Anda di halaman 1dari 3

Etika di Rumah Sakit

May 21, 2014 admin Leave a comment

KERS
Pengelolaan Rumah Sakit yang efisien dan efektif haruslah berdasarkan atas dengan 3 prinsip: Good
Corporate Governance (GCG), Good Clinical Standard (GCS); dan Good Ethical Practice (GEP).
Ketiganya disebut sebagai TRILOGI Tata Kelola Rumah Sakit. Di Indonesia maka istilah yang dipakai
adalah Hospital Bylaw, Medical Staff Bylaw dan Kode Etik Rumah Sakit.
Penyebab timbulnya kasus komplain di Rumah Sakit akhir- akhir ini dipengaruhi banyak faktor.
Pertama pelayanan yang tidak memenuhi standar minimal, kemudian sistem pelayanan Rumah Sakit
dan komunikasi yang buruk. Selanjutnya Komite Medis & Keperawatan yg tidak berfungsi baik
dibarengi dengan standar profesi yang sudah tidak update. Selain itu Pengamalan Etika RUMAH
SAKIT tidak sempurna dan Pengetahuan & Keberanian pasien meningkat seiring dengan banyaknya
informasi di media maya. Tidak ketinggalan faktor banyaknya pengacara/ media/ organisasi yang
proaktif mendekati pasien yang tidak puas terhadap pelayanan Rumah Sakit.

Di dalam KODERSI terdapat Kode Etik Rumah Sakit Indonesia yang terdiri dari 23 pasal berisikan lima
macam kewajiban:

Kewajiban Umum Rumah Sakit

Kewajiban Terhadap Masyarakat dan Lingkungan

Kewajiban Terhadap Pasien

Kewajiban Terhadap Pimpinan, Staf, dan Karyawan

Kewajiban Dengan Lembaga Terkait

Ada empat pilar utama dalam menegakkan Good Ethical Practice (GEP). (a) Menghormati Otonomi
pasien/klien; (b) Berlaku adil, tidak ada diskriminasi, dan jujur (fair) terhadap pasien / klien; (c)
Beneficence, hanya melakukan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi pasien / klien (Amar maruf )
dan (d) Nonmaleficence, tidak menimbulkan mudarat dan cidera pada pasien / klien (Nahi mungkar)

Untuk menegakkan GEP ini rumah Sakit harus membentuk komite etik rumah Sakit ( KERS ) yang juga
merupakan syarat dari operasional rumah sakit. KERS ini berlaku sebagai pembina praktek GEP.
Dibentuk oleh Pemilik atau Pimpinan Rumah Sakit dan bertanggung jawab kepada pihak yang
mengangkatnya. Tugas pokok dari KERS yaitu memberi saran, nasehat, dan pertimbangan kepada
Pimpinan dan Pemilik Rumah Sakit agar, setiap kebijakan dan keputusan Rumah Sakit sesuai dengan
KODERSI.
Dalam struktur Rumah Sakit, maka kedudukan KERS serupa dengan Komite Medis Rumah Sakit.
Susunan KERS terdiri dari Ketua, Sekretaris dan anggota. Keanggotaan KERS harus mewakili
berbagai profesi yang bekerja di dalam Rumah Sakit. Syarat untuk dapat dipilih menjadi anggota KERS
adalah berjiwa Pancasila, memilki integritas, kredibilitas sosial dan profesional, serta memiliki
kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan.
Komite Etik Rumah Sakit diharapkan berperan secara aktif menangani masalah etika institusi Rumah
Sakit yang cakupannya lebih luas daripada etika profesi, hukum, atau disiplin profesi. Selain itu KERS
juga diharapkan membina praktek GEP dalam penyelenggaraan Rumah Sakit.
Keberadaan KERS tidak dimaksudkan untuk menghilangkan peran panitia etik profesi, dan bisa saja
struktur panitia etik profesi (dokter, perawat, dll) digabungkan dalam KERS, sehingga dengan demikian
seluruh permasalahan Rumah Sakit yang berkaitan dengan etika biomedis ditangani oleh KERS.
Fungsi KERS antara lain :

Memberikan pendidikan etika dalam pelayanan medis bagi seluruh pegawai rumah sakit.

Menyusun kebijakan rumah sakit agar konsisten untuk menerapkan GEP.

Membahas kasus etika di rumah sakit.

Memberikan konsultasi dan rujukan kasus etika institusi di rumah sakit.

Konsultasi dan rujukan kasus etika Institusi di Rumah Sakit.

Melakukan mediasi dengan membantu menyelesaikan perselisihan antara pasien dan pihak
Rumah Sakit dan mencari jalan keluar yang dapat diterima kedua belah pihak

Mediasi oleh KERS diharapkan bisa efektif karena anggotanya adalah tenaga senior, memiliki
kredibilitas, bersifat multidisiplin

KERS dapat mengundang berbagai pihak untuk membantu mediasi sebelum dibawa keluar
dari lingkup Rumah Sakit

Membantu semua pihak (dokter, Rumah Sakit , pasien, masyarakat) memahami etika Rumah
Sakit

Menangani masalah etika di Rumah Sakit agar pelayanan Rumah Sakit dapat diberikan
secara bermutu, berkualitas, dan profesional, didukung dengan kerjasama dalam sistem
rujukan MAKERSI / PERSI

Meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pasien akan pelayanan Rumah Sakit dengan
hadirnya KERS

Menjamin terwujudnya pelaksanaan TRILOGI Tata Kelola Rumah Sakit (GCG, GCS, GEP).
(admin)

Anda mungkin juga menyukai