1. Air adalah pelarut; yaitu, banyak zat (disebut zat terlarut) dapat larut
dalam air. Nutrisi seperti glukosa dilarutkan dalam plasma darah untuk
diangkut ke seluruh sel tubuh. Indera pengecap bergantung pada
kemampuan pelarut air liur; makanan terlarut merangsang reseptor di
perasa. Ekskresi limbah produk metabolisma dimungkinkan karena
dilarutkan air kencing.
2. Air merupakan pelumas, dimana mencegah terjadinya gesekan
permukaan dan pergerakan. Di saluran pencernaan, menelan
tergantung pada keberadaan air liur, dan lendir adalah cairan licin
yang memungkinkan terjadinya perjalanan lancar makanan melalui
usus. Cairan sinovial di dalam rongga sendi mencegah gesekan saat
tulang bergerak.
3. Air mengubah suhu secara perlahan. Air memiliki ketinggian
kapasitas panas, yang artinya akan menyerap banyak panas sebelum
suhunya naik secara signifikan, atau harus kehilangan banyak panas
sebelum suhunya turun secara signifikan. Ini salah satunya faktor-
faktor yang membantu tubuh mempertahankan suhu konstan. Air juga
memiliki kalor penguapan yang tinggi, yang penting untuk proses
berkeringat. Panas tubuh yang berlebihan menguapkan keringat pada
permukaan kulit, dan karena panas penguapan air yang tinggi, banyak
panas dapat dilepaskan dengan kehilangan sejumlah kecil air.
Semua air di dalam tubuh terus bergerak, tetapi air diberi nama secara
spesifik sesuai lokasi tubuh, yang disebut kompartemen (Gb 1). Komposisi
cairan tubuh dibedakan :
a. Cairan intraseluler (ICF) —air di dalam sel; sekitar 65% dari total air
tubuh
b. Cairan ekstraseluler (ECF) —semua sisa air di dalam tubuh; sekitar
35% dari total. Lebih spesifik kompartemen cairan ekstraseluler
meliputi:
a. Plasma — air ditemukan di pembuluh darah
b. Limfatik — air yang ditemukan di pembuluh limfatik (getah
bening)
c. Cairan jaringan atau cairan interstisial — air ditemukan di ruang
kecil antar sel
d. Cairan khusus — cairan sinovial, serebrospinal, aqueous
humor di mata, dan lain-lain.
Sumber Jumlah
Air minum 1.500 – 2.000 ml/hari
Air dalam makanan 700 ml/hari
Air dari hasil metabolisme tubuh 200 ml/hari
Jumlah 2.400 – 2.900 ml/hari
Secara skematis Jenis dan jumlah cairan tubuh dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar : Skema jenis dan jumlah cairan tubuh
Keterangan :
- Untuk laki-laki dengan berat badan 70 Kg
Sebenarnya ada kompartemen CES lain, yaitu : limfe & cairan
transeluler. Cairan transelular hanya 1-2 % BB, meliputi cairan
sinovial, pleura, intraokuler, dll.
Tabel : Nilai Rata-Rata Cairan Ekstraseluler (CES) Dan Cairan Intraseluler
(CIS)
Pada Dewasa Normal Terhadap BB
Usia (Tahun) CES (% BERAT CIS (% BERAT
BADAN) BADAN)
Pria :
1. 20-39 tahun 26,7 33,9
2. 40-59 tahun 23,3 31,4
3. > 59 tahun 25,3 26,2
Wanita :
1. 20-39 tahun 25,1 25,1
2. 40-59 tahun 23,3 23,4
3. > 59 tahun 23,9 21,6
3. Fungsi cairan
1) Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel
2) Mengeluarkan buangan-buangan sel
3) Membantu dalam metabolisme sel
4) Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit
5) Membantu memelihara suhu tubuh
6) Membantu pencernaan
7) Mempemudah eliminasi
8) Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim, sel darah putih, sel darah
merah)
4. Keseimbangan cairan
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake atau masukan cairan
dan pengeluaran cairan. Pemasukan cairan berasal dari minuman dan
makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara 1.800-2.500ml/hari. Sekitar
1.200 ml berasal dari minuman dan 1.000 ml dari makanan.
Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalam bentuk urin 1.200-
1.500 ml/hari, feses 100 ml, paru-paru 300-500 ml dan kulit 600-800 ml.
a. Difusi
Difusi didefinisikan sebagai kecenderungan alami dari suatu substansi
untuk bergerak dari suatu area dengan konsentrasi yang lebih tinggi ke area
dengan konsentrasi yang lebih rendah. Difusi terjadi melalui perpindahan
tidak teratur (random) dari ion dan molekul. Suatu contoh difusi adalah
pertukaran oksigen dan karbondioksida antara kapiler dan alveoli. Proses
difusi dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar : Proses Difusi O2 dan CO2
(a) Bila partikel tersebut cukup kecil untuk melewati pori-pori protein
(misal air dan urea), maka akan terjadi difusi sederhana
(b) Bila partikel tersebut larut dalam lemak (misal oksigen dan
karbondioksida), maka akan terjadi difusi sederhana
(c) Partikel tidak larut lemak seperti glukosa harus berdifusi ke dalam sel
melalui substansi pembawa, maka akan terjadi difusi dipermudah.
2) Faktor yang meningkatkan difusi:
(a) Peningkatan suhu
(b) Peningkatan konsentrasi partikel
(c) Penurunan ukuran atau berat molekul dari partikel
(d) Peningkatan area permukaan yang tersedia untuk difusi
(e) Penurunan jarak lintas di mana massa partikel harus berdifusi
b. Osmosis
Osmosis adalah perpindahan pelarut murni, seperti air, melalui
membran semipermeabel yang berpindah dari larutan yang memiliki
konsentrasi solut rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi solut tinggi.
Membran tersebut permeable terhadap zat pelarut, tetapi tidak permeable
terhadap solut (zat terlarut), yang berupa materi partikel. Kecepatan osmosis
tergantung pada konsentrasi solut di dalam larutan, suhu larutan, muatan
listrik solut, dan perbedaan antara tekanan osmosis yang dikeluarkan oleh
larutan. Konsentrasi larutan diukur dalam osmol, yang mencerminkan jumlah
substansi dalam larutan yang berbentuk molekul, ion atau keduanya. Dalam
osmosis ada tiga istilah penting, yaitu:
Tekanan : Tekanan dengan kekuatan untuk menarik air dan kekuatan ini
osmotik bergantung pada jumlah molekul di dalam larutan. Tekanan ini
diberikan melalui membran semipermiabel dan tekanan ini
tergantung kepada aktivitas solut yang dipisahkan oleh
membran.
Tekanan : Tekanan osmotik yang dihasilkan oleh protein (misal albumin),
onkotik tekanan onkotik akan menjaga cairan tetap berada di dalam
kompartemen intravaskuler.
Diuretik : Terjadi ketika terdapat peningkatan keluaran urine yang
osmotik diakibatkan oleh ekskresi substansi seperti glukosa, manitol,
atau agen kontras dalam urin.
Contoh osmosis adalah sebagai berikut:
c. Transpor aktif
Transport aktif memerlukan aktivitas metabolik dan pengeluaran energi
untuk menggerakkan berbagai materi guna menembus membran sel. Hal ini
memungkinkan sel menerima molekul yang lebih besar dari sel tersebut,
selain itu sel dapat menerima atau memindahkan molekul dari daerah
berkonsentrasi tinggi. Pada transport aktif, substansi dapat berpindah dari
larutan dengan konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Transport aktif
ditingkatkan oleh molekul pembawa (carrier molecule) yang berada di antara
sel, yang akan mengikat diri mereka sendiri dengan molekul yang masuk ke
dalam sel. Transport aktif merupakan mekanisme sel-sel yang mengabsorbsi
glukosa dan substansi-substansi lain untuk melakukan aktivitas metabolik.
Contoh transport aktif adalah pompa natrium dan kalium. Natrium dipompa
keluar dari sel dan kalium dipompa masuk ke dalam sel, melawan gradien
konsentrasi.
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :
1) Fase I :
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan
nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
2) Fase II :
Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel
3) Fase III :
4) Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan
interstitial masuk ke dalam sel pembuluh darah kapiler dan membran sel
yang merupakan membrane semipermiabel mampu memfilter tidak
semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah.
d. Filtrasi
Filtrasi merupakan suatu proses pemindahan air dari substansi yang
dapat larut secara bersamaan sebagai respon terhadap adanya tekanan
cairan. Proses ini berlangsung aktif di bantalan kapiler, tempat perbedaan
tekanan hidrostatik atau gradien yang menentukan perpindahan air, elektrolit,
dan substansi terlarut lain yang berada di antara cairan kapiler dan cairan
interstisiel. Perpindahan terjadi dari area dengan tekanan tinggi ke area
dengan tekanan rendah.
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang dihasilkan oleh suatu liquid di
dalam sebuah ruangan. Darah dan cairan arteri akan memasuki ruang
kapiler jika tekanan hidrostatik lebih tinggi dari tekanan interstisiel, sehingga
cairan dan solut berpindah dari kapiler menuju sel. Pada ujung bantalan vena
kapiler, cairan dan produk-produk sisa metabolisme berpindah dari sel
menuju kapiler , karena tekanan hidrostatiknya lebih kecil dari tekanan
interstisiel.
8. Pengaturan cairan
Air penting untuk kehidupan, orang dapat hidup beberapa minggu tanpa
makanan, tetapi hanya dapat hidup beberapa tanpa air. Air mempertahankan
volume darah, mengatur suhu, mengantarkan elektrolit dan nutrien ke dan
dari sel, dan merupakan bagian dari banyak reaksi biologis. Secara kimiawi,
air dan elektrolit bekerja sama untuk mempertahankan keseimbangan air.
Masukan air diatur melalui sensasi haus, air dan elektrolit secara terus-
menerus hilang dan diganti. Keseimbangan air diatur terutama oleh ginjal
yang berespon terhadap konsentrasi solut yang terdapat dalam cairan tubuh
yang telah disaring.
Pada kondisi normal, intake cairan mengimbangi kehilangan cairan.
Kondisi sakit keseimbangan cairan akan mengalami gangguan, sehingga
akan terjadi tubuh kekurangan cairan atau kelebihan cairan. Secara normal,
kehilangan cairan terjadi untuk mempertahankan fungsi tubuh. Kehilangan
cairan itu bisa melalui udara pernafasan, penguapan dari kulit, pengeluaran
dari ginjal sebanyak 500 ml, dan cairan yang dibutuhkan untuk
mengeluarkan sampah metabolik. Total pengeluaran perhari kira-kira 1300
ml perhari.
Kandungan air tubuh yang aktual tergantung dari variabel, seperti umur,
jenis kelamin, komposisi tubuh, dan proses penyakit. Orang dewasa terdiri
dari kira-kira 60 % air, bayi kira-kira 77 %. Wanita mempunyai kandungan
air yang sangat sedikit daripada pria karena jumlah lemak yang lebih banyak.
Terdapat hubungan terbalik antara air tubuh dan jaringan adipose (lemak),
makin banyak jaringan adipose, makin sedikit air tubuh. Banyak proses
penyakit mempengaruhi air tubuh, contohnya gagal ginjal, gagal jantung
kongestif, dan disfungsi gastrointestinal. Kondisi abnormal ini mempengaruhi
konsentrasi elektrolit yang terdapat dalam CIS dan CES dan menyebabkan
perpindahan cairan antar kompartemen.
Sejumlah mekanisme homeostatik bekerja tidak hanya untuk
mempertahankan konsentrasi elektrolit dan osmotik dari cairan tubuh, tetapi
juga volume cairan total tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit normal
adalah akibat dari keseimbangan dinamis antara makanan dan minuman
yang masuk dengan keseimbangan yang melibatkan sejumlah besar system
organ. Yang banyak berperan adalah ginjal, sistem kardiovaskuler, kelenjar
hipofise, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal dan paru-paru.
a. Ginjal
Ginjal merupakan pengendali utama terhadap kadar cairan dan elektrolit
tubuh. Total body water (TBW) dan konsentrasi elektrolit sangat
ditentukan oleh apa yang disimpan oleh ginjal. Ginjal sendiri diatur oleh
sejumlah hormon dalam menjalankan fungsinya. Fungsi utama ginjal
dalam mempertahankan keseimbangan cairan adalah:
1) Pengaturan volume dan osmolalitas CES melalui retensi dan ekskresi
selektif cairan tubuh.
2) Pengaturan kadar elektrolit dalam CES dengan retensi selektif
substansi yang dibutuhkan dan ekskresi selektif substansi yang tidak
dibutuhkan
3) Pengaturan pH CES melalui retensi ion-ion hidrogen
4) Ekskresi sampah metabolik dan substansi toksik,
Fungsi ginjal menurun seiring dengan bertambahnya umur.
b. Kardiovaskuler
Kerja pompa jantung mensirkulasi darah melalui ginjal di bawah tekanan
yang sesuai untuk menghasilkan urine. Kegagalan pompa jantung ini
mengganggu perfusi ginjal, sehingga akan mengganggu pengaturan air
dan elektrolit.
c. Paru-paru
Melalui ekshalasi, paru-paru membuang kira-kira 300 ml air setiap hari
pada orang dewasa normal. Kondisi-kondisi abnormal, seperti hiperpnea
(respirasi dalam yang abnormal) atau batuk yang terus menerus
meningkatkan kehilangan air, ventilasi mekanik dengan air yang
berlebihan menurunkan kehilangan air. Paru-paru mempunyai peran
penting dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa. Perubahan
pada proses penuaan yang normal menghasilkan penurunan fungsi
pernafasan, menyebabkan kesukaran dalam pengaturan pH pada
individu usia lanjut yang menderita penyakit gawat atau mengalami
trauma.
d. Kelenjar pituitari
Hipotalamus menghasilkan suatu substansi antidiuretik hormon (ADH),
yang disimpan dalam kelenjar pituitary posterior dan dilepaskan jika
diperlukan. Fungsi ADH termasuk mempertahankan tekanan osmotik sel
dengan mengendalikan retensi atau ekskresi air oleh ginjal dan dengan
mengatur volume darah.
e. Kelenjar adrenal
Aldosteron, suatu mineralkortikoid yang disekresikan oleh zona
glumerosa dari korteks adrenal. Peningkatan sekresi aldosteron
menyebabkan retensi natrium dan kehilangan kalium, sebaliknya
penurunan sekresi aldosteron menyebabkan kehilangan natrium dan air
serta retensi kalium.
f. Kelenjar parathyroid
Kelenjar parathyroid yang terletak di sudut kelenjar tiroid, mengatur
keseimbangan kalsium dan fosfat melalui hormon parathyroid (PTH).
PTH mempengaruhi resorpsi tulang, absorpsi kalsium dari usus halus,
dan resorpsi kalsiumdari tubulus ginjal.