Anda di halaman 1dari 4

Nama : Duhita Fauzzia Agni

NPM : 201413093
Kelas :5G

1. Sistem Ekonomi Indonesia


Dasar negara Indonesia menyatakan bahwa sistem ekonomi yang dikonsepkan adalah
Ekonomi Kerakyatan (ekonomi yang dikuasai oleh rakyat), tetapi kenyataannya aktivitas
ekonomi yang berlangsung saat ini mencerminkan Sistem Ekonomi Kapitalis, sehingga saat
ini yang terjadi adalah dualisme ekonomi.
Dualisme ekonomi mengacu pada pemikiran J.H. Boeke yang menggambarkan adanya dua
keadaan yang amat berbeda dalam suatu masyarakat yang hidup berkembang secara
berdampingan. Keadaan pertama bersifat superior, sedangkan yang lainnya bersifat inferior.
Seperti halnya acara produksi modern berdampingan dengan cara produksi tradisional,
antara orang kaya dengan orang miskin tak berpendidikan dan keadaan lain yang kontras
dalam satu masa dan tempat.
Dualisme ekonomi di Indonesia tidak hanya berwujud sebagai akibat perbedaan taraf
pengembangan teknologi, melainkan tampak sebagai perbedaan konsep nilai (falsafah),
ideologi dan sosial budaya yang mempengaruhi bekerjanya sistem ekonomi.
Hubungan antara kedua sistem (pelaku) umumnya terjadi dalam pola yang tidak seimbang.
Sistem ekonomi yang superior cenderung mensubordinasi sistem ekonomi inferior karena
kekuatan ilmu pengetahuan, teknologi, modal dan SDM yang dikuasai pelaku ekonomi di
sektor modern tersebut.
2. Sektor pertanian masih melekat dengan kemiskinan. Menurut saya, ada 2 penyebab utama
mengapa hal itu terjadi. Pertama, masalah kepemilikan tanah yang sedikit dan kedua,
persoalan harga yang tidak menguntungkan bagi petani.
Cara saya membuat solusinya untuk masalah pertama adalah dengan diberlakukannya
program reformasi agraria bagi pemerintah agar petani miskin yang tidak berlahan, atau
kepemilikan lahannya sedikit dapat kembali memiliki lahan. Bisa juga dengan memberikan
edukasi bagi petani agar dapat memaksimalkan hasil pertanian, contohnya dengan sistem
pertanian tumpang sari, di mana di sekitar pematang sawah ditanami tanaman jenis lainnya
misal kacang panjang atau jagung. Hasil tanaman yang menumpang ini dapat dimanfaatkan
sendiri atau dijual untuk menambah penghasilan bagi petani.
Untuk masalah kedua, yaitu harga yang tidak menguntungkan bagi petani, solusinya adalah
dengan pola tanam bertahap agar saat panen tidak serentak, membuat harganya akan stabil,
pemasukan uang bisa diatur sesuai kebutuhan: bisa harian, mingguan atau bulanan. Lalu,
mempersiapkan tenaga pendamping yang mengerti budidaya secara tuntas, mendampingi
petani desa selama semusim tanam dan tinggal bersama-sama dengan mereka, sehingga
budidaya intensif dapat dikerjakan dengan baik. Kemudian, memilih komoditas yang unggul
dan unik, sehingga dapat memperoleh nilai tambah untuk semua pihak, baik petani maupun
konsumennya.
3. Perbedaan pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi:
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita uang terus menerus dalam
jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator
keberhasilan pembangunan. Dengan demikian, makin tinggi pertumbuhan ekonomi,
biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator lain yaitu
distribusi pendapatan.
Pembangunan ekonomi adalah usaha meningkatkan pendapatan per kapita dengan jalan
mengolah kekuatan ekonomi potensial enjadi ekonomi riil melalui penanaman modal,
penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan
kemampuan berorganisasi dan manajemen.
Manfaat dari pertumbuhan dan pembangunan ekonomi:
a. Melancarkan kegiatan perekonomian
b. Tersedianya banyak lapangan pekerjaan
c. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat
d. Penghasilan masyarakat lebih memadai
e. Perbaikan di bidang pendidikan
4. 10 Nilai Kemiskinan adalah sebagai berikut:
1) Miskin kekuasaan
2) Miskin harta
3) Miskin kesehatan
4) Miskin pendidikan dan pengetahuan
5) Miskin ketrampilan
6) Miskin cinta kasih
7) Miskin penghormatan/penghargaan
8) Miskin keamanan
9) Miskin kebebasan
10) Miskin keadilan

Lingkaran kemisikinan dapat diilustrasikan sebagai berikut: Karena miskin, seseorang pasti
memiliki pendapatan yang kecil. Karena pendapatannya kecil, daya beli informasi dan
pengetahuannya pasti juga kecil. Daya beli informasi dan pengetahuan yang rendah ini akan
menyebabkan si miskin tidak memiliki pengetahuan yang cukup. Pengetahuan yang kurang
menyebabkan produktifitasnya menjadi kecil. Karena produktifitasnya kecil, ia akan jatuh
miskin lagi.

Karena miskin, seseorang hanya akan memiliki tabungan yang kecil. Tabungan yang kecil
akan membuat kepemilikan modal seseorang menjadi kecil pula. Kepemilikan modal yang
kecil akan mengakibatkan produksinya rendah serta pendapatannya kecil. Karena
pendapatannya kecil, ia akan jatuh miskin lagi.

Karena miskin, seseorang pasti hanya akan memiliki kemampuan konsumsi yang rendah.
Kemampuan konsumsi yang rendah akan membuat seseorang tidak dapat memenuhi
kebutuhan pangan, sandang dan papannya secara layak. Hal ini juga akan berdampak pada
buruknya status gizi seseorang. Seseorang dengan gizi buruk, produktifitas kerjanya akan
buruk. Bila produktifitasnya buruk, ia akan jatuh miskin lagi.

Solusi untuk memberantas lingkaran kemiskinan adalah:

1) Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pembukaan lapangan pekerjaan


2) Menggratiskan dan memajukan kualitas pendidikan
3) Jaminan atas terpenuhinya kebutuhan primer (pangan, sandang, papan)
4) Menggratiskan fasilitas kesehatan
5) Pemberian modal gratis bagi usaha masyarakat miskin.
5. Masalah pokok kependudukan Indonesia dan solusinya
a. Masalah kemiskinan
Solusinya adalah dengan:
1) Meningkatkan sumber daya ekonomi yang dimikiki penduduk miskin
2) Memberikan program penyuluhan dan pembekalan ketrampilan
3) Gerakan penghijauan
b. Masalah kesehatan
1) Peningkatan gizi masyarakat
2) Pelaksanaan imunisasi
3) Penambahan fasilitas kesehatan
4) Penyediaan pelayanan kesehatan gratis
5) Pengadaan obat generik
6) Penambahan jumlah tenaga kesehatan
7) Melakukan penyuluhan tentang arti penting kebersihan dan pola hidup sehat
c. Masalah pengangguran
1) Peningkatan ketrampilan kerja masyarakat
2) Pembentukan Tenaga Kerja Muda Mandiri Profesional (TKMMP)
3) Pelaksanaan padat karya
4) Penciptaan iklim usaha dan investasi yang kondusif

Anda mungkin juga menyukai