TIPE II
1. DATA PASIEN
A. Data Pasien ;
Nama : Ny. L
Umur : 75 Tahun
Alamat : Tanjung Ular
Diagnosa Medis : Diabetes Melitus Tipe II
2. Riwayat Kesehatan
A. Keluhan Utama:
Pasien menyatakan badannya terasa lemas dan ada mendapat luka pada kaki
sebelah kiri terasa nyeri pasien mempunyai riwayat past op lafaratomi.
C. Riwayat Kesehatan Dahulu:
3. Pengkajian Fisik;
A. Sistem Kardiovaskular:
Palpasi : Nadi 80x/menit, nadi kuat, akral teraba hangat, CRT < 3 detik.
B. Sistem Pernafasan;
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya benjolan, tekril
tremirus getarannya sama kiri dan kanan.
C. Sistem Persarafan
D. Sistem Pencernaan;
E. Sistem Imunitas
Klien mengatakan riwayat imunisasi lengkap, tidak memiliki alergi obat ataupun
makanan, suhu 36,2oc.
F. Sistem Penginderaan
1.Sistem pendengaran;
Inspeksi : Bentuk dan ukuran telinga normal, simetris, tidak menggunakan alat
bantu pendengaran, telinga tampak bersih.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan dan benjolan.
2.Indera Penciuman;
Inspeksi : Warna kulit normal, hidung tampak bersih, tidak terdapat tanda-
tanda sumbatan atau infeksi.
Palpasi :Kekuatan hembusan nafas kanan dan kiri sama, tidak ada nyeri
tekana.
3.Indera Perasa;
Inspeksi : Mukosa bibir tampak kering, bibir tidak pucat, tidak ada lesi ataupun
steroktitis, tidak ada tanda-tanda radang gusi.
4.Indera Peraba;
Inspeksi : Suhu 36,2oc, kulit berwarna sawo matang, terdapat edema pada lutut,
kondisi kulit baik.
Palpasi : Dapat merasakan nyeri dan tekanan.
5.Sistem Pengelihatan;
Inspeksi : Konjungtiva tampak tidak anemis, gerakan bola mata normal, sklera
bagus, ketajaman penglihatan bagus.
Palpasi :Tidak dapat pembengkakan dan nyeri tekan.
6.Sistem Integumen;
Inspeksi :Keadaan kulit bersih berwarna sawo matang, terdapat luka sayatan
operasi pada bagian perut dengan 5 cm, tidak ada radang, tidak
ada tanda pendarahan, terdapat infus cimini x 20 tpm ditangan
kanan.
Palpasi : Ada nyeri tekan pada daerah luka, CRT < 3 detik.
H. Sistem Endokrin
4. Pengkajian Psikososial.
2. Kemampuan berkomunikasi klien kurang baik karena nyeri menelan dan sulit
berbicara
5. Pemeriksaan Diagnostik.
6. Analisis Masalah.
Q: Kaki kiri
R: Nyeri menggangu
S: 3 -4
T: Hilang timbul
7. Masalah Keperawatan.
1) Resiko ketidakstabilan kadar gula berhubungan dengan desfungsi pankreas
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
3) Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan reuropati penfen
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilisasi
8. Recana Keperawatan.
Per operasi
2). Terapeutik
- Berikan asupan cairan
normal.
3). Edukasi
- Anjurkan menitor
kadar glukosa darah
secara mandiri.
- Anjurkan eputihan
terhadap det dan
olahraganya.
4). Kolaborasi
- Kelaborasi pemberian
insulin
- Kelaborasi pemberian
cairan IV.
2 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan A. Manajemen nyeri
berhubungan dengan keperawatan 2x24 jam, 1). Observasi
agen pencedera fisik. Diharapkan tingkat nyeri - Identifikasi lokasi,
menurun dengan kriteria karakteristik, durasi,
hasil: frekuensi, kualitas,
- Keluhan nyeri integritas nyeri.
menurun - Identifikasi respon
- Pada nafas membaik nyeri nonverkal.
- Tekanan darah 2). Terapeutik
membaik - Berikan teknik
renfarmakalogis untuk
mengurangi rasa nyeri
3). Edukasi
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk menguerangi
rasa nyeri
4). Kolaborasi
- Kelaborasi pemberian
analgetik.
3 Gangguan integritas Setelah dilakukan tindakan A.Perawatan luka
jaringan neuropati keperawatan 2x24 jam, 1). Observasi.
penifer diharapkan tingkat integritas - Monitor karaktenstik
jaringan meningkat Dengan luka
kriteria hasil: 2). Terapeutik.
- Kerusaan integritas - Lepaskan baluran dan
jaringan menurun plaster secara
- kerusakan lapisan perlahan
kulit menurun - Bersihkan dengan
- Tekstur kulit cairan NaCl atau
membaik. pembersihan
nontoksik
- Mempertahankan
teknik steril saat
perawatan luka.
3). Edukasi.
- Mengajarkan
prosedur perawatan
luka secara mandiri.
4). Kolaborasi.
- Kelaborasi
pembenaan antibiotik.
4. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan A. Manajemen energi
berhubungan dengan keperawatan 2x24 jam, 1). Observasi
imobilisasi. diharapkan tingkat toleransi - Monitor lokasi dan
aktivitas meningkat, dengan ketidaknyamanan
kriteria hasil : selama melakukan
- Frekuensi nadi aktivitas.
meningkat. 2). Terapeutik.
- Kekuatan tubuh - Fasilitasi duduk disisi
bagian bawah tempat tidur.
meningkat 3). Edukasi.
- Saturasi oksigen - Anjuran melakukan
meningkat. aktivitas secara
bertahap.