Tutorial, kuliah umum, konsultasi pakar, belajar mandiri. Paradigma baru pendidikan dokter di
Indonesia telah membawa perubahan besar dalam mengembangkan suasana dan interaksi akademik dan
perilaku kecendikiawanan.
Perubahan tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan besar menuju pada proses
pembelajaran yang SPICES, yaitu: 1) Student centered learning; 2) Problem-based learning; 3) Integrated;
4) Community Based; 5) Early expossure to the clinic or Elective; 6) Self directed learning.
Kegiatan tersebut dijukan untuk peserta didik dengan difasilitasi oleh staf pengajar.

2.3.3 Rancangan proses pembelajaran yang terkait dengan penelitian mahasiswa pada tugas akhir
Salah satu kegiatan mahasiswa sebelum melaksanakan sebuah diskusi tutorial adalah dengan
membaca litertur ilmiah dengan memperhatikan langkah-langkah telaah literatur ilmiah untuk menilai level

19
of evidence dari sebuah litertur sehingga dapat dinilai apakah layak dijadikan referensi. Selain itu tentu
mahasiswa juga akan mendapat tugas telaah jurnal ilmiah dan membuat makalah atau artikel ilmiah
mengenai topi-topik diskusi tutorial. Proses pembelajaran berupa praktikum juaga melatih kemampuan
mengamati dan merancang percobaan yang dapat memudahkan mahasiswa kelak ketika hendak membuat
tugas akhir/skripsi.

2.3.4 Rancangan proses pembelajaran yang terkait dengan pengabdian masyarakat


Seperti yang tertuang pada SPICES dimana community based merupakan landasannya dapat
mencerminkan bahwa salah satu proses pembelalajaran akan berorientasi komunitas yaitu masyarakat.
Metode pembelajaran yang telah diuraikan ditas yang berorientasi pengabdian masyarakat adalah:
1. Kerja klinik berupa kegiatan menjalankan pekerjaan profesional seorang dokter dibawah bimbingan
supervisor klinik dalam tatanan pelayanan kesehatan yang nyata.
2. Kerja lapangan dimaksudkan untuk melatih peserta didik berinteraksi secara langsung dengan
masyarakat untuk menerapkan ilmu kedokteran yang telah diperoleh. Kegiatan lapangan dilakukan
di puskesmas, desa binaan, daerah bencana alam, pabrik farmasi, serta lingkungan industri dan olah
raga rekreasi dan prestasi.

2.3.5 Sistem pembelajaran untuk mengantarkan lulusan mampu membuat karya ilmiah layak publikasi
Salah satu syarat kelulusan tahapan akademik (S.Ked) adalah mahasiswa mampu membuat sebuah
proposal penelitian, melakukan penelitian, membuat laporan penelitian, dan kesimpulan hasil analisis.
Kesemuanya tertuang dalam sebuah skripsi dan mahasiswa didorong untuk membuat artikel ilmiah dari
skripsi tersebut dan ditampilkan dalam sebuah pertemuan ilmiah seperti seminar.

2.3.6 Sistem pembobotan dan beban belajar


Diskusi Tutorial
a. Untuk peserta didik
1 SKS setara dengan 8 jam kegiatan diskusi tutorial, ditambah dengan 16-32 jam kegiatan
mandiri
b. Untuk Staf Pengajar
1 SKS setara dengan 8 jam kegiatan diskusi tutorial, ditambah dengan 16 jam persiapan dan 8 jam
kegiatan evaluasi
Perkuliahan
a. Untuk peserta didik
1 SKS setara dengan 16 jam kegiatan kuliah, 16 jam tugas terstruktur, dan 16 jam kegiatan mandiri
b. Untuk Staf Pengajar
1 SKS setara dengan 16 jam kegiatan kuliah, 16 jam kegiatan persiapan dan evaluasi, dan 16 jam
kegiatan pengembangan materi

20
Praktikum
a. Untuk peserta didik
1 SKS setara dengan 24-32 jam kegiatan praktikum di laboratorium ditambah dengan 16 jam
kegiatan mandiri
b. Untuk Staf Pengajar
1 SKS setara dengan 24-32 jam kegiatan praktikum di laboratorium ditambah dengan 16 jam
kegiatan persiapan dan evaluasi
Pelatihan Ketrampilan M edik
a. Untuk peserta didik
1 SKS setara dengan 24-32 jam kegiatan pelatihan ketrampilan medik di laboratorium, ditambah
dengan 24-32 jam kegiatan mandiri
b. Untuk Staf Pengajar
1 SKS setara dengan 24-32 jam kegiatan pelatihan ketrampilan medik di laboratorium, ditambah
dengan 8 jam persiapan dan evaluasi
Kerja Lapangan dan Klinik
a. Untuk peserta didik
1 SKS setara dengan 32 jam kegiatan kerja di lapangan atau klinik
b. Untuk Staf Pengajar
1 SKS setara dengan 32 jam kegiatan pembimbingan di lapangan atau klinik termasuk evaluasi
Bila dilakukan konversi kegiatan dalam satuan jam, maka beban SKS (Satuan Kredit Semester) dapat
dilihat pada matriks berikut:
Tabel 2.2 Beban SKS Kegiatan dalam Kurikulum

No. Jenis Kegiatan Beban SKS perjam


1. Diskusi Tutorial 1/8 = 0,125
2. Perkuliahan 1/16 = 0,063
3. Praktikum 1/24 = 0,042
4. Pelatihan ketrampilan medik 1/24 = 0,042
5. Kerja Lapangan/Klinik 1/32 = 0,031

2.3.7 Sistem penilaian pembelajaran dan tatacara pelaporan penilaian

Evaluasi Akhir Blok


Evaluasi akhir blok dilaksanakan setelah peserta didik menyelesaikan seluruh kegiatan dalam blok.
Evaluasi dilakukan dengan tujuan menentukan kelulusan dalam menempuh blok. Nilai akhir blok
terdiri dari komponen: 1) Nilai tutorial; 2) Nilai praktikum; 3) Nilai tugas; 4) Nilai ujian akhir; 5)
Nilai lain. Bobot masing-masing komponen penilaian ditetapkan oleh tim di masing-masing
blok disesuaikan dengan kebutuhan blok. Untuk kriteria lulus dengan nilai C, setiap komponen
nilai tidak boleh kurang dari 60. Nilai akhir blok berupa nilai dengan rentang 0-100 dengan

21
penjenjangan seperti matriks berikut.
Tabel 2.3 Matriks Nilai

SKALA HURUF NILAI KETERANGAN


80-100 A 4 Sangat baik
70-79,9 B 3 Baik
60-69,9 C 2 Cukup
50-59,9 D 1 Kurang
0-49,9 E 0 Sangat kurang
Remediasi blok diselenggarakan dengan tujuan memberi kesempatan peserta didik untuk
memperbaiki nilai yang kurang. Remediasi ini diselenggarakan di akhir blok. Remediasi dilakukan
untuk memperbaiki salah satu komponen atau seluruh komponen nilai yang kurang.
Mekanisme remediasi ditetapkan oleh masing-masing blok. Apabila setelah mengikuti remediasi
peserta didik masih belum mencapai nilai batas lulus yang ditetapkan, maka peserta didik tersebut
dinyatakan tidak lulus blok.

Evaluasi Akhir Semester


Evauasi akhir semester dilakukan untuk mengetahui perkembangan akademik peserta didik. Hasil
studi selama semester yang bersangkutan dinyatakan dengan Indeks Prestasi Semester (IPs) dan
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

Evaluasi Akhir Fase I (akhir semester II)


Evaluasi dilakukan pada akhir Fase I (semester II) dan digunakan untuk menentukan
kelanjutan belajar. Evaluasi ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut.
(1) Mengumpulkan sekurang-kurangnya 16 SKS
(2) IPK > 2,00 (dengan perhitungan diambil 16 SKS yang terbaik)
(3) Nilai E tidak dihitung dalam evaluasi
(4) PP > 90%
(5) Bila tidak memenuhi ketentuan diatas, peserta didik tidak diperkenankan
melanjutkan studi

Evaluasi Akhir Semester IV


Evaluasi dilakukan pada akhir semester IV dan digunakan untuk menentukan kelanjutan
belajar. Evaluasi ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut.
(1) Mengumpulkan sekurang-kurangnya 40 SKS
(2) IPK > 2,00 (dengan perhitungan diambil 40 SKS yang terbaik)
(3) Nilai E tidak dihitung dalam evaluasi
(4) PP > 90%
(5) Bila tidak memenuhi ketentuan diatas, peserta didik tidak diperkenankan

22
melanjutkan studi

Evaluasi Akhir Fase II (Akhir semester VII)


Evaluasi dilakukan pada akhir Fase II. Tujuan evaluasi pada tahap ini adalah untuk
menentukan kelulusan sebagai Sarjana Kedokteran (S.Ked.). Evaluasi ditetapkan dengan
ketentuan sebagai berikut.
(1) Telah menyelesaikan seluruh SKS yang wajib ditempuh
(2) IPK > 2,00
(3) PP > 90%
(4) Tidak ada nilai E
(5) Mahasiswa yang memenuhi ketentuan diatas dapat mengikuti yudisium sarjana dan
berhak melanjutkan ke jenjang pendidikan profesi
(6) Mahasiswa yang tidak memenuhi ketentuan diatas diberi kesempatan
meneruskan studi selama masa studi belum berakhir.

Evaluasi Batas Waktu Studi Sarjana (akhir semester XIV)


Batas waktu mengikuti pendidikan sarjana adalah tujuh tahun (14 semester). Pada akhir batas
waktu tersebut peserta didik harus telah memenuhi ketentuan sebagai berikut.
(1) Telah menyelesaikan seluruh SKS yang wajib ditempuh
(2) IPK > 2,00
(3) Tidak ada nilaiE
(4) PP > 90%
(5) Mahasiswa yang memenuhi ketentuan diatas dapat mengikuti yudisium sarjana dan
berhak melanjutkan ke jenjang pendidikan profesi
(6) Mahasiswa yang tidak memenuhi ketentuan diatas tidak diperkenankan
melanjutkan studi.

Evaluasi Akhir Fase III


Peserta didik dinyatakan telah menyelesaikan pendidikan profesi dokter apabila telah
memenuhi syarat sebagai berikut.
(1) Telah mengumpulkan seluruh SKS tahap pendidikan profesi
(2) IPK > 2,00
(3) Tidak ada nilai D dan E
(4) Masa studi tidak lebih dari 6 semester
(5) Mahasiswa yang memenuhi ketentuan diatas dapat mengikuti yudisium dokter.

23
III. SUMBERDAYA

3.1 Sumberdaya Manusia


3.1.1 Ketersediaan jumlah dan kualifikasi seluruh dosen
Sumberdaya dosen yang akan digunakan pada PSPD Untirta berasal dari dosen PNS Untirta dan PNS
dokter dari lingkungan Dinas Kesehatan Banten dan Kabupaten/kota serta dari RSUD Cilegon

NO. NAMA PENDIDIKAN BIDANG KEAHLIAN STATUS


1 dr. Rukman Abdullah S2 Pendidikan Pendidikan Kedokteran PNS Untirta
Kedokteran
2 dr. Siti Darifah, MKK S2 Kedokteran Kesehatan Masyarakat PNS Untirta
Kerja
3 Drg. Savitri Profesi Klinik PNS Untirta
Kedokteran Gigi
4 dr. Desdiyana SP.Paru M.K.K SP.1/S2 Klinik PNS Untirta
Kedokteran
Kerja
5 Dr. Daniel S3 Hukum Etik dan Humaniora PNS Untirta
6 Dr. Tri Cahyani, M.PH SP.1/S2 Klinik PNS Untirta
Kesehatan
Masyarakat
7 dr. Omat, Sp.Ok, M.Kes SP.1/S3 Klinik Dosen Tetap
Kedokteran
8 Dr. Nilam Sari Fauzi, Sp.S, M.Kes SP.1/S2 Klinik Dosen Tetap
Kedokteran
9 dr. Ade Ichwan Sulthoni, M.Kes SP.1/S2 Klinik Dosen Tetap
Kedokteran
10 dr Erni Trisnasari, M.Pd S2 Pendidikan Pendidikan Kedokteran Dosen Tetap
11 dr. Lucky, M.Biomed S2 Biomedik Biomedik Dosen Tetap
12 dr. Ita S2 Kesehatan Kesehatan Masyarakat Dosen Tetap
Masyarakat

3.1.2 Ketersediaan jumlah dan kualifikasi tenaga kependidikan

NO. NAMA PENDIDIKAN BIDANG KEAHLIAN STATUS


1 Mahfud, A.Md D3 Teknik Kimia PNS Untirta
2 Neni D3 Teknik Kimia PNS Untirta
3 Rika Meliawati
4
5

24
3.1.3 Perencanaan dan pengembangan dosen dan tenaga kependidikan
1. Penerimaan dosen tetap berstatus PNS dan Non-PNS
2. Pengangkatan dosen tidak tetap
3. Studi lanjut dosen dan kursus pendidikan kedokteran (medical teacher) sesuai dengan pemetaan
kurikulum
4. pertukaran dosen dengan perguruan tinggi di dalam negeri dan luar negeri
5. pelatihan bagi tenaga kependidikan

3.1.4 Kebutuhan dan mekanisme pemenuhan kebutuhan dan rencana pengembangannya


a. tahap awal diampu oleh FKUI (100%)
b. secara paralel mengirim studi lanjut dosen PNS
c.

3.1.5 Kebijakan tentang value dan reward system untuk sumberdaya manusia
...........................

25
3.2 Sarana dan Prasarana
3.2.1 Kesiapan sarana dan sarana pembelajaran
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa memiliki beberapa lokasi kampus, diantaranya (1) kampus
Serang, (2) kampus Cilegon, (3) Kampus Ciwaru dan (4) rencana kampus Pabuaran. Untuk jangka pendek (5
tahun awal), kegiatan akademik dan administrasi Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
kana dilakukan di kampus Cilegon, dengan pertimbangan sebagai berikut: (a) tersedia lahan yang cukup
bagi pengembangan kampus (area tersedia 6,7 Hektar); (b) tersedia ruang kuliah dan laboratorium milik
Fakultas Kedokteran yang bisa digunakan bersama serta telah dibangun gedung CoE Petrokimia milik
Kementerian Perindustrian yang dibangun di areal kampus cilegon; (c) dekat dengan RSUD Kota Cilegon (3
Km) dan Rumah Sakit Krakatau Medika (PT. Krakatau Steel Group).

3.2.1.1 Lokasi
Lokasi kampus bagi Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) untirta adalah berada di Kampus
Cilegon dan terletak di Jalan Jenderal Sudirman Km.3 Cilegon. Pada lokasi ini telah tersedia areal tanah
seluas 6,7 Hektar yang berada dalam kawasan industri cilegon dimana sudah masuk dalam Rencana Tata
Ruang Kota Cilegon sebagai Kawasan Kampus bagi penunjang Industri.

Gambar 3.1 Area Kampus Untirta Cilegon


Pada areal ini telah berdiri Fakultas Kedokteran dengan 6 (enam) jurusan yang dimiliki serta dengan
jumlah mahasiswa sekitar 2400 orang. Master plan yang dikembangkan bagi pengembangan kampus
Fakultas Kedokteran Untirta adalah sebagai berikut:

26
Gambar 3.2 Master plan kampus Fakultas Kedokteran Untirta
3.2.1.2 Bangunan
Pada tahap awal, pelaksanaan perkualiah Fakultas Kedokteran akan dilaksanakan di Kampus Untirta
Cilegon yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman KM.3 Cilegon. Bangunan yang bisa digunakan saat ini
adalah gedung yang ada di Fakultas Kedokteran serta menggunakan bangunan gedung Center of Excellence
Petrokimia milik Kementerian Perindustrian Republik Indonesia yang berada di areal kampus Fakultas
Kedokteran Untirta

Gambar 3.3 Gedung yang dapat digunakan Fakultas Kedokteran Untirta

27
Gedung Perkuliahan dan Seminar
Dalam jangka pendek, perkuliahan dan seminar dilakukan di kampus Cilegon. Berkaitan dengan
kebutuhan ruangan untuk perkuliahan, perkantoran, laboratorium, dan perpustakaan, pada kampus
Cilegon telah tersedia 4200 m2 bangunan kuliah berlantai tiga. Bangunan pertama memiliki 21 ruang
kuliah, bangunan kedua memiliki 10 ruang kuliah dan 10 ruang kuliah umum, sedangkan bangunan ketiga
selain difungsikan sebagai laboratorium, juga memiliki 10 kelas kuliah. Dengan demikian, untuk jangka
pendek tersedia ruangan yang cukup untuk kegiatan perkuliahan dan seminar, karena dalam 5 (lima) tahun
awal hanya dibutuhkan 10 ruangan. Sedangkan dalam jangka panjang, kebutuhan 30 ruangan kelas akan
dipenuhi dengan membangun gedung/ruangan baru di kampus Cilegon.
Bagi perkuliahan tahap awal dapat digunakan fasilitas kelas dan auditorium yang ada di gedung CoE
Petrokimia dan Aula Fakultas Kedokteran Untirta.

Gambar 3.4 Gedung Perkuliahan dan Seminar yang dapat digunakan FK Untirta
Ruang Dosen
Fasilitas yang dimiliki Untirta di Kampus Cilegon terdiri dari dua gedung berlantai 3 dan dua gedung
berlantai 2 yang digunakan untuk kegiatan perkantoran dan administrasi (termasuk ruang dosen), juga
terdapat gedung CoE Petrokimia milik Kementerian Perindustrian RI.

28
Gambar 3.5 Ruang bagi Dosen FK Untirta
Laboratorium
Pada kampus Cilegon terdapat pula satu bangunan laboratorium berlantai 3. Pada bangunan ini
terdapat tiga laboratorium, yakni (1) laboratorium Fisika Dasar, (2) laboratorium Kimia Dasar, dan (3)
laboratorium Biologi Dasar. Pada kampus Cilegon, telah disiapkan gedung baru untuk laboratorium Fisika
Dasar, Kimia Dasar, dan Biologi Dasar. Dengan demikian, ketiga laboratorium pada kampus Cilegon ini
dapat dimanfaatkan sebagai (1) laboratorium Fisiologi Kedokteran, (2) laboratorium Biokimia, dan (3)
laboratorium Histologi dan Anatomi.

Gambar 3.6 Ruang bagi Laboratorium FK Untirta


Pada bangunan ini terdapat pula 3 (tiga) ruangan sedang yang dapat dimanfaatkan sebagai laboratorium.
Dengan demikian, bangunan ini dapat dimanfaatkan untuk laboratorium Fakultas Kedokteran Untirta.
Dalam jangka pendek dibutuhkan 3 (tiga) buah laboratorium. Untuk memenuhi kebutuhan 5 (lima)

29
laboratorium lainnya, dapat dilakukan renovasi terhadap ruangan-ruangan kelas. Laboratorium yang
dibutuhkan dalam program studi ini adalah:
1. Lab. Fisiologi
2. Lab. Anatomi
3. Lab. Histologi
4. Lab. Biokimia
5. Lab. Mikrobiologi
6. Lab. Parasitologi
7. Lab. Farmakologi
8. Lab. Ketrampilan Klinis Dasar
9. Lab. Komputer
10. Lab. Kesehatan Masyarakat dan Okupasi
11. Lab. Patologi Anatomi
12. Lab. Patologi Klinik

Ruang Administrasi
Untuk penyelenggaraan administrasi dalam jangka pendek dibutuhkan 2 (dua) ruang administrasi.
Untuk memenuhi kebutuhan ini, tersedia satu gedung berlantai 3 yang dapat digunakan sebagai gedung
perkantoran dan administrasi (termasuk ruangan dosen).

Gambar 3.7 Ruang bagi sekretariat FK Untirta

30
Perpustakaan
Pada kampus TEKNIK terdapat dua gedung perpustakaan, yakni (1) gedung perpustakaan Untirta,
dan (2) gedung perpustakaan TEKNIK. Dengan dialihkannya perkuliahan ke kampus Cilegon, maka
Perpustakaan Untirta juga turut dialihkan. Dengan demikian, gedung perpustakaan tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai gedung perpustakaan Fakultas Kedokteran.

Gambar 3.8 Ruang Perpustakaan (lama dan baru)

Ruang Rapat dan Fasilitas Pendukung lainnya


Dalam jangka pendek, hanya dibutuhkan 1 (satu) ruangan untuk memenuhi kebutuhan ini. Dengan
demikian masih tersedia cukup ruangan, baik pada gedung perkantoran, maupun pada gedung perkuliahan
yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ini.
Dari uraian di atas, jelas bahwa, untuk 5 tahun awal, kebutuhan bangunan dan ruangan untuk
kegiatan perkuliahan, praktikum, dan administrasi Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,

31
telah tersedia. Kebutuhan yang perlu dilengkapi adalah (1) renovasi ruangan-ruangan yang telah tersedia
tersebut agar sesuai dengan kebutuhan ruangan Fakultas Kedokteran (2) alat dan bahan untuk setiap
laboratorium, (3) referensi perpustakan.

Rumah Sakit

Gambar 3.9 RSUD Kota Cilegon


Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Cilegon merupakan Rumah Sakit Pnedidikan Utama bagi
PSPD Untirta. Beberapa hal yang mendasari hal ini adalah:
a. RSUD Kota Cilegon telah terakreditasi sebagai Rumah Sakit Pendidikan dari Kementerian
Kesehatan RI dan saat ini telah digunakan sebagai rumah sakit jejaring dari program studi
pendidikan dokter Yarsi dan Tri Sakti,
b. Telah terbit surat dukungan dari Walikota Cilegon yang mengijinkan RSUD Kota Cilegon sebagai
Rumah Sakit Pendidikan PSPD Untirta.
c. RSUD Cilegon memiliki banyak dokter dengan spesialisasi pada bidang Okupasi, sehinggal hal ini
sangat sesuai dengan keunggulan yang akan diambil dari PSPD Untirta.
RSUD Cilegon saat ini memiliki staf/tenaga sebanyak 570 orang dan memiliki 200 tempat tidur (TT),
dengan perincian:
1. Tenaga medik berjumlah 71 orang terdiri atas:
a. dokter spesialis 42 orang,
b. dokter umum 21 orang, dan

32
c. dokter gigi 8 orang.
2. Staf perawat sebanyak 190 orang
3. Staf Bidan berjumlah 117 orang.
4. Apoteker berjumlah 12 orang
5. Staf non medik S1 sebanyak 83 orang, D3 umum 26 orang.
Rumah sakit lain yang berada dalam lingkungan kampus kedokteran untirta yang dapat digunakan
sebagai rumah sakit jejaring ada sekitar 10 (sepuluh) Rumah Sakit, dengan jarak yang relatif dekat dengan
kampus Untirta di Cilegon, seperti terlihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Daftar Rumah Sakit di Kota Cilegon & Serang
No Rumah Sakit Jarak ke Lokasi
1 Rumah Sakit Krakatau Medika 800 m
2 Rumah Sakit Umum Daerah Cilegon 5,9 Km
3 Rumah Sakit Ibu dan Anak Kurnia 3,6 Km
4 Rumah Sakit Mutiara Bunda 3,2 Km
5 Rumah Sakit Umum Daerah Serang 20,4 Km
6 Rumah Sakit Provinsi 27,3 Km
7 Rumah Sakit Sari Asih 23,6 Km
8 Rumah Sakit Budhi Asih 22,1 Km

3.2.2 Kebutuhan dan mekanisme pemenuhan kebutuhan, dan perencanaan pengembangan sarpras

Gedung Perkuliahan dan Seminar


Dalam 5 (lima) tahun pertama dengan menggunakan kurikulum konvensional, dan penerimaan
mahasiswa sebanyak 1 kelas atau 50 mahasiswa per tahun, dibutuhkan 8 ruangan kelas, dengan rincian 1
ruang kuliah umum, 5 ruangan untuk kegiatan perkuliahan dan 2 ruangan untuk kegiatan seminar/diskusi.
Selanjutnya untuk penerapan kurikulum baru (pada tahun ke-6 dst) dibutuhkan 40 ruangan kelas, dengan
rincian 2 ruang kuliah umum, 10 ruang kuliah besar, 20 ruang kuliah sedang, dan 30ruang kecil untuk
diskusi/kerja kelompok.

33
5.1.2.2 Ruang Dosen
Dalam jangka pendek dibutuhkan 1 (satu) ruang dosen, dan untuk jangka panjang dibutuhkan 4
(empat) ruang dosen.

5.1.2.3 Laboratorium
Laboratorium yang diperlukan untuk penyelenggaraan program pendidikan kedokteran Untirta,
terdiri atas:
a. Laboratorium Preklinik (Kedokteran Dasar Umum), yakni:
(1) Laboratorium Anatomi dan Histologi
(2) Laboratorium Ilmu Faal
(3) Laboratorium Biokimia
(4) Laboratorium Fisiologi
b. Laboratorium Paraklinik (Kedokteran Dasar Klinik), yakni:
(1) Laboratorium Patologi Klinik
(2) Laboratorium Patologi Anatomi
(3) Laboratorium Parasitologi
(4) Laboratorium Mikrobiologi
(5) Laboratorium Farmakologi
(6) Laboratorium Gizi
(7) Laboratorium Ketrampilan Klinik Dasar
c. Laboratorium Klinik, yakni:
(1) Laboratorium Farmasi
(2) Laboratorium Kedokteran Kehakiman
(3) Laboratorium Kesehatan Masyarakat dan Okupasi
d. Laboratorium Penunjang
(2) Laboratorium Komputer
(3) Laboratorium Bahasa

5.1.2.4 Ruang Administrasi


Dalam jangka pendek dibutuhkan 6 ruang untuk penyelenggaraan administrasi Fakultas Kedokteran
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon. Dalam jangka panjang, di kampus Cilegon dibutuhkan 13 ruang
administrasi.

5.1.2.5 Gedung Perpustakaan


Untuk menunjang kegiatan perkuliahan dan pengembangan ilmu pada Fakultas Kedokteran
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, selain dibutuhkan perpustakaan pusat (Universitas), juga dibutuhkan
Perpustakaan Fakultas. Untuk tahap awal, diperlukan perpustakaan seluas 200 m 2. Sedangkan untuk jangka
panjang, di kampus Cilegon dibutuhkan perpustakaan seluas 1000 m 2.

34
5.1.2.6 Ruang Rapat dan Fasilitas Pendukung Lainnya
Untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan pendidikan di kampus TEKNIK, dibutuhkan 12
ruangan untuk rapat dan kegiatan lainnya. Dalam jangka panjang, di kampus Cilegon, dibutuhkan 13
ruangan. Uraian lengkap mengenai jenis ruangan dan luas masing-masing ruang dideskripsikan pada
Lampiran 6 dan Lampiran 7.

5.1.3 Rumah Sakit


Rumah sakit umum pendidikan yang diperlukan adalah Rumah Sakit Tipe B, dengan jumlah tempat
tidur 400-500 buah. Bagian-bagian yang perlu ada pada Rumah Sakit ini adalah:
1. Bagian bedah.
2. Bagian penyakit dalam.
3. Bagian penyakit anak.
4. Bagian kebidanan dan penyakit kandungan.
5. Bagian penyakit mata.
6. Bagian THT.
7. Bagian penyakit syaraf.
8. Bagian penyakit jiwa.
9. Bagian penyakit kulit dan kelamin.
10. Bagian gigi dan mulut.
11. Bagian Anestesiologi.
12. Bagian kedokteran kehakiman.
13. Bagian farmasi.
14. Bagian kedokteran masyarakat.
15. Bagian laboratorium patologi klinik dan patologi anatomi.
16. Bagian donor darah.
17. Bagian radiology.
18. Bagian fisioterapi.

5.1.4 Peralatan
Peralatan diperlukan untuk mendukung kegiatan administrasi, perkuliahan, dan praktikum. Peralatan
yang dibutuhkan adalah sebagai berikut.
a. Komputer untuk kegiatan administrasi.
b. Meubelair untuk ruang kuliah, kantor, perpustakaan, dan laboratotium.
c. Peralatan laboratorium (termasuk bahan),
d. Media pembelajaran, termasuk audio visual.
e. Referensi perpustakaan

35
3.2.2 Mekanisme pemenuhan kebutuhan

36
IV. PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

4.1 Kebijakan di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat


Dalam struktur organisasi berdasarkan Statuta Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, pelaksanaan
penelitian dan pengabdian pada masyarakat dari dosen dan mahasiswa dalam lingkungan kampus adalah
menjadi tanggung jawab dan tugas pokok dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM).
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Untirta adalah unsur pelaksana
akademik yang melaksanakan sebagian tugas pokok dan fungsi Untirta. Lembaga penelitian terdiri atas
pimpinan lembaga, tenaga administrasi, Koordinator pusat penelitian, tenaga ahli, dan tenaga
peneliti/dosen. Lembaga penelitian mempunyai tugas pokok melaksanakan, memantau,
mengevaluasi/menilai pelaksanaan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh pusat penelitian dan/atau
dosen serta ikut mengusahakan sumber daya yang diperlukan.
Dalam melaksanakan tugas pokok itu, secara administrasi, Ketua LPPM dibantu oleh seorang
Sekretaris, seorang Kepala Bagian Tata Usaha, 2 (dua) orang Kepala Sub-bagian (sub-bagian program, data
dan informasi, sub-bagian umum) dan 7 orang tenaga staff administrasi. Selain itu LPPM memiliki 7
Koordinator Pusat/ Pusat Penelitian, yaitu: (a) Koordinator Pusat KKM (Kuliah Kerja Mahasiswa), (b)
Koordinator Pusat Lingkungan Hidup, (c) Koordinator Pusat Pengembangan Kota dan Wilayah, (d)
Koordinator Pusat Kependudukan dan Gender, (e) Koordinator Pusat Penelitian Kebudayaan, Pranata Sosial
dan Humaniora, (f) Koordinator Pusat Penelitian Hukum dan HAM, (g) Koordinator Pusat Pemberdayaan
Masyarakat dan Kepemudaan. Ketujuh Korpuslit tersebut di bantu oleh Tim Ahli yang bertugas membantu
Korpus dan Korpuslit dalam merumuskan konsep pengkajian, pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni, menilai usulan penelitian, memantau dan mengevaluasi kegiatan penelitian.
Koordinator-koordinator pusat penelitian tersebut di atas memiliki tugas: (1) Mengkoordinasi
pelaksanaan penelitian/kajian ilmu murni dan terapan, teknologi, dan seni serta kegiatan kerjasama
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat lainnya yang dilakukan oleh Pusat-pusat penelitian di
Fakultas dan Jurusan; (2) Merencanakan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta
kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat; (3)
Melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta kegiatan-kegiatan lainnya yang
berkaitan dengan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat; (4) Melakukan pemantauan dan penilaian
terhadap kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta kegiatan-kegiatan lainnya yang
berkaitan dengan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat; (5) Mendokumentasikan kegiatan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan dengan
penelitian dan pengabdian kepada masyaraka; (6) Membangun kerjasama penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat serta kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan dengan penelitian dan pengabdian
kepada masyaraka dengan perguruan tinggi maupun lembaga-lembaga lainnya.

37
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, LPPM setiap tahunnya menyusun
program/kegiatan berikut jadwalnya secara rasional, logis dan sistematis, dan mengacu pada rencana
strategis, dan diakhiri dengan menyusun laporan akhir kegiatan dalam bentuk laporan akuntabilitas kinerja
lembaga yang dapat dipertanggung jawabkan. Khusus dalam hal pelayanan terhadap peneliti/dosen, di
samping pelayanan informasi komunikasi dan adminsitratif dengan peneliti/dosen secara terjadwal.
Koordinasi dan pelaksanaan kegiatan baik pimpinan pusat penelitian, tenaga ahli, tenaga/kelompok
peneliti dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan luasnya cakupan kegiatan. Untuk
layanan informasi penelitian, misalnya, baik berasal dari internal maupun eksternal, pimpinan lembaga
berkoordinasi dengan pusat penelitian dan/atau individu kelompok peneliti; untuk kegiatan seleksi
proposal usulan penelitian dan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan penelitian, termasuk laporan
kemajuan, pimpinan lembaga berkoordinasi dan menunjuk tenaga ahli untuk melaksanakannya; dan
layanan untuk peningkatan kemampuan peneliti dalam pelatihan menyusun proposal usulan penelitian dan
pelatihan menyusun artikel/karya ilmiah, pimpinan lembaga berkoordinasi terlebih dahulu dengan
pimpinan fakultas/program/individu/kelompok peneliti dan dalam implementasinya menunjuk nara
sumber/reviewer berkompeten baik berasal dari tenaga ahli lembaga maupun dari DP2M - Dikti -
Kemdiknas.
Dalam hal rekruitmen evaluator (internal), baik untuk kegiatan seleksi usulan proposal penelitian,
laporan kemajuan penelitian, monitoring dan evaluasi pelaksanaan penelitian, pelatihan penyusunan
proposal dan artikel/karya ilmiah, dan penerbitan jurnal (lokal), dilakukan atas dasar pengalaman dan
kompetensi keilmuan yang dimiliki dan sesuai dengan kebutuhan lembaga serta mengacu pada ketentuan
yang berlaku. Pelaksanaan penjaminan mutu penelitian dilandasi dengan instrumen mutu penelitian yang
telah tersedia.
Berdasarkan berbagai kerangka landasan hukum, pemikiran dan tantangan, fenomena yang akan
dihadapi di masa mendatang, serta visi internasionalisasi penelitian Untirta yang mengangkat tema
Knowledge and local wishdom for social welfare , maka riset unggulan Untirta untuk periode 2013 2017
difokuskan terhadap masalah-masalah; Pertanian, Teknologi dan Lingkungan Hidup, serta Kebijakan Sosial,
Budaya, Hukum, Pendidikan, Ekonomi dan Bisnis.
Program penelitian unggulan dikembangkan berdasarkan Rencana Induk Penelitian (RIP) untuk
membentuk ilmuan yang siap berinovasi dan berkontribusi dalam rangka menghasilkan produk ilmu
pengetahuan dan teknologi maupun jasa pendidikan dan konsultasi berbasis kepakaran. Dengan demikian,
tujuan penyusunan RIP ini secara rinci adalah sebagai berikut :
a. Mendukung terciptanya Untirta sebagai universitas yang unggul dan terkemuka dalam
melaksanakan tridharma perguruan tinggi.
b. Terciptanya peta jalan (roadmap) penelitian pada rumpunrumpun ilmu yang ada di Untirta.
c. Membentuk dan mengembangkan payungpayung penelitian unggulan pada rumpunrumpun ilmu
di Untirta.

38
d. Menciptakan kegiatan penelitian yang efisien berkaitan dengan penggunaan dana penelitian.
e. Sebagai landasan agenda penelitian dalam rangka penjaminan mutu penelitian yang merupakan
bagian tak terpisahkan dari sistem panjaminan mutu perguruan tinggi.

Rencana Induk Penelitian merupakan perencanaan kegiatan penelitian dalam lingkup Untirta yang
terdiri dari 6 fakultas Program Sarjana (S1), yaitu: (1) Fakultas Hukum; (2) Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan; (3) Fakultas Kedokteran; (4) Fakultas Pertanian; (5) Fakultas Ekonomi; dan (6) Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik; serta 1 Program Pascasarjana (S2) yang terdiri (1) Prodi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia; (2) Prodi Pendidikan Teknologi Pembelajaran; dan (3) Prodi Ilmu Hukum.
Kegiatan penelitian unggulan merupakan penelitianpenelitian yang terintegrasi untuk memperoleh
hasil yang signifikan kontribusinya bagi masyarakat. Kegiatan penelitian unggulan merupakan kegiatan
penelitian yang mengacu kepada bidang ilmu para dosen di Untirta. Untuk itu maka diperlukan
pengelompokan per bidang ilmu sebagai berikut :
1. Kelompok ilmu ekonomi terdiri dari : bidang keahlian manajemen sumberdaya manusia, manajemen
keuangan.
2. Kelompok ilmu sosial dan ilmu politik terdiri dari : bidang keahlian komunikasi massa, komunikasi
politik, media massa, administrasi Negara, kebijakan publik dan pemerintahan.
3. Kelompok ilmu teknik terdiri dari : bidang keahlian teknik industri, teknik elektronika, teknik metalurgi,
teknik kimia, teknik sipil, dan teknik mesin.
4. Kelompok ilmu keguruan dan ilmu pendidikan terdiri dari : bidang keahlian ilmu pendidikan, ilmu
keguruan, kebijakan pendidikan, pendidikan bahasa dan Sastra.
5. Kelompok ilmu hukum terdiri dari : bidang keahlian hukum pidana, perdata, Hukum Tata Negara,
Hukum Administrasi Negara dan hukum internasional
6. Kelompok ilmu pertanian terdiri dari: bidang keahlian teknologi pangan, perikanan, bisnis hasil
pertanian, dan teknologi pangan.

4.1.1 Kebijakan pengalokasian anggaran untuk penelitian dan pengabdian pada masyarakat
Alokasi anggaran penelitian diperuntukkan secara proposional sesuai dengan pengembangan
bidang penelitian. Alokasi ini diestimasi dari kegiatan penelitian pada tahun-tahun sebelumnya yang
disesuaikan dengan skim penelitian.
Sesuai dengan skim penelitian yang disediakan, maka setiap topik penelitian dengan dana
penelitian desentralisasi dapat didanai sampai dengan maksimum Rp. 50 juta perjudul. Sedangkan untuk
skim penelitian yang dikembangkan dan sumber pendaannya dari PNBP Untirta dapat didanai maksimum
Rp. 100 juta perjudul.
Estimasi kebutuhan dana selama 5 tahun kedepan (2013-2017) serta rincian kebutuhan dana
seperti disajikan pada Tabel 4.1 berikut:

39
Tabel 4.1. Perkiraan Jumlah Dana Penelitian

No Eksisting Jumlah Dana


Jenis Penelitian 2012 2013 2014 2015 2016 2017
(x1000) (x1000) (x1000) (x1000) (x1000) (x1000)
A DANA PNBP-UNTIRTA
1 Penelitian Dosen Pemula 120.000 375,312 371,558 334,402 267,521 214,016
2 Penelitian Dosen Madya 141,000 274,500 329,400 411,750 514,687 643,358
3 Penelitian Hibah Pasca Sarjana - 104,750 125,700 150,000 175,000 200,000
4 Penelitian Kajian Wanita - 132,312 145,543 150,000 150,000 200,000
5 Penelitian Berbasis Payung - 108,250 130,000 150,000 200,000 250,000
Penelitian Prodi
6 Penelitian Unggulan Untirta - 104,500 150,000 200,000 250,000 300,000
7 Penelitian berbasis PPM - 112,250 150,000 200,000 250,000 300,000
8 Penelitian Hibah Fundamental 62,000 - 150,000 200,000 300,000 350,000
9 Penelitian Hibah Bersaing 160,000 - 150,000 200,00 300,000 350,000
Jumlah 483,000 1,107,374 1,702,201 1,996,152 2,407,208 2,807,374

4.1.2 Kebijakan pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat oleh dosen
Pelaksanaan penelitian sesuai dengan jadwal dan proses yang telah ditetapkan pada setiap tahun
mulai Januari-Desember tahun anggaran berjalan. Dengan demikian, setiap dosen akan memiliki kepastian
waktu dan proses untuk mempersiapkan proposal dan juga pelaksanaan penelitian. Adapun jadwal
pelaksanaan kegiatan penelitian setiap tahun anggaran disajikan pada Tabel 5.1 di bawah ini.
Tabel 4.2. Jadwal Proses Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

Bulan (Tahun Anggaran)


Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des
Pengajuan Proposal
Seleksi
Kontrak
Penelitian
Monev
Pengelolaan Hasil
Tindak Lanjut Hasil
Penelitian

Prosedur operasional dalam pengelolaan penelitian di Untirta ialah sebagai berikut.


1. Proses seleksi proposal dilakukan secara terbuka dan kompetitif. Untuk menyeleksi proposal diangkat
reviewer eksternal dari DP2M Ditjen Dikti.
2. Untirta (Rektor Cq. Wakil Rektor 2) melakukan kontrak dengan LPPM (Ketua LPPM), selanjutnya
Ketua LPPM melakukan kontrak dengan ketua peneliti.

40
3. LPPM Untirta melakukan monitoring dan evaluasi (monev) yang melibatkan tim reviewer eksternal
dari DP2M. Hasil monev digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk pendanaan tahun berikutnya.
Monev antara lain mengacu kepada IKUP yang ditetapkan oleh DP2M.
4. LPPM Untirta membentuk sistem pengaduan internal.
5. Ketua peneliti wajib melaporkan kemajuan kegiatan dan hasil penelitiannya kepada Untirta (LPPM
Untirta) setiap tahun. Ketua peneliti wajib menyampaikan keluaran (output) penelitian (HKI/paten,
publikasi ilmiah, makalah yang diseminarkan, TTG, rekayasa sosial, buku referensi, atau bentuk lain)
kepada Untirta (LPPM Untirta.
6. Untirta (LPPM Untirta) melaporkan kompilasi hasil penelitian setiap tahun sesuai RIP kepada DP2M.
7. Untirta (LPPM Untirta) melaporkan penggunaan dana kepada DP2M.
8. Untirta (LPPM Untirta) menyampaikan keluaran (output) penelitian setiap tahun sesuai kesepakatan
(indikator capaian) kepada DP2M.
9. Untirta (LPPM Untirta) mengutus peneliti unggulan sebagai peserta kegiatan di tingkat nasional yang
diselenggarakan oleh DP2M.

Proposal penelitian yang didanai merupakan hasil seleksi dengan sistem blind-review oleh tim yang
dibentuk oleh LPPM Untirta. Sistem evaluasi proposal ini telah diterapkan untuk menjamin obyektivitas
penilaian sebagai bagian dari peningkatan mutu tatakelola kegiatan akademis yang dikembangkan oleh
Untirta. Meskipun dana DIPA yang mampu dialokasikan oleh Untirta untuk mendukung penelitian masih
relatif kecil, namun dukungan dana tersebut diyakini mempunyai dampak yang cukup signifikan dalam
meningkatkan kapasitas para dosen dalam bidang penelitian. Keyakinan ini didasarkan pada kemampuan
dosen Untirta dalam mendapatkan dana dari berbagai sumber eksternal yang terus meningkat. Secara
institusi kemampuan Untirta untuk mendapatkan dana dari sumber eksternal dalam negeri menunjukkan
peningkatan yang sangat tajam dilihat dari perolehan hibah.
Seorang dosen dapat mengirimkan proposal ke beberapa jenis penelitian, tetapi seorang dosen
hanya diperbolehkan menjadi satu ketua dan satu anggota program penelitian atau anggota pada dua
program penelitian yang didanai.
Guna menjamin mutu proses hasil penelitian, telah ditetapkan Manual Mutu Penelitian dan
Standar Operasional Prosedur (SOP) penelitian. Penilaian dilakukan dalam satu siklus penelitian atau siklus
penjaminan mutu penelitian. Siklus ini meliputi penetapan standar penelitian, pelaksanaan standar, monev
internal dan peningkatan mutu.
Proses pengendalian mutu penelitian mencakup penerapan yang ditujukan pada pelayanan
penelitian agar persyaratan sesuai dengan pemangku kepentingan. Lingkup penerapan proses
pengendalian mutu penelitian mencakup seluruh proses tahapan kegiatan penelitian yang dikelola oleh
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Untirta, yang mencakup:
1. Pengajuan usulan penelitian: pembuatan usulan penelitian mengacu atau sesuai dengan panduan
pelaksanaan penelitian yang diterbitkan oleh LPPM Untirta dan panduan penelitian dari DP2M Dikti.
41
2. Seleksi internal usulan penelitian (desk evaluation, reviewer internal dan eksternal): Berupa evaluasi
awal atau desk evaluation, kemudian evaluasi usulan penelitian dilakukan oleh minimal 2 reviewer (1
reviewer internal Untirta dan 1 reviewer luar Untirta) untuk setiap usulan penelitian.
3. Monev penelitian: tahap selanjutnya adalah melakukan pemantaun dan evaluasi pelaksanaan
penelitian agar pelaksanaan penelitian sesuai dengan rencana dan standar serta untuk menilai kinerja
yang dicapai selama kegiatan penelitian. Pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh tim reviewer
internal Untirta.
4. Pelaporan hasil penelitian: peneliti wajib menyerahkan laporan akhir penelitian (hard copy dan soft
copy) dan draft artikel yang siap dikirim ke jurnal ilmiah.
5. Tindak lanjut hasil penelitian: fasilitasi untuk mendapatkan Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI)
maupun untuk diseminasi (grup diskusi, publikasi, seminar).

Tabel 4.3. Ketersediaan Instrumen Penjaminan Mutu Penelitian


Ketersediaan Prosedur/Pedoman (SOP)
No Parameter
Ada Tidak Ada
1 Rekruitmen reviewer internal
2 Keterlibatan reviewer ekternal dalam seleksi

proposal internal
3 Seleksi proposal internal (desk evaluation,

seminar proposal)
4 Pengumuman penetapan pemenang
5 Kontrak lembaga dengan peneliti
6 Monev lapangan
7 Seminar hasil penelitian internal
8 Tim follow up hasil penelitian (arahan hasil

penelitian untuk jurnal, HKI atau TTG)
9 Pelaporan (out put) lembaga ke dikti
10 Kemudahan bagi peneliti:
- Persiapan peneliti

- Pelaksanaan penelitian
- Penuntasan penelitian
11 Pelatihan:
-Metodologi penelitian
- pembuatan proposal

- penulisan artikel
- HKI/Paten
- penulisan buku ajar

Pengelolaan hasil penelitian merupakan salah satu komponen yang penting dalam penjaminan
mutu penelitian. Kontribusi besar dari pengelolaan hasil penelitian, terutama dari hasil penelitian yang
memberikan pemasukan dana bagi perguruan tinggi melalui HKI dan bentuk-bentuk lain yang dikelola
secara melembaga. Terbangunnya sistem yang baik dalam pengelolaan hasil penelitian di Untirta
memungkinkan terjadinya Siklus Intelektual (Intelectual Cycle) yang baik dalam kelembagaan Untirta.
Beberapa bentuk penelitian yang dapat dikelola, diataranya:

42
1. Laporan Akhir
Ketua peneliti wajib melaporkan hasil penelitian setiap tahun dan laporan akhir hasil penelitian
berupa hard copy dan draft artikel jurnal serta dalam bentuk soft copy.
Ketua peneliti wajib menyampaikan luaran penelitian sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan (HKI, paten, publikasi ilmiah, makalah yang diseminarkan, teknologi tepat guna,
rekayasa sosial, buku ajar, dll.)
2. Diseminasi hasil penelitian
Hasil-hasil penelitian dosen Untirta harus disebarluaskan agar terjadi diseminasi dan fertilisasi
silang antara berbagai temuan penelitian. Forum yang tepat untuk mendiseminasi hasil penelitian
kepada akademisi dan sesama peneliti adalah melalui jurnal ilmiah dan pertemuan ilmiah. Jurnal
ilmiah terkreditasi nasional atau internasional. LPPM Untirta juga menyediakan insentif bagi
peneliti yang telah berhasil mempublikasikan hasil penelitiannya pada jurnal ilmiah, atau
menerbitkan buku atau prosseding.
3. HKI
Guna mendapatkan pengakuan secara nasional maupun internasional, sedapat mungkin mampu
menghasilkan produk yang dapat disahkan sebagai Hak Kekayaan Intelektual maupun hak Paten.
Untirta telah membentuk lembaga Sentra HKI, yang bertugas untuk memfasilitasi perolehan HKI,
mulai dari drafting, pengajuan, pendaftaran dan termasuk pembagian royalti telah diatur dengan
jelas.

4.1.3 Kebijakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat oleh dosen bersama mahasiswa
dikaitkan dengan upaya pencapaian misi dan tujuan program studi
Dalam melaksanakan tugas pokok Tri Dharma Perguruan Tinggi, Untirta sangat memperhatikan
berbagai isu strategis sesuai dengan arah dan kebijakan penelitian dan tema unggulan penelitian dalam
periode 5 tahun ke depan. Penelitian bermuara pada satu arah yang jelas, bermakna dan berguna bagi
masyarakat, maka harus ada konsistensi dalam implementasi prioritas penelitian nasional yang didukung
oleh program strategis dengan sistem pendanaan yang sehat dan kompetitif. Mengingat keterbatasan
sumberdaya, maka Untirta mengembangkan unggulan spesifik masing-masing berdasarkan keunggulan
komparatif dan kompetitif. Pengembangan unggulan di Untirta dilakukan berbasis pada unit penelitian
terkecil seperti laboratorium, jurusan, progranm studi, fakultas, dan pusat-pusat kajian, namun dengan
tetap mendorong kerjasama lintas unit, lintas disiplin, bahkan lintas institusi, melalui pengembangan tema
pada tingkat institusi. Tema dan unggulan penelitian pada tingkat institusi Untirta mengacu pada prioritas
penelitian daerah dan nasional, tanpa meninggalkan peran Untirta dalam pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni secara universal.

43
Salah satu misi Untirta adalah mengembangkan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
sesuai dengan kepentingan masyarakat dan bangsa. Berdasarkan misi tersebut Untirta telah membentuk
bidang unggulan yaitu:
1. Pangan: Potensi Lokal Pertanian dan Perikanan;
2. Pendidikan dan Kebudayaan: Peningkatan Kualitas SDM dan Budaya Lokal;
3. Teknologi dan Energi: Pengembangan Teknologi dan Sain untuk Pengelolaan Sumberdaya Alam,
energy, Lingkungan Hidup dan ICT;
4. Hukum, HAM dan Demokrasi: Kejahatan, Perdagangan manusia, dan demokrasi;
5. Sosial-Politik dan Ekonomi: Governance, Public/Social Policy, Gender, dan Harmonisasi Sosial.

Hasil perumusan bidang unggulan dan bidang kompetitif lainnya dibuatkan peta jalan (road map)
secara detail untuk kurun waktu lima tahun (2013-2017) serta topik-topik penelitian yang diperlukan.
Adapun dalam pelaksanaan dan pengembangan bidang unggulan dan bidang kompetitif lainnya didukung
oleh SDM dan fasilitas penunjang penelitian yang mencukupi. Kondisi ke 6 bidang unggulan dan 4 bidang
kompetitif lainnya tersebut saat ini merupakan cerminan permasalahan yang terjadi pada masyarakat dan
menjadi focus para peneliti di Untirta. Identifikasi unggulan ini diperlukan untuk lebih memfokuskan
strategi penyelesaian masalah yang akan dilakukan serta alokasi sumber pendanaan.
Alokasi dana penelitian yang berbasis RIP untuk penelitian unggulan perguruan tinggi (PT) adalah
60 %, sedangkan 40 % dana lainnya digunakan untuk penelitian kompetitif multi tahun sebagaimana yang
telah berjalan selama ini, yaitu penelitian desentralisasi (Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi, Penelitian
Hibah Bersaing, Penelitian Fundamental, Penelitian Kerjasama Antar Perguruan Tinggi, Hibah Penelitian Tim
Pascasarjana, dan Penelitian Disertasi Doktor) atau skim lain yang dikembangkan oleh Untirta sendiri,
diantaranya: Hibah penelitian dosen pemula, Hibah penelitian dosen madya Untirta, Riset Invensi Untirta,
Riset berbasis prodi Untirta, dan Riset pascasarjana Untirta.

Arah Pengembangan Penelitian Riset Unggulan Insititusi


Arah pengembangan penelitian Untirta dituangkan dalam pelaksanaan riset unggulan, riset dasar,
riset nasional, perintisan riset internasional dan riset tindakan (reseach action, partisipatory research). Riset
Unggulan Untirta direncanakan secara semi top down dan ditentukan berdasarkan Payung Riset dan
keunggulan setiap Fakultas, serta kebijakan tentang riset di tingkat Nasional, Regional dan tingkat
Universitas yaitu Pengembangan Ipteks berbasis potensi sumber daya alam dan kearifan lokal.
Seluruh riset unggulan Untirta adalah kajian interdisiplin yang berorientasi pada pembangunan
ekonomi, pengembangan sumber daya manusia, penggalian dan pengolahan sumber daya alam berbasis
lingkungan dan kearifan lokal serta berkontribusi nyata dalam pengentasan kemiskinan, kebodohan, dan
kesehatan baik di tingkat Nasional maupun di Provinsi Banten. Oleh karena itu, Untirta menentukan Riset
Unggulan dalam kluster-kluster yaitu:
1. Pangan: Potensi Lokal Pertanian dan Perikanan;
44
2. Pendidikan dan Kebudayaan: Peningkatan Kualitas SDM dan Budaya Kebantenan;
3. Teknologi dan Energi: Pengembangan Teknologi dan Sain untuk Pengelolaan Sumberdaya Alam,
energy, Lingkungan Hidup dan ICT;
4. Hukum, HAM dan Demokrasi: Kejahatan, Perdagangan manusia, dan demokrasi;
5. Sosial-Politik dan Ekonomi: Governance, Public/Social Policy, Gender, dan Harmonisasi Sosial.
4.1.4 Kebijakan dan standard operation procedures pengunggahan tugas akhir mahasiswa dan karya
ilmiah dosen

4.2 Publikasi dosen

45
V. PENDANAAN

5.1 Manajemen Finansial


5. 1.1 Kebijakan, regulasi, panduan, dan SOP dari manajemen keuangan di Untirta
Dalam mengelola dana institusi, Untirta mengacu pada peraturan-peraturan dan mekanisme yang
sudah ditetapkan agar akuntabel. Untirta juga menetapkan SOP dalam pengelolaan keuangan ini, yang
tergambarkan sbb:

Gambar 5.1 Proses pengelolaan dana di Untirta


a. Proses Perencanaan
Dalam pengelolaan dana institusi, Untirta memulai hal tersebut dengan merencanakan berdasarkan
analisis kebutuhan. Perencanaan dimulai dari level fakultas dan unit yang kemudian disesuaikan
dengan universitas. Dokumen program kegiatan dan anggaran Untirta disusun berdasarkan pengajuan
dari setiap unit kerja yang ada di Untirta. Pengajuan-pengajuan dari setiap unit kemudian diolah oleh
bagian Perencanaan sehingga menghasilkan dokumen program kegiatan dan anggaran Untirta.
Dokumen ini kemudian digunakan sebagai bahan pada aplikasi RKAKL yang akan menjadi DIPA Untirta
setelah mendapat bimbingan dan pembinaan oleh Irjen.
b. Penerimaan
Penerimaan merupakan salah satu bidang yang harus dikelola secara baik oleh Untirta. Untirta
mengelola berbagai sumber penerimaan yakni:

46
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang bersumber dari :
1. SPP mahasiswa jenjang D3, S1, dan S2, kerjasama, serta sewa sarana dan prasarana Untirta
2. APBN
Dana-dana dari berbagai sumber tersebut dikelola oleh Bagian Keuangan dibawah Koordinasi Kepala
BUKK, supervise oleh Wakil Rektor II dan Monitoring oleh Rektor sebagai KPA (Kuasa Pengguna
Anggaran).
c. Pengalokasian
Sumber dana Untirta terdiri dari dana APBN dan PNBP, sumber-sumber dana tersebut, kemudian
dialokasikan sbb:
1. Dana yang bersumber dari APBN dialokasikan sesuai perunda-undangan yang berlaku yaitu :
Untuk belanja pegawai, belanja modal, belanja barang dan layanan perkantoran.
2. Dana yang masuk kategori BOPTN dialokasikan sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan
BOPTN dari DIKTI tahun 2013 yaitu digunakan untuk :
a. Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat
b. Pelaksanaan praktikum meliputi pembelian bahan habis pakai, honor asisten, atk dan
biaya operasionalnya.
c. Bahan pustaka
d. Kegiatan kemahasiswaan
e. Honor dosen non PNS
1. Dana PNBP di bagi 25% untuk dana umum dan 75% dana bersama yang selanjutnya
dijadikan 100% dan diproporsionalkan sebagai berikut : 60% untuk fakultas, 10% untuk
kemahasiswaan, 5% LPPM dan 25% Rektorat.
2. Secara keseluruhan dana PNBP dialokasikan untuk :
Penyelengaraan Pendidikan, Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Investasi
prasarana, Investasi sarana, Investasi SDM
d. Pelaporan
Pelaporan keuangan Untirta dilaksanakan per Triwulan dalam satu tahun meliputi:
1. Laporan SAK & SAP
2. Laporan SABMN
e. Audit
Untuk menjaga agar penggunaan dan pengelolaan anggaran berada pada jalur yang benar, Untirta
selalu melakukan audit keuangan baik oleh pihak internal maupun eksternal. Untuk audit keuangan
internal, Untirta dilakukan oleh Satuan Pengawas Internal (SPI), Itjen, BPK dan BPKP sedangkan
auditor dari pihak eksternal dilakukan oleh Kantor Akuntasi Publik.
f. Monitoring dan evaluasi

47
Monitoring dan evaluasi terhadap penggunaan anggaran dilakukan setiap bulan oleh Kuasa Pengguna
Anggran (KPA), untuk mencegah kesalahan-kesalahan berkaitan dengan pengelolaan anggaran.
Pertanggungjwaban penggunaan anggaran DIPA Untirta APBN dan PNBP telah dilakukan sesuai
mekanisme yang berlaku secara transparan dan akuntabel, salah satunya dengan penerbitan LAKIP
setiap tahun.

5. 1.2 Kebijakan untuk mencegah korupsi


Setiap pejabat yang diangkat mengisi pernyataan Fakta Integritas ..................

5. 1.3 Kebijakan untuk memastikan terjadinya efektivitas dan efisiensi manajemen keuangan di Untirta
Sistem monitoring dan evaluasi pendanaan internal untuk pemanfaatan dana yang lebih efektif,
transparan, dan memenuhi aturan keuangan yang berlaku.
1. Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan bagian keuangan dengan cara mengontrol setiap pengeluaran
dari pengajuan Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) dengan berdasarkan pagu anggaran masing-
masing unit.
2. Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan anggaran internal dilakukan oleh KPA (Kuasa Pengguna
Anggaran) setiap bulan dengan memeriksa dokumen-dokumen yang disusun oleh bendahara.
Lembaga audit eksternal keuangan, pelaksanaan audit, ketersediaan laporan bagi pemangku
kepentingan, serta tindak lanjutnya oleh perguruan tinggi. Audit Eksternal dilakukan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) dan Kantor Akuntan Publik (KAP) setiap tahun anggaran berupa
Laporan Akuntansi Keuangan (SAK, SAKPA, SAI, SABMN). Ketersediaan laporan bagi pemangku kepentingan
berupa LAKIP. Tindak lanjut atas laporan pemeriksaan keuangan dilakukan sesuai dengan rekomendasi
yang diberikan dan disampaikan kepada tingkat eselon satu.

5. 1.4 Kebijakan tentang aid and affordability

5. 1.5 Keterlibatan aktif pengelolaan program studi dalam proses pengelolaan dana

5. 1.6 Cash flow selama lima tahun pertama penyelengaraan program studi
Telah diuraikan di atas bahwa dalam jangka pendek kegiatan perkuliahan dilakukan di kampus
Cilegon. Sedangkan dalam jangka panjang akan dibangun gedung perkuliahan, perkantoran, laboratorium,
perpustakaan, dan rumah sakit pendidikan di kampus Cilegon.
Pada kampus Cilegon telah tersedia lahan dan bangunan untuk pendirian Fakultas Kedokteran
Universitas Sultan Ageng Titayasa. Dengan demikian, dalam jangka pendek anggaran yang diperlukan
berkaitan dengan pengadaan sarana dan prasarana hanya untuk (1) renovasi ruangan yang telah tersedia
menjadi ruang laboratorium, ruang administrasi, dan perpustakaan (2) meubelair, (3) peralatan dan bahan

48
laboratorium, (4) media pembelajaran, dan (5) referensi (buku) perpustakaan. Rincian anggaran yang
diperlukan disajikan pada Tabel 7.1 berikut.

Tabel 7.1 Rincian Anggaran Pengadaan Sarana dan Prasarana


No. Kegiatan Pengadaan Unit Cost (Rp) Total (Rp)
1. Renovasi Ruangan
a. Untuk laboratorium, (5 ruangan) 200.000.000,- 1.000.000.000,-
b. Untuk ruang administrasi, (2 ruangan) 150.000.000,- 300.000.000,-
2
c. Untuk ruang perpustakaan (200m ) 1.500.000,- 300.000.000,-
2. Meubeler
a. Untuk laboratorium, (5 ruangan) 250.000.000,- 1.250.000.000,-
b. Untuk ruang administrasi, (2 ruangan) 100.000.000,- 200.000.000,-
c. Untuk ruang perpustakaan 250.000.000,- 250.000.000,-
3. Peralatan dan bahan
a. Untuk 5 buah laboratorium 1.000.000.000,- 5.000.000.000,-
b. Untuk administrasi, 1 paket 250.000.000,- 250.000.000,-
4. Media pembelajaran, (10 unit) 100.000.000,- 1.000.000.000,-
5. Referensi Perpustakaan (untuk 5 thn pertama) 150.000.000,- 750.000.000,-
Total Anggaran Sarana & Prasarana 10.300.000.000,-

Alokasi Anggaran bagi Tenaga Pengajar


Berdasarkan uraian jumlah tenaga pengajar yang diperlukan dan mekanisme pengadaan tenaga
pengajar yang telah diuraikan di atas, diperkirakan kebutuhan tenaga pengajar (dosen) tetap Fakultas
Kedokteran Universitas Sultan Ageng Titayasa baru akan terpenuhi setelah 8 (delapan) semester
rekruitmen dan pendidikan dilakukan. Selama kebutuhan tenaga pengajar (dosen) tetap belum terpenuhi,
maka kegiatan perkuliahan dan praktikum selain ditangani oleh dosen tidak tetap dari Universitas Sultan
Ageng Titayasa dan Dinas Kesehatan, juga ditangani oleh dosen terbang dari Universitas Pembina. Dosen
terbang yang diperlukan adalah sebagai berikut:

1. 5 (lima) orang pada tahun pertama, untuk menangani dua mata kuliah (MK) semester 1 dan tiga mata
kuliah semester 2.
2. 11 (sebelas) orang pada tahun kedua, untuk menangani dua MK semester 1, tiga MK semester 2, tiga
MK semester 3, dan tiga MK semester 4.
3. 12 (dua belas) orang pada tahun ketiga, untuk menangani tiga MK semester 3, tiga MK semester 4, tiga
MK semester 5, dan tiga MK semester 6.
4. 12 (dua belas) orang pada tahun keempat, untuk menangani tiga MK semester 5, tiga MK semester 6,
tiga MK semester 7, dan tiga MK semester 8.
5. 6 (enam) orang pada tahun kelima, untuk menangani tiga MK semester 7 dan tiga MK semester 8.
Adapun perkiraan anggaran untuk kebutuhan kegiatan perkulian & praktikum, dan kegiatan
penyiapan staf pengajar (dosen) disajikan pada Tabel 7.2 berikut.

Tabel 7.2 Perkiraan Anggaran Penyiapan Tenaga Pengajar


No Kegiatan Penyiapan Staf Qty Unit Cost JUMLAH

49
1 Dosen Terbang
a. Untuk tahun ke-1 (semester 1 & 2)
- Transport pp (5 org x 16 pertemuan x 2 smtr) 160 OP 900,000 144,000,000
- Lumpsum, (5 org x 16 pertemuan x 2 Smtr) 160 OP 600,000 96,000,000
- Honor/kedatangan (5org x 16 pertemuan/smtr) 160 OP 2,500,000 400,000,000
b. Untuk tahun ke-2 (semester 1-4)
- Transport pp (11 org x 16 pertemuan x 2 smtr) 352 900,000 316,800,000
- Lumpsum, (11 org x 16 pertemuan x 2 Smtr) 352 600,000 211,200,000
- Honor/kedatangan (11 org x16 pertemuan/smtr) 352 2,500,000 880,000,000
c Untuk tahun ke-3 (semester 3-6)
- Transport pp (12 org x 16 pertemuan x 2 smtr) 384 900,000 345,600,000
- Lumpsum, (12 org x 16 pertemuan x 2 Smtr) 384 600,000 230,400,000
- Honor/kedatangan (12 orgx16 pertemuan/smtr) 384 2,500,000 960,000,000
d. Untuk tahun ke-4 (semester 5-8)
- Transport pp (12 org x 16 pertemuan x 2 smtr) 384 900,000 345,600,000
- Lumpsum, (12 org x 16 pertemuan x 2 Smtr) 384 600,000 230,400,000
- Honor/kedatangan (12 orgx16 pertemuan/smtr) 384 2,500,000 960,000,000
e. Untuk tahun ke-5 (semester 7-8)
- Transport pp (6 org x 16 pertemuan x 2 smtr) 32 900,000 28,800,000
- Lumpsum, (6 org x 16 pertemuan x 2 Smtr) 32 600,000 19,200,000
- Honor/kedatangan (6 org x 16 pertemuan/smtr) 32 2,500,000 80,000,000
2 Honor dosen tidak tetap (dari Luar Untirta)
a. Untuk tahun ke -1,(4 orgx16 pertemuanx2 smtr) 128 500,000 64,000,000
b. Untuk tahun ke-2,(4 orgx16 pertemuanx2 smtr) 128 500,000 64,000,000
c. Untuk tahun ke-3,(4 orgx16 pertemuanx2 smtr) 128 500,000 64,000,000
d. Untuk tahun ke-4,(4 orgx16 pertemuanx2 smtr) 192 500,000 96,000,000
e. Untuk tahun ke-5,(2 orgx16 pertemuan x 2smtr) 64 500,000 32,000,000
3 Pelatihan dosen, 4 org/semester (10 semester) 40 5,000,000 200,000,000
4 Magang mata kuliah, 4 org/smtr (10 smtr) 40 5,000,000 200,000,000
Jumlah 5,968,000,0
00

Tabel 7.2 Perkiraan Anggaran Bagi Beasiswa PEMDA


No Kegiatan Qty Unit Cost JUMLAH
1 Program Beasiswa untuk rekrutmen (40 mhs kedokteran dlm 5 tahun pertama, dengan
biaya Pemda)
a. Sumbangan Pembangunan (awal masuk) 40 org 100,000,000 4,000,000,000
b. Biaya Pendidikan (40 orang x 10 smstr) 400 OS 15,000,000 6,000,000,000
c. Biaya hidup (40 orang x 10 semester) 2400 OB 2,500,000 6,000,000,000
2 Program Beasiswa S.Ked menjadi dokter, untuk rekrutmen (40 orang dengan biaya Pemda)
a. Biaya Pendidikan (40 org x 5 semester) 200 OS 15,000,000 3,000,000,000
b. Biaya hidup (40 orang x 5 semester) 1500 OS 2,500,000 3,750,000,000
3 Program Spesialisasi atau S2 (40 orang angkatan pertama, dengan biaya Pemda)
a. Biaya Pendidikan (40 org x 5 semester) 200 OS 15,000,000 3,000,000,000
b. Biaya hidup (40 orang x 5 semester) 1500 OB 2,500,000 3,750,000,000
c. Biaya penelitian Tesis (40 org) 40 Org 10,000,000 400,000,000
Jumlah 29,900,000,000

50
Penyiapan Tenaga Teknisi
Penyiapan tenaga teknisi dilakukan dengan cara (1) magang di Universitas Pembina selama dua
bulan, dan (2) pelatihan di Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Ageng Titayasa. Untuk magang dilibatkan
masing-masing 2 (dua) teknisi untuk tiap kelompok laboratorium. Dengan demikian, kegiatan magang di
Universitas Pembina diikuti oleh 8 (empat) teknisi. Untuk kegiatan pelatihan peserta terdiri dari semua
teknisi. Perkiraan anggaran untuk kegiatan ini disajikan pada Tabel 7.3 berikut.
Tabel Perkiraan Anggaran Penyiapan Tenaga Teknisi
No. Kegiatan Penyiapan Staf Unit Cost Total
1. Magang (8 orang)
a. Transport , pp 1,000,000 8,000,000
b. Biaya hidup 3 bln, Rp. 2,500,000/bln 7,500,000 60,000,000
c. Honor pelatih (4org) Rp 5,000,000/org/bln 20,000,000 60,000,000
d. Biaya administrasi/Institution fee 10,000,000 10,000,000
2. Pelatihan Teknisi
a. Biaya penyelenggaraan 10,000,000 10,000,000
b. Transport pelatih 2 org, pp 1,000,000 2,000,000
c. Akomodasi & Konsumsi pelatih, 6 hr 1,500,000 9,000,000
d. Honor 2,000,000 4,000,000
e. Alat dan Bahan Pelatihan 5,000,000 5,000,000
Total Anggaran Penyiapan Tenaga Teknisi 168,000,000

Rekapitulasi Kebutuhan Anggaran


1 Anggaran Sarana Prasarana
1. Renovasi Ruangan : 1,600,000,000
2. Meubeler : 1,700,000,000
3. Peralatan dan bahan : 5,250,000,000
4. Media Pembelajaran : 1,000,000,000
5. Referensi (buku) perpustakaan : 750,000,000
10,300,000,000

2 Penyiapan Tenaga Dosen


1. Dosen Terbang : 5,248,000,000
2. Honor Dosen Tidak Tetap : 320,000,000
3. Pelatihan Dosen : 200,000,000
4. Magang Mata Kuliah : 200,000,000
5. Program Beasiswa untuk Rekrutmen : 16,000,000,000
6. Program Beasiswa S.Ked menjadi dokter : 6,750,000,000
7. Program Spesialisasi atau S2 7,150,000,000
35,868,000,000
3 Penyiapan Tenaga Teknisi
1. Magang di Universitas Pembina : 138,000,000
2. Pelatihan Tenaga Teknisi : 30,000,000

51
: 168,000,000

Total Anggaran yang Dibutuhkan bagi 40 (empat puluh) calon dokter adalah Rp. 46,336,000,000 (Empat
puluh enam milyar tiga ratus tiga puluh enam juta rupiah).

7.5 TOTAL KEBUTUHAN ANGGARAN


Berdasarkan perhitungan di atas total anggaran bagi pendidikan 40 (empat puluh) calon dokter di
Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Ageng Tirtayasa adalah Rp. 46,336,000,000 (Empat puluh enam
milyar tiga ratus tiga puluh enam juta rupiah), sehingga dapat kita ketahui
Biaya pendidikan 40 calon dokter selama 5 tahun 46,336,000,000
Biaya pendidikan setiap calon dokter selama 5 tahun 1,158,400,000
Biaya pendidikan setiap calon dokter setiap tahun 231,680,000
Biaya pendidikan setiap calon dokter tiap semester 115,840,000

Estimasi kebutuhan biaya pendidikan:


TAHUN JML. MAHASISWA BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN
KE-1 40 9,267,200,000
KE-2 80 18,534,400,000
KE-3 120 27,801,600,000
KE-4 160 37,068,800,000
KE-5 200 46,336,000,000
JUMLAH 139,008,000,000

5. 1.7 Cara penggalangan sumber dana untuk operasional pendidikan, riset, pengabdian kepada
masyarakat dan dana investasi

Program Pendidikan Dokter Untirta memiliki beberapa sumber dana yang dapat digunakan bagi program
pengembangan melalui pembangunan sarana dan prasarana serta operasional program studi. Sumber dana
yang dapat diidentifikasi berasal dari beberapa sumber, terdiri dari:
a. Anggaran Untirta, berasal dari alokasi DIPA Untirta yang bersumber dari APBN dari Dikti dan PNBP dari
dana masyarakat dan kerjasama
b. Anggaran Pemerintah Provinsi Banten, ....

5.2 Aspek Keberlanjutan


5.2.1 Jumlah dan kebutuhan lulusan dengan profil dan kopetensi seperti lulusan program studi
5.2.2 Jumlah dan lulusan yang dihasilkan dibandingkan dengan kebutuhan pasar dalam menyerap lulusan
5.2.3 Keberadaan sumber peserta didik
Berdasarkan latar belakang didirikannya PSPD Untirta untuk mewujudkan pembangunan kesehatan
di Banten yang lebih baik serta mempertimbangkan komitmen Bupati dan Walikota serta Gubernur Banten
maka asal mahasiswa program ini adalah dari 8 kabupaten/kota di lingkungan provinsi banten.
NO DAERAH ASAL LOKASI
1. Kota Cilegon Banten
2. Kota Tanggerang Banten
3. Kota Tanggerang Selatan Banten

52
4. Kota Serang Banten
5. Kabupaten Serang Banten
6. Kabupaten Pandeglang Banten
7. Kabupaten Lebak Banten
8. Kabupaten Tanggerang Banten
9. Daerah lainnya Seluruh Indonesia

5.2.4 Jumlah mahasiswa yang akan direkrut


Memperhatikan standar perkuliahan pada Program Studi Pendidikan Dokter yang diterbitkan oleh
Konsil Kedokteran Indonesia, maka jumlah mahasiswa yang akan direkrut adalah sebanyak 50 orang pada
setiap angkatanya dengan ditribusi sebagai berikut:
NO DAERAH ASAL JUMLAH
1. Kota Cilegon 5
2. Kota Tanggerang 5
3. Kota Tanggerang Selatan 5
4. Kota Serang 5
5. Kabupaten Serang 5
6. Kabupaten Pandeglang 5
7. Kabupaten Lebak 5
8. Kabupaten Tanggerang 5
9. Daerah lainnya 10

5.2.5 Dukungan kerjasama

5.2.6 Penggalangan beasiswa untuk mahasiswa yang tidak mampu secara ekonomi

53
VI. MANAJEMEN AKADEMIS

6.1 Manajemen Akademis


6.1.1 Prosedur pembukaan dan penutupan program studi di tingkat fakultas dan perguruan tinggi
Pembukaan dan penutupan program studi adalah proses pengusulan hingga keluarnya Surat
Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) tentang pembukaan dan penutupan program
studi sesuai dengan ketentuan dari Dirjen Dikti.
Dasar hukum yang digunakan adalah Keputusan Mendiknas No. 234/U/2000 tentang Pendirian
Perguruan Tinggi; Keputusan Dirjen Dikti No. 108/DIKTI/Kep/2001 tanggal 30 April 2001 tentang Pedoman
Pembukaan Program Studi dan/atau Jurusan berdasarkan Keputusan Mendiknas No. 234/U/2000 tentang
Pendirian Perguruan Tinggi; Kepmendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa; Keputusan DIKTI No. 163/DIKTI/Kep/2007 tanggal
29 November 2007 tentang Penataan dan Kodefikasi PS pada Perguruan Tinggi Dirjen Dikti; Renstra Untirta
2011 2015.

A. Persyaratan untuk pembukaan program studi adalah:


1. Proposal pembukaan program studi baru disusun dengan mengacu pada Keputusan DIKTI No.
108/DIKTI/Kep/2001 tanggal 30 April 2001 tentang Pedoman Pembukaan Program Studi dan/atau
Jurusan Berdasarkan Keputusan Mendiknas No. 234/U/2000 tentang Pendirian Perguruan Tinggi;
2. Penyusunan kurikulum mengacu pada Kepmendiknas No. 045/U/2002 tentang kurikulum inti
pendidikan tinggi dan Kepmendiknas No.232/U/2000 tentang pedoman penyusunan kurikulum
pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar mahasiswa;
3. Persyaratan minimal jumlah dan kualifikasi dosen tetap untuk setiap program studi mengacu pada
Kepmendiknas No.234/U/2000 tentang Pendirian Perguruan Tinggi.
B. Tatacara pembukaan program studi baru:
1. Unsur pelaksana akademis (Fakultas/Jurusan) yang memiliki prakarsa pembukaan program studi
baru membentuk Tim Penyusun Proposal Pembaukaan Program Studi (selanjutnya disebut Tim)
yang ditetapkan dengan SK Rektor Untirta. Tim diharapkan dapat berkonsultasi dengan
masyarakat luar kampus yang terkait; Tim bertugas untuk menyiapkan dokumen usulan
pembukaan program studi baru,
2. Tim menyiapkan dokumen Proposal Pembukaan Program Studi Baru dalam format dan isi yang
sesuai dengan ketentuan yang tersebut dalam surat Keputusan DIKTI No. 108/DIKTI/Kep/2001,
3. Tim mengajukan proposal kepada pimpinan fakultas untuk dibahas ditingkat Senat Fakultas,
4. Pimpinan fakultas menyelenggarakan pembahasan proposal di tingkat senat Fakultas,
5. Pimpinan fakultas meneruskan usulan yang telah disetujui oleh senat fakultas kepada Rektor,

54
6. Rektor Untirta meminta Komisi Akademis untuk mengevaluasi proposal dengan mengacu pada
Keputusan DIKTI No. 108/DIKTI/Kep/2001 dalam jangka waktu selambat-lambatnya satu bulan
setelah proposal diterima,
7. Jika proposal dinilai memenuhi persyaratan yang ditentukan, selanjutnya Rektor Untirta
menyampaikan proposal ke Senat Universitas; jika proposal dinilai masih memerlukan perbaikan
maka Rektor Untirta mengirimkannya kembali proposal tersebut ke Fakultas untuk diperbaiki,
8. Tim memperbaiki proposal sesuai saran komisi akademik serta menyerahkan kembali proposal
yang telah diperbaiki kepada Rektor Untirta melalui pimpinan fakultas selambat-lambatnya satu
bulan sesudah hasil evaluasi komisi akademik diterima,
9. Proposal yang oleh Komisi Akademik dinilai telah memenuhi persyaratan disampaikan oleh Rektor
kepada Senat Universitas,
10. Senat universitas mensyahkan proposal, dan
11. Rektor Untirta mengirimkan proposal yang telah disyahkan Senat Universitas ke Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi.
C. Persyaratan penutupan program studi adalah:
1. Untuk menjamin efektifitas program pendidikan, suatu program studi harus dapat ditutup dan
dibuka kembali sesuai dengan kebutuhan,
2. Program studi dianggap tidak efektif jika memenuhi sekurang-kurangnya satu kriteria berikut: (1)
Jumlah mahasiswa program tersebut terus menurun, atau (2) Lulusan tidak terserap dalam
lapangan pekerjaan, atau (3) sarana dan prasarana tidak lagi memenuhi keperluan
penyelenggaraan program studi,
3. Dalam hal terjadi penutupan program studi, diperlukan kemampuan melakukan relokasi sumber
daya program studi ke unit-unit dai Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
D. Tatacara penutupan program studi:
1. Jurusan membentuk tim untuk menyiapkan dokumen usulan penutupan program studi yang terdiri
dari staf Untirta yang terkait dengan program studi yang akan ditutup,
2. Jurusan dan/atau program studi membahas dokumen usulan penutupan program studi untuk
penyempurnaannya,
3. Jurusan mengajukan usulan kepada pimpinan fakultas untuk dibahas di tingkat senat fakultas,
4. Pimpinan fakultas meneruskan usulan yang telah disetujui oleh Senat Fakultas kepada Rektor
Untirta,
5. Rektor Untirta menyampaikan usulan ke Senat Universitas,
6. Setelah adanya pengesahan dari Senat Universitas maka penutupan program studi dilaporkan
kepada Dirjen Dikti,
7. Jurusan dan/atau program studi mempersiapkan pelimpahan program studi dan mempersiapkan
sistem alih kredit,

55
8. Universitas bersama fakultas, jurursan, dan program studi menyusun proses pemindahan
mahasiswa ke program baru yang telah ditentukan fakultas dan universitas, dan pemindahan aset
jurusan/program studi tersebut ke fakultas.
Tabel 6.1 Diagram Alur Pembukaan Prodi Baru
Unit
Kegiatan Pimpinan Senat Komisi Senat Dokumen
Tim Rektor
Fakultas Fakultas Akademik Universitas
Perumusan Kajian kelayakan
Proposal Pembukaan 1 akademis dan
Program studi baru adminitratif
(studi kelayakan)
Evaluasi Dokumen Kajian kelayakan
Tahap 1 2 2 akademis dan
adminitratif
Pengesahan Kajian kelayakan
Dokumen Tahap 1 3 akademis dan
adminitratif
Evaluasi Tahap II Kajian kelayakan
4 4 akademis dan
adminitratif
Pengesahan Kajian kelayakan
Dokumen Tahap II 5 akademis dan
adminitratif
Evaluasi Tahap III Kajian kelayakan
6 6 akademis dan
adminitratif
Pengesahan Kajian kelayakan
Dokumen Tahap III 7 akademis dan
adminitratif

Tabel 6.2 Diagram Alur Penutupan Program Studi

Kegiatan Pimpinan Senat Komisi Senat Dokumen


Tim Rektor
Fakultas Fakultas Akademik Universitas
Evaluasi Program 1 Usulan Penutupan
Studi oleh tim jurusan Program Studi

Evaluasi Dokumen Usulan Penutupan


Tahap I 2 2 Program Studi
Pengesahan Usulan Penutupan
Dokumen Tahap I 3 Program Studi
Evaluasi Tahap II Usulan Penutupan
4 4 Program Studi
Pengesahan Usulan Penutupan
Dokumen Tahap II Program Studi
5

6.1.2 Struktur organisasi dan manajemen penyelengaraan Program Studi Pendidikan Dokter Untirta
Struktur Organisasi Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) Untirta terdiri atas: Ketua, Sekretaris
Prodi, Unit Penjaminan Mutu, Bidang Akademik, Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni, Bidang Pendidikan Profesi, Administrasi Akademik dan Keuangan.

Penjaminan Mutu KETUA


Program Studi PROGRAM STUDI

56
Sekretaris Program Studi

Unit Administrasi Administrasi


Penunjang Akademik Keuangan

Bidang Penelitian& Bidang Kemahasiswa- Bidang pendidikan


Bidang Akademik
Pengabdian an dan Alumni Profesi

Kepala Laboratorium
Terpadu

Kepala
Kepala Kepala Kepala
Perpustakaan dan
Field Lab Skills Lab Lab. Biomedik
Komputer

Gambar 6.1 Bagan Organisasi Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) Untirta
Manajemen pengelolaan Program Studi dapat tergambar dari uraian tugas pokok dan fungsi dari
setiap bagian sebagaimana Tabel berikut:
Tabel 6.3 Tupoksi Manajemen Pengelolaan PSPD Untirta

BAGIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

1. KETUA PROGRAM STUDI Menyusun dan melaksanakan Rencana Strategis program studi
berdasarkan pada RENSTRA Fakultas yang hendak dicapai dalam
masa jabatannya dengan melibatkan para dosen.
Menyusun Program Kerja dan Anggaran Tahunan program studi.
Melaksanakan pengembangan pendidikan tinggi sesuai
kompetensinya.
Mengarahkan dan mengevaluasi kegiatan akademik, penelitian,
pengabdian masyarakat, kegiatan kemahasiswaan dan kerjasama
pada lingkup program studi.
Melaksanakan pembinaan sivitas akademika pada program studi.
Melaksanakan urusan tata usaha pada tingkat program studi.
Menyusun dan menyampaikan Laporan Tahunan prodi kepada
dekan.
Mengevaluasi kinerja Dosen dan tenaga kependidikan pada
tingkat prodi
Mewakili program studi dalam rapat-rapat dinas di tingkat
Fakultas atau Universitas

57
Memimpin rapat program studi.

2. SEKRETARIS PROGRAM Membantu pelaksanaan tugas pokok ketua program studi.


STUDI Merancang dan menyelenggarakan kearsipan program studi
Menyusun data base program studi
Mendokumentasikan semua kegiatan program studi
Melakukan inventarisasi semua asset program studi
Menyusun laporan kegiatan program studi secara periodic
Mewakili program studi saat ketua program studi berhalangan

3. UNIT JAMINAN MUTU a. Ketua


Melaksanakan koordinasi, pemantauan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan tugas yang dilaksanakan oleh anggota.
Bersama anggota menyusun Standar Penjaminan Mutu program
studi dalam melaksanakan tugas dan fungsi penyelenggaraan
KBK di PSPD Untirta.
Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas UJM PSPD Untirta
dan melaporkannya kepada Dekan.

b. Sekretaris
Membantu Ketua UJM dalam perencanaan, koordinasi,
pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan jaminan mutu
program studi.
Bertanggung jawab dalam pelaksanaan surat-menyurat yang
berkaitan dengan UJM Program Studi dan mengarsipkannya
Bertanggung jawab dalam perencanaan, pelaksanaan dan hasil
agenda rapat rutin, rapat koordinasi dan rapat evaluasi kegiatan
jaminan mutu.
Bertanggung jawab kepada Ketua UJM Program Studi

c. Anggota
Membantu terlaksananya tugas UJM
Memberikan masukan kepada ketua UJM

4. ADMINISTRASI AKADEMIK Mengkoordinasikan unit administrasi khusus PS dalam jajaran


tata usaha khususnya di bagian adminsitrasi akademik fakultas
untuk tata laksana administrasi pengajaran dan pelaksanaan
pembelajaran di PS

58
Mengusulkan kebutuhan, pemanfaatan, pemeliharaan, dan
pengembangan sarana dan prasarana tata usaha dan bagian
administrasi akademik program studi yang diperlukan bagi
perencanaan dan penyelenggaraan pembelajaran.
Bertanggung jawab pada Registrasi mahasiswa baru dan daftar
ulang mahasiswa lama.
Bertanggung jawab pada Registrasi keikutsertaan mahasiswa
dalam kegiatan akademik khusus seperti semester pendek dan
lain-lain.
Bertanggung jawab terhadap presensi dosen dan mahasiswa
dalam proses belajar mengajar.
Membantu penjadwalan kegiatan, tempat, dan waktu
pembelajaran berkoordinasi dengan PS lain
Administrasi KRS, Kartu Perubahan Rencana Studi, (KPRS), KHS
mahasiswa peserta KBK.
Melaksanakan penyusunan, penyimpanan, dan pemanfaatan
database akademik Sistim Informasi Akademik (SIAKAD)
Melaksanakan pengisian berkala dan berkesinambungan borang
akreditasi akademik.
Melaksanakan penyiapan sarana/prasarana rapat-rapat
akademik.
Melakukan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan kegiatan
akademik.
Menjalankan sistem informasi dan administrasi kemahasiswaan
Memberikan layanan informasi tentang bursa kerja pada tingkat
Menjalankan sistem informasi dan administrasi alumni.

5. ADMINISTRASI KEUANGAN Menyusun anggaran tahunan dan bulanan program studi sesuai
dengan program kerja yang telah disusun
Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja program studi
Menyelenggarakan pengelolaan kas program studi
Melakukan pengelolaan hutang-piutang program studi
Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap, dan
investasi program studi
Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan
program studi

59
Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan
program studi.

6. BIDANG AKADEMIK Merencanakan, melaksanakan, mengembangkan, dan melakukan


evaluasi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Melakukan inventarisasi kegiatan pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
Melakukan pemantauan dan evaluasi proses pembelajaran
setiap semester.
Melakukan pengendalian standarisasi baku mutu pendidikan
akademik dan profesi.
Menyelenggarakan pengelolaan data bidang administrasi
akademik
Melakukan koordinasi fungsional dengan Wakil Dekan Bidang
Akademik
Menyiapkan yudisium sarjana
Menentukan penasehat akademik mahasiswa.
Bertanggung jawab dan melaporkan hasil kerja kepada ketua
jurusan

7. BIDANG PENELITIAN DAN Menentukan arah penelitian dan pengabdian kepada


PENGABDIAN PADA masyarakat.
MASYARAKAT Mengkoordinasikan penelitian ilmu pengetahuan, teknologi dan
atau seni.
Mengkoordinasikan penelitian untuk mengembangkan konsepsi
pembangunan nasional, wilayah dan atau daerah melalui kerja
sama antar perguruan tinggi dan atau badan lain, baik di dalam
dan dengan luar negeri.
Melakukan kegiatan penyebarluasan hasil penelitian melalui
publikasi ilmiah;
Mengkoordinasikan penerapan hasil-hasil penelitian ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni tertentu untuk menunjang
pembangunan.
Mengkoordinasikan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat
untuk mengembangkan konsepsi pembangunan nasional,

60
wilayah dan atau daerah melalui kerja sama antar perguruan
tinggi dan atau badan lain, baik dalam maupun luar negeri.
Melaksanakan inventarisasi dan pendataan semua aktivitas
pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di
tingkat program studi.
Mengkoordinasikan, memantau, dan menilai pelaksanaan
kegiatan pengkajian dan pengembangan penelitian yang
diselenggarakan oleh program studi.
Menghimpun para peneliti di tingkat program studi.
Melakukan koordinasi dengan bidang akademik program studi
guna menjamin relevansi antara kegiatan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat dengan kegiatan pendidikan.
Mengendalikan administrasi sumber daya yang diperlukan.

8. BIDANG KEMAHASISWAAN Merencanakan, melaksanakan, mengembangkan, dan melakukan


DAN ALUMNI evaluasi kegiatan kemahasiswaan pada lingkup program studi.
Melakukan pembinaan kesejahteraan mahasiswa dalam lingkup
program studi.
Melakukan usaha peningkatan dan pengembangan minat, bakat,
dan penalaran mahasiswa dalam lingkup program studi.
Melakukan koordinasi dengan Pengurus Komisariat Ikatan
Alumni Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Melakukan koordinasi fungsional dengan Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan.
Menyusun dan menyampaikan Laporan Tahunan kepada ketua
program studi.

9. BIDANG PENDIDIKAN Berkoordinasi tentang persiapan dan pelaksanaan profesi.


PROFESI Bekerja sama dengan sekretaris jurusan untuk mempersiapkan
kebutuhan administrasi, dan saran/prasarana pelaksanaan
kegiatan profesi kedokteran.
Mengkoordinasikan, memonitor dan menjaga kelancaran seluruh
kegiatan profesi dokter.
Bekerjasama dengan bidang akademik dalam menyiapkan
yudisium dokter
Bekerjasama dengan bidang akademik dalam menyiapkan

61
sumpah dokter
Bekerjasama dengan bidang akademik dalam menyiapkan
wisuda dan pelepasan mahasiswa.
Bertanggung jawab dan melaporkan hasil kerjanya kepada ketua
jurusan

Mempersiapkan rencana program kerja tahunan


10.KEPALA LABORATORIUM
Mempersiapkan bahan dan sarana penunjang kegiatan
praktikum serta untuk untuk melaksanakan penelitian dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan.
Merencanakan dan mengkoordinasi kebutuhan alat dan bahan
praktek pada setiap awal semester.
Mengoordinir dan memberi tugas asisten laboratorium.
Memonitor pelaksanaan praktek dan mengatur jadwal
penggunaan laboratorium
Berkoordinasi dengan dosen praktek untuk mengatur jumlah
mahasiswa dalam satu kelompok praktek.
Merekap dan mempertanggungjawabkan kehadiran asisten
laboratorium
Menyususn tata tertib penggunaan laboratorium.
Menginventarisir semua laporan yang masuk dari asisten dan
menguapayakan solusinya.
Memberikan nilai praktikum kepada dosen mata kuliah yang
bersangkutan.
Mengevaluasi kegiatan praktikum bersama dengan dosen.
Membuat program peningkatan dan pengembangan sumber
daya manusia di lingkungan laboratorium/studio.
Mengupayakan kerjasama dengan pihak lain.
Membuat peraturan peminjaman alat oleh pihak lain.
Bersama Ketua Jurusan dan Dekan menentukan kriteria laboran.
Memberikan laporan dan bertanggung jawab kepada ketua
jurusan.

62
6.1.3 Metode pengelolaan dan pengembangan sumberdaya yang ada tanpa mengganggu program
studi lain dan metode peningkatan mutu akademik program studi pendidikan dokter untirta
Pada tahap awal pengelolaan sumberdaya bagi operasional PSPD Untirta akan lebih dominan pada
methode Resources Shearing dimana masih banyak menggunakan sumberdaya yang dimiliki program studi
lain bahkan institusi lain di luar Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Beberapa langkah yang dilakukan
dalam mengatasi kondisi ini diantaranya adalah:
a. Melakukan koordinasi dengan program studi lain dalam rangka menginventarisir sumber daya yang
tersedia sehingga dapat digunakan bersama,
b. Melakukan koordinasi dengan Pemda Banten dan Pemkot Cilegon dalam hal penggunaan
sumberdaya dosen dan fasilitas rumah sakit pendidikan.
Dalam hal peningkatan mutu akademik pada PSPD Untirta maka dilakukan pemgefektivitasa dalam
manajemen sumberdaya dan manajemen mutu akademis, diantaranya:
A. Manajemen sumber daya
Untuk mengefektifkan proses belajar mengajar maka perlu dilakukan langkah-langkah berikut:
a. Dosen pengasuh mata kuliah pada PSPD Untirta ditetapkan oleh Dekan atas usul Ketua Program
Studi berdasarkan hasil rapat Kelompok Kerja Dosen,
b. Dosen pengasuh mata kuliah pada PSPD minimal bergelar magister yang sesuai dengan
kompetensi keilmuannya.
c. Kinerja dosen dievaluasi stiap semester. Penilaiannya didasarkan pada aktivitas dosen dalam
memberikan kuliah, tutorial, bimbingan tesis, kehadiran dalam rapat dan seminar, dan lain-lain.
Dosen yang menunjukan kinerja yang rendah dalam hubungannya dengan persyaratan minimum
manajemen akan mendapatkan peringatan atau sanksi,
d. Setiap akhir semester diadakan evaluasi terhadap kemajuan proses belajar mengajar dan evaluasi
akhir dari kinerja pengajaran (kehadiran dosen dan nilai dari setiap mata kuliah).
e. Ketua Program Studi senantiasa melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi proses belajar
mengajar antar dosen,
f. Setiap dosen senior diharuskan membimbing dosen yang lebih junior dalam bidangnya dengan
pemberian wewenang yang semakin hari semakin ditingkatkan kearah kemandirian melalui
penugasan dibawah pengawasan dan bimbingannya,
g. Ketua Program Studi senantiasa melakukan pemantauan apakah tugas institutional para dosen
sudah relatif merata sehingga tidak ada dosen yang kelebihan beban yang pada akhirnya akan
menggangu kinerjanya. Setiap dosen hanya dapat mengasuh maksimal dengan beban yang setara
dengan 6 SKS untuk mata kuliah yang berbeda atau setara dengan 9 SKS untuk mata kuliah yang
sama pada setiap semester.
B. Manajemen mutu akademis
Untuk mendapatkan lulusan dengan mutu akademis yang baik maka dilakukan hal-hal berikut:

63
a. Memberikan tambahan pengetahuan yang dianggap perlu.
b. Melakukan sitem penilaian yang ketat yaitu:
- Mahasiswa yang mendapat IPK < 2,75 (skala 0 - 4) diakhir semester pertama akan mendapat
peringatan untuk lebih giat pada semester berikut untuk meningkatkan IPK-nya.
- Mahasiswa yang mendapat nilai IPK < 3,0 (skala 0 4) diakhir semester kedua dikenai sanksi
untuk tidak dapat melanjutkan studi.
c. Mendatangkan penceramah/kuliah tamu dari instansi yang relevan agar wawasan mahasiswa
menjadi lebih luas.
d. Mendorong mahasiswa untuk aktif menulis pada jurnal ilmiah, baik lokal, nasional maupun
internasional.
e. Memberikan penilaian terhadap kinerja dosen dengan faktor-faktor sebagai berikut:
- Ketersediaan GBPP
- Jumlah kehadiran dosen
- Evaluasi mahasiswa terhadap dosen melalui angket.
- Mengusahakan agar setiap dosen senantiasa memperbaharui materi ajar
- Membentuk Kelompik Kerja Dosen (KKD) dengan tugas utama memberikan pertimbangan
kepada Ketua Program Studi dalam pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
kegiatan akademik.

6.1.4 Mekanisme penerimaan dan jumlah mahasiswa baru dalam 5 (lima) tahun pertama
Mekanisme penerimaan mahasiswa baru PSPD Untirta dalam 5 (lima) tahun pertama secara umum
dapat dikatagorikan dalam dua pola, yaitu Pola Beasiswa Ikatan Dinas dan Pola Seleksi Untirta/Reguler.

A. Pola Seleksi Ikatan Dinas (80%)


Latar belakang dibukannya Program Studi Pendidikan Dokter di Untirta adalah untuk meratakan
distribusi dokter di propinsi Banten sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat meningkat. Untuk
mencapai tujuan tersebut maka mahasiswa program ini diambil dari perwakilan setiap kabupaten/kota
di propinsi Banten melalui pola beasiswa ikatan dinas dari kabupaten/kota dan pemda provinsi Banten.
Setiap Kabupaten/Kota di Banten dapat mengirimkan calon mahasiswa yang akan disekesi oleh
pengampu PSPD Untirta yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Indonseia (FKUI) sebagai pengampu
program ini. Mahasiswa yang lolos diambil dari setiap daerah sesuai dengan kuota yang diberikan.
Mahasiswa yang lolos dalam seleksi ini akan mendapatkan beasiswa ikatan dinas dari kabupaten/kota
sehingga setelah selesai menempuh pendidikan kedokteran di PSPD Untirta maka yang bersangkutan
wajib mengabdi ke daerah asalnya.
B. Pola Seleksi Untirta/Reguler (20%)
Rekrutmen dan seleksi mahasiswa baru PSPD Untirta dalam pola ini mengikuti sistem rekrutmen dan
seleksi yang dilakukan oleh Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, yaitu melalui jalur Seleksi Nasional

64
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN),
dan Masuk Bersama Perguruan Tinggi (UMB PT) dengan uraian penjelasan sebagai berikut :
a. SNMPTN merupakan jalur rekruitmen yang dilaksanakan secara nasional dan jadwal
pelaksanaannya serentak secara nasional. Pada jalur ini juga terdapat jalur Bidik Misik yang
diperuntukkan bagi calon mahasiswa tidak mampu namun mempunyai potensi akademik yang
baik. Kuota penerimaan mahasiswa pada jalur ini sebesar 50%.
b. SBMPTB merupakan sistem penerimaan melalui tes tulis yang dilaksanakan secara nasional
bersama dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia. Kuota penerimaan mahasiswa pada
jalur ini sebesar 20%.
c. UMB PT adalah penerimaan mahasiswa baru melalui jalur seleksi khusus yang diadakan secara
bersamaan dengan 13 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan 8 Perguruan Tinggi Swasta (PTS)
ternama. Kuota penerimaan mahasiswa pada jalur ini sebesar 20%.

Jumlah kuota mahasiswa yang akan diterima dalam program ini adalah 50 orang pada setiap tahun
angkatan, sehingga jumlah mahasiswa dalam jangka waktu 5 (lima) tahun pertama adalah 250 orang
(asumsi belum ada yang lulus). Adapun sebaran dan rincian mahasiswa tersebut ditunjukkan dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 6.4 Jumlah Mahasiswa PSPD Untirta dalam Periode 5 (Lima) Tahun

POLA SELEKSI
ANGKATAN KUOTA (Org)
Ikatan Dinas (org) Reguler (org)
Tahun I 50 40 10
Tahun II 50 40 10
Tahun III 50 40 10
Tahun IV 50 40 10
Tahun V 50 40 10
JUMLAH 250 200 50

6.1.5 Rencana pengembangan dan peningkatan mutu akademik program studi untuk jangka pendek,
menengah dan panjang
Rencana peningkatan mutu akademik Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) Untirta meliputi
beberapa komponen akademik, terdiri dari:
A. Peningkatan mutu mahasiswa yang diterima
1. Meningkatkan penyebarluasan informasi tentang program studi;
2. Memfasilitasi berbagai kegiatan kerjasama dengan institusi lain dalam rangka image and
performance building;
3. Meningkatkan aksesibilitas pada penjaringan calon mahasiswa di tingkat nasional, regional dan
internasional.

65
B. Peningkatan mutu staf akademik dan staf pendukung
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas staf akademik dan staf pendukung sesuai kajian kebutuhan
dalam bidang ilmu, bidang pendidikan, dan bidang terkait;
2. Mendorong dan memfasilitasi staf akademik untuk mengembangkan ilmu dan keahliannya selaras
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dan kedokteran;
3. Mendorong dan memfasilitasi staf akademik untuk meningkatkan kemampuannya dalam
teknologi pendidikan kesehatan dan kedokteran modern;
4. Menerapkan sistem reward and punishment yang terkait dengan prestasi akademik dan kinerja
baik dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;
5. Menyusun sistem reward untuk inovasi metode pembelajaran;
6. Menerapkan sistem reward and punishment yang terkait dengan kinerja staf pendukung;
7. Mengembangkan program pembinaan staf akademik muda;
8. Mendorong terselenggaranya penelitian dan pengabdian masyarakat yang dapat mendukung
peningkatan kualitas akademik.
C. Peningkatan mutu proses pendidikan
1. Kurikulum
Mengimplementasikan kurikulum berbasis kompetensi (KBK);
Mengevaluasi dan mengembangkan KBK secara periodik sesuai dengan tuntutan aspek
relevansi;
Mengimplementasikan dan mengembangkan metode pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dan Laboratorium ketrampilan (skill lab.);
Mengembangkan metode pembelajaran Evidence Based Learning (EBL)
2. Sumber pembelajaran
Meningkatkan fasilitas penunjang pembelajaran dan fasilitas ekstra kurikuler mahasiswa;
Meningkatkan dan mengembangkan pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam
pendidikan dan pembelajaran;
Melaksanakan kebijakan resource sharing antar dan intra program studi dalam rangka
meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya;
3. Proses pembelajaran
Mengembangkan proses pembelajaran yang inovatif dan kemampuan komunikasi sehingga
mampu mendorong sikap profesional, mandiri, dan etik dalam atmosfir akademis yang sehat;
Mendorong pengembangan program yang inovatif dalam proses pembelajaran;
Mendorong dan memfasilitasi staf akademik mengikuti program peningkatan kemampuan
sebagai staf pengajar;
Mengoptimalkan rasio jumlah staf akademik dibanding jumlah mahasiswa berdasarkan
kebutuhan;

66
Mengoptimalkan interaksi antara staf akademik dengan mahasiswa untuk mencegah adanya
kesenjangan masalah akademik dan non akademik;
Mendorong kompetisi akademik bagi staf akademik maupun mahasiswa;
Mendorong terciptanya atmosfir akademik dengan meningkatkan kualitas layanan unit
pendukung pembelajaran dengan pendanaan yang memadai;
4. Mahasiswa
Mendorong terlaksananya kegiatan kemahasiswaan yang memberikan kemampuan
tambahan, selain kemampuan akademik sesuai prinsip etika akademik dan moral agama;
Mendorong kegiatan yang meningkatkan kemampuan fisik dan mental mahasiswa agar
mampu meningkatkan prestasi akademik;
Mendorong dan memfasilitasi mahasiswa untuk melakukan kegiatan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat;
Memfasilitasi perolehan beasiswa untuk mahasiswa;
Memfasilitasi atau memberi penghargaan untuk mahasiswa berprestasi;
Memfasilitasi pertukaran mahasiswa antar universitas di negara manca untuk meningkatkan
wawasan global.
5. Evaluasi proses belajar-mengajar
Menerapkan sistem evaluasi proses belajar-mengajar berdasarkan prinsip akuntabilitas,
validitas, konsistensi, keadilan, dan kepuasan pengguna lulusan;
Mengembangkan sistem evaluasi proses belajar-mengajar sesuai dengan perkembangan
teknologi pendidikan;
Memastikan bahwa dokumen proses belajar-mengajar dapat diakses oleh pihak yang
berkepentingan;
D. peningkatan mutu manajemen akademik
1. Mengoptimalkan hubungan kerja antara unsur pimpinan, staf akademik, dan staf pendukung;
2. Mendorong staf akademik dan staf pendukung untuk mengembangkan kompetensi di bidang
manajemen pengelolaan akademik;
3. Meningkatkan manajemen pemanfaatan sumber daya secara efisien;
4. Mengimplementasikan sistem pelaporan hasil belajar secara periodik;
5. Mengembangkan sistem informasi manajemen yang memanfaatkan teknologi komunikasi dan
informasi yang handal;
6. Mengusahakan pendanaan untuk mendukung peningkatan kualitas akademik;
7. Meningkatkan kerjasama dengan institusi lain, baik pemerintah maupun swasta, dalam dan atau
luar negeri dengan prinsip saling menguntungkan.

67
E. Peningkatan mutu lulusan
1. Memberlakukan sistem monitoring-evaluasi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi proses
belajar-mengajar;
2. Melakukan kegiatan baku mutu banding (benchmarking) dengan program studi sejenis dan
berkualitas di tingkat nasional, regional maupun internasional;
3. Melaksanakan kegiatan akademik dengan memperhatikan aspek RAISE ++;
4. Melakukan monitoring-evaluasi lulusan di dunia kerja (tracer study).
F. Penjaminan mutu akademik dan manajemen akademik.
1. Menerapkan strategi peningkatan mutu akademik dan manajemen akademik melalui pelaksanaan
evaluasi diri yang terintegrasi dan berkelanjutan;
2. Mendukung sistem penjaminan mutu akademik dan manajemen akademik;
3. Mengembangkan sistem standarisasi akademik dan sertifikasi berkelanjutan.
Untuk merealisasikan tujuan yang ingin dicapai PSPD Untirta telah merencanakan pengembanagan yang
dapat dikatagorikan dalam 3 tahap:
Rencana pengembangan jangka pendek (1 s/d 5 tahun)
1 Pemantapan dan Pengembangan Kurikulum
2 Melengkapi laboratorium dengan perangkat keras dan perangkat lunak.
3 Melengkapi perpustakaan dengan buku-buku dan jurnal terbaru.
4 Pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium.
Rencana pengembangan jangka menengah (6 s/d 10 tahun)
1 Meningkatkan hasil-hasil penelitian yang lebih mengarah kepada kedokteran okupasi
2 Menjalin kemitraan dengan lembaga pendidikan tinggi luar negeri.
Rencana pengembangan jangka panjang (10 s/d 15 tahun)
Untuk jangka panjang PSPD Untirta merencanakan program studi ini menjadi lembaga yang
mengsilkan SDM yang memiliki kompotitif global, menjadi pusat penelitian dan pengembangan bidang
okupasi

68
VII. SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

7.1 Sistem Penjaminan Mutu Internal


Berdasarkan Pasal 52 ayat (1) UU No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi disebutkan bahwa
penjaminan mutu Pendidikan Tinggi merupakan kegiatan sistemik, untuk meningkatkan mutu Pendidikan
Tinggi secara berencana dan berkelanjutan. Dalam ayat (2) disebutkan penjaminan mutu sebagaimana
dimaksudkan pada ayat (1) dilakukan melalui penetapan, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan
peningkatan standar Pendidikan Tinggi. Selanjutnya dalam Pasal 53 disebutkan sistem penjaminan mutu
Pendidikan Tinggi, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (2), terdiri atas sistem penjaminan mutu
internal yang dikembangkan oleh Perguruan Tinggi dan sistem penjaminan mutu eksternal melalui
akreditasi.
Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pada bab ketiga tentang
Penjaminan Mutu Pendidikan, menekankan pentingnya sistem dan keserasian pengelolaan. Dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan tinggi terencana dan berkelanjutan. Secara operasional melalui upaya
standar yang meliputi penetapan, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan peningkatan.
Dalam struktur organisasi di Untirta, Penjaminan Mutu Internal merupakan Tupoksi dari Lembaga
Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M) yang dibentuk pada Juni 2012 oleh Rektor
Untirta berdasarkan Permendikbud Nomor 29 Tahun 2012 tentang Organisasi Tata Kerja (OTK) Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta). Sebelumnya Untirta telah membentuk Unit Penjaminan Mutu (UPM) pada
tahun 2009, berdasarkan Surat Keputusan Rektor Nomor: 331/H43/KP/SK/2009.
Sistem penjaminan mutu yang dilaksanakan di Untirta dimaksudkan untuk memastikan semua
proses dan produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan standar yang telah ditetapakan melalui
ketersediaan dokumen penjaminan mutu yang terdiri dari: kebijakan akademik, kebijakan mutu, manual
mutu, prosedur kerja/ instruksi kerja serta perangkat penjaminan mutu (organisasi, pernyataan mutu,
manual mutu, standar mutu), pelaksanaan penjaminan mutu, serta monitoring dan evaluasi.
Pelaksanaan budaya mutu di Untirta berpedoman pada Buku Pedoman SPMI (Sistem Penjaminan
Mutu Internal) Untirta. Tahapan yang dilakukan diawali dengan membuat dokumen mutu, disesuaikan dan
diselaraskan dengan cita-cita Untirta, peraturan pemerintah berlaku, serta kebutuhan masyarakat
pengguna. Hasil rumusan dokumen mutu tim LP3M, dibahas lebih lanjut dengan melibatkan Unit Mutu
pada tingkat Fakultas/Pascasarjana, dan Tim Mutu pada tingkat Jurusan/Program Studi/Bidang di
lingkungan Untirta. Selanjutnya masukan perbaikan draf dokumen mutu tersebut dibahas oleh tim LP3M,
sehingga menjadi kompilasi dokumen mutu dan Buku Pedoman Spmi (Sistem Penjaminan Mutu Internal)
Untirta, disahkan dengan Surat Keputusan (SK) Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa melalui
mekanisme Rapat Senat Universitas. Buku Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) tentang garis
besar pelaksanaan manual mutu, mencakup informasi tentang kebijakan, pernyataan, unit pelaksana,
manual SPMI, standar mutu meliputi (13 standar SPMI), prosedur, SOP, dan pentahapan sasaran mutu

69
SPMI di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, dapat menjamin mutu setiap kegiatan sesuai standar
ditetapkan. Tujuan dari kebijakan SPMI Untirta adalah :
1) Menjamin bahwa setiap unit di lingkungan Untirta dapat menjalankan tugas pelayanan dan fungsinya
sesuai dengan standar mutu ditetapkan;
2) Mewujudkan transparansi dan akuntabilitas Untirta kepada stakeholders;
3) Memacu peran aktif semua pihak di lingkungan Untirta untuk bekerja dengan baik dalam rangka
mencapai tujuan. Berpatokan pada standar mutu dan sistem perbaikan, serta peningkatan mutu
secara terus menurus dan berkesinambungan (continuos improvement)

7.1.1 Sistem Penjaminan Mutu yang dapat menjamin terselenggaranya proses pembelajaran

Gambar Monitoring dan Evaluasi Penjaminan Mutu Pengajaran


Monitoring dan evaluasi bidang pengajaran terkait proses pembelajaran, dilakukan secara
berjenjang dari program studi, jurusan, bidang, fakultas dan tingkat Universitas. Pada tingkat program
studi/jurusan/bidang, monitoring dilakukan terhadap rencana pembelajaran dan keterlaksanaan
perkuliahan. Monitoring rencana pembelajaran dilakukan oleh Tim Mutu program studi/jurusan/bidang.
Kemudian disampaikan ke tingkat fakultas/Unit Mutu Fakultas. Sedangkan monitoring keterlaksanaan dan
kehadiran, pelaksanaannya oleh Tim Mutu program studi/jurusan/bidang. Kemudian hasilnya dikirim ke
tingkat universitas dalam hal ini Wakil Rektor Bidang Akademik / LP3M. Hasil monitoring dan evaluasi
kemudian ditindaklanjuti secara kombinasi top-down dan bottom-up, baik untuk perbaikan maupun
teguran/sanksi bagi yang kurang kinerjanya.

70
Usaha melancarkan aktifitas pelaksanaan pembelajaran, setiap tahun akademik diberikan Buku
Pedoman Akademik ke para mahasiswa diberikan oleh BAKP ke setiap fakultas. Buku Pedoman tersebut
memuat kegiatan yang dilakukan oleh setiap level: universitas, fakultas, jurusan/bidang, dosen pembimbing
akademik, dosen matakuliah, dan mahasiswa dalam pelaksanaan pembelajaran dari minggu ke minggu.
Buku Pedoman tersebut memuat kegiatan registrasi/pembayaran SPP/pengisian KRS secara online.
Pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan penilaian/evaluasi, dan pelaksanaan pelaporan nilai hasil belajar
secara online, terintegrasi dalam SIAKAD Untirta, dikelola oleh UPT PUSDAINFO sebagai Pangkalan Data
Perguruan Tinggi (PDPT) Untirta.

7.1.2 Struktur organisasi unit pengawasan dan penjaminan mutu internal

Lembaga Pengembangan REKTOR SENAT AKADEMIK


Pendidikan dan Penjaminan
Mutu (LP3M)

Unit Kerja Penunjang


Pelaksana Akademik

DEKAN / DIREKTUR SENAT AKADEMIK


UNIT PASCASARJANA FAKULTAS
MUTU

KETUA JURUSAN/ PRODI


TIM MUTU (Unit Pelaksana Akademik)

Gambar Kelembagaan Mutu di Untirta


Secara kelembagaan di tingkat universitas, pemegang kepentingan Sistem Penjaminan Mutu Internal
Untirta terdiri atas: Senat Universitas, Pimpinan Universitas, dan Lembaga Pengembangan Pendidikan, dan
Penjaminan Mutu (LP3M). Di tingkat Fakultas/ Pascasarjana/ Lembaga pemegang kepentingan sistem
penjaminan mutu internal terdiri atas : Senat Fakultas, Pimpinan Fakultas/Pascasarjana/Lembaga dan Unit
Mutu (UM) Fakultas/ Pascasarjana /Lembaga/Biro/UPT (UMF/UMP/UML/UMB/UMU) di tingkat universitas.
Sedangkan di tingkat Jurusan/Program Studi/Bidang, sistem penjaminan mutu internal ditangani oleh Tim
Mutu (TM).

7.1.3 Manual Mutu


Setelah terbentuk Unit dan Tim Mutu di tingkat jurusan maka selanjutnya LP3M menyusun
dokumen mutu Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Pada Bulan Mei 2013 telah tersusun dokumen
mutu yang berisi, antara lain Kebijakan Mutu, Standar Mutu, dan Manual Mutu. Dokumen tersebut disusun
dengan melibatkan perwakilan tim mutu di tingkat jurusan/prodi/bagian/lembaga/UPT dan perwakilan unit

71
mutu di tingkat fakultas/pascasarjana serta melibatkan pimpinan Universitas. Dokumen mutu tersebut
tentunya berorientasi pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Quality first: semua pikiran dan tindakan harus memprioritaskan mutu; yang tercermin dalam
pernyataan kebijakan mutu SPMI UNTIRTA.
2. Stakeholders-in: semua pikiran dan tindakan harus ditujukan pada kepuasan pemangku
kepentingan;
3. The next process is our stakeholders: setiap pelaku yang melaksanakan tugas harus menganggap
orang lain yang menggunakan hasil pelaksanaan tugasnya sebagai stakeholder-nya yang harus
dipuaskan; yang tercermin dalam 13 standar mutu SPMI UNTIRTA.
4. Speak with data: setiap pelaku harus melaksanakan tindakan dan mengambil keputusan
berdasarkan analisis data yang telah diperolehnya terlebih dulu, bukan berdasarkan pengandaian
atau rekayasa; yang tercermin dalam manual penetapan standar SPMI, manual pelaksanaan
standar SPMI, manual pengendalian standar SPMI, dan manual pengembangan standar SPMI di
lingkungan Untirta.
5. Upstream management: semua pengambilan keputusan dilakukan secara partisipatif, bukan
otoritatif, hal ini tercermin pada pernyataan dalam kebijakan mutu, standar mutu, dan manual
mutu Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Untirta.

7.1.4 Implementasi Penjaminan Mutu


Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Untirta dirancang, dilaksanakan, dan ditingkatkan
mutunya secara berkelanjutan merujuk model PDCA ( Plan, Do, Check, Action ), sebagaimana gambar
berikut:

Gambar Model PDCA


Implementasi dalam penjaminan mutu di Untirta pada setiap bagian dari model tersebut adalah
sebagai berikut:
2. PLAN, pada tahap ini, implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Untirta diawali
dengan dibentuknya Unit Penjaminan Mutu (UPM) pada tahun 2008. Pada tahapan ini, adalah

72
tahapan untuk meletakkan landasan kuat dalam membangun kesadaran dan kesepahaman akan
mutu melalui kegiatan pelatihan ataupun workshop bagi semua pembantu dekan bidang akademik,
ketua program studi, serta sebagian dosen di lingkungan Untirta. Seiring dengan arus perubahan
kepemimpinan UNTIRTA beserta jajarannya pada periode 2011-2015 dan amanat Permendikbud
Nomor 29 Tahun 2012 tentang Organisasi Tata Kerja (OTK) UNTIRTA, Rektor UNTIRTA periode
tahun 2011-2015 selanjutnya membentuk Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan
Mutu (LP3M) pada bulan Juni tahun 2012.
Tahap awal dari terbentuknya Lembaga Pengembangan Pendidikan, dan Penjaminan Mutu
(LP3M) tersebut, adalah melakukan analisis situasi dan organisasi terkait keberadaan LP3M sebagai
garda terdepan dalam penjaminan mutu di Untirta. Merujuk pada analisis situasi, dan meneruskan
serta meningkatkan semangat kelengkapan berbagai dokumen, diperlukan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan penjaminan mutu yang telah ditanamkan oleh pengelola UPM saat itu, maka langkah
pertama pada tahun 2013 adalah melakukan benchmarking ataupun studi banding ke Lembaga
penjaminan mutu keberbagai perguruan tinggi diantaranya di UNDIP dan UNSOED dalam rangka
untuk mendapatkan input serta hal-hal baru yang berhubungan dengan penyusunan dokumen
mutu dan SPMI. Selanjutnya pada tanggal 27-29 September 2012 LP3M menyelenggarakan
Pelatihan Sistem Penjaminan Mutu Interna (SPMI) bagi dosen yang mempunyai tugas tambahan di
Untirta untuk memberikan pengetahuan baru juga kembali mengingatkan pentingnya penjaminan
mutu internal, yang mana peserta yang hadir mayoritas mereka yang belum genap setahun dilantik
menjadi pimpinan fakultas dan prodi/jurusan/bidang di lingkungan Untirta.
Implementasi Plan dalam SPMI Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) diperlukan agar
dalam menjalankan dan melaksanakan penjaminan mutu di UNTIRTA dapat secara sistematis,
konsisten dan berkelanjutan. Pelaksanaan penjaminan mutu yang sistematis, konsisten dan
berkelanjutan tersebut mutlak dilakukan agar : (a) Visi, Misi, dan Tujuan UNTIRTA dapat dicapai, (b)
Kepentingan dan tuntutan para pihak terkait atau pemangku kepentingan (stakeholders) dapat
terpenuhi, (c) Mematuhi dan memenuhi ketentuan peraturan dan undang undang terkait yang
berlaku.

2. DO, untuk mencapai Visi, Misi, dan Tujuan UNTIRTA, kepentingan dan tuntutan para pihak terkait
atau pemangku kepentingan (stakeholders) dapat terpenuhi, pada tahap Do ini dokumen Kebijakan
SPMI atau Kebijakan Mutu mulai disusun. Merujuk pada hasil benchmarking ke UNDIP, UNSOED,
dan UNY, UMY serta Workshop SPMI di UB Malang pada akhir tahun 2012, pada akhir tahun 2012
kemudian LP3M menginisiasi untuk mendorong pembentukkan Unit Mutu pada tingkat
Fakultas/Pascasarjana dan Tim Mutu pada tingkat Program Studi/Jurusan dan Bidang. Pada tahap
Do inilah kemudian terbentuk kelembagaan mutu di Untirta sebagai berikut :

73
3. CHECK, pada tahap check ini, LP3M pada tingkat Universitas dalam melaksanakan tugasnya,
sampai saat ini telah melakukan evaluasi diri atau evaluasi mutu internal prodi/jurusan dengan
standar mutu yang telah ditetapkan kemendikbud, yang mana hasil dari Evaluasi Mutu Internal
Perguruan Tinggi (EMI-PT) tahun 2013 untuk prodi Non LPTK nilai reratanya Cukup, dan untuk
prodi LPTK nilai reratanya juga mendekati cukup.

4. ACTION, pada tahap action ini, merujuk pada hasil EMI-PT tahun 2013, pada non LPTK yang harus
jadi prioritas perbaikan adalah dalam hal standar kerjasama. Meski disadari bahwa kerjasama yang
telah dilakukan pada tingkat Universitas sudah cukup, akan tetapi nilai capaian standar kerjasama
tersebut menjadikan bahan refleksi bagi kami untuk meningkatkan hal-hal yang terkait dengan
standar kerjasama, yang bisa berimbas bagi penguatan program studi/jurusan/bidang. Begitupun
dengan hasil EMI-PT pada LPTK, yang harus jadi perbaikan prioritas adalah dalam hal standar
pengabdian kepada masyarakat, yang artinya hal-hal yang terkait dengan aspek ini tentunya harus
bisa mendorong peningkatan kuantitas dan kualitas dosen dan mahasiswa dalam melaksanakan
pengabdian kepada masyarakat. Selain melakukan perbaikan terkait dengan hasil EMI-PT tersebut
di atas, kiranya yang paling penting adalah pada tingkat fakultas dan prodi/jurusan/bidang untuk
melakukan aksi-aksi perbaikan mutu yang berkelanjutan. Dalam konteks ini belum seluruhnya
fakultas, prodi/jurusan/bidang memiliki komitmen yang kuat dalam penjaminan mutu internal.
Penjaminan mutu internal di UNTIRTA pada tingkat fakultas dan prodi/jurusan/bidang dari fase
UPM sampai dengan LP3M, Fakultas Kedokteranlah yang menjadi garda terdepan dalam
penjaminan mutu internal, yang intens melakukan penjaminan mutu internal dan audit mutu
internal, hal ini yang menjadi stimulus bagi Fakultas lain untuk segera melakukan penjaminan mutu
dan audit mutu internal. Meski secara formal siklus audit terhadap SPMI tahunan akan dimulai
pada tahun 2014, setelah pengesahan dokumen mutu dalam BUKU PEDOMAN SPMI yang baru
disahkan Senat Universitas. Namun secara informal untuk mengetahui peta awal dari penjaminan
mutu di Untirta, kiranya kami sudah melakukan Evaluasi Mutu Internal Perguruan Tinggi (EMI-PT)
yang mana UNTIRTA menjadi sampel Pemetaan Mutu Perguruan Tinggi oleh PPMP- BPSDMPK-PMP
Kemendikbud pada tahun 2013 ini, hasilnya sudah terdokumentasi sebagaimana mestinya.

7.1.5 Sistem monitoring dan evaluasi penjaminan mutu Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Monitoring dan evaluasi penjaminan mutu Untirta secara formal menggunakan siklus tahunan.
Tonggal awal telah dimulai pada tahun 2014 dimana setelah pengesahan dokumen mutu dalam BUKU
PEDOMAN SPMI oleh Senat Universitas melalui kegiatan Evaluasi Mutu Iinternal Pendidikan Tinggi (EMI-
PT). Pelaksanaan EMI Prodi PT di Untirta dibawah kendali LP3M Untirta sebagai sentral Tim Penjaminan
Mutu PT (TPM-PT) Untirta. Kegiatan pada setiap tahapan siklus proses pelaksanaan EMI Prodi di Untirta
bisa diuraikan sebagai berikut:

74
(1) LP3M mengkoordinasi Prodi yang ada di Untirta dalam mengisi instrumen EMI PT, selanjutnya
Prodi/Jurusan/bidang yang ada di Untirta (22 Prodi/Jurusan/Bidang) diundang untuk sosialisasi dan
Bimtek EMI PT.
(2) Dari pengisian instrumen EMI PT kemudian dapat dilakukan analisis data EMI-PT pada Program
Studi/Jurusan/Bidang.
(3) Program Studi melakukan identifikasi pencapaian kinerja pada program studi yang bersangkutan di
bawah koordinasi LP3M Untirta.
(4) Berdasarkan identifikasi pencapaian kinerja maka Program Studi dapat merencanakan dan
mengimplementasi program pengembangan program studi yang bersangkutan. Langkah ini di bawah
koordinasi LP3M dan bekerja sama dengan Tim Pengembang PT yang bersangkutan.

75

Anda mungkin juga menyukai