Anda di halaman 1dari 4

Poin 1 (pengertian)

a. Pelanggaran menurut KBBI adalah perbuatan (perkara) melanggar; tindak pidana yang lebih
ringan daripada kejahatan.
b. Ludigdo (2007) menyatakan etika merupakan sebagai pemikiran dan pertimbangan moral
memberikan dasar bagi seseorang maupun sebuah komunitas dalam melakukan sebuah
tindakan dan dapat menentukan baik buruknya atau benar salahnya suatu tindakan yang akan
diambilnya.
c. Pegawai Negeri Sipil ialah setiap warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi
syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu
jabatan negeri, atau diserahi tugas Negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sebagai aparatur Negara yang bertugas untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara professional, jujur, adil, dan merata dalam
penyelenggaraan tugas Negara, pemerintahan, dan pembangunan.

Poin 2 (etika dan PNS)

Berkenanaan dengan kode etika dan pelaksanaan tugas dari seorang PNS, harus berjalan
seimbang dan selaras sehingga PNS harus memahami dan melaksanakan tugas dengan sebaik-
baiknya, menjunjung tinggi ketidakberpihakkan terhadap semua golongan, masyarakat, individu, serta
tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan. Di samping itu, setiap Pegawai Negeri Sipil harus
menunjukkan akuntabilitasnya dengan mempertanggung jawabkan seluruh pelaksanaan tugas yang
dibebankan kepadanya baik kepada bangsa dan negara maupun masyarakat melalui pimpinan atau
atasan langsungnya.

Poin 3 (faktor yang mempengaruhi kinerja PNS)

1. Budaya kerja, lemahnya budaya kerja didasari oleh kepentingan masing-masing individu yang
mempunyai motivasi berbeda-beda di setiap kegiatan. Hubungannya dengan kinerja, budaya
kerja yang kurang kondusif yang dipengaruhi oleh lingkungan.
2. Budaya kerja, lemahnya budaya kerja didasari oleh kepentingan masing-masing individu yang
mempunyai motivasi berbeda-beda di setiap kegiatan. Hubungannya dengan kinerja, budaya
kerja yang kurang kondusif yang dipengaruhi oleh lingkungan.
3. Kurangnya pemahaman Pegawai Negeri Sipil Terhadap peraturan perundang-undangan, yakni
mengenai larangan terhadap Pegawai Negeri Sipil diatur dalam pasal 4 Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Iki mengko poin’e wae, sisane dewe njelaske.

Poin 4 (penegakan disiplin PNS)

Guna meningkatkan kinerja Pegawai Negeri Sipil, pemerintah menerapkan disiplin pegawai
negeri yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri.
Dalam peraturan pemerintah ini memuat mengenai pengaturan sanksi bagi Pegawai Negeri Sipil yang
melanggar batas-batas kedisiplinan yang telah diatur dan juga mengatur pula mengenai jenis sanksi
berkenaan dengan pelanggaran displin yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil.

Poin 5 (pasal 7)

Adapun tingat dan jenis hukuman disiplin tersebut diatur dalam pasal 7 yaitu:

(1) Tingkat hukuman disiplin terdiri dari :

a. hukuman disiplin ringan ;

b. hukuman disiplin sedang ; dan

c. hukuman disiplin berat.

(2) Jenis hukuman disiplin ringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari :

a. teguran lisan ;

b. teguran tertulis ; dan

c. pernyataan tidak puas secara tertulis.

(3) Jenis hukuman disiplin sedang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari :

a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun ;

b. penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun ; dan

c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.

(4) Jenis hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri dari :
a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun ;

b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lenih rendah ;

c. pembebasan dari jabatan

d. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS ; dan

e. pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.

Poin 6 (studi kasus)

JAKARTA - Membolos masih mendominasi pelanggaran disiplin pegawai negeri sipil (PNS).
Hal ini tergambar dari hasil sidang Badan Pertimbangan Kepegawaian (Bapek) yang kembali
memberhentikan puluhan PNS karena membolos.
Pada Februari lalu Bapek memberhentikan 36 PNS yang 17 di antaranya karena membolos.
Pada awal Mei ini Bapek kembali memberhentikan 21 PNS yang terbukti melanggar disiplin.
“Sebagian besar kasus PNS yang diberhentikan karena tidak masuk kerja lebih dari 46 hari. Ini
menjadi peringatan bagi seluruh ASN,” kata Ketua Bapek yang juga Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan- RB) Asman Abnur kemarin.
Asman menjelaskan bahwa dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 53/2010 tentang Disiplin
PNS diatur bahwa PNS yang tidak masuk kerja minimal 46 hari atau lebih dapat diberhentikan.
Hitungan jumlah hari tersebut tidak harus berturut-turut seperti aturan sebelumnya, tetapi
merupakan akumulasi dalam setahun.
Dalam sidang terakhir, Bapek setidaknya memproses 24 kasus pelanggaran disiplin PNS. Dari
jumlah tersebut, 21 PNS diberi sanksi pemberhentian dengan hormat atas permintaan sendiri.
Selain itu ada dua PNS yang dikenai sanksi turun pangkat tiga tahun dan satu PNS yang
pemberian sanksinya ditunda.
“Ada juga PNS yang menjadi calo CPNS, penyalahgunaan wewenang, menerima titipan pajak
dan rekayasa terhadap setoran pajak. Selain itu ada pula juga PNS yang tersangkut kasus
perzinaan dan asusila, perselingkuhan, memiliki istri lebih dari seorang tanpa sepengetahuan
pejabat yang berwenang hingga menjadi istri kedua,” ungkap Asman.
Berdasarkan data Badan Kepegawaian Negara (BKN), sepanjang tahun 2017 sebanyak 1.759
PNS telah dijatuhi hukuman disiplin. Dari 1.759 terdapat 852 PNS dijatuhi hukuman disiplin
berat. Diantaranya adalah pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS sebanyak 96 orang,
pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sebanyak 251 orang, pembebasan dari
jabatan sebanyak 85 orang, pemindahan dalam rangka penurunan jabatan satu tingkat sebanyak
8 orang, dan penurunan pangkat 1 tingkat selama 3 tahun sebanyak 412 orang.
Selanjutnya sebanyak 476 PNS mendapatkan sanksi hukuman disiplin sedang, yaitu penurunan
pangkat 1 tingkat selama 1 tahun sebanyak 203 orang, penundaan kenaikan pangkat selama 1
tahun sebanyak 131 orang, penundaan gaji maksimal 1 tahun sebanyak 3 orang, dan penundaan
kenaikan gaji berkala (KGB) selama 1 tahun sebanyak 139 orang. Untuk sanksi ringan
dijatuhkan ke pada 431 PNS.
Pakar administrasi publik Universitas Indonesia (UI) Lina Miftahul Jannah sebelumnya
menyatakan, penegakan disiplin yang masih lemah membuat PNS mudah melakukan
pelanggaran. Apalagi dalam pelaksanaannya sangat tergantung pada subjektivitas pejabat
pembina kepegawaian (PPK).
“PP Disiplin PNS sebenarnya tidak gamblang mengatur penegakan disiplin bagi PNS. Masih
ada kelemahan-kelemahan sehingga penegakan disiplin PNS belum maksimal,” ujarnya. (Dita
Angga)

Anda mungkin juga menyukai