S DENGAN MASALAH
LAPORAN HIPOVOLEMIA PADA GANGGUAN HEMATEMESIS,
ANEMIA GRAVIS, KASRSIOMA NASOFARING, PNEMONIA DI
RUANG ABIMANYU RSUD JOMBANG
DI SUSUN OLEH :
KHAMIDATUL ISTIKANAH
(7121010)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadiran Allah SWT, atas rahmat dan karunia nya
sehingga saya dapat melaksanaan Amanah dan tanggung jawab yang beliau
berikan selama ini. Dengan tersesaikan laporan pendahuruan PK 1 ini di
RSUD Jombang, dan tak lupa kami turut menyampaikan ucapan terima
kasih kepada ;
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan dari banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan
kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan.
2
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
1.1 Definisi
1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit
1.3 Masalah kebutuhan cairan
1.4 Tanda dan gejala kekurangan cairan
1.5 Pathway
2.1 Pengkajian
2.2 Diagnosa keperawatan
2.3 Intervensi keperawatan
2.4 Implementasi keperawatan
2.5 Evaluasi
Daftar Pustaka
3
BAB 1
KONSEP KDM
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
1.1 Definisi
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan
zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang
menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion
jika berada dalam larutan (Abdul 2008).
4
f. Membantu pencernaan
g. Membantu pernafasan
h. Melindungi gerakan pada sendi dan otot.
i. Pemulihan penyakit.
5
Stress dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi
darah dan glikosis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi
sodium dan air.
5. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal, dan
jantung, gangguan hormon akan mengganggu keseimbangan cairan.
(Tarwoto dan Wartonah,2010).akan mengganggu keseimbangan
cairan. (Tarwoto dan Wartonah,2010).
6
-2,097 + (0,1069 x tinggi dalam cm) + (0,2466 x berat dalam
kg) = berat total tubuh (TBW) dalam liter
3. Kebutuhan cairan anak menurut IDAI Anak usia 1 tahun
memiliki volume air 65 – 80% dari total berat badannya.
Persentase ini akan berkurang seiring bertambahnya usia,
menjadi 55 – 60% pada usia remaja. Cairan diperlukan untuk
menjaga metabolisme tubuh, memperbaiki sistem pencernaan,
membantu fungsi sel, mengatur suhu tubuh, pelarutan berbagai
reaksi biokimia, pelumas, dan pengaturan komposisi elektrolit.
Kebutuhan cairan berbeda pada setiap usia, jenis kelamin, massa
otot, dan lemak tubuh. Diperkirakan:
Bayi usia 0 – 6 bulan memerlukan cairan 700 mL/hari
Bayi 7 – 12 bulan memerlukan cairan 800 mL/hari
Anak 1 – 3 tahun memerlukan 1300 mL/hari
Anak 4 – 8 tahun memerlukan 1700 mL/hari
Anak 9 – 13 tahun memerlukan 2400 mL/hari pada laki –
laki dan 2100 mL/hari pada perempuan
Anak 14 – 18 tahun memerlukan 3300 mL/hari (laki – laki)
dan 2300 mL/hari untuk perempuan
Contoh soal:
Jawaban:
8
Dengan mengetahui sisa waktu pemberian infus, Anda akan dapat
mengantisipasi ketika cairan infus habis dan perlu diganti. Adapun
untuk mengetahui sisa waktu ini, Anda perlu mengetahui TPM infus,
faktor tetesnya, dan sisa volume cairan infus itu sendiri. Setelah itu,
lakukan perhitungan sisa waktu pemberian infus dengan rumus:
Contoh Soal:
Jawaban:
1. Makro
Tetesan per menit : (jumlah cairan x 20) / jumlah tetesan dalam menit x 60.
9
2. Mikro
Selang infus mikro adalah selang infus yang jumlah tetesannya lebih kecil
dari makro, biasanya terdapat besi kecil di selangnya dan biasanya
digunakan untuk bayi anak-anak dan pasien jantung dan ginjal. Rumus
untuk menghitung jumlah tetesan adalah sebagai berikut :
Jumlah tetesan / menit : jumlah cairan x 60 / lama infus x 60.
Sedangkan rumus lamanya cairan habis adalah
Lama waktu : jumlah cairan x 60 / jumlah tetesan dalam menit x 60.
10
2. Fungsi ginjal abnormal dengan penurunan ekstensi natrium dan
air.
3. Kelebihan pembelian cairan. Peningkatan penurunan tekanan
darah, nadi kuat, asisten, edema, sesak nafas, adanya rongki,
kulit lebat distensi Vena leher, dan frekuensi irama.
d. Gagal ginjal adalah kondisi ketika ginjal kehilangan kemampuan
untuk menyaring zat sisa dari darah dengan baik . Jika ginjal
kehilangan kemampuan untuk menyaring akan terjadi penumpukan
limbah dan zat kimia pada darah menjadi tidak seimbang.
e. Dehidrasi keluarnya banyak cairan tubuh yang membahayakan yang
disebabkan oleh penyakit, keringat berlebih, atau kurangnya asupan.
f. Efek samping obat dan prosedur seperti medikasi, pembedahan, dan
drain.
g. Gangguan mekanisme regulasi misalnya diabetes, sindrom ketidak
tepat sekresi hormon antidiuretik.
h. Muntah
i. Defisiensi volume cairan dan frekuensi endokrin.
11
b. Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas
otot temperatur lingkungan yang meningkat dan demam, dan
disebut insisible water loss ( iwl sekitar 15-20 mil 24 jam. )
3. Paru-paru
a. menghasilkan iws sekitar 400 per hari
b. Meningkatkan cairan yang hilang sebagai respon terhadap
perubahan
4. Gastrointestinal
a) dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal
setiap hari sekitar 100 - 200 ml
b) Perhitungan iwl secara keseluruhan adalah 10 - 15 cc per hari
dengan kenaikan 10% dari iwl pada setiap kenaikan suhu 1
cc
12
diubah menjadi ion h plus nilai normalnya sekitar 3,5 -5,5
meq/it
3. Kalsium
a) Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel konduksi
jantung, berpangkuan darah, serta pembentukan tulang dan
gigi
b) Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid
dan tiroid.
c) Hormon parattiroid mengabsorpsi kalsium melalui
gatrointestinal seleksi melalui ginjal.
4. Magnesium
a) Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel
sangat penting untuk aktivitas enzim neokremia dan
muskular excibility nilai normalnya sekitar 1,5 - 2,5 m eq
5. Chlorida
a) Terdapat pada ces dan cis normalnya sekitar 95-105 meq
b) Bilcarbonat
c) HCO3 adalah buffel kimia utama dalam tubuh dan terdapat
pada cairan ces dan cis.
d) Bikarbonat diatur oleh ginjal.
6. Fosfat
a) Merupakan anion buffel dalam cis dan ces
b) Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskuler
metabolisme karbohidrat dan peraturan asam basa.
c) Pengaturan oleh hormon parathyroid
1.3.4 Penatalaksanaan
1) Dialysis
Dialysis memperbaiki abnormalitas biokomia; menyebabkan cairan,
protein dan natrium dapat dikonsumsi secara bebas; menghilangkan
kecendrungan perdarahan dan membantu penyembuhan luka.
2) Koreksi hiperkalemi.
Mengendalikan kalium darah sangat penting karena dapat menimbulkan
kematian mendadak. Bila terjadi hiperkalemia, maka pengobatannya
adalah dengan mengurangi intake kalium, pemberian Na bikarbonat, dan
pemberian infuse glukosa.
3) Koreksi anemia.
Usaha pertama ditujukan untuk mengatasi faktor defisiensi, kemudian
mencari apakah ada perdarahan yang mungkin dapat diatasi.
4) Koreksi asidosis.
Pemberian asam melalui makanan dan obat-obatan harus dihindari.
Natrium bikarbonat dapat diberikan peroral atau parenteral. Pada
permulaan mEq natrium bikarbonat diberi intervensi perlahan-lahan,
jika diperlukan dapat diulang.
5) Pengendalian hipertensi.
14
Pemberian obat beta bloker, alpa metildopa, dan vasodilator dilakukan.
1.4 Pathways
15
BAB 2
2. 1 PENGKAJIAN
a) Identitas pasien
kekurangan cairan biasanya sering terjadi pada bayi dan balita usia
( 0- 5 tahun ) di karenakan kebutuhan air pada bayi lebih besar dari
pada usia anak sekolah, biasanya factor yang mempengaruhi
kehilangan cairan pada bayi disebabkan oleh asupan ASI yang
kurang dan linkungannya
b) Keluhan utama
Pasien mengeluh mual dan muntah, nafsu makan, menurun,
kelelahan, penurunan berat badan suhu tubuh meningkat
c) Riwayat penyakit sekarang
16
Gangguan kekurangan cairan yang di sebabkan oleh kekurangan
cairan atau kelebihan cairan
d) Riwayat penyakit dahulu
Data yang diperoleh dari pasien, apakah mempunyai penyakit
dimasa lalu.
e) Riwayat penyakit keluarga
Mengkaji riwayat penyakit keluarga untuk mengetahui apakah
keluarga ada yang memiliki Riwayat penyakit menurun atau
menular.
a. Pola Persepsi
Pola Persepsi, menggambarkan Persepsi Klien terhadap Penyakitnya
tentang Pengetahuan dan Penatalaksanaan kekurangan cairan aktif
dan kelebihan cairan
b. Pola nutrisi
Kemampuan Pasien dalam mengonsumsi makanan mengalami
penurunan akibat nafsu Makan Yang Kurang Karena mual, Muntah
Saat makan hanya sedikit bahkan tidak makan sama sekali
c. Pola eliminasi
Eliminasi alvi klien tidak dapat mengalami konstipasi oleh karna
tisah basing lama. Sedangkan eliminasa urin mengalami gangguan
karena ada organisme yang masuk sehingga urine tidak lancar.
d. pola aktivitas
Penderita Sering mengalami Susah tidur, letih, lemah, Karna nyeri
yang dialami.
e. pola kebersihan diri
Kebiasaan Pasien dalam Pemeliharaan badan dalam Sehari-hari
mulai dari mandi, Keramas, membersihkan kuku, membersihkan
gigi
f. pola psikososial
17
Pola Komunikasi Pasien dengan Keluarga /orang lain
g. data spiritual
Ketaatan dalam beribadah, Keyakinan terhadap sehat sakit,
keyakinan terhadap Penyembuhan
h. Pola istirahat tidur
Kebiasaan tidur pasien dan masalah yang dialami.
i. Pola kognitif dan perseptif
Kaji status mental pasien, kemampuan bicara, ansietas, pendengaran
dan penglihatan.
j. Pola peran hubungan
Kaji pekerjaan pasien, sistem pendukung, ada/tidaknya masalah
keluarga berkenaan dengan masalah di rumah sakit.
k. Pola seksualitas/reproduksi
Kaji adanya masalah seksualitas pasien.
l. Pola kopong dan toleransi stress
Keadaan emosi pasien, hal yang dilakukan jika ada masalah.
19
Definisi : penurunan volume cairan intravascular, interstisial dan
intraselular
Penyebab
1. Kehilangan cairan aktif
2. Kegagalan mekanisme regulasi
3. Peningkatan permeabilitas kapiler
4. Kekurangan intake cairan
5. Evaporasi
Objektif :
1) Frekuensi nadi meningkat
2) Nadi teraba lemah
3) Tekanan darah menurun
4) Tekanan Nadi menyempit
5) Turgor kulit menyempit
6) Membran mukosa kering
7) Voluem urin menurun
8) Hemtokrit meningkat
Objektif :
1) Pengisian vena menurun
20
2) Status mental berubah
3) Suhu tubuh meningkat
4) Konsentrasi urin meningkat
5) Berat badan turun tiba-tiba
Kondisi Klinis Terkait
1) Penyakit Addison
2) Trauma/pendarahan
3) Luika bakar
4) AIDS
5) Penyakit Crohn
6) Muntah
7) Diare
8) Kolitis ulseratif
9) Hipoalbuminemia Penyebab
21
h) Berat badan membaik
i) Mata cekung membaik
j) Tekanan arteri rata-rata membaik
k) Konfusi menurun
l) Asisten menurun
m) Edema menurun
n) Keluaran urine meningkat
o) Dehidrasi menurun
Intervensi Keperawatan
Tindakan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
22
2. Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. glukosa 2,5%, NaCl
0,4%)
3. Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin, plasmanate)
4. Kolaborasi pemberian produk darah
2.4 Implementasi
Implementasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dengan status kesehatan baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Tujuan dari
pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang
mencangkup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penelitian kesehatan
1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan
nadi menyempit,turgor kulit menurun, membrane mukosa kering,
volume urine menurun, hematokrit meningkat, haus dan lemah)
2. Monitor intake dan output cairan
3. Hitung kebutuhan cairan
4. Berikan posisi modified trendelenburg
5. Berikan asupan cairan oral
6. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
7. Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
8. Kolaborasi pemberian cairan IV issotonis (mis. cairan NaCl, RL)
9. Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. glukosa 2,5%,
NaCl 0,4%)
10. Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin, plasmanate)
11. Kolaborasi pemberian produk darah
23
2.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
Keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa
Keperawatan, rencana tindakan, dan Pelaksanaannya sudah berhasil
dicapai Dengan format evaluasi keperawatan adalah menggunakan
soap (subjective,adjective, analisis paining.)
S : pernyataan atau keluhan diutarakan oleh pasien.
O: data yang didapat dari observasi perawat.
A: masalah keperawatan yang akan dialami oleh pasien.
P: rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis.
Berdasarkan kriteria hasil dalam perencanaan keperawatan di atas
adalah asupan cairan meningkat, Tekanan dalam membaik, Suhu
membaik, Nadi membaik.
NIM : 7121010
Ruangan : Abimanyu
PENGKAJIAN
24
I. BIODATA
Nama : TN. S
Umur : 54 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Nomor Register : 54 46 20
Keluarga pasien mengatakan pasien muntah darah secara tiba tiba dan terasa
lemas.
25
sedikit sadar dan di pindah ke ruang Abimanyu. Setelah di pindah di
Abimanyu, pasien terpasang kateter, NGT, infus NaCL 2 tpm, O2 masker
dan terpasang trakeastomi. Pada saat Pengkajian tanggal 20 Juli 2022, jam
17.15 WIB, pasien masih mengalami penurunan kesadaran, pasien masih
terpasang infus NaCL 2 tpm di tangan sebelah kiri dan kanan dan terpasang
kateter, terpasang NGT, TTVnya TD 80/60 mmHg, suhu 38,5°c, RR
28×/menit, spo² 70 %, nadi 60 ×/menit.
1) Pola tidur/istirahat :
Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien tidur siang 2-3
jam dan tidur malam 8 – 9 jam kualitas tidur nyenyak.
Saat sakit : Keluarga Pasien Mengatakan Pasien tidur siang 1- 2
jam, tidur malam 6 –7 jam dan sedikit terganggu karena lingkungan
ramai.
2) Pola Eliminasi :
Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien BAB 1 x sehari
warna kuning, keras. BAK Pasien BAK 3-6/ perhari warna kuning
jernih
Saat sakit : Keluarga Pasien Mengatakan pasien BAB Pasien BAB
2X sehari dengan konsistensi lembek berwana coklat berbau khas,
26
kira kira sekitar 500 cc BAK : terpasang kateter dengan urine
tamping 500cc/ sekitar 6 jam dengan kuwalitas kuning pekat
bercampur dengan darah.
3) Pola makan/minum :
Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien makan 2x
sehari, makan bubur cair porsi sedang , sayur sop, buah buahan
seperti apel, ikan yang mengandung protein yang diharuskan.
Saat sakit : Keluarga Pasien Mengatakan Pasien terpasang NGT,
hanya minum susu sonde dan air putih melalui NGT susu 6x200cc/
hari dan air putih 200cc/hari.
4) Pola Kebersihan diri :
Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien biasanya mandi
2- 3x dalam sehari dan mengosok gigi 2x, keramas 1minggu sekali .
Saat sakit : keluarga pasien mengatakan pasien dirumah sakit di
sekah 2x sehari.
I. Pemeriksaan fisik
A. Keadaan umum
lelah
B. Tanda-tanda vital
-Tekanan darah: 80/60mmHg
-Nadi: 60x/ menit
28
-RR: 28x/ menit
-Suhu: 38,5˚C
-Spo2: 70%
C. Pemeriksaan kepala dan leher
Kepala
Inspeksi : warna rambut hitam sedikit beruban, ada lesi dikepala
sebelah kanan.
Palpasi : tidak terdapat benjolan
Leher
Inspeksi : leher terpasang trakeastomi
Palpasi : JVP flat tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
D. Mata
-Inspeksi: Bentuk mata simetris, tidak ada lesi, skelera putih
-Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
E. Hidung
-Inspeksi: Bentuk simetris, terpasang selang ngt lubang hidung
sebelah kiri, terpasang nya 10 lpm, tidak ada pernafasan cuping
hidung.
-Palpasi: Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
F. Telinga
-Inspeksi: Simetris, tidak ada kotoran, tidak ada lesi, tidak ada
serumen
-Palpasi: Tidak adaa nyeri tekan
G. Mulut
-Inspeksi: Bentuk simetris, tidak ada stomatis, mukosa bibir kering,
terdapat kotoran pada lidah, gigi tidak lengkap.
-Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
H. Integumen
-Inspeksi: Kulit berwarna sawo matang, tidak ada lesi, kulit pasien
bengkak pada bagian infus tangan kiri.
-Palpasi: Akral hangat, CRT kurang dari 3 detik, tidak ada nyeri
tekan turgo kulit menurun.
29
I. Thorak/dada
A. Paru-paru
Inspeksi : pergerakan dada kanan dan kiri simetris, pola napas
irreguler, terdapat tarikan intercostae
Palpasi : tidak terkaji karena pasien mengalami tidak bisa bicara
karena terpasang trakeastomi
Perkusi : terdengar sonor
Auskultasi : terdapat suara tambahan ronchi
B. Jantung
Inspeksi : tidak tampak fulfasi jantung
Palpasi : fulfasi jantung teraba
Perkusi : bunyi pekak
Auskultasi : bunyi S1, S2 tunggal lub dub
J. Abdomen
-Inspeksi: Abdomen bersih, tidak ada lesi, terdapat gejala asites
-Auskultasi: peristaltic 12x/ menit
-Perkusi: Timpani
-Palpasi: terdapat nyeri tekan pada abdomen bagian epigastrium
K. Kelamin dan daerah sekitarnya
Pasien terpasang kateter ukuran 16 – 18
L. Muskulokeletal
Tidak ada lesi pada ekstermitas atas kanan kiri dan bawah kanan kiri,
terpasannya infus di bagian tangan kiri dan kanan,
keterangan :
4 : mampu melakukan Gerakan normal, tapi tidak bisa melawan
tahanan maksimal pemeriksaaan.
5 : kekuatan normal
kekuatan otot
4 4
5 5
30
M. Neurlogi
Kesadaran Composmetis GCS ( Glasgow coma scale ) : E: 4, V: x,
M:6
Keterangan :
4 : membuka mata spotan
X: tak ada suara karena terpasangnya traskeotomi
6: pasien mengikuti perintah
X. Pemeriksaan penunjang
XI. Penataklasanaan/terapi
1. Inf. Nacl 3% 1x 24 jam dengan alat inffuspump (u/ mengatasi
mencegah kehilangan sodium yang di sebabkan dehidrasi,
keringat berlebih atau penyebab lainnya)
2. Inf nacl 0,9 20 tpm untuk mengatasi mencegah kehilangan
cairan .
3. Paracetamol 3×1 (300 mg) untuk mengatasi mengurangi suhu
tubuh .
Injeksi lansoprazol 2×1 (60 mg) untuk mengatasi kondisi untuk
meninggkatan asam lambung.
4. Lasmalin 3×1 (2,5 mg) u/ untuk mengatasi gangguan penafasan,
asma dan paru paru
5. O2 NRBM 10 PM (u/ mengalirkan oksigen kecepatan rendah
pada px
6. Transfusi darah prc ( packed red cells ) 2 kolf/hari
31
PERAWAT
(Khamidatul istikanah)
NIM : 7121010
32
Trombosit H 600 150-440 10^3/ul
Eosinofil L 0 2-4%
Basofil 0 0-1 %
Batang - 3-5 %
Segmen H 88 50-70 %
Limfosit L 9 25-40 %
Monosit 2 2-8 %
Imature granulocyte (IG) 0,3 3%
Neutroil absolute (ANC) H 19,58 2,5-7,0 10^3/ul
Limfosit absolute (ALC) 2,51 1,3-3,6 10^3/ul
NLR H 9,32 <3,13
Retikulosit 0,58 0,5-1,5 %
Ret-HE 33,4 >30,3 pg
Immature platelete (IPF) 1,7 1,1-6,1 %
kimia darah
Glukosa darah sewaktu LL 38 <200 mg/dl
Kreatinin L 0,58 0,60-1,10 mg/dl
Urea 25,0 13,0-43,0 mg/dl
33
ANALISA DATA
34
1. DS : Kehilangan cairan Hipovolemia
1. Keluarga pasien aktif
mengatakan pasien D.0023
muntah darah secara
tiba tiba.
2. Keluarga pasien
mengatakan pasien
merasa Lelah
3. Keluarga pasien
mengatakan pasien
merasa tangan
sebelah kiri bawah
bengkak dan perut
terasa kembung
DO :
1. Pasien tampak lemah
2. Kulit kering
Ttv ; td : 80/60 mmhg
N: 60x/ mnt rr: 28x/
mnt
S: 38,5x/ mnt spo2 ;
70 %
3. Gcs ; 4,x,6
4. Terpasangnya alat
infuspump dalam 24
jam.
5. Terpasangnya NGT
INTAKE
Infus : 1500cc
Ngt ; 200x6 ; 1200cc
Air : 200 cc
Jadi intakenya 2900 cc.
OUTPUT 35
2 DS :
1. Keluarga pasien Terpasang Risiko
mengatakan pasien trakeostomi dan Aspiransi
muntah darah secara penurunan refleks D 0006
tiba tiba, merasa muntah.
lemah.
2. Keluarga pasien
mengatakan pasien
mengunakan
trakeostomi
DO
1. Pasien tampak lemah
2. Mukosa bibir kering
3. Kulit kering
4. Gcs ; 4,x,6
5. Terpasangnya alat
infuspump dalam 24
jam.
6. Terpasangnya NGT
dan terpasang
trakeostomi
36
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN
PRIORITAS
Tanggal TTD
No Diagnosa Perawatan
Ditemukan Teratasi
37
38
DIAGNOSA
NO. TUJUAN KRITERIA / RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
STANDART
6. kolaborasi Memberikan
transfusi darah
40
41
CATATAN KEPERAWATAN
42
2800cc Intake 2900
cc – 2800 cc ; 100
3. Pasien bersedia
untuk diukur
tanda vitalnya
Td : 80/ 60
mmHg
N : 60x/ mnt
S : 38,5 °c
Spo ² : 70%
RR : 28 x/ mnt
4. Membantu
pasien
memberikan
susu sonde
melalui Ngt
dengan 200 cc
dan diberikan
air sekitar 20 cc
untuk membilas
selang ngt biar
tidak macet.
5. Memberikan
impuls NaCl
0,9 ,infus
menetes 20 tpm
dengan lancar.
6. Pasien
menerima
dengan baik
pemberian
transfusi darah
1 kantong.
1. Kehilangan
cairan melalui
43
21/07/22 1. 1) Memeriksa tanda kulit,
dan gejala mempunyai
14.15 hipovolemia penyakit gagal
2) Monitor intake dan ginjal, dan
output cairan pasien terjadi
3) Mengukur tanda- perdarahan
tanda vital pasien sehingga dapat
4) Mengajarkan
menimbulkan
pasien dan keluarga
syok
memberikan
hipovolemia.
makanan dan
minuman dengan
NGT 2. INTAKE
5) Memberikan cairan Infus : 1500cc
NaCl Ngt ; 200x6 ;
6) Memberikan 1200cc
transfusi darah pada Air : 200 cc
pasien Jadi intakenya
2900 cc
OUTPUT
Bab ; 500 cc
Urine ; 2000cc/
hari penapasan
dan keringat ;
300cc. Jadi
output nya
2800cc Intake
2900 cc – 2800
cc ; 100
3. Pasien bersedia
untuk diukur
tanda vitalnya
Td : 100/60
mmHg
N : 70x/ mnt
S : 36,5 °c
Spo ² : 88 %
RR : 26 x/ mnt
4. Membantu
pasien
memberikan
sonde melalui
Ngt dengan 200
44
cc dan air 20 cc
untuk membilas
selang biar
tidak macet.
5. Memberikan
impuls NaCl
0,9 ,infus
mentees 20 tpm
dengan lancar
6. Pasien
menerima
dengan baik
pemberian
transfusi darah
ke 2.
1) Kehilangan
cairan melalui
kulit,
mempunyai
1. 1. Memeriksa tanda penyakit gagal
22/07/22 dan gejala ginjal, dan
hipovolemia terjadi
08.26 2. Monitor intake dan perdarahan
output cairan pasien
sehingga dapat
3. Mengukur tanda-
menimbulkan
tanda vital pasien
syok
4. Mengajarkan
pasien dan keluarga hipovolemia.
memberikan 2) INTAKE
makanan dan Infus : 1500cc
minuman dengan Ngt ; 200x6 ;
NGT 1200cc
5. Memberikan cairan Air : 200 cc
NaCl Jadi intakenya
6. Memberikan 2900cc.
transfusi darah pada OUTPUT
pasien Bab ; 500 cc
Urine ; 2000cc/
hari penapasan
45
dan keringat ;
300cc. Jadi
output nya
2800cc Intake
2900 cc – 2800
cc ; 100
3) Pasien bersedia
untuk diukur
tanda vitalnya
Td : 110/70
mmHg
N : 90 x/ mnt
S : 36,5 °c
Spo ² : 96 %
RR : 24 x/ mnt
4) Pasien dan
keluarga
menerima
dengan baik
membantu
memberikan
sonde melalui
ngt dengan 200
cc dan air 20 cc
untuk membilas
selang ngt biar
tidak macet.
5) Memberikan
impuls NaCl
0,9 ,infus
menetes 20 tpm
dengan lancar.
6) Pasien
menerima
dengan baik
pemberian
transfusi darah
2 kantong.
46
47
CATATAN PERKEMBANGAN
48
Nama Klien : TN. S Dx. Medis : HEMATEMESIS
O: kesadaran composmentis
gcs : E : 4 V : x M : 6
Ttv :
rr ; 28 x/ mnt
P: intervensi 1,2,3,5,6,7, di
lanjutkan
49
21/07/22 14.15 1 Pasien terasa lemas mual
berkurang tetapi masih muntah
darah sedikit , dan bab dua kali
dengan konsistensi lembek
berwarna kuning kecoklatan.
O: kesadaran composmentis
gcs : E : 4 V : x M : 6
Ttv :
gcs : E : 4 V : x M : 6
Ttv :
rr ; 24 x/ mnt
P: intervensi di hentikan di
karenakan kondisinya membaik
dan di pindahkan di ruang
sadewa.
51
52