Anda di halaman 1dari 14

Hubungan Dischage Planing yang Dilakukan oleh Perawat Terhadap Tingkat

Kesiapan Pasca Bedah Fraktur Menghadapi Pemulangan di RSUD


CIBABAT CIMAHI

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Nursing Research II

Oleh:

Dilo Rivanca Farera : 043-315-13-1-012

Doni Abdulgani : 043-315-13-1-013

Hudiyana : 043-315-13-1-019

Mahesa Abirestu : 043-315-13-1-030

Teo Zumibakti : 043-315-13-1-035

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JAWA BARAT

BANDUNG 2016

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada tuhan yang maha esa karena berkat dan karunianya
tugas proposal ini dapat diselesaikan dengan judul Hubungan Dischage Planing
yang Dilakukan oleh Peraawat terhadap Kesiapan Pasien pasca bedah fraktur
Menghadapi Pemulangan di RSUD CIBABAT CIMAHI

Selama proses penyusunan proposal ini, penulis mendapatkan banyak


bantuan dan dukungan dari berbagai pihak khususnya dari anggota kelompok.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada
Bapak Nandang Mulyana, S.Kp.,M.Kes selaku dosen mata kuliah Nursing
Reasearch II yang telah memberikan tugas dan ilmu yang bermanfaat bagi kami
untuk bekal dalam menyusun skripsi di waktu mendatang.

Penulis menyadari dalam penulisan proposal masih terdapat kesalahan


yang dilakukan penulis. Oleh karena itu penulis sangat berharap diberikan kritik
dan saran membangun dalam penyusunan proposal ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga proposal skripsi ini dapat


bermanfaat dan dapat memberikan informasi yang berharga bagi dunia
keperawatan.

Bandung, Oktober 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2

2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................4


1.2 Tujuan Penelitian...................................................................................6
1.3 Rumusan Masalah Penelitian.................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................6

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Definisi Konseptual...............................................................................8


3.2 Definisi Operasional..............................................................................9

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Variabel Penelitian..............................................................................10


4.2 Desain Penelitian.................................................................................10
4.3 Populasi Penelitian.............................................................................11
4.4 Sampel Penelitian................................................................................11
4.5 Teknik Pengumpulan Data..................................................................12
4.6 Langkah-Langkah Pengumpulan Data................................................12

BAB VI KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan..........................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

3
Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan
cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan di
tangani, pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan membuat
sayatan. Setelah bagian yang akan di tangani terlihat, selanjutnya dilakukan
perbaikan yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (Siamsuhidajat
dan Jong, 2005).

Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman sulit bagi


hampir semua pasien. Berbagai kemungkinan buruk yang akan
membahayakan bagi pasien bisa saja terjadi sehingga diperlukan peran penting
perawat dalam setiap tindakan pembedahan dengan melakukan intervensi
keperawatan yang tepat untuk mempersiapkan klien baik fisik maupun psikis
(Rondhianto,2008).

Sebelum pemulangan pasien dan keluarganya haus mengetahui bagaimana


manajemen pemberian perawatan di rumah dan apa yang diharapkan di dalam
memperhatikan masalah fisik yang berkelanjutan karena kegagalan untuk
mengerti pembatasan atau implikasi masalah kesehatan ( tidak siap
menghadapi pemulangan) dapat menyebabkan pasien meningkatkan
komplikasi (Perry & Potter, 2006). Ketidaksiapan pasien menghadapi
pemulangan juga dapat terjadi karena pasien terlalu cepat dipulangkan
sehingga hal ini juga beresiko terhadap terjadinya komplikasi pasca bedah
setelah di rumah, dan juga dikareknakan pemulangan yang tidak direncanakan
yang dapat berakibat kepada hospitalisasi ulang (Torrance, 1997)

Hal tersebut diatas sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
williams (2006) bahwa mayoritas pasien yang menerima informasi tentang
nyeri dan manajeman luka, aktivitas, nutrisi, dan komplikasi pada umumnya
merasakan bahwa tidak mengalami perasaan khawatir yang membuat mereka
akan mengadakan kunjungan tidak rutin ke fasilitas kesehatan setelah
dipulangkan. Sedangkan pasien yang tidak mendapatkan informasi tentang
nyeri dan manajemen luka menurut williams (2006) mengalami kekhawatiran
yang memaksa mereka untuk melakukan kunjungan tidak rutin kepada suatu

4
fasilitas kesehatan setelah dipulangkan. Vaughan dan Taylor (1988 dalam
torrance,1997) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa pasien pasca
bedah mengalami defisiensi dalam hal mandi, berpakaian, diet, buang air
besar, serta dalam aktifitas seksual setelah mereka dipulangkan.

Oleh karena itu pasien perlu dipersepsikan untuk menghadapi


pemulangan. Orem (1985 dalam alligoog & Tomey,2006) mengatakan bahwa
intervensi keperawatan dibutuhkan karena adanya ketidakmampuan untuk
melakukan perawatan diri sebagai akibat dari adanya keterbatasan. Salah satu
bentuk intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah dischage planing
(perencanaan pemulangan pasien) untuk mempromosikan tahap kemandirian
tertinggik kepada pasien, teman-teman, dan keluarga dengan menyediakan,
memandirikan aktifitas perawatan diri (The Royal Marsden Hospital 2004).

Dischage planning yang tidak baik dapat menjadi salah satu faktor yang
memperlama proses penyembuhan di rumah (Wilson-Barnett dan Fordham,
1982 dalam Torrance,1997). Kesuksesan tindakan discharge planing menjamin
pasien mampu melakukan tindakan perawatan lanjutan yang aman dan
realistis setelah meninggalkan rumah sakit ( Hou,2001 dalam Perry &
Potter,2006).

Mengingat pentingnya dilakukan discharge planning terhadap pasien pasca


bedah peneliti merasa tertarik untuk menyelidiki bagaimana pengauh
discharge planning yang dilakukan oleh perawat terhadap kesiapan pasien
menghadapi pemulangan.

1.2 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan yang ingin di capai peneliti dalam penelitian ini yaitu
meliputi dua aspek tujuan, tujuan umum dan tujuan khusus.
1.2.1 Tujuan Umum

5
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Pengaruh discharge
planning yang dilakukan perawat terhadap kesiapan pasien Pasca
Bedah Fraktur menghadapi pemulangan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Penelitian ini memiliki tujuan khusus untuk mengidentifikasi :
1.2.2.1 Tingkat kesiapan pasien menghadapi pemulangan
dengan dilakukan discharge planning oleh perawat
1.2.2.2 Perbedaan tingkat kesiapan pasien menghadapi
pemulangan dengan diberikan discharge planning oleh
perawat.

1.3 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan muncul dari penelitian ini, yaitu :
1.3.1 Bagaimana tingkat kesiapan pasien menghadapi pemulangan
dengan diberikan discharge planing?
1.3.2 Bagaimana perbedaan tingkat kesiapan pasien menghadapi
pemulangan dengan diberikan discharge planing oleh perawat?

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang akan di dapat dari penelitian ini, yaitu :
1.4.1 Bagi Praktek Keperawatan
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan akan digunakan oleh
peraawat ruangan untuk melakukan discharge planning dalam
mempersiapkan pasien menghadapi pemulangan, dalam artian bahwa
pasien mampu melakukan perawatan berkelanjutan dirumah.

1.4.2 Bagi Pendidikan Keperawatan


Hasil penelitian ini diharapkan akan digunakan oleh pendidikan
keperawatan agar memberikan materi tentang discharge planning
kepada mahasiswa.
1.4.3 Penenlitian ini diharapkan akan dipergunakan sebagai bahan
masukan untuk peneliti selanjutnya.

6
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL

3.1.1 Definisi Konseptual


Penelitian ini memiliki tujuan utama untuk mengidentifikasi
pengaruh discharge planning yang dilakukan oleh perawat terhadap
kesiapan pasien pasca bedah fraktur menghadapi pemulangan. Penelitian
ini menggunakan konseptual berdasarkan konsep orem sebagai panduan
dalam penelitian ini.
Orem mengatakan jika seseorang cukup mampu untuk merawat dirinya
sendiri berkaitan dengan kesehatan maka ia dikatakan menderita defisit
perawatan diri setelah menjalani akibat kelemahan tubuhnya sehingga
memerlukan bantuan perawat sebagai agen keperawatan yang melakukan
sistem keperawatan, dalam hal ini dischage planning untuk membantu
pasien memenuhi komponen kebutuhan perawatan diri, dan membantu
pasien agar mampu menjadi agen perawatan diri sendiri sebelum
menghadapi pemulangan.
Sebelum dilakukan intervensi peneliti melakukan test awal (Pre
test) untuk mengukur tingkat kesiapan pasien menghadapi pemulangan.

7
Setelah itu dilakukan discharge planning kepada kelompok untuk
memperisapkan pasien menghadapi pemulangan. Dan akhirnya setelah
dilalkukan intervensi maka peneliti melakukan test akhir (post test) untuk
mengukur tingkat kesiapan pasien menghadapi pemulangan

3.2 Definisi Operasional


Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini
dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Definisi Operasional

No Variabel Defisnisi Operasional Alat ukur Hasil Ukur Skala


independe
n
1. Discharge Mempersiapkan pasien Protokol/s Sangat Paham Ordinal
Paham
Planning menghadapi pemulangan, op
Tidak Paham
berkaitan dengan : obat- discharge
obatan, tanda-tanda planing
bahaya, perawatan di
rumah, aktivitas dirumah,
diet di rumah, perawatan
lanjutan sesuai di rumah.
dependen
2. Kesiapan Kemampuan pasien kuosioner 4 tingkatan: Interval
-Tingkat kesiapan 1
Pasien menyebutkan
(R1) : 29-48
pengetahuan (tindakan
-Tingkat kesiapan 2
pengobatan di rumah,
(R2) 49-69
tanda-tanda bahaya, -Tingkat kesiapan 3

8
perawatan luka, aktivitas (R3) 70-90
-Tingkat kesiapan 4
di rumah, diet di rumah,
(R4) 91-112
perawatan lanjutan)
sebelum pasien
dipulangkan

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Variabel Penelitian


Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh
anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki
oleh kelompok lain (Notoatmojo,2010).
Variabel dalam Penelitian ini terdiri dari:
4.1.1 Variabel Bebas (Independen Variable)
Variabel independen (variabel bebas) disebut juga variabel
sebab yaitu karakteristik dari subjek yang keberadaannya
menyebabkan perubahan pada variabel lainnya (Kelana,2011).
Dalam penelitian ini variabel independen adalah Discharge
Planing.
4.1.2 Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel akibat
atau variabel yang akan berubah akibat pengaruh atau perubahan
yang terjadi pada variabel independen (Kelana, 2011). Pada
penelitian ini variabel dependen adalan Kesiapan pasien.

4.2 Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis
penelitian Eksperimental. Desain penelitian yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah desain quasi eksperimen yaitu desain yang
bertujuan untuk mengungkapkan kemungkinan adanya discharge
planning yang dilakukan oleh perawat terhadap kesiapan pasien
menghadapi pemulangan. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu

9
one group pre and posttest design, yang melibatkan satu kelompok
subjek serta melakukan pengukutan tingkat kesiapan pasien
menghadapi menulangan sebelum pemberian intervensi yang
memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan-perubahan yang
terjadi setelah adanya intervensi (discharge Planning)
(Notoatmodjo,2005)

4.3 Populasi Penelitian


Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien pasca bedah fraktur
yang sedang menjalani rawat inap. Dari studi pendahuluan yang
dilakukan peneliti, diketahui bahwa jumlah rata-rata pasien yang
menjalani perawatan selama 1 bulan terakhir sebanyak 30 orang
perbulan di RSUD CIBABAT CIMAHI.

4.4 Sampel Penelitian


Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
purposive sampling, yaitu menetapkan sampel yang sesuai dengan
kriteria inklusi. Adapun yang menjadi kriteria inklusi sampel dalam
penelitian ini antara lain : pasien pasca bedah fraktur, telah menjalani
perawatan di ruang rawat inap lebih dari 2 hari, pria atau wanita berusia
18-50 tahun, memiliki kesadaran penuh hingga tidak memiliki halangan
untuk belajar, tidak memiliki penyakit komplikasi, bersedia untuk
menjadi responden penelitian.
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan formula
penentuan jumlah sampel yang dikemukakan oleh Notoatmojo (2005).

4.5 Teknik Pengumpulan Data


Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
didasarkan pada tinjauan pustaka. Kuesioner ini terdiri dari 2 bagian,
yaitu data demografi dan data tingkat kesiapan pasien menghadapi
pemulangan.

4.6 Kuesioner

10
4.6.1 data demografi
terdiri dari jenis kelamin, usia, status pernikahan, suku
bangsa,pendidikan terakhir, pekerjaan, diagnosa penyakit,
pengalaman hospitalisasi, jenis obat yang diberikan saat
pasien pulang. Data demografi ini bertujuan untuk
mengetahui karakteristik responden dan mendeskripsikan
distribusi frekuensi dan presentase demografi responden.
4.6.2 data kesiapan pasien menghadapi pemulangan
kuesioner ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat
kesiapan pasien menghadapi pemulangan pre dan post
discharge planning, dengan menggunakan pernytaan
sebanyak 28 butir yang meliputi obat-obatan (1-6), tanda-
tanda bahaya (7-9), perawatan luka di rumah (10-14),
aktivitas di rumah (15-21), diet di rumah (22-27), perawatan
lanjutan (28).
Kuesioner penelitian ini berbentuk sekala likert dimana setiap
pernyataan akan diberi skor 1 hingga 4. Skor 4
mengindikasikan bahwa pasien sangat setuju dengan
pernyataan, skor 3 pasien setuju, skor 2 tidak setuju, dan skor
1 sangat tidak setuju
Total skor tertinggi dalam instrumen ini adalah 112
sedangkan skor terendah adalah 28.

4.7 Langkah-Langkah Pengumpulan Data


Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
4.7.1 Permohonan izin pelaksanaan penelitian didapatkan dari
institusi pendidikan (STIKEP PPNI JAWA BARAT)
4.7.2 Permohonan ijin yang diperoleh dikirim ke tempat penelitian
(RSUD CIBABAT CIMAHI)
4.7.3 Peneliti menghubungi perawat ruangan untuk
memperkenalkan calon responden kepada peneliti setelah
mendapat ijin dari pihak RSUD CIBABAT CIMAHI
4.7.4 Peneliti menjelaskan kepada calon responden mengenai
tujuan, manfaat penelitian, dan prosedur pengumpulan data.

11
4.7.5 Peneliti meminta calon responden menandatangani informed
consent sebagai bentuk persetujuan bersedia menjadi
responden.

4.7.6 Pada awal penelitian, peneliti mengukur tingkat kesiapan


pasien menghadapi pemulangan dengan membacakan
pernyataan-pernyataan yang terdapat di dalam kuesioner
untuk dijawab oleh responden. Kemudian peneliti melakukan
pengkajian, setelah itu peneliti melakukan perencanaan
bersama-sama dengan responden dan keluarga.

4.7.7 Pada pertemuan selanjutnya peneliti melakukan


penatalaksanaan yaitu mengadakan sesi pengajaran dengan
responden dan keluarga tentang : obat-obatan, tanda-tanda
bahaya, perawatan di rumah, aktuvitas di rumah, diet di
rumah dan perawatan lanjutan

4.7.8 Pada pertemuan selanjutnya peneliti melakukan evaluasi


dengan mengukur tingkat kesiapan pasien menghadapi
pemulangan dengan membacakan kembali pernyataan yang
terdapat di dalam kuesioner untuk dijawab responden (post
test)

4.7.9 Peneliti mengolah/menganalisa data yang telah terkumpul

BAB VI

KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan

Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang


menggunakan cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian

12
tubuh yang akan di tangani . Tindakan operasi atau pembedahan
merupakan pengalaman sulit bagi hampir semua pasien

Sebelum pemulangan pasien dan keluarganya haus mengetahui


bagaimana manajemen pemberian perawatan di rumah. Ketidaksiapan
pasien menghadapi pemulangan juga dapat terjadi karena pasien terlalu
cepat dipulangkan sehingga hal ini juga beresiko terhadap terjadinya
komplikasi pasca bedah.

Kesuksesan tindakan discharge planing menjamin pasien mampu


melakukan tindakan perawatan lanjutan yang aman dan realistis setelah
meninggalkan rumah sakit ( Hou,2001 dalam Perry & Potter,2006).

DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perri (2006). Fundamental Keperawatan, edisi ke-4. Jakarta: EGC.

Hidayat, A. A. A. (2009). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba


Medika

13
Hidayat, A. A. A. (2010). Metode Penelitian Paradigma Kuantitatif.
Surabaya: Healt Books Publishing Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Diakses 22 Januari 2015.

Notoadmojo, S. Dr. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta

Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan metodologi Penelitian ilmu


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

14

Anda mungkin juga menyukai