Anda di halaman 1dari 37

Cairan Tubuh

Manusia
Dian Permana, S.Si., M.Si
Cara Perpindahan Cairan Tubuh
• Difusi
Proses difusi dapat terjadi bila dua zat bercampur dalam sel membran.
Dalam tubuh,proses difusi air,elektrolit dan zal lain terjadi melalui membran kapiler
yang permeabel.
• Osmosis
Proses perpindahan zat/larutan dengan konsentrasi yang kurang pekat ke
larutan yang lebih pekat melalui membran semipermeabel. Solut adalah zat pelarut,
sedang solven adalah larutannya. Air merupakan solven, garam adalah solut.
• Transpor Aktif
Transpor aktif merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis.
Proses ini terutama untuk mempertahankan natrium dalam cairan intra dan ekstrasel.
PERGERAKAN CAIRAN DALAM TUBUH

OSMOSIS
Faktor yang Mempengaruhi Pengaturan Cairan
• Tekanan cairan
Proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan. Proses osmotik juga
menggunakan tekanan osmotik,yang merupakan kemampuan partikel pelarut untuk
menarik larutan melalui membran.

• Membran Semipermiabel
Merupakan penyaring agar cairan yang bermolekul besar tidak tergabung. Membran
semipermiabel terdapat pada dinding kapiler pembuluh darah, yang terdapat di seluruh
tubuh sehingga melokul atau zat lain tidak berpindah ke jaringan.
Kebutuhan Cairan Tubuh Bagi Manusia

• Kategori persentase cairan tubuh berdasakan umur:

 Bayi baru lahir 75% dari total bb.


 Pria dewasa 57% dari total bb.
 Wanita dewasa 55% dari total bb.
 Dewasa tua 45% dari total bb.
Kebutuhan Air Berdasarkan Umur dan Berat Badan:

Umur Jlh air dalam 24 jam Ml/kg berat badan


3 hari 250-300 80-100
1 tahun 1150-1300 120-135
2 tahun 1350-1500 115-125
4 tahun 1600-1800 100-110
10 tahun 2000-2500 70-85
14 tahun 2200-2700 50-60
18 tahun 2200-2700 40-50
Dewasa 2400-2600 20-30
JENIS CAIRAN
Cairan Nutrien
• Pasien yang istirahat di tempat tidur memerlukan 450
kalori setiap harinya. Kalori yang terdapat dalam cairan
nutrien dapat berkisar antara 200-1500 kalori per liter.
• Cairan nutrien terdiri atas:
1. Karbohidrat dan air, (dextrose/glukosa), levulose.
2. Asam amino, contoh: amigen, aminosol, travamin.
3. Lemak, contoh: lipomul dan liposyn.
Blood Volume Expanders
• Blood Volume Expanders merupakan bagian dari jenis cairan
yang berfungsi meningkatkan volume pembuluh darah setelah
kehilangan darah atau plasma.

• Jenis Blood Volume Expanders antara lain: human serum


albumin dan dextran dengan konsentrasi yang berbeda.
MASALAH KEBUTUHAN CAIRAN
Hipovolume atau Dehidrasi.
Ada tiga macam kekurangan volume cairan eksternal:
1. Dehidrasi isotonik, terjadi jika tubuh kehilangan sejumlah
cairan dan elektrolit secara seimbang.
2. Dehidrasi hipertonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih
banyak air dari pada elektrolit.
3. Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih
banyak elektrolit daripada air.
Macam dehidrasi berdasarkan derajatnya:

Dehidrasi Berat, dengan ciri-ciri :


a. Pengeluaran/kehilangan cairan sebanyak 4-6 lt.
b. Serum natrium mencapai 259-166 mEq/lt.
c. Hipotensi.
d. Turgor kulit buruk.
e. Oliguria.
f. Nadi dan pernapasan meningkat.
g. Kehilangan cairan mencapai lebih 10% BB.
• Dehidrasi Sedang, dengan ciri-ciri :
a. Kehilangan cairan 2-4 lt atau antara 5-10% BB.
b. Serum natrium mencapai 152-158 mEq/lt.
c. Mata cekung.

• Dehidrasi Ringan, dengan ciri-ciri, kehilangan cairan


mencapai 5% BB atau 1,5-2 lt.
Hipervolume atau Overhidrasi
• Terdapat dua manifestasi yang ditimbukan akibat kelebihan
cairan, yaitu hipervolume (peningkatan volume tekanan darah)
dan edema (kelebihan cairan pada interstisial).
• Beberapa jenis edema:
 Pitting edema = edema perifer
 Nonpitting edema
 Edema anasarka  edema paru
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan cairan dan elektrolit
• Usia
• Temperatur
• Diet
• Stress
• Sakit
Asuhan Keperawatan pada Masalah
Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

A. Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
2. Faktor yang berhubungan
3. Pengkajian Fisik
4. Pemeriksaan Lab atau diagnostik lainnya.
B. Diagnosis Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan:


• Pengeluaran urine secara berlebihan akibat penyakit
diabetes mellitus atau lainnya
• Peningkatan permeabilitas kapiler dan hilangnya evaporasi
pada pasien luka bakar atau meningkatnya kecepatan
metabolisme
• Pengeluaran cairan secara berlebihan.
• Asupan cairan yang tidak adekuat.
• perdarahan
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan:
• Penurunan mekanisme regulator akibat kelainan pada
ginjal.
• Penurunan curah jantung akibat penyakit jantung
• Gangguan aliran balik vena akibat penyakit vaskuler
perifer atau trombus.
• Retensi natrium dan air akibat terapi kortikosteroid.
• Tekanan osmotik koloid yang rendah.
C. Perencanaan Keperawatan

Tujuan:
• Mempertahankan volume cairan dalam keadaan seimbang.
Rencana Tindakan:
1. Monitor jumlah asupan dan pengeluaran cairan serta
perubahan status keseimbangan cairan.
2. Pertahankan keseimbangan cairan: (bila kekurangan
cairan, lakukan…? Bila. kelebihan cairan, lakukan…?)
3. Lakukan mobilisasi melalui pengaturan posisi
4. Anjurkan cara mempertahankan keseimbangan cairan.
D. Pelaksanaan (tindakan) Keperawatan

1. Pemberian cairan melalui infus (alat dan bahan,


prosedur kerja, serta cara menghitung jumlah tetesan
infus).
2. Tranfusi darah (alat dan bahan, prosedur kerja).
E. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi terhadap gangguan kebutuhan cairan dan


elektrolit secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam mempertahankan keseimbangan cairan
dan elektrolit dengan ditunjukkan oleh adanya
keseimbangan antara jumlah asupan dan pengeluaran,
nilai elektrolit dalam batas normal, berat badan sesuai
dengan tinggi badan atau tidak ada penurunan, turgor kulit
baik, tidak terjadi edema, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai