Disusun oleh :
Kelompok 1
Nama : 1. Mela ashada (4219019)
2. Sinta Bella Lestari (42190)
3. Shelby Okta Khoriza (42190)
Kelas :VA
Mata Kuliah : Pengembangan Instrumen Penelitian
Dosen Pengampu : Harmoko , M.Pd.
Puji Syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Swt, sebab atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan tugas kuliah
yang berjudul “Metode dan Jenis-jenis instrumen”.
Tim penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Harmoko, M.Pd. selaku
dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan Instrumen Penelitian yang telah memberikan
tugas untuk menyusun makalah ini, sehingga penyusun memiliki kesempatan untuk
menambah wawasan dari sumber bacaan yang relevan maupun forum diskusi kelompok yang
telah dilakukan.
Penyusun sangat menyadari dalam penyusun makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik maupun sarannya, sehingga di kemudian hari dapat
menyusun lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat digunakan dengan baik dan bermanfaat
bagi kita semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian adalah proses ilmiah yang mencakup sifat formal dan intensif. Karakter
formal dan intensif karena mereka terikat dengan aturan, urutan, maupun cara penyajiannya
agar memperoleh hasil yang diakui dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Intensif dengan
menerapkan ketelitian dan ketepatan dalam melakukan proses penelitian agar memperoleh
hasil yang dapat dipertanggung jawabkan, memecahkan problem malalui hubungan sebab
dan akibat, dapat diulang kembali dengan cara yang sama dan hasil sama.
Hasil dari penelitian memberikan kontribusi bagi kehidupan manusia. Sehingga
dengan adanya suatu bentuk penelitian manusia akan terbantu dalam menyelesaikan
masalahnya. Dalam penelitian, data merupakan komponen paling penting. Karena suatu data
akan mengungkap suatu fakta atau kebenaran mengenai suatu hal. Apabila data tersebut
akurat maka hasil penelitian tersebut bersifat valid sebaliknya apabila data tidak akurat maka
kevalidtan penelitian tersebut berkurang.
Penggalian data di lapangan tentunya menggunakan suatu media yang digunakan
untuk pengumpulan data.Media tersebut adalah instrumen penelitian. Instrumen penelitian
akan mentukan kualitas data. Semakin baik instrumen semakain valid data yang diperoleh
begitu juga sebaliknya.Sehingga instrumen penelitian memiliki peran yang sentral dalam
suatu penelitian.
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui jenis-jenis instrumen penelitian.
2. Untuk mengetahui cara menyusun instrumen penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN
b) Wawancara
Panduan wawancara berisi poin-poin yang akan ditanyakan pada responden pada
wawancara. Penyusunan panduan wawancara juga harus dirancang secara tepat sehingga
dapat menjamin perolehan data penelitian yang valid.Ada kemiripan antara panduan
wawancara dan angket.Bedanya jika angket pertanyaannya harus jelas dan bersifat mandiri
serta memerlukan bimbingan dalam menjawabnya namun panduan wawancara hanya berupa
pertanyaan garis besar saja. Dalam rinciannya akan dikembangkan pewawancaraan dalam
proses wawancara. Jika ada yang kurang jelas dalam wawancara, pewawancara dapat
menjelaskan permasalahannya.Hal demikian itu yang tidak bisa dilakukan dalam angket.
Terdapat dua jenis pertanyaan dalam panduan wawancara yang dibuka peneliti. Kedua
jenis pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertanyaan terstruktur
Pertanyaan terstruktur merupakan instrumen pengumpulan data yang digunakan
dalam wawancara terstruktur yaitu wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan yang
telah tersusun secara sistematis dan telah disiapkan sebelumnya secara lengkap. Dengan
wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama.
2) Pertanyaan tidak terstruktur
Pertanyaan tidak terstruktur merupakan instrumen pengumpulan data yang digunakan
dalam wawancara yang tidak terstruktur.Yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Panduan wawancaranya hanya berupa garis-garis besar permasalahan
yang akan ditanyakan. Dengan demikian pertanyaan bisa dikembangkan dengan kondisi
waktu wawancara. Berdasarkan hal itu, maka setiap responden dapat saja diberi pertanyaan
yang berbeda anatara yang satu dengan yang lainnya tetapi dalam fokus yang sama.
c) Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan kegiatan memperhatikan objek penelitian
dengan saksama. Selain itu, kegiatan pada proses observasi bertujuan mencatat setiap
keadaan yang relevan dengan tujuan penelitian yang telah dibuat.
1. Teknik Observasi
Untuk teknik yang ada dalam observasi dalam instrument penelitian pada dasarnya dapatlah
dibedakan menjadi dua macam, antara lain adalah sebagai berikut;
d) Dokumentasi
Cara lain untuk dapat memperoleh data dan responden dan informan adalah
menggunakan dokumentasi. Dengan dokumentasi, peneliti memperoleh infonmasi dan
berbagai macam sumber. Informasi tersebut antara lain tempat tinggal, alamat, dan latar
belakang pendidikan.
1. Sumber Dokumen
Sumber dokumen yang ada di dalam pengembilan dalam instrument penelitian, pada
umumnya dibedakan menjadi empat sebagai berikut.
1) Dokumen resmi, berupa dokumen atau berkas yang dikeluarkan oleh suatu lembaga
secara resmi, misalnya rapor, nilai akhir semester, dan arsip sejarah.
2) Dokumen tidak resmi, berupa dokumen yang diperoleh dan sumber tidak resmi
tetapi memberikan informasi penting terkait suatu kejadian.
3) Dokumen primer, berupa dokumen yang diperoleh dan sumber ash atau orang yang
menjadi informan dan penehitan. Dokumen mi mempunyai nilai keaslian dan bobot lebih
valid daripada dokumen lain.
4) Dokumen sekunder, berupa dokumen yang diperoleh selain dan sumber ash, bisa
orang lain atau berbagai media seperti surat kabar, laporan penehitian, makalah, dan
publikasi lainnya. Dokumen mi tidak memihiki nilai dan bobot keaslian sevahid
dokumen primer.
Apakah kamu pernah FGD? Ya, instrumen penelitian dalam bentuk diskusi ini pun
bisa digunakan untuk mendapatkan data. Instrumen pengumpulan data ini memungkinan
peneliti untuk mendapatkan data dari sekelompok besar orang pada saat yang sama.
Bila dalam metode wawancara peneliti berfokus pada satu orang pada satu waktu,
maka dalam metode diskusi kelompok terarah, peneliti memperoleh data dari sejumlah
besar orang untuk kegiatan penelitiannya. Biasanya metode diskusi kelompok terarah
sangat populer ketika melakukan penelitian yang berkaitan dengan behavioral (perilaku),
perpustakaan dan ilmu informasi, ilmu kearsipan, catatan dan teknologi informasi.
Dalam FGD, seorang peneliti harus mengidentifikasi informan kunci yang dapat
dihubungi. Tujuannya untuk memperoleh informasi yang layak tentang variabel yang
dikaji dalam penelitian. Pendekatan ini digunakan untuk menghasilkan data penelitian
kualitatif dalam menjelaskan suatu fenomena yang sedang diteliti atau diselidiki.
Syarat lainnya, keanggotaan FDG tidak boleh lebih dari 10 orang. Hal ini seperti
konferensi mini, yakni anggota kelompok dapat berkumpul di lokasi yang kondusif.
Sebelum pelaksanaan FGD, peneliti harus mendapatkan persetujuan dari partisipan
terlebih dahulu. Selain itu, peneliti harus merancang panduan FGD yang biasanya berisi
garis besar untuk menangkap variabel yang menarik.
2) Reliabilitas instrumen
Instrumen dikatakan memenuhi syarat reliablitas, jika instrumen tersebut mampu
menghasilkan hasil yang benar-benar dapat dipercaya. Salah satu indikator dalam instrumen
yang reliabel adalah jika instrumen tersebut digunakan berkali-kali dengan objek yang sama
maka hasilnya akan tetap reatif sama. Untuk menguji reliabilitas instrumen dapat digunakan
dengan tiga cara, yaitu pengukuran ulang, pengukuran setara, dan pengukuran pecah belah.
Reliabilitas pengukuran ulang dapat dilakukan dengan memberikan instrumen dua
kali kepada subyek yang sama dalam waktu berbeda. Reliabilitas pengukuran setara dapat
dilakukan dengan cara membuat dua buah instrumen yang setara untuk diberikan kepada
responden secara berurutan. Korelasi bentuk instrumen tersebut akan memberikan hasil
reliabilitas pengukuran yang setara. Sedangkan reliablitas belah dua dapat diketahui dengan
cara membagi instrumen menjadi dua untuk diberikan kepada siswa selanjutnya korelasi dari
dua instrumen tersebut dapat dipergunakan sebagai hasil reliabiltas belah dua.
3) Kepraktisan
Disamping validitas dan reliabiltas instrumen hendaknya memiliki kepraktisan dalam
artian proses persiapan, pelaksaaan, dan pemeriksaan hasil instrumen serta interpretasi hasil
instrumen dapt dilakukan secara hemat dan mudah. Hemat dalam arti instrumen dapat
digunakan berberapa kali pengadministrasiannya dapat dilakukan dengan cepat. Mudah
artinya instrumen memiliki petunjuk yang jelas dan lengkap sehingga tidak perlu lagi
penjelasan lain dari peneliti.
b. Penyusunan Insrtrumen Pengumpulan Data
Penyusunan instrumen pengumpulan data harus dilakukan secara tepat, artinya sesuai
dengan kebutuhan penelitian yang dilakukan. Untuk itu peneliti harus meneliti secara jeli
mengidentifikasi berbagai variabel yang ada dalam penelitian. Peneliti juga tidak boleh
mengabaikan difinisi operasional variabel penelitian yang telah dibuat sebelumnya.
Instrumen harus sejalan dengan definisi opresional variabel yang telah dibuat sebelumnya.
Poin-poin indikator yang ada dalam definisi operasional kemudian dikembangkan dalam
penyususan instrumen pengumpulan data.
Agar penyusunan instrumen pengumpulan data yang dilakukan bisa cermat dan
memperolah hasil yang valid, peneliti hendaknya mengikuti beberapa langkah tertentu.
Langkah-langkah penyusunan instrumen pengumpulan data mencakup beberapa tahapan
sebagi berikut:
1) Melakukan idendifikasi terhadap semua variabel yang ada dalam judul atau masalah
penelitian yang telah dibuat sebelumnya.
2) Menjabarkan setiap variabel penelitian menjadi sub-sub variabel penelitian.
3) Menjabarkan setiap sub variabel penelitian tersebut menjadi indikator-indikator. Yang
harus diingat adalah penjabaran sub-sub variabel harus sesuai dengan poin-poin indikator
yang ada dalam definisi operasional variabel.
4) Membuat deskripsi dari semua indikator yang telah dibuat.
5) Merumuskan deskripsi tersebut kedalam butir-butir istrumen penelitian .
6) Melengkapi instrumen yang dibuat tersebut dengan petunjuk atau panduan untuk
menjawab serta melengkapi pula denga kata pengantar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Banyak ragam instrumen pengumpulan data penelitian namun dari berbagai macam
ragam instrumen pengumpulan data tersebut dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu: (1)
instrumen tes (2) instrumen non tes. Instrumen tes dan non tes dibedakan dari segi materi
instrumen dan dari segi cara pengerjaan serta penskoran, disamping itu dilihat dari tujuan
pengukuran nilai variabel yang akan dilakukan dalam penelitian.
a. Instrumen pengumpulan data (tes)
(a) Tes hasil belajar, (b) Tes intelegensi (tes IQ), (c)Tes kepribadian, (d)Tes bakat,
dan (e) Tes sikap
b. Instrumen pengumpulan data non tes
(a)Kuesioner atau angket, (b) Panduan wawancara, (c) Check list, (d) Rating scale dan
(e) Panduan dokumentasi.
Instrumen pengumpulan data hendaknya disusun dengan memperhatikan
syarat minimal instrumen yang baik. Menurut Suharsimi Arikunto syarat instrumen
yang baik terletak pada validitas dan reliabilitas instrumennya. Sedangkan menurut
Sulthon Masyud syarat instrumen yang baik itu adalah : (1) validitas, (2) reliabilitas,
(3) kepraktisan.
3.2 Saran
Dalam makalah ini, penulis tetap memaparkan beberapa pembahasan mengenai judul
tersebut. Akan tetapi penulis menyadari akan banyaknya kekurangan baik dalam penulisan
maupun dalam penyusunan makalah ini. untuk itu, kritik maupun saran sangat diharapkan
agar makalah ini menjadi lebih baik lagi. harapan penulis semoga makalah ini dapat
bermanfaat baik bagi pembaca maupun penulis.
DAFTAR PUSTAKA