INSTRUMEN PENELITIAN
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi
Penelitian
Dosen Pengampu: Riska Ayu Pramesthi, S.E., M.M.
Disusun oleh:
Kelas 4I
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ABDURACHMAN SALEH SITUBONDO
2016
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Penelitian adalah proses ilmiah yang mencakup sifat formal dan intensif.
Karakter formal dan intensif karena mereka terikat dengan aturan, urutan,
maupun cara penyajiannya agar memperoleh hasil yang diakui dan
bermanfaat bagi
kehidupan manusia.
BAB II
i
PEMBAHASAN
sebelumnya.
Alat
bantu
tersebut
dimaksudkan
untuk
sebagai
alat
untuk
membimbing,
mengarahkan,
serta
lainnya.
Sedangkan
instrumen
non
tes
digunakan
untuk
Tes
sebagai
instrumen
pengumpulan
data
penelitian
adalah
model
tertentu
dalam
kegiatan
pembelajaran.
Dalam
penelitian yang bersifat eksperimental dan PTK, tes hasil belajar menjadi
instrumen yang paling utama.
Tes hasil belajar tersebut memiliki beberapa bentuk yaitu bentuk
uraian,
bentuk
obyektif
dan
sikap.
Tes
uraian
umumnya
berupa
obyektif
merupakan
tes
yang
mengandung
pertanyaan-
tes bentuk obyektif telah disiapkan alternatif jawaban untuk dipilih. Yang
perlu diperhatikan dalam menyusun tes ini adalah kecermatan dalam
menyediakan jawaban yang relatif sejenis, sehingga alternatif jawaban
tidak mudah ditebak oleh siswa.
Tes perbuatan merupakan tes yang menghendaki siswa untuk
bekerja atau melakukan aktivitas guna memperlihatkan produk tertentu
misalnya: menyelesaikan suatu pekerjaan berdasarkan gambar yang
diperlihatkan kepadanya atau melakukan praktek tertentu. Jadi tes
perbuatan tidak memberikan penekanan kepada bahasa, tetapi lebih
kepada kegiatan jawaban manipulatif sebagai jawaban terhadap tes.
b. Tes intelegensi (tes IQ)
Tes intelegensi merupakan tes untuk mengungkap potensi dasar
yang dimiliki individu. Potensi dasar tersebut berkaitan dengan potensi
bahasa, aritmatika, logika (baik ,logika bahasa, matematika, maupun
logika gambar). Tes intelegensi ini tidak sekedar mengetes benar tidaknya
jawaban individu, melainkan juga mengetes kecepatan dalam menjawab
pertanyaaan.
Tidak
semua
peneliti
diberikan
kewenanagan
untuk
menyusun dan melakasanakan tes IQ ini. Akan tetapi tes ini menjadi
kewenangan seorang yang telah memiliki profesi sebagai Psikolog.
Dengan demikian jika seseorang membutuhkan data yang berkaitan
dengan Variabel IQ dalam penelitiannya, maka ia harus menggunakan
jasa Psikolog untuk melakukan tes IQ tersebut dan peneliti hanya
menerima data hasil tes IQ tersebut dari psikolog yang memiliki
kewenangan melakukan tes IQ.
c. Tes kepribadian
Tes kepribadian merupakan salah satu jenis tes psikologi yang
dimaksudkan untuk mengungkap bagaimana kepribadian yang dimiliki
individu. Tes kepribadian tersebut dapat mengungkapkan kecondongan
kepribadian individu apakah bergerak kearah positif atau negatif. Yang
termasuk dalam kategori kepribadian disini adalah keseriusan bekerja
atau ketekunan, konsentrasi, kerajinan, keuletan, kesabaran, serta potensi
emosional yang dimiliki individu. Sama dengan tes IQ, penyususnan
instrumen tes kepribadian ini menjadi kewenangan psikolog, sehingga
tidak semua peneliti memiliki kewenangan menyusun dan melaksanakan
5
tes ini. Jika data tentang kepribadian dibutuhkan sebagai salah satu
variabel penelitian maka penelitian tidak memiliki kewenangan melakukan
tes ini, ia harus menggunakan jasa Psikolog dalam melakukan tes
kepribadian.
d. Tes bakat
Tes bakat
termasuk
salah
satu
jenis
tes
psikologi.
Tes
ini
jawaban.
Karena
responden
dibebaskan
dalam
Namun
kelemahannya
penskoran,
verifikasi,
adalah
dan
peneliti
analisis
akan
data.
mengalami
Dismping
itu
kuesioner
langsung
dan
kuesioner
tak
langsung.
Kuesioner
disekolah
guru-guru
diajak
kepala
sekolah
untuk
memaksa
untuk
menanyakan
pada
responden mengenai hal yang sudah terlalu lama dan responden sudah
lupa kejadiannya. Hal itu bisa menyebabkan responden asal menjawab.
Jika memang informasi itu sangat dibutuhkan sebaiknya peneliti memberi
alternatif jawaban tidak tau atau sudah lupa. Alternatif tersebut akan
menghindarkan
diperolehnya
jawaban
yang
dalam
asal-asalan
angket
atau
tidak
hendaknya
tidak
terlalu
panjang
akan
membingungkan
responden
dan
Pertanyaan
diurutkan menurut konsep yang paling sederhana menuju hal yang lebih
kompleks. Demikian juga harus diperhatikan jika ada pertanyaan yang
bersambung hendaknya jangan dipisahkan dengan pertanyaan lain yang
tidak ada kaitannya dengan konteks pertanyaan yang diajukan diatas dan
dibawahnya. Hal itu dimaksudkan agar pola pikir responden tidak
terputus.
9) Prinsip pengukuran
9
maka
akan
dapat
berpengaruh
terhadap
validitas
yang
dikumpulkan.
11)
Penampilan fisik angket
Setelah penyusunan angket selesai dilakukan secara keseluran,
maka langkah berikutnya yang perlu diperhatikan oleh peneliti sebelum
dilakukan pengumpulan data adalah lay out angket sebelum dicetak. Lay
out angket harus dilakukan dengan baik, yang menarik sehingga
penampilan angket yang akan digunakan juga menarik. Perfonmansi
angket juga mempengaruhi perasaan responden. Jika performasi angket
menarik, maka responden penelitian akan merasa respek dan akan
menjawab dengan serius. Namun sebaliknya jika performansi angket
kurang menarik, maka akan dapat mempengaruhi perasaan negative
responden, responden bisa menjawab malas dan asal-asalan (Masyud,
2012:207-209).
Kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data tentunya memiliki
kelebihan dan kekurangan. Berikut kelebihan dan kekurangan kuesioner:
Kelebihan kuesioner
Kuesioner memiliki beberapa kelebihan berupa:
1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti
2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden
3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing
dan menurut waktu senggang responden
10
4) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malumalu menjawab
5) Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi
pertanyaan yang benar-benar sama.
Kelemahan kuesioner
Kuesioner memiliki beberapa kelemahan yaitu:
1) Responden
sering
tidak
teliti
dalam
menjawab
sehingga
ada
serta
namun
list
12
Jenis Aktivitas
Ya
Tidak
o
1
dalam pembelajaran
Siswa betanya tentang kesulitan
yang dihadapi
Siswa aktif mengemukakan
kelompok
Siswa berdiskusi alternative solusi
dengan guru
Siswa mendiskusikan alternative
awal. Sebagai
sejumlah
pandangan,
gagasan,
atau
tindakan.
Pertanyaan
itu
dikumpulkan kemudian diberikan kepada juri yang bertugas memilahmilah pertanyaan tersebut dari yang paling rendah tingkat ekstrimnya
sampai ke yang paling tinggi. Daftar pernyataan yang sudah disepakati
kemudian
diberikan
kepada
subyek.
Subyek
kemudian
diminta
apakah
perang
lebih
mendatangkan
lebih
14
terbesar
tiap
orang
adalah
berperang
demi
kejayaan
bangsanya
Pertanyaan yang diberikan ini dimaksudkan untuk meneliti sikap
responden terhadap peperangan. Dalam contoh ini pernyataan yang
bernilai skala 0,0 menunjukkan sikap paling anti peperangan. Pernyataan
yang bernilai skala 11,0 menunjukkan sikap paling menyetujui perang.
2. Model Likert.
Metode ini dapat disusun tanpa menggunakan bantuan dewan juri,
metode ini menghasilkan skor yang hampir sama dengan skor yang
diperoleh teknik Thurstone.
Langkah pertama dalam menyusun Likert adalah mengumpulkan
sejumlah pernyataan mengenai suatu pokok persoalan. Pernyataan
tersebut
menunjukkan
kesetujuan
atau
ketidaksetujuan
terhadap
pendirian-pendirian tertentu.
Setelah pernyataan-pernyataan itu terkumpul kemudian dilakukan
uji coba (trial test) terhadap sejumlah subjek. Teknik skala likert
memberikan suatu nilai skala untuk tiap alternatif jawaban yang
berjumlah 5 kategori. Dengan demikian instrumen itu akan menghasilkan
total skor bagi tiap responden.
a.
b.
c.
d.
e.
Nilai skala
5
4
3
2
1
Sangat setuju
Setuju
tidak menjawab
tidak setuju
sangat tidak setuju
Nilai skala
1
2
3
4
Sangat setuju
Setuju
tidak menjawab
tidak setuju
15
3. teknik Q-sort
Teknik Q-sort ditemukan oleh William Stephenson, teknik Q-sort
merupakan suatu teknik untuk meranking sikap atau pilihan atau
pendapat, dan terutama efektif bila jumlah item yang dirangking cukup
banyak. Dalam teknik teknik Q-sort sejumlah kartu atau lembar kertas
yang
memuat
pernyataan-pernyataan
atau
item-item
dimasukkan
yang
disediakan
adalah
Sembilan
atau
sebelas,
yang
sederhana,
contoh
penggunaan
sekelompok
guru
Q-sort,
besar
berusaha
dibidang
mengumpulkan
penelitian
pendidikan.
yang
paling
tidak
penting.
Beberapa
konsep
yang
harus
17
ada
1
2
3
4
5
6
7
8
9
hidup
Simbiosis antara manusia dengan
pengumpulan
data
penelitian
banyak
ragam
dan
jangan menggunakan angket. Dalam hal ini yang harus digunakan adalah
instrumen
panduan
wawancara
atau
panduan
pengamatan
atau
panduan
wawancara,
karena
akan
memicu
timbulnya
angket
pelaksanaan penelitian
bisa
efisien.
Dilokasi
yang
pengumpulan
data
hendaknya
disusun
dengan
19
dengan
mengkorelasikan
hasil
suatu
instrumen
dengan
instrumen
yang
dilaksanakan
pada
waktu
yang
bersamaan.
instrumen dapat
3) Menjabarkan
setiap
sub
variabel
penelitian
tersebut
menjadi
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan informasi kuantitatif dan kualitatif tentang variabel
yang sedang diteliti. Apabila dibedakan berdasarkan jenisnya instrumen
penelititian dibedakan menjadi dua yaitu instrumen tes dan instrumen
non tes. Instrumen tes terdiri dari tes penelian hasil, tes intelengensi, tes
kepribadian , tes bakat, dan tes sikap. Sementara instrumen penelitian
yang bersifat non tes terdiri dari angket/kuesioner, panduan wawancara,
daftar cek (check list), skala penelian, dan panduan dokumentasi.
Pemilihan
jenis-jenis
instrumen
hendahnya
didasari
oleh
pertimbangan
yang
mendasari
pemilihan
instrumen,
tersebut
bertumpu
pada
validitas,
reliabilitas,
dan
3.2 Saran
Diharapkan
kepada
para
peneliti
khususnya
peneliti
muda
sifat
instrumen
yang
sangat
sentral
dalam
penelitian.
Sehingga data yang yang diperoleh lebih akurat dan mendekati kenyataan
23
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi,1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Faisal, Sanapiah. 1882. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya :
Usaha
Nasional
Masyud, Sulthon, 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Jember : Lembaga
Pengembangan Manajemen dan Profesi Kependidikan
24