Disusun oleh :
Kelas : III A
Alhamdulillah,kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt., yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. saya dapat menyelesaikan buku ini tepat pada waktunya.
makalah ini dibuat dari hasil pembelajaran kami terhadap referensi-referensi yang saya dapatkan,
baik berupa buku dan sumber-sumber lainnya. makalah yang kami buat ini dengan judul
“pteridophyta( tumbuhan paku)”.
Penyusunan buku ini dimaksudkan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Taksonomi
Tumbuhan Rendah.
Dalam penyusunan buku ini, kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik
berupa materi maupun dorongan dan bimbingan. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada.
2) Rekan-rekan yang ikut serta dan membantu dalam pembuatan buku ini.
Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun kami menyadari bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan oleh beberapa kondisi
di antaranya, masih perlu pembelajaran lebih mendalam tentang tumbuhan paku. sebagai ilmu
pengetahuan. keterbatasan sumber, keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena
itu, dengan keterbukaan hati kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan semoga buku ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua.
Penulis
BAB II PENUTUP
Dalam klasifikasi, makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan beraneka ragam, dipilah
dan dikelompokkan atau disusun tingkatan-tingkatannya dalam klasifikasi disebut takson.
Sedangkan taksonomi adalah cabang biologi yang mempelajari pengelompokan atau klasifikasi
makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara memilah-milah dan
mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan-golongan tertentu atau unit-unit tertentu.
Berikut adalah skema klasifikasi dunia tumbuhan.
Klasifikasi organisme sampai saat ini belum ada keseragaman. Masing-masing ahli
mempunyau alasan-alasan tersendiri dalam mengklasifikasikan organisme, sehingga setiap buku
banyak perbedaan dalam menyusun klasifikasi.Secara tradisional, Pteridophyta mencakup semua
kormofita berspora, kecuali lumut hati, lumut tanduk, dan tumbuhan lumut. Selain paku sejati
(kelas Filicinae), termasuk di dalamnya paku ekor kuda (Equisetinae), rane dan paku kawat
(Lycopodinae), Psilotum (Psilotinae), serta Isoetes (Isoetinae). Sampai sekarang pun ilmu yang
mempelajari kelompok-kelompok ini disebut pteridologi dan ahlinya disebut pteridolog.
Sampai saat ini para ahli mengelompokkan tumbuhan menjadi empat divisi yaitu
Thallophyta (tumbuhan bertalus), Bryophyta (lumut), Pteridophyta (tumbuhan paku), dan
Spermatophyta (tumbuhan berbiji). Disamping itu, ada beberapa ahli yang membedakan
tumbuhan berdasarkan ada atau tidak adanya berkas pembuluh angkut. Berdasarkan klasifikasi
tersebut, tumbuhan secara umum dibagi menjadi dua divisi, yaitu tumbuhan tidak berpembuluh
(Thallophyta) dan tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta). Tumbuhan tidak berpembuluh tidak
memiliki akar, batang, daun sejati. Sedangkan tumbuhan berpembuluh memiliki akar, batang,
dan daun sejati. Tumbuhan tidak berpembuluh meliputi tumbuhan lumut, sedangkan tumbuhan
berpembuluh meliputi tumbuhan paku dan tumbuhan biji.
Tumbuhan paku termasuk ke dalam kingdom Plantae (tumbuhan) dan memiliki beberapa kelas,
yaitu Psilophytinae, Equisetinae, Lycopodinae, dan Felicinae
Ordo : Psilotales
Famili : Psilotaceae
Genus : Psilotum
2. Kelas: Equisetinae
Paku yang merupakan peralihan antara yang homospora dengan heterospora equisetum
debile. Kelas Equisetinae memiliki ciri batangnya beruas, berbuku, dan berongga, daun
kecil-kecil seperti sisik, terletak melingkar pada buku-buku. Sporangiumnya melekat pada
sporofil yang berbentuk perisai dan bertangkai. Sporofil tersusun menjadi strobilus yang
letaknya diujung percabangan. Batangnya dapat bercabang. Cabang duduk mengitari batang
utama. Batangnya berwarna hijau dan mengandung klorofil.
Ordo : Equisetales
Famili : Equisetaceae
Genus : Equisetum
3. Kelas : Lycopodinae
Berupa daun kecil tersusun rapat dan tersusun spiral, sporangium muncul di ketiak
daun dan berkumpul membentuk strobilus (kerucut), batangnya bercabang-cabang dan
seperti kawat. Sporofit bentuk jantung, punya sporangium bentuk ginjal sebagian
Ordo : Lycopodiales
Famili : Licopodiaceae
4. Kelas : Felicinae
Paku sejati dikenal sebagai tumbuhan paku yang sebenarnya dan dapat dilihat di
sekitar kita, yang umumnya disebut pakis. Paku sejati memiliki banyak tulang daun dan
mempunyai makrofil (daun besar), serta mesofil (daging daun). Memiliki daun ukuran lebih
besar. Sporangium tersusun dalam bentuk sorus di permukaan daun. Letak sorus di
permukaan daun (atas, bawah), di ujung/di tepi. Paku sejati ada yang tumbuh di darat, air,
atau rawa-rawa. Kelompok yang hidup di darat meliputi jenis paku dari yang terkecil sampai
yang terbesar (berupa pohon), misalnya suplir, paku sarang burung dan paku tiang.
Kelompok yang hidup di air misalnya paku air, paku sampan, dan semanggi.
Subkelas : Eusporangiatae
Sporangium mempunyai dinding tebal dan kuat yang terdiri atas beberapa lapis
sel, spora sama besar. Kelas ini meliputi tumbuhan paku menurut pengertian kita sehari-
hari, yang telah mempunyai makrofil dengan tulang-tulang daun dan mesofil di
antaranya.
Subkelas : Hydropterides
Famili : Salviniaceae
Spesies : Salvinia natans (paku sampan)
Famili : Marsileaceae
Spesies : Marsilea crenata (semanggi)
Total spesies yang diketahui hampir 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di
Indonesia sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab., yang juga dikenal
sebagai masa keemasan tumbuhan paku karena merajai hutan-hutan di bumi. Tumbuhan paku
tidak menghasilkan biji, tetapi menghasilkan spora. Spora dihasilkan oleh daun, biasanya pada
permukaan bawah daun. Daun yang masih muda menggulung. Mengapa disebut tumbuhan paku
disebut juga tumbuhan berkormus? Hal ini dikarenakan tumbuhan paku memiliki akar, batang
dan daun. Tumbuhan paku juga termasuk kedalam kelompok Tracheophyta yang memiliki
jaringan pengangkut khusus yang berbentuk pembuluh (pipa). Tumbuhan ini cenderung tidak
6
Pada makrofil sudah
mempunyai epidermis,
mesofil yang terdiri dari
jaringan tiang dan jaringan
bunga karang dan terdapat
tulang-tulang daun.
Batang terdiri atas bagian- Menurutfungsinya
bagian: dibedakan menjadi dua,
yaitu :
–epidermis : di bawah lapisan
epidermis terdapat jaringan – Tropofil:daun yang
penguat yang terdiri atas sel- berfungsi khusus untuk
sel skelerenkim fotosintesa
2. Generasi Gametofit
Generasi gametotit atau tumbuhan penghasil gamet dikenal dengan nama protalium.
Protalium yang berbentuk talus itu berukuran kira-kira 1-2 cm, bentuknya seperti daun waru,
biasanya tumbuh di permukaan tanah lembab, diatas batu bata, di tebing sungai, dan
ditempat lembab lainnya. Berbeda dengan tumbuhan lumut, gametofit paku hanya berumur
beberapa minggu. Protalium membentuk anteridium. Sebagai alat kelamin jantan dan
arkegonium sebagai alat kelamin betina. Anteridium menghasilkan sperma dan arkegonium
menghasilkan ovum. Fertilisasi sperma dan ovum menghasilkan zigot. Selanjutnya, zigot
akan tumbuh menjadi tumbuhan paku baru yang berakar, berbatang dan berdaun.
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkannya tumbuhan paku dibedakan menjadi paku
homospora, heterospora, dan peralihan.
a) Paku Homosprosa (isospora)
Paku homospora hanya memproduksi satu macam ukuran spora. Sering pula
disebut tumbuhan paku berumah satu, contohnya lycopodium (paku kawat). Tumbuhan
tersebut batangnya seperti kawat, hidup memanjat pada tumbuhan lain.
b) Paku Heterospora
Tumbuhan paku yang hidup di zaman Karbon telah memfosil. Fosil tersebut berupa batu bara
yang dapat dijadikan bahan bakar.
A. Kesimpulan
Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang,
sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku tiang.
Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan ukuran dan
susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Berdasarkan
fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil.
Spora tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora (sporangium). Kumpulan sporangium
disebut sorus. Sorus muda dilindungi oleh selaput yang disebut indusium. Berdasarkan macam
spora yang dihasilkan tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga yaitu paku homospora (isospora),
paku heterospora dan paku peralihan. Paku homospora menghasilkan satu jenis spora
misalnya Lycopodium (paku kawat). Paku heterospora menghasilkan dua jenis spora yang
berlainan yaitu megaspora (ukuran besar) dan mikrospora (ukuran kecil)
misalnya Marsilea (semanggi) dan Selaginella (paku rane). Paku peralihan merupakan peralihan
antara homospora dan heterospora menghasilkan spora dengan bentuk dan ukurannya sama
tetapi berbeda jenis kelamin misalnya Equisetum debile (paku ekor kuda).
Tumbuhan paku juga memiliki banyak sekali manfaat bagi kehidupan manusia.
Contonhya digunakan sebagai tanaman hias, untuk sayuran, dan sebagainya.
B. Saran
Banyak dari kita menganggap bahwa tumbuhan paku adalah tanaman pengganggu.
Padahal banyak sekali manfaat yang bisa di dapat dari tumbuhan paku itu sendiri. Contohnya
kelakai yang tumbuh di daerah basah dan tergenang memiliki banyak khasiat sebagai obat
penambah darah.